Anda di halaman 1dari 8

F3

Penyuluhan Pemasangan KB Implan di Poli KIA Puskesmas Berbah

LATAR BELAKANG :

Menurut data terbaru Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka Kehamilan penduduk
perempuan usia 10-54 tahun adalah 4,8 persen, terdapat Kehamilan pada umur kurang 15 tahun
sebesar 38,6% dan kehamilan pada kelompok umur remaja (10-19 tahun) sebesar 25,2 persen.
Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilan melalui program keluarga berencana (KB) akan
mempengaruhi tingkat fertilitas di indonesia, maka pemerintah mencanangkan program keluarga
berencana untuk Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Keluarga Berencana juga bertujuan meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi. kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, mengunakan
alat/obat, atau dengan operasi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2019) memiliki


tujuan yang ingin dicapai yakni terciptanya penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan
penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan terwujudnya keluarga berkualitas dengan
mencapai sasaran strategis yakni menurunkan angka kelahiran total, meningkatkan prevalensi
kontrasepsi modern, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan peserta KB
aktif yang menggunakan metode kontasepsi jangka panjang (MKJP) dan menurunkan angka
putus kontrasepsi. Capaian indikator persentase peserta KB Aktif MKJP pada tahun 2018 telah
berhasil memenuhi target yang ditetapkan. Hampir sepertiga (27,74%) peserta KB di Jawa
Tengah sudah menggunakan kontrasepsi jangka panjang, (BKKBN, 2019)

PERMASALAHAN :

 Tingginya jumlah pertambahan penduduk yang ada di Pulau Jawa


 Banyaknya kehamilan pada usia < 15 tahun dan pada kelompok usia remaja (10-19
tahun)
 Banyaknya kehamilan beresiko pada usia tua atau jumlah anak yang lebih dari 3

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI :

Penyuluhan Pemasangan KB implan di lakukan saat pelayanan Poli KIA saat jam kerja
Puskesmas Berbah:
- Sasaran : ibu-ibu yang telah melahirkan anak pertama atau seterusnya
- Pukul : 09.00 – 11.30
- Tempat : Poli KIA Puskesmas Berbah

PELAKSANAAN :

Kegiatan dilakukan di Poli KIA Puskesmas Berbah pada hari Pelayanan dan pukul 09.00 sampai
pukul 11.30. Kegiatan dilaksanakan oleh dokter internship dan bidan puskesmas Berbah.
Kegiatan dilakukan sesuai protokol kesehatan yang berlaku dan dengan harapan pasien mengerti.

MONITORING & EVALUASI :

Tahap Perencanaan : Kegiatan yang sudah direncanakan terlaksana sesuai dengan rencana awal.

Tahap Pelaksanaan : Pada saat tahap intervensi penyuluhan tentang pemaasangan Implan, pasien
dapat mengerti manfaat dan efek samping KB Implant.
Penyuluhan Melakukan Pemasangan KB IUD di Poli KIA Puskesmas Berbah

LATAR BELAKANG :

Menurut data terbaru Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka Kehamilan penduduk
perempuan usia 10-54 tahun adalah 4,8 persen, terdapat Kehamilan pada umur kurang 15 tahun
sebesar 38,6% dan kehamilan pada kelompok umur remaja (10-19 tahun) sebesar 25,2 persen.
Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilan melalui program keluarga berencana (KB) akan
mempengaruhi tingkat fertilitas di indonesia, maka pemerintah mencanangkan program keluarga
berencana untuk Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Keluarga Berencana juga bertujuan meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi. kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, mengunakan
alat/obat, atau dengan operasi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2019) memiliki


tujuan yang ingin dicapai yakni terciptanya penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan
penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan terwujudnya keluarga berkualitas dengan
mencapai sasaran strategis yakni menurunkan angka kelahiran total, meningkatkan prevalensi
kontrasepsi modern, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan peserta KB
aktif yang menggunakan metode kontasepsi jangka panjang (MKJP) dan menurunkan angka
putus kontrasepsi. Capaian indikator persentase peserta KB Aktif MKJP pada tahun 2018 telah
berhasil memenuhi target yang ditetapkan. Hampir sepertiga (27,74%) peserta KB di Jawa
Tengah sudah menggunakan kontrasepsi jangka panjang, (BKKBN, 2019)

PERMASALAHAN :

 Tingginya jumlah pertambahan penduduk yang ada di Pulau Jawa


 Banyaknya kehamilan pada usia < 15 tahun dan pada kelompok usia remaja (10-19
tahun)
 Banyaknya kehamilan beresiko pada usia tua atau jumlah anak yang lebih dari 3

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI :

Pemasangan KB IUD di lakukan saat pelayanan Poli KIA saat jam kerja Puskesmas Berbah
- Sasaran : ibu-ibu yang telah melahirkan anak pertama atau seterusnya
- Pukul : 09.00 – 11.30
- Tempat : Poli KIA Puskesmas Berbah

PELAKSANAAN :

Kegiatan dilakukan di Poli KIA Puskesmas Berbah pada pukul 09.00 sampai pukul 11.30.
Kegiatan dilaksanakan oleh dokter internship dan bidan puskesmas Berbah. Kegiatan dilakukan
sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

MONITORING & EVALUASI :

Tahap Perencanaan : Kegiatan yang sudah direncanakan terlaksana sesuai dengan rencana awal.

Tahap Pelaksanaan : Pada saat tahap intervensi penyuluhan tentang Pemasangan KB IUD di
harapkan pasien dapat mengerti dengan baik manfaat KB IUD.
Melakukan Sosialisasi IMD dan Pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan di kelas Ibu Hamil
Puskesmas Berbah

LATAR BELAKANG :

Berdasarkan data yang telah dirilis oleh United Nations of Children’s Fund (UNICEF)
tahun 2017 bahwa di Indonesia tercatat Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi yaitu
45% dari kematian bayi di seluruh dunia dan jumlah bayi yang meninggal adalah 17 tiap 1000
kelahiran hidup. Bahwa 45% kematian bayi yang baru lahir, yaitu kematian bayi yang terjadi
dalam bulan pertama kelahiran, dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam 1 jam pertama
kelahiran. Selain itu, bayi yang tidak melakukan IMD 50% tidak bisa menyusu sendiri,
sedangkan bayi yang melakukan IMD akan berhasil menyusu sendiri, dan bayi yang diberi
kesempatan menyusui segera setelah lahir, akan lebih berhasil dalam menjalani ASI eksklusif
(Kemenkes RI, 2010). Upaya pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
adalah dengan cara Program Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Program Inisiasi Menyusu Dini
adalah suatu program pemberian ASI eksklusif secara langsung kepada bayi setelah lahir. Hal ini
sangat dibutuhkan, karena bayi setelah lahir langsung mendapat asupan gizi dari ASI (Roesli,
2017). Sustainnable Devolepment Goals (SDG’s) dalam pencapaian IMD, yaitu IMD dapat
meningkatkan keberhasilan ASI Eksklusif dan lama menyusu maka akan membantu mengurangi
kemiskinan, membantu mengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan
bayi sampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita (SDG’s, 2016).

Di Indonesia, hanya 1 dari 2 bayi berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5 persen  anak yang masih mendapatkan ASI pada usia 23
bulan. Artinya, hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka
butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40 persen bayi diperkenalkan terlalu
dini kepada makanan pendamping ASI, yaitu sebelum mereka mencapai usia 6 bulan, dan
makanan yang diberikan sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Akibat pandemi COVID-19, akses kepada layanan esensial seperti konseling menyusui di
rumah sakit, klinik kesehatan, dan melalui kunjungan ke rumah serta pada Rumah Sakit telah
terganggu. Informasi tidak tepat yang beredar tentang keamanan menyusui telah menurunkan
angka ibu menyusui karena para ibu takut menularkan penyakit kepada bayi mereka. (WHO,
2020)

PERMASALAHAN :
1. Kurangnya pemahaman ibu hamil mengenai pentingnya Inisiasi Menyusui Dini
2. Kurangnya pemahaman ibu hamil mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6
bulan

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI :

Peningkatan pengetahuan mengenai IMD dan pemberian ASI Eksklusif Pada bayi usia 0-6 bulan
melalui penyuluhan atau sosialisasi secara langsung terhadap ibu hamil.

1. Tanggal Pelaksanaan : saat Pelayanan Poli KIA dan Poli Umum


2. Sasaran : Ibu Hamil PKM Berbah
3. Pukul : 10.00 – 12.00 WIB
4. Tempat : Poli KIA PKM Berbah

PELAKSANAAN :

Kegiatan penyuluhan mengenai IMD dan pemberian ASI Eksklusif pada kelas ibu hamil PKM
Berbah dilakukan pada saat pelayanan poli bertempat di PKM Berbah, Penyuluhan ini
disampaikan secara langsung atau dengan metode direct communication-face to face
communication. Dilaksanakan sesusai protokol Kesehatan. Setelah penyampaian dilanjutkan
dengan diskusi tanya jawab. Tahapan penyuluhan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perkenalan

Acara dibuka oleh bidan PKM Berbah dan dilanjutkan dengan perkenalan dari Dokter Internsip
di Puskesmas Berbah

2. Tahap Penggalian Pengetahuan Peserta

Tahap penggalian pengetahuan peserta dilakukan secara acak dengan bertanya seputar IMD dan
pemberian ASI eksklusif.

3. Penyampaian Materi
Materi penyuluhan mengenai IMD dan ASI eksklusif disampaikan secara lisan (ceramah) selama
lebih kurang 10 menit kepada ibu hamil, dilanjutkan dengan penyuluhan materi mengenai
preeklamsia selama 15 menit dan ditutup dengan tanya jawab lebih kurang 15 menit.

MONITORING & EVALUASI :

Tahap Perencanaan : Belum tersedia leaflet / alat bantu untuk memaparkan materi.

Tahap Pelaksanaan : pada saat tahap intervensi dan perkenalan tsemua ibu hamil beresiko tinggi
dapat hadir dalam pertemuan kelas ibu hamil.

Hasil : Ibu hamil menyimak dengan baik, memberikan feedback berupa pertanyaan saat dirasa
ada yang kurang dimengerti, dan memahami materi yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai