Anda di halaman 1dari 17

TENGGELAM

(DROWNING)
Definisi
• Kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan
masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan.
• Kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam
pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian
tubuh ke dalam cairan.
• Hampir tenggelam (near drowning): keadaan gangguan
fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak terjadi
kematian
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
• Pada peristiwa tenggelam (drowning )seluruh tubuh tidak harus tenggelam di
dalam air.

• Asalkan lubang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air maka hal itu
sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam.

• Maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut atau sungai tetapi
dapat juga terjadi di dalam westafel atau ember berisi air.

• Jumlah air yang dapat mematikan jika dihirup oleh paru- paru adalah sebanyak
2L untuk orang dewasa dan 30-40ml untuk bayi.
Saukko P, Knight B. Knight’s forensic pathology. 3rd ed. London: Edward Arnold; 2004
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
JENIS-JENIS TENGGELAM
• Cairan masuk ke dalam saluran
Wet Drowning pernapasan setelah korban tenggelam

• Cairan tidak masuk ke dalam saluran


Dry Drowning pernapasan,akibat spasme laring

Secondary • Timbul gejala beberapa hari setelah


korban tenggelam ( dan diangkat dari
drowning dalam air

• Korban tiba-tiba meninggal setelah


Immersion tenggelam dalam air dingin akibat
syndrome refleks vagal.

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
Perbedaan Tenggelam Dalam Air Tawar dan Air Asin

Air tawar Air Asin


Paru-paru besar
Paru-paru kecil dan berat
dan ringan
Paru-paru relatif
basah
Paru-paru
relatif kering
Bentuk paru-paru
Bentuk paru- besar
paru biasa
Paru-paru tampak
Paru-paru tampak biru keunguan
merah pucat

Krepitasi ada Krepitasi tidak ada

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
MEKANISME TENGGELAM PADA AIR TAWAR
• Air tawar bersifat hipotonis dibandingkan plasma
darah karena konsentrasi elektrolit dalam air tawar
lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah.
• air tawar masuk ke dalam paru-paru (alveoli) 
perpindahan air tawar di alveoli ke sistem vaskular 
hipervolemi Hemolisis Perubahan ion
kalium dan kalsium
Hemodilusi
Penurunan Fibrilasi
tekanan ventrikel
darah
KEMATIAN

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
MEKANISME TENGGELAM PADA AIR ASIN

• Air asin bersifat hipertonis, konsentrasi elektrolit


cairan air asin lebih tinggi daripada dalam darah
• Air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam
jaringan interstisial paru Edema paru
hemokonsentrasi

KEMATIAN
hipovolemik

Viskositas darah
meningkat

Payah jantung

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
KRITERIA DIAGNOSTIK

1. Menentukan identitas korban


• Pakaian dan benda-benda milik korban

• Warna dan distribusi rambut dan identitas lain


• Kelainan atau deformitas dan jaringan parut
• Sidik jari
• Pemeriksaan gigi
• Teknik identifikasi lain
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam

• Pemeriksaan diatom

• Membandingkan kadar elektrolit magnesium darah dari bilik jantung kiri dan kanan

• Benda asing dalam paru-paru dan saluran pernapasan mempunyai nilai yang

menentukan pada mayat yang terbenam selama beberapa waktu dan mulai

membusuk. Demikian pula dengan isi lambung dan usus

• Pada mayat segar, air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik dan kimia

sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam

• Pada beberapa kasus ditemukan kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan bahwa

korban sedang dalam keracunan alkohol pada saat masuk dalam air

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning

• Pada mayat yang segar, gambaran pasca mati dapat menunjukan tipe
drowning dan juga penyebab kematian lain seperti penyakit,keracunan,
atau kekerasan lain

4. faktor-faktor yang berperan dalam proses kematian

Misalnya alkohol,keracunan, obat-obatan

5. Tempat korban pertama kali tenggelam

6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
Saukko P, Knight B. Knight’s forensic pathology. 3rd ed. London:
Edward Arnold; 2004
PEMERIKSAAN LUAR

• Mayat dalam keadaan basah

• Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah

• Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan


atau bendungan

• Kutis anserina pada kulit terutama pada ekstermitas.

• Washer women’s hand

• Cadeveric spasme

• Semi ereksi pada genitalia pria

• Memar lidah atau bekas gigitan


Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
Washer woman’s hand

Cadaveric spasm

James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpson forensic


medicine. 13rd edition. London: Hodder Arnold: 2011

http://www.porbona.com/medical/forensic-medicinepost-mortem-changes/
PEMERIKSAAN DALAM

• Busa halus dan benda asing dalam saluran


pernapasan
• Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat,
sampai menutupi kandung jantung
• Paru-paru pucat disertai bercak merah
• Bendungan pada otak. Ginjal, dan limfa

• Lambung, usus halus dapat berisi air


Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan diatom
• Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru
mayat segar
• Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom
dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet atau sumsum
tulang paha
• Pemeriksaan destruksi ( digesti asam ) pada paru
• Pemeriksaan getah paru

Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
2. Pemeriksaan darah jantung

Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit pada


darah yang beerasal dari bilik jantung kiri dan bilik
jantung kanan

Bila tenggelam di air tawar berat jenis dan kadar


elektrolit dalam darah jantung kiri lebih rendah dari
jantung kanan

bila tenggelam di air asin terjadi sebaliknya


Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997
DIAGNOSIS TENGGELAM

 Bila mayat segar


• Pemeriksaan luar
• Pemeriksaan dalam
• Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi
jaringan dan berat jenis serta kadar elektrolit darah

Bila mayat sudah membusuk


• Diagnosis dibuat berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak
pada paru-paru.
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik. Edisi pertama. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997

Anda mungkin juga menyukai