Anda di halaman 1dari 12

DEFINISI

Perlemakan hati (Fatty liver) adalah apabila kandungan lemak di hati


(sebagian besar terdiri atas trigliserida) melebihi 5% dari seluruh berat
hati. Perlemakan hati nonalkoholik ialah perlemakan hati tanpa riwayat
konsumsi alkohol yang bermakna, yaitu ≤ 20 g/hari.

(Hasan, 2014)
Patogenesis
Mekanisme two-hit theory pada kejadian fatty liver

 Penumpukan lemak di hepatosit yang dapat terjadi karena berbagai keadaan seperti dislipidemia,

diabetes melitus dan obesitas. Adanya peningkatan massa jaringan lemak tubuh terutama pada

obesitas menyebabkan peningkatan pelepasan asam lemak bebas yang kemudian menumpuk di

dalam hepatosit. Bertambahnya asam lemak bebas di dalam hati juga mengakibatkan peningkatan

oksidasi dan esterifikasi lemak.

(Imajo et al, 2013)


Patogenesis

Mekanisme two-hit theory pada kejadian fatty liver

 Stres oksidatif yang diakibatkan oleh peningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak yang terfokus

pada mitokondria yang menyebabkan kerusakan pada mitokondria tersebut. Stres oksidatif juga

dapat disebabkan oleh resistensi insulin, peningkatan konsentrasi endotoksin di hati, peningkatan

aktivitas un-coupling protein mitokondria, peningkatan aktivitas sitokrom P-450 2EI, peningkatan

cadangan besi, dan menurunnya aktivitas anti oksidan.

 
Faktor Risiko
Manifestasi Klinis

Sebagian besar tidak menunjukkan gejala maupun tanda-tanda. Namun


beberapa pasien mengeluhkan adanya rasa lemah, malaise, keluhan
tidak nyaman seperti mengganjal di perut kanan atas.
Pada pemeriksaan fisik, paling banyak akan didapatkan hepatomegali.

(Preiss & Sattar, 2008)


Tanda dan gejala

Sebagian besar tidak menunjukkan gejala maupun tanda-


tanda. Namun beberapa pasien mengeluhkan adanya rasa
lemah, malaise, keluhan tidak nyaman seperti mengganjal di
perut kanan atas. Pada pemeriksaan fisik, paling banyak
akan didapatkan hepatomegali

(Preiss & Sattar, 2008)


Diagnosis

• Anamnesis
• Faktor risiko NAFLD
• Riwayat konsumsi alkohol
• virus
• Pemeriksaan fisik:
• Obesitas
• Hepatomegali
• sirosis hati (ikterus, asites, spider naevi)
• Kimia darah:
• Lemak darah (TC, TG, HDL, LDL)
• Enzim hati (AST/ALT)

(Hasan, 2014)
Diagnosis

• Pemeriksaan radiologi:
• Transient elastography
• USG
• CT scan
• MRI
• BIOPSI HATI
• Histologi

(Hasan, 2014)
Penggunaan transient elastography untuk staging
dan grading pada pasien NAFLD
definisi
Elastography adalah suatu metode baru untuk membantu diagnosis fibrosis dan sirosis pada pasien
NAFLD, dengan akurasi diagnostik cukup baik. Sampai saat ini, TE merupakan metode diagnostik non-
invasif terbaik untuk mendeteksi adanya fi brosis dan sirosis pada NAFLD. TE dapat digunakan untuk
membedakan ada/tidaknya fibrosis, fibrosis ringan dari berat/lanjut dan adanya sirosis pada pasien
NAFLD, sehingga membantu membuat keputusan mengenai agresivitas terapi. TE dengan parameter
CAP dapat digunakan untuk membantu kuantifi kasi steatosis pada pasien NAFLD.
Dalam teknik ini, kompresi eksternal diterapkan pada jaringan, dan gambar ultrasound sebelum dan
sesudah kompresi dibandingkan. Area gambar yang paling cacat adalah yang paling kaku. Secara
umum, apa yang ditampilkan kepada operator adalah gambar dari distorsi relative.
Tatalaksana

• Modifikasi gaya hidup


• Mengontrol faktor resiko
• Diet lemak < 30% total asupan energi, kurangi asupan lemak jenuh, mengganti dengan
karbohidrat kompleks kaya serat
• Olahraga aerobik, minimal 30 menit sehari
• Tidak mengkonsumsi alcohol
• Terapi farmakologis
• Antidiabetik & insulin sensitizer
• Antihiperlipidemia
• Antioksidan
• Hepatoprotektor

(Hasan, 2014)

Anda mungkin juga menyukai