Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Banding

Oleh : Ananda Frifiyant Moch. Ilham (20204881005)

1. Sindroma Nefrotik

Sindroma nefrotik merupakan tanda patognomonik penyakit glomerular


yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif lebih dari 3,5 g/hari,
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia dan lipiduria. Sindroma nefrotik dapat
disebabkan oleh glomerulonefritis primer dan sekunder. Umumnya fungsi
ginjal pada pasien sindroma nefrotik adalah normal, tetapi pada sebagian
kasus dapat berkembang menjad gagal ginjal yang progresif. Pada
pemeriksaan penunjang lain, dapat dilakukan USG ginjal yang biasanya akan
ditemukan peningkatan ekogenitas pada ginjal (Setiati, 2014; Tapia & Khalid,
2017).

2. Gangguan Ginjal Akut (Acute Kidney Injury)

Gangguan ginjal akut adalah suatu kondisi klinis yang spesifik dengan
manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari ringan tanpa gejala, hingga
yang sangat berat dengan disertai gagal organ multipel. Gangguan ginjal akut
didefinisikan sebagai salah satu dari berikut ini : (Ostermann et.al., 2016)

 Peningkatan kreatinin serum sebesar ≥0,3 mg / dl (≥26,5 μmol / l)


dalam waktu 48 jam; atau
 Peningkatan kreatinin serum hingga ≥1,5 kali dari nilai awal, yang
diketahui atau diperkirakan telah terjadi dalam 7 hari sebelumnya; atau
 Volume urin <0,5 ml / kg / jam selama 6 jam.

Penyebab dari gangguan ginjal akut sangat beragam sehingga


dikelompokkan menjadi pre-renal, renal dan post-renal. Onset dari gangguan
ginjal akut adalah kurang dari 3 bulan. Manifestasi klinis dari gangguan ginjal
akut sangat beragam tergantung dari etiologinya, seperti : (Setiati, 2014)

a. Tensi : hipertensi (gagal jantung, hipertensi akselerasi), hipotensi


(dehidrasi, syok)
b. Tekanan vena jugularis : meningkat (gagal jantung), menurun
(dehidrasi)
c. Suhu : demam pada infeksi/sepsis
d. Kulit : butterfly rash (SLE), purpura (vaskulitis)
e. Mata : ikterik (sepsis, hepatitis)
f. Jantung : takikardia, murmur (gagal jantung), nadi ireguler (infark)
g. Paru : rhonki (edema paru)
h. Abdomen : nyeri sudut kostovertebrae, asites, hidronefrosis

Dalam pemeriksaan laboratorium, biasanya didapatkan peningkatan BUN


(Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin. Pemeriksaan biomarker (penanda
biologis) dilakukan untuk menegakkan etiologi dari gangguan ginjal akut.
Pada pemeriksaan radiografi, USG ginjal dapat dilakukan untuk mengetahui
kelainan ginjal dan adanya obstruksi pada ginjal. Lalu, Aortorenal
Angiography dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pada
vaskularisasi ginjal (stenosis arteri renal, penyakit atheroemboli renal). Dan,
biopsy ginjal dapat dilakukan untuk mencari etiologi intrarenal (Ostermann
et.al., 2016).
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiati, S., Idrus A., Aru WS., Marcellus SK., Bambang S., Ari FS. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi VI. Jakarta; Interna Publishing.
2014
2. Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. 2019. (https://www.ncbi.nlm.nih.
gov/books/NBK470444/ diakses pada 15 Oktober 2010)
3. Ostermann, Marlies, and Michael Joannidis. "Acute kidney injury 2016:
diagnosis and diagnostic workup." Critical care 20.1 (2016): 299

Anda mungkin juga menyukai