A. PENGERTIAN
adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan
sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat
dan nodul
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan dengan distorsi
regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal (Price &
B. ETIOLOGI
kronis.
b. Sirosis pasca nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar
sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
infeksi (kolangitis).
b. Alcohol.
c. Metabolic.
kriptogenik/heterogenous.
C. PATOFISIOLOGI
protein juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis
juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada
individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon
dua kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 40± 60
tahun.
sel-sel hati yang dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan
parut yang melampaui jumlah jaringan hati yang masih berfungsi. Pulau-pulau
jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi dapat
menonjal dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga hati yang sirotik
D. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit sirosis hepatis mempunyai gejala seperti ikterus dan febris yang
intermiten. Adanya pembesaran pada hati. Pada awal perjalanan sirosis hepatis
ini, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut
menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi.
Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat dan
baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati
(kapsula glisoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan
portal
dan asites. Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam
vena portal dan dibawa ke hati. Pasien juga cenderung menderita dyspepsia
penurunan. Cairan yang kaya protein dan menumpuk di rongga peritoneal akan
sering dapat dilihat melalui inspeksi terhadap wajah dan keseluruhan tubuh.
E. KOMPLIKASI
dinding perut.
Bila penyakit berlanjut maka dari kedua komplikasi tersebut dapat timbul
- Asites.
- Ensefalopati.
- Sindrom hepatorenal.
- Transformasi kea rah kanker hati primer (hepatoma).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
timbul dalam serum akibat kebocoran dari sel yang rusak, pemeriksaan
inaktif.
c. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yang berkurang, dan
juga globulin yang naik merupakan cerminan daya tahan sel hati yang
turun, kemampuan sel hati turun, tapi bila CHE normal/tambah turun
hati/hipertensi portal.
G. PENATALAKSANAAN
kegagalan hati dan hipertensi portal. Dengan kontrol pasien yang teratur pada
fase dini akan dapat dipertahankan keadaan kompensasi dalam jangka panjang
dan kita
1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan control
2. Pasien sirosis hati dengan sebab yang diketahui, seperti : alcohol, dan
a. Untuk asites, diberikan diet rendah garam 0,5 g/hari dan total cairan
dengan furosemid.
fasilitas dapat dilakukan foto koagulasi dengan laser dan heat probe.
diberikan propanolol.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada sirosis hepatis adalah sebagai berikut:
Intervensi:
kebutuhan diet.
status uremik.
makan pasien.
makanan lunak.
pencernaan.
• Berikan diet 1700 kkal (sesuai terapi) dengan tinggi serat dan tinggi
karbohidrat.
glukosa darah.
badan.
penyembuhan.
percaya
diri.
Intervensi :
mobilisasi edema.
• Timbang berat badan dan catat asupan serta haluaran cairan setiap
hari.
paling baik.
edematous.
Jakarta.
Penyakit. EGC. Jakarta. Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI.
Jakarta.