Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus(40-60%), bakteri (5-
40%), alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, pada waktu menelan,resonansi suara dan
untuk artikulasi. Pada fungsi menelan, terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu fase oral, fase
faringeal, dan fase esofagal. Fase oral, bolus makanan dari mulut menuju faring. Gerakan disini disengaja
(voluntary). Fase faringeal yaitu pada waktu transpor bolus makanan melalui faring. Gerakan disini tidak
disengaja (involuntary). Fase esofagal. Disini bolus makanan bergerak secara peristaltik di esofagus
menuju lambung.
Fungsi faring dalam proses bicara, pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari
otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kearah dinding
belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula m.salpingofaring
dan m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatini bersama-sama m.konstriktor faring superior. Pada
gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatini menarik palatum mole ke atas belakang hampir
mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada
dinding belakang faring yang sering terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring
sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor
faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan. Ada yang
berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi, tetapi ada pula pendapat
yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.

Permasalahan
Identitas pasien
Nama : Nn. S
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Berbah

Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa
Keluhan utama:
Pasien datang dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok dan susah menelan

Riwayat penyakit sekarang:


Sejak 3 hari yang lalu penderita mengeluh batuk, pilek, hidung tersumbat, demam,dan sakit kepala juga
sering dirasakan. Keluhan hilang timbul. Sejak 1 hari yang lalu,rasa mengganjal di tenggorok dirasakan
terus menerus dan semakin berat sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit di
tenggorok, nyeri menelan baik makanan padat maupun cair, rasa kering, dan gatal pada tenggorokan,
batuk, pilek dan demam yang dirasakan OS terutama ketika serangan. Sejak 1 hari yang lalu keluhan
gangguan suara/suara serak, sukar membuka mulut, sesak nafas oleh penderita. Keluhan tersebut
dirasakan terutama setelah pasien mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau minuman dingin dan
terkadang keluhan tersebut akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Riwayat merokok disangkal.Sakit
didaerah wajah dan rasa adanya cairan yang mengalir di tenggorokan disangkal oleh OS. Keluhan nyeri
pada telinga, telingga terasa mendengung dan rasa penuh di telinga disangkal oleh OS. Riwayat
berpergian keluar kota disangkal oleh OS.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat dirawat di RS : disangkal
Riwayat asma/alergi : disangkal

Riwayat kebiasaan:
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat konsumsi alkohol : disangkal

Riwayat penyakit keluarga:


Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat dirawat di RS : disangkal
Riwayat asma/alergi : disangkal

Pemeriksaan Fisik:
1. Keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis
2. Tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80
b. Nadi : 84x/menit, irama regular, isi cukup
c. Napas : 16 x/menit
d. Suhu : 36,6 C
3. Status gizi:
BB : 55 kg TB : 161 cm
BMI = 21,21

4. Kepala
Bulat, simetris, rambut hitam, tersebar merata dan tidak mudah dicabut
5. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm,
refleks cahaya (+/+) normal
6. Telinga
Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-) gangguan fungsi pendengaran (-)
7. Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)
8. Gigi dan mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat (-), papil lidah atropi
(-)
9. Leher
Trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran kelenjar getah bening
(-).
10. Thoraks
I: normochest, simetris, pernafasan abdominothorakal, sela iga melebar (-)
P: fremitus sama kanan dan kiri, iktus teraba di 1 jari medial LMCS RIC V
P: sonor, batas jantung dalam batas normal
A: ves +/+, rh -/-, wh -/-, BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
11. Abdomen
I: datar, distensi (-)
A: bising usus (+) normal
P: tympani
P: supel (-), nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
12. Kelenjar getah bening : tidak membesar
13. Ekstremitas: normal
Status lokalis:
a. Telinga
Aurikula : deformitas -/-, hiperemis -/-, edema -/-
Preaurikula : hiperemis-/-, edema -/-, fistula -/-, abses -/-,nyeri tekan tragus -/-
Meatus akustikus: serumen -/-,edema -/-, hiperemis -/-, furunkel -/-, secret -/-, cair
kekuningan
Membran timpani: retraksi -/-, bulging -/-, perforasi -/-, cone of light +/+
b. Hidung
Hidung luar : Bentuk (N), Inflamasi -/-, nyeri tekan -/-, deformitas -/-
Rinoskopi anterior:
Vestibulum : normal
Kavum nasi : Bentuk normal, mukosa hiperemi -/-
Meatus nasi media: Mukosa hiperemi -/-, sekret -/-,
Konka nasi media: normal, massa -/-, sekret -/-
Meatus nasi inferior: Mukosa hiperemi -/-, edema -/-
Konka nasi inferior: Mukosa hiperemi -/-, edema -/-
Septum nasi : Deviasi -/-, benda asing -/-, perdarahan -/-
c. Tenggorokan
Dinding faring: merah muda, hiperemis (-), granular (-)
Arkus faring : simetris, hiperemis (-), edema (-)
Tonsil :T2/T2, hiperemis +/+, permukaan mukosa tidak rata/ granular +/+, Kripta
melebar +/+, Detritus +/+
Uvula: letak di tengah, hiperemis (-)
Gigi: gigi geligi lengkap,caries (-)
Lain-lain: radang ginggiva (-),mukosa pharynx tenang,post nasal drip (-)

Perencanaan dan pemilihan intervensi


1. Diagnosis: tonsillitis akut et causa viral
2. Penatalaksaan
a. Antibiotik:
Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup
AStreptokokus β hemolitikus. Penisilin G Banzatin 50.000 U/kgBB, IM dosistunggal
atau amoksisilin 50mg/kgBB dosis dibagi 3kali/hari selama 10 haridan pada dewasa
3x500mg selama 6-10hari atau eritromisin 4x500mg/hari.
b. Kortikosteroid:
deksametason 8-16mg, IM, 1 kali. Pada anak 0,08-0,3mg/kgBB, IM, 1
kali. Kortikosteroid sebagai tambahan antibiotikmenunjukkan penurunan nyeri
pada radang tenggorokan secara simtomatikterutama pada kasus yang berat atau
radang tenggorokan dengan eksudat.Kortikosteroid menghambat mediasi
traskripsi proinflamasi pada selendotelial jalan nafas yang menyebabkan
infeksi pada faring danmenunjukkan gejala nyeri. Kortikosteroid dapat
mengurangi gejala karenaefek antiinflamasinya.
c. Berkumur dengan air garam (¼ sendok teh garam dicampur dalam 1 gelasair), makan
makanan yang lunak. Minum dengan air hangat.
d. Pemberian asetaminofen atau ibuprofen sebagai analgetik. Aspirin tidak
bolehdiberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun
karenabisa menyebabkan sindroma Reye.
e. Edukasi: untuk menghindari iritasi lebih lanjut pada saluran faring, padapasien dapat
dianjurkan untuk mengurangi makanan yang berminyak dan panas, jugadianjurkan
untuk istirahat sebanyak mampu memperbaiki daya tahan tubuh. Jikademam tidak
turun dengan pemberian obat dapat dibantu dengan menggunakankompres air hangat
dan masukan cairan yang cukup (air putih), hindari minuman yang terlalu dingin dan
bersoda. Hindari asap rokok, debu, polutan lainnya. Madu danvitamin C dapat
membantu mempercepat penyembuhan.

Terapi farmakologis yang diberikan:


a. Medikamentosa: Dexametason 2x0,5 mg, Paracetamol 3x500mg, Vitamin C
1x500mg
b. Edukasi pasien: Istirahat yang cukup, Makan makanan yang lunak, dan perbanyak
minum minuman yang hangat. Hindari asap rokok, debu, dan polutan.

Pelaksanaan
Anamnesis, pemeriksaan fisik dan upaya pengobatan dilaksanakan di Puskesmas Berbah .
Sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu meminta persetujuan dan kesediaan dari pasien
Monitoring dan evaluasi:
Pada saat pasien datang Kembali untuk kontrol, maka dilakukan evaluasi apakah keluhan yang
dialami sebelumnya membaik atau tidak dan melihat apakah ada tanda-tanda komplikasi seperti
otitis media, sinusitis, abses peritonsiler dan abses retrofaring

Anda mungkin juga menyukai