Farmakologi Sirosis kompensata : 1. Terapi sesuai etiologi : hepatitis B krosis dan hepatitis C ( antivirus : Interferon (IFN) ), NASH, Sirosis alkoholik, autoimun dan sebagainya. 2. Bila perlu, defisiensi besi. Dapat diberikan tambahan zink sulfat 2x200 mg PO untuk memperbaiki nafsu makan dan kram otot. 3. Bila perlu, dapat diberikan antiprutitus : kolestiramin, antihistamin, atau agen topikal. 4. Suplementasi vitamin D ( atau analognya ) pada pasien berisiko tinggi osteoporosis. Farmakologi Sirosis dekompensata : 1. Hipertensi portal dan varises esofagus : somatostatin ( atau analognya ), terapi endoskopik, pemasangan TIPS ( Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt ), maupun prosedur bedah. 2. Asites : restriksi garam, pemberian spironolakton dan furosemid, parasintesis bila volume besar. 3. Sindrom hepatorenal : penggunaan agen vasopresor dan albumin, tatalaksana gangguan elektrolit dan asam-basa ( bila ada ). 4. Peritonitis bakterial spontal : kultur dan pemberian antibiotik berspektrum luas. 5. Ensefalopati hepatikum : minimalisasi faktor pencetus, pemberian laktulosa dengan / tanpa rifaksimin, suplementasi asam amino rantai bercabang dan diet rendah asam amino lisin, metionin, dan triptofan. 6. Koagulopati dan gangguan hematologi : pertimbangkan transfusi pada kondisi gawat darurat. Non-Farmakologi 1. Diet seimbang 35-40 kkal/KgBB ideal dengan protein 1,2-1,5 g/KgBB/hari. 2. Aktivitas fisik untuk mencegah inaktivitas dan atrofi otot, sesuaikan dengan toleransipasien. 3. Stop konsumsi alkohol dan merokok. 4. Pembatasan obat-obatan hepatotoksik dan nefrotoksik : OAINS, isoniazid, asam valproat, eritromisin, amoksisilin/klavulanat, golongan aminoglikosida ( bersifat nefrotoksik pada sirosis ), ketokonazol, klorpromazin, dan ezetimibe. Pertimbangkan Transplantasi Hati. Indikasi : sirosis dekompensata atau karsinoma hepatoseluler pada sirosis hati. Kontraindikasi : 1. Aktif menggunakan obat-obatan terlarang. Misal : metadon. 2. AIDS. Infeksi HIV saja bukan kontraindikasi. 3. Keganasan ekstrahepatik. 4. Sepsis tidak terkendali. 5. Gagal organ ekstrahepatik ( jantung, paru ). 6. Trombosis splanikum yang meluar ke vena mesenterika superior. Daftar pustaka • Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Sirosis Hati. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius ; 2014 : 696-697