PEMBIMBING:
dr. Robert Sinurat Sp. Rad
Deskripsi umum
Anatomi, histologi Penyakit
dan sono-anatomi penyakit pada
mamae Mamae kesimpulan
Anatomi
mammae
anterior
Sistem
Limfatik
Mamae
Histologi
Mamae
Predileksi
lesi Mamae
12
Kistik vs Padat
Perbedaan lesi jinak dan ganas
Bentuk lesi Teratur (bulat, oval, lobulasi) Tak teratur (bergerigi, berspekulasi)
Echo posterior Ada bayangan akustik Tidak ada bayangan akustik posterior
1 2
Pemeriksaan dilakukan dengan Dilakukan skening
posisi penderita terlentang sistematis, dimulai dari
dengan ganjal pada bahu sisi daerah kuadran superior ke
payudara yang akan diperiksa,
daerah kuadran inferior
lengan ipsilateral ditaruh di
kemudian dari kuadran
belakang kepala dengan maksud
agar daerah payudara yang akan lateral kearah medial.
diperiksa menjadi lebih luas dan
jelas.
15
Daerah lateral
superior
21
Tanda Keganasan Payudara dengan USG
Keganasan
payudara dengan
batas kabur (tipe
scirrhus)
PRIMER SEKUNDER
1 2 3 4
29
6 1
34
PET – MRI
CT- SCAN MAMAE
36
Untuk melihat secara detail letak tumor.
Pasien juga disuntik radioactive tracer
pada pembuluh vena, tetapi volumenya
lebih banyak sehingga sebenarnya sama
benar dengan infus. Setelah disuntik CT-
Scan dapat segera dilakukan.CT-scan
akan membuat gambar tiga dimensi
bagian dalam tubuh yang diambil dari
berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat
gambar potongan melintang bagian dari
tubuh yang di scan 3 dimensi.
38
1 2
USG mammae memegang peranan Kombinasi pemeriksaan mamografi
penting dalam hal screening penyakit dengan MRI ataupun USG dapat
meningkatkan akurasi dalam mendeteksi
payudara, karena adanya benjolan
kanker payudara. Walaupun memiliki
sekecil apapun tidak boleh dianggap sensitivitas tinggi, MRI memiliki
remeh . Oleh karena itu diperlukan spesifisitas rendah sehingga
pengetahuan yang cukup untuk penggunaannya direkomendasikan pada
dapat mendeteksi kelainan jinak wanita yang berisiko tinggi menderita
payudara dalam usaha mengurangi kanker payudara. USG sebaiknya
digunakan hanya saat terdapat
tindakan biopsy yang tidak perlu
kontraindikasi pemeriksaan MRI.
pada penderita.
SMF Radiologi RSUD Deli Serdang
Universitas Muhammadiyah Sumatera 39
Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad, S. 2009. Radiologi Doagnostik edisi ke Dua. Jakarta: Fakultas
6. Salem DS, Kamal RM, Mansour SM, Salah LA, Wessam R. Breast imaging
Kedokteran Universitas Indonesia
in the young: The role of magnetic resonance imaging in breast cancer
2. Vaughan CL. New developments in medical imaging to detect breast cancer. screening, diagnosis and follow-up. J Thorac Dis 2013; 5(suppl 1):9–18.
Breast cancer is still one of the most common cancers in women [Internet]. 2012.
7. Enil T Ahuja, Imaging anatomi ultrasound, 2007. Disampaikan pada acara
Available from: http://www.cmej.org.za/index.php/cmej/article/view/2389/2174.
WORKSHOP SEMINAR NASIONAL KONGGRES PARI keXII Bandung,18 -
3. Andreea GI, Pegza R, Lascu L, Bondari S, Zoia Stoica Z, Bondari A. The role of 20 nopember 2011
imaging techniques in diagnosis of breast cancer. J Curr Health Sci. 2011;37:241–
8. Moore KL, Dalley AF, Agus AM. 2009. Anatomi Klinis Dasar Edisi ke-5.
8.
4. American Cancer Society. Mammogram and the other breast imaging tests Jakarta: Erlangga.
[Internet]. 2016 April 25 [cited 2016 July 15]. Available from: http://www.cancer.org/ 9. Haryono SJ, Sukasah C, Swantari N. 2011. Payudara. Dalam:
mammograms-and-other-breast-imaging-procedures-pdf. Sjamsuhidayat R, De jong WD. Buku ajar ilmu bedah Edisi ke-3. Jakarta:
5. Zhou Y. Ultrasound diagnosis of breast cancer. J Med Imaging Health Inform. EGC.
2013; 3(2):157–70
0822-9468-2974 = Novita
0853-6111-5543 = Melfi
0823-6203-3636 = Dena
42