Anda di halaman 1dari 2

 Penegakan Diagnosis Katarak

Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit
yang menyertai (contoh: diabetes melitus, hipertensi, cardiac anomalies). Penyakit seperti
diabetes militus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi secara
dini sehingga bisa dikontrol sebelum operasi (Ilyas, 2005).
Pada anamnesis, biasanya pasien dengan katarak akan dating denagn keluhan
penglihatan menurun secara perlahan seperti tertutup asap / kabut. Keluhan disertai denagn
ukuran kacamata bertambah, silau dan sulit membaca. Anamnesis tersebut juga didukung
dengan adanya factor risiko berupa:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Riwayat penyakit sistemik, seperti diabetes mellitus
c. Pemakaian tetes mata steroid secara rutin
d. Kebiasaan merokok dan pajanan sinar matahari
Pada pasien yang dicurigai katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk
mengetahui kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subkapsuler posterior
dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pada pasien katarak biasanya didapatkan visus yang
menurun dan tidak membaik dengan pemberian pinhole. Berikut adalah hal-hal yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan fisik (IDI, 2014):
a. Visus menurun yang tidak membaik dengan pinhole
b. Pemeriksaan shadow test positif
c. Terdapat kekeruhan lensa yang dapat dengan jelas dilihat denagn teknik
pemeriksaan jauh (dari jarak 30 cm) menggunakan oftalmoskop sehingga
didapatkan media keruh pada pupil. Teknik in akan lebih mudah dilakukan setelah
dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropikamid 0,5% atau dengan
memeriksa pasien pada ruangan gelap

Selain itu, pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan slit lamp.
Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva, dan kornea
dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat normal. Pada lensa pasien katarak,
didapatkan lensa keruh. Ada juga pemeriksaan-pemeriksaan lainnya seperti
biomikroskopi, stereoscopic fundus examination, pemeriksaan lapang pandang dan
pengukuran TIO (james, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
IDI. 2014. Panduan Praktik Klinis: Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.
Ilyas, S. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta.
James, B., Chew, C., Bron, A. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. 9th ed. Erlangga Medical
Series: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai