Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS ILMIAH

CIRRHOSIS OF THE LIVER OLEH : ANDRI ARISTA SURBAKTI 208210197 FK-UMI

SIROSIS HATI
Adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hati yang berlangsung progresif dan ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulis regeneratif. KLASIFIKASI : 1. Etiologi : viral & non viral. 2. Morfologi : mikro & makronodular. 3. Fungsional : kompensata & dekompensata

PATOGENESIS SIROSIS HATI


Sel steala teraktivasi komponen hepatosit, sel kupffer dll Myofibroblast produksi matriks
Produksi enzim MMP-2 sebagai penyeimbang fibrogenesis

Reversibel (fibrolisis > fibrogenesis)

Irreversibel (fibrolisis < fibrogenesis)


Terjadi sirosis hati

Tidak terjadi sirosis hati

GEJALA KLINIS DARI SIROSIS HATI


Stadium awal ( kompensata) Perasaan mudah lelah dan lemas. Selera makan berkurang. Perasaan perut kembung dan mual. Berat badan menurun. Pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar Gynecomastia), dan hilangnya dorongan seksualitas. Stadium lanjut ( dekompensata) Spider nevi ( spider telangiektasi) Eritema palmaris Splenomegali Hepatomegali Asites Fetor hepatikum Ikterus pada kulit

FISIK DIAGNOSTIK
1. 2.
NO 1 2

Pemeriksaan riwayat penyakit/ anamnesis Tes Uji Fungsi Hati


Uji Albumin ALT dan AST Hasil Rendah, sangat rendah Normal. Meninggi sedang

3 4
5

Bilirubin Alkali fosfatase


Waktu protrombin

Kadar total dan direct tinggi Meningkat ringan, sedang


Sedikit sampai sangat panjang

3. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
1. 2. 3. 4.

USG Endoskopy Splenoportografi Percutaneus transhepatik portography ( PTP )

DIAGNOSA
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda di bawah ini sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis hati, yaitu : Asites. Splenomegali. Perdarahan varises (hematemesis). Albumin yang merendah. Spider nevi. Eritema palmaris. Vena kolateral.

PENATALAKSANAAN

a.Pada sirosis tanpa hipertensi portal perlu diberikan diit tinggi kalori 2500 kal dan tinggi protein 80-100 gram/hari. b.Pada peminum alkohol harus berhenti minum alkohol. c.Pada penyakit hati nonalkoholik ; menurunkan berat badan akan mencegah terjadinya sirosis.

d.Pada sirosis akibat infeksi hepatitis B virus, Interferon alfa dan lamivudin (analog nukleosida) merupakan terapi utama. Sedangkan pada sirosis kibat infeksi hepatitis C virus, kombinasi interferon dengan ribafirin merupakan terapi standar.

KOMPLIKASI
1. ASITES Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum.
Sirosis hati Hipertensi portal

Vasodilatasi arteriol splangnikus


Volume efektif darah arteri menurun

Aktivasi ADH, sistem sipmatis, dan RAAS


Retensi air dan garam Asites

PENANGANAN PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES


1. 2. 3. 4.

Tirah baring Diet rendah garam Penggunaan obat diuretik, mis spironolakton. Terapi parasentesis, Untuk setiap liter cairan asites yang dikeluarkan sebaiknya diikuti dengan substitusi albumin parenteral sebanyak 6-8 gr

KOMPLIKASI
2. VARISES ESOFAGUS Pada pasien sirosis, jaringan ikat dalam hati menghambat aliran darah dari usus yang kembali ke jantung. Kejadian ini dapat meningkatkan tekanan dalam vena porta (hipertensi portal). Hasilnya, vena-vena di bagian bawah esofagus akan melebar sehingga timbul varises esofagus.

Penanganan VE : 1. Pemasangan nasogastric tube 2. Pemberian antibiotik jangka pendek 3. Pemberian obat-obatan vasoaktif 4. Tamponade balon. 5. Transjugular intrahepatik portosistemik shunt ( TIPSS)

KOMPLIKASI
3. Peritonitis Bakterial Spontan
Adalah infeksi perut dengan cairan asites. Bakteri yang utama adalah bakteri gram negatif, tetapi ditemukan beberapa penyebab lain, seperti stafilokokus aureus (Gram positif). Penanganan Peritonitis Bakterial Spontan. Pada keadaan ini, infus albumin di berikan pada dosis 1,5 g/ kgBB dalam waktu 6 jam dan pada hari ke 3 diberikan dengan dosis 1 gr/kgBB. Ini di sertai dengan pemberian antibiotik yang sesuai.

KOMPLIKASI
4. Ensefalopati Hepatik Adalah gangguan fungsi otak pada pasien sirosis hati. Beberapa hipotesis yang dikemukakan pada patogenesis ensefalopati hepatik : 1. Hipotesis amoniak 2. Hipotesis toksisitas sinergik 3. Hipotesis neurotransmitter palsu Penanganan : 1.Diet rendah protein 2.Pemberian antibiotik (neomisin 2- 4 gram/ hari oral, Metronidazol 4 x 250 mg/ hari merupakan alternatif). 3.Pemberian laktulosa/ laktikol

KOMPLIKASI
5. Sindrom hepatorenal

Gagal ginjal fungsional pada penderita penyakit hati sirosis dekompensata.

Mekanisme : vasokonstriksi ginjal berat aliran darah ke ginjal SHR yg spontan

Prognosa jelek : SHR tipe 1 : Prognosisnya buruk, yaitu sekitar 80 % akan meninggal dalam 2 minggu, dan hanya 10 % yang bisa bertahan lebih dari 3 bulan. SHR tipe 2 : Prognosisnya yaitu angka harapan hidup 5 bulan sekitar 50 % dan 1 tahun sebesar 20 %.

PENANGANAN SHR
1. 2. 3. 4.

Suportif ( diet tinggi kalori, rendah protein) Hindarkan obat nefrotoksik ( OAINS, aminoglikosida) Pemberian obat vasoaktif ( terlipressin) Transplantasi hati

PROGNOSIS
Tabel prognosa Child Turcotte pugh
Derajat kerusakan
Bil. Serum (mu.mol/dl) Alb. Serum (gr/dl) Asites PSE/ensefalopati Nutrisi

Minimal/Child A
< 35 >35 Nihil Nihil Sempurna

Sedang/Child B
35-50 30-35 Mudah dikontrol Minimal Baik

Berat/Child C
>50 <30 Sukar Berat/koma Kurang/kurus

PROGNOSIS
Secara klasifikasi Child yang dikembangkan, maka keadaan di bawah ini dianggap sebagai petunjuk suatu prognosis tidak baik dari pasien sirosis : Ikterus yang menetap atau bilirubin darah > 1,5 mg%. Asites refrakter atau memerlukan diuretik dosis besar. Kadar albumin rendah ( >2,5 g%). kesadaran menurun atau ensefalopati hepatik spontan tanpa faktor pencetus luar. Hati mengecil. Perdarahan akibat pecahnya varises esofagus. Kadar protrombin rendah. Kadar natrium darah rendah.

Anda mungkin juga menyukai