Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Pemanfaatan Seduhan Akar Pinang (Areca catechu)


sebagai
Antioksidan pada Mencit Jantan yang Diinduksi
Streptozotosin

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Ketua : Ivando Adedra


NIM/NPM. 1308260002 (2013)
Anggota 1 : Melfi Purnama
NIM/NPM. 1308260069 (2013)
Anggota 2 : Rika Karim Chan
NIM/NPM. 1308260084 (2013)
Anggota 3 : Siti Hardiyanti
NIM/NPM. 1308260159 (2013)
Anggota 4 : M. Zulfikar Karim
Chan NIM/NPM. 1408260035 (2014)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


MEDAN

2015
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-P

Rp. -

Medan, .. September 2015


RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas seduhan akar pinang
sebagai antioksidan pada mencit jantan yang diinduksi dengan Strektozotosin.Target
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang valid
tentang efektifitas seduhan akar pinang sebagai antioksidan alami. Untuk mencapai
tujuan tersebut, akan dilakukan penelitian eksperimental yang menggunakan
hewan uji mencit jantan.
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut,1) membuat seduhan akar
pinang, 2) mempersiapkan hewan uji, 3) melakukan perlakuan dan 4) pemeriksaan
kadar MDA, dan SOD sebagai statistic untuk pemeriksaan anti oksidan, serta 5)
melakukan analisis data.
Rancangan penelitian terdiri atas 5 kelompok masing-masik 5 ekor tikus.
Kelompok 1) normal, 2) 3tatist negative (diinduksi strektozotosin 50mg/kg,
intravena), 3) perlakuan 1 (strektozotosin 50mg/kg, intravena+ ekstrak buah kari
0,25g/kg, oral), 4) perlakuan 2 (strektozotosin 50mg/kg, intravena+ ekstrak buah
kari 0,5g/kg, oral), dan 5) perlakuan 3 (strektozotosin 50mg/kg, intravena+
ekstrak buah kari 1g/kg, oral), perlakuan dilakukan selama 14 hari.
Tahapan penelitian yang sudah dilakukan adalah melakukan survey dan
pengumpulan akar pinang, tahapan awal ekstraksi (pemilihan akar pinang,
membersihkan dan membuat penyeduhan). Persiapan hewan uji dengan
melakukan pemilihan dan aklimatisasi. Rencana lanjutan yang akan dilakukan
adalah melanjutkan proses ekstraksi, dan memberi perlakuan pada hewan uji.
Selanjutnya melakukan pemeriksaan kadar SOD dan MDA plasma sampel,
mengumpulkan data, analisis, dan menyusun hasil, kesimpulan dan saran
penelitian. Melakukan koordinasi dan pembimbingan dengan dosem pembimbing
untuk menyusun laporan akhir dan draf artikel.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
RINGKASAN ..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................


1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................
1.2. Urgensi Penelitian ............................................................................................
1.3. Temuan ............................................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................................
BAB II. TARGET LUARAN ................................................................
2.1. .........................................................................................................................
2.2. ..........................................................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................
3.1. Tahapan Penelitian ...........................................................................................
3.2. Metode Penelitian ............................................................................................
3.3. Persiapan Hewan Uji ........................................................................................
3.4. Persiapan Bahan Uji .........................................................................................
3.5. Tahap Pelaksanaan ...........................................................................................
3.6. Teknik Analisa Data .........................................................................................
3.6.1. Analisa Laboratorium.............................................................................
3.6.2 Analisa Statistik .....................................................................................
3.7 Cara Penafsiran Dan Peyimpanan Data .............................................................
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN......................................................................................

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana ............................................................................... 9


Lampiran 2. Bukti-bukti kegiatan ......................................................................... 10

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini dilatar belakangi oleh 1) masih tingginya jumlah penderita


diabetes, 2) potensi akar pinang sebagai tanaman obat belum dimanfaatkan oleh
masyarakat, 3) belum adanya penelitian tentang akar pinang untuk kesehatan.

Prediksi World Health Organisation (WHO) tentang peningkatan jumlah


penderita diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Data tersebut menempatkan posisi
Indonesia diperingkat keempat negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak
setelah Cina, India , dan Amerika Serikat. (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta:PB PERKENI:2011)

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 oleh


Departemen Kesehatan, menunjukan bahwa prevalensi DM di Indonesia untuk
usia diatas 15 tahun sebesar 6,9 %. Prevalensi DM di Indonesia mengalami
peningkatan dari 1,1 % (2007) menjadi 2,1 % (2013). DM Tipe 2 sudah menjadi
umum dialami di dunia maupun di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat
peningkatan Indeks Masa Tubuh (IMT), pertambahan umur, kebiasaan
berolahraga, adanya riwayat DM dalam keluarga dan kepatuhan meminum obat.
Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji,
merokok dan terpapar polusi udara merupakan beberapa faktor risiko terjadinya
Diabetes Melitus. Faktor resiko tersebut berdampak menghasilkan radikal bebas.
Menurut Hernani dan Raharjo (2005), keberadaan radikal bebas yang sangat
reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan seluler dan
jaringan. Sebagian besar penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya radikal
bebas yang berlebihan didalam tubuh.

Untuk menangkal radikal bebas dibutuhkan komponen penting yaitu


antioksidan. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan
sintetik maupun alami (dari berbagai tanaman) mampu mengontrol kadar glukosa
darah dan mencegah komplikasi diabetes. (Wahyu Widowati, 2008)

Indonesia kaya akan keanekaragaman tumbuhan yang berkhasiat sebagai


tanaman obat yang memiliki komponen antioksidan. Diantaranya adalah
tumbuhan pinang. Tumbuhan ini sangat mudah ditemui dan bisa ditanam
dipekarangan, taman, atau dibudidayakan. Saat ini masyarakat Indonesia hanya
memanfaatkan bagian pelepah, biji, sabut, dan batangnya saja. Pada umumnya
masyarakat menggunakan biji pinang untuk pengobatan luka sayat (Asa,Sri,Arif.2014)
dan dikonsumsi sebagai makanan, namun belum ada pemanfaatan akar pinang.
Penelitian tentang kandungan antioksidan pada biji pinang sudah banyak dilakukan.
Penelitian tentang akar pinang juga belum ada dilakukan. Menurut Zuhra
(2008), kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya
merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan baik di
kayu, biji,daun, buah, akar bunga maupun serbuk sari.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antioksidan dari seduhan
akar pinang pada mencit jantan yang diinduksi dengan streptozotosin.
1.3 Urgensi (keutamaan) Penelitian
Urgensi pada penelitian ini adalah penelitian ini untuk mengetahui efek
antioksidan seduhan akar pinang yang dilakukan secara in vivo pada mencit jantan
yang diinduksi dengan streptozotosin. Jika hasil penelitian ini terbukti bahwa
seduhan akar pinang efektif sebagai antioksidan alami, maka seduhan akar
pinang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas.
Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah karena pada penelitian
sebelumya hanya meneliti tentang ekstrak biji pinang sebagai antioksidan sedangkan
seduhan akar pinang sebagai antioksidan belum pernah diteliti.

1.4 Target
Target yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh data yang
valid tentang efek antioksidan seduhan akar pinang pada mencit jantan yang
diinduksi dengan streptozotosin.

1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1) sebagai rujukan bagi
peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian tentang manfaat akar pinang, dan 2)
dapat digunakan masyarakat sebagai rujukan dalam penggunaan seduhan akar pinang
sebagai antioksidan alami.

1.6 Luaran
Luaran penelitian ini adalah deskripsi hasil penelitian yang
menggambarkan efek antioksidan pada masing-masing kelompok perlakuan
dengan menggunakan seduhan akar pinang. Selanjutnya, hasil penelitian akan
disusun dalam bentuk artikel ilmiah yang siap untuk dimasukkan ke dalam jurnal
ilmiah.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1landasan teori
Seseorang disebut mengidap diabetes jika terdapat kenaikan kadar gula darah
(glukosa) yang menetap. Penyakit ini dapat terjadi pada segala umur, walaupun
umumnya lebih sering dijumpai pada lansia sebagai suatu penyakit kronis, yaitu sekitar
18% pada kelompok individu berumur 65 tahun dan 25% diatas 85 tahun.
(Azwar,Achdiat,Arizal. 2011:Penyakit di Usia Tua)
Klasifikasi Diabetes Melitus menurut Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2006.

Tabel .... Klasifikasi etiologi Diabetes Melitus


Jenis Etiologi
Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut
- Autoimun
- Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resistensi insulin
yang disertai defisiensi insulin relatif
hingga defek sekresi insulin yang dibarengi
resistensi insulin
Tipe lain - Defek genetik fungsi sel B
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pankreas
- Endokrinopati
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi sebab imunologi (jarang)
- Sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan DM
DM Kehamilan
(Gestasional)

Umumnya, terdapat lima gejala awal, yaitu : (1) peningkatan frekuensi


berkemih (poliuri), (2) peningkatan rasa haus (polidipsia), (3) bertambahnya nafsu
makan (polifagi), (4) infeksi atau luka yang sukar sembuh, dan (5) lesu. Kadang-
kadang gejala terawal berupa penglihatan yang kabur.
Selain dari manifestasi klinis diatas, untuk menegakkan diabetes melitus maka
harus dilakukan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan kadar gula darah. Berikut
adalah kriteria untuk mendiagnosis DM tipe 2

Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL


Gejala klasik DM + glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL
Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL
Tabel .... Kriteria diagnosis DM Tipe 2
Sumber : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia,
PERKENI, 2006
DM Tipe 2 yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai
komplikasi yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi kronis DM Tipe
2 dapat berupa komplikasi mikrovaskular yang dapat menurunkan kualitas hidup
penderita. Penyebab utama kematian DM adalah komplikasi mikrovaskular.
(Dwi,Arman,Efrida.2015)
Tanaman pinang diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : spermatophyte
Sub Divisi : angiospermae
Kelas : monocotyledonae
Bangsa : arecales
Suku : arecaceae/palmae
Marga : areca
Jenis : Areca catechu
(Syamsuhidayat and Hutapea, 1991)
Pinang (Areca catechu) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat
mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya
berkecambah setelah 1,5 bulan dan 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun
kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan
berbuah pada umur 5-8 tahun. Tergantung keadaan tanah (Depkes RI, 1989). Tanaman
ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan dan memiliki masa hidup 25 sampai 30
tahun.
Biji pinang mengandung senyawa bioaktif yaitu karbohidrat, lemak, serat,
polyphenol termasuk flavonoid dan tanin, alkaloid dan mineral. (IARC, 2004)
Flavonoid dapat meningkatkan sensitifitas insulin serta mengurangi pembentukan
radikal bebas.(Wahyu Widowati.2008)
Berdasarkan penelitian (Sri dan Toga.2011) dari ekstrak akar pinang diperoleh
kandungan Selenium yang tinggi. Selenium merupakan mikromineral yang memiliki
kemampuan antioksidan yang berasal dari selenoprotein. Sejak dahulu, selenium
menarik perhatian para peneliti dibidang kesehatan terutama dalam hubungannya
dengan penyakit kanker dan gangguan metabolisme, serta dianggap memiliki efek
antidiabetik dan juga kemampuan menyerupai insulin. (Novian,Chiho,Deni.2007)

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian. Pada tahap persiapan,
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan adalah (1) studi literature dari jurnal-jurnal
penelitian. Luaran dari kegiatan persiapan adalah (1) draf rencana kerja penelitian,
Pada tahap pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan adalah menjalankan
penelitian sesuai dengan draf rencana kerja yang telah disusun oleh tim peneliti
dalam kegiatan persiapan. Pelaksanaan penelitian diawali dengan mempersiapkan
hewan uji, dilakukan penyesuaian lingkungan agar hewan uji tidak stress saat
penelitian, (2) membuat seduhan bahan uji yaitu akar pinang, (3) perlakuan pada
hewan uji. Luaran dari kegiatan ini adalah data-data dan laporan hasil pelaksanaan
penelitian yang disusun oleh ketua dan anggota tim penelitian.
Pada tahap penyusunan laporan hasil penelitian, kegiatan yang dilakukan
adalah menganalisis temuan-temuan (data-data) hasil penelitian yang telah
dikumpulkan oleh ketua dan anggota tim penelitian. Selain itu, juga dilakukan
laporan penggunaan dana penelitian. Luaran dari kegiatan ini adalah laporan hasil
penelitian yang di dalamnya berisi deskripsi pelaksanaan penelitian, hasil analisis
data, dan laporan keuangan.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental yang
menggunakan hewan uji yaitu mencit jantan dengan berat badan 200gr - 300gr,
perlakuan akan diberikan selama 14 hari.

Rancangan penelitian, sampel terdiri atas 30 ekor mencit jantan,


dikelompokkan dalam 5 kelompok masing-masing 6 ekor. Pembagian kelompok
perlakuan sebagai berikut:
K1 : Kelompok normal
K2 : Kontrol negative (diinduksi streptozotosin 50mg/kg, intravena)
P1 : Perlakuan 1 (streptozotosin 50mg/kg, intravena+ seduhan akar pinang
0,25g/kg,oral)
P2 : Perlakuan 2 (streptozotosin 50mg/kg, intravena+ seduhan akar pinang
0,5g/kg,oral)
P3 : Perlakuan 3 (streptozotosin 50mg/kg, intravena+ seduhan akar pinang 1g/kg,
oral)

3.3 Persiapan Hewan Uji


Hewan uji yang digunakan dalam penelitia ini adalah mencit jantan, dengan kisaran
berat badan 200-300 gr dan sehat, diperoleh dari unit pengelola hewan
laboratorium (UPHL) FK UMSU. Sebelum perlakuan mencit terlebih dahulu
diaklimatisasi selama seminggu. Mencit dipelihara dalam kandang yang diberi alas
sekam dan anyaman kawat sebagai penutup. Pemberian pakan dilakukan setiap
hari secara ad libitum. Selanjutnya secara acak menct dimasukkan ke dalam tiap
kandang terpisah yang sudah diberi tanda sesuai dengan perlakuan.

3.4 Persiapan Bahan uji


Sebanyak 10 kg akar pinang di cuci dan dibersihkan, kemudian dilakukan
ekstraksi dengan menggunakan metode destilasi uap. Ekstraksi dilakukan
menggunakan pelarut H20 dengan perbandingan buah kari: pelarut H20 (1:50) b/v
selama 30 menit. Pada temperature 700C.
3.5 Tahap Pelaksanaan
Mencit dikelompokkan berdasarkan rancangan penelitian yang disusun,
perlakuan dilakukan selama 14 hari. Kemudian pada hari ke 14 diambil darah
mencit sebanyak 3cc untuk dilakukan analisis kadar MDA dan kadar SOD yang
merupakan statistic antioksidan didalam serum.
3.6 Teknik Analisis Data

Analis data dilakukan pada data hasil pemeriksaan kadar MDA dan kadar SOD.
Dengan demikian terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan tersebut.

3.6.1 analisis laboratorium

a. Kadar MDA

Kadar MDA diukur dari plasma darah menurut, 2.0 ml larutan sampel
(plasma darah)ditambahkan 1.0 ml asam trikloroasetat (TCA) 20% dan 2 ml asam
tiobabiturat (TBA) 0.0675%. LARUTAN dicampur homogen dengan dipanaskan
diatas tangas air selama 10 menit. Setelah dingin disentrifugasi pada 3000 rpm
selama 10 menit. Filtrat yang berwarna merah muda diukur serapannya pada λ
530 nm. Menggunakan spektrometer UV-Vis. Kadar MDA dihitung dengan kurva
baku MDA dengan konsentrasi 0.0, 0.25, 0.05, 0.1, 0.2, 0.4, 0.8 dan 1.6.
b. Kadar SOD

Kadar SOD ditetapkan menurut metode Misrah dan FRIDOVICH.250µL


hemolisat sel darah merah ditambahkan 400µl campuran larutan kloroform-etanol
(3:5) kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
Filtrat yang berwarna kuning muda jernih diamnbil 10 µl lalu ditambahkan 90µl
air suling dan ditambahkan 2775µl larutan epinefrin 0.01M campuran
dihomogenkan kemudian dimasukkan kedalam cuvette dan diukur serapannya
setelah menit ke 1,2,3,4, pada λ 480nm suhu 30°c. Dengan cara yang sama
dilakukan juga untuk air suling (blanko) pada pembacaan serapan setelah menit
1,2,3, dan 4. Rata-rata serapan /menit pada blanko kurang dari 0.025/ menit.

3.6.2 Analisis statistik

Data yang diperoleh dilakukan uji homogenitas dengan uji bartlett dan uji
normalitas dengan menggunakan distribusi frekuensi. Jika data yang diperoleh
penyebarannya homogen dilanjutkan dengan uji parametrik menggunakan metode
analisis variani /(ANOVA) satu arah. Apabila menunjukkan perbedaan bermakna,
dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata terkecil (BNT). Jika data tidak homogen dan
tidak normal dilakukan uji nonparametrik Kruskall Wallis, dilanjutkan dengan uji
berganda friedman.
3.7 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Data

Data yang telah terkumpul dan dianalisa akan ditafsirkan dengan secara
9tatistic dan deskriptif tentang efektifitas akar pinang sebagai antioksidan alami.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1Anggaran Biaya

4.2 Jadwal Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA

Anulselvan P, Sorimuthu PS. 2007. Beneficial effect of Murraya koenigii leaves


on
antioxidant defense system and ultra structural changes of
pancreatic β-cell
in experimental diabetes in rats. Chemico Bio inter 156:155-164.

Arnelia, 2002. Fitokimia, Komponen Ajaib Cegah PJK, Diabetes Mellitus dan
kanker. http//: www.Kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel.

Bhat M, Smitha SZ, Shobha YB, Ameeta RK, Bimba NJ. 2008. Antidiabetics Indian
cirrhosis in hepatitis C. Gastroenterol 15:28-32

Choudhory PR, AN Grag. 2007. Variation in Essential, Trace, and Toxic


Elemental
Contents in Murraya koenigii a Spice and Medicinal Herb From
Different
Indian States. J Food chem.; 104:1454-1463

Fachraniah, Kurniasih, Novilasi. 2012. Ekatraksi Antioksidan dari Daun Kari.


Jurnal Reaksi (Journal of science and technology). Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol 10. No. 21, 2012, ISSN 1693-248X.

Hernani, Raharjo M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Handa, S.S., Khanuja., Longo G., Rakhesh, D.D., 2008. Extraction technologies for
Medicinal and Aromatic Plants, International Centre for Science and High
Technology, Italy.

Khanum F, Anilakumar KR, Sudarshana KR., Viswanathan KR, Santhanam K. (2000).


Anticarcinogenic Effect of Curry Leaves in Dimenthylhydrazine-
Treated Rats. J Plan Food Human Nutrition 55: 347-355.

Lawal HA et al. 2008. Hypoglycemic and Hypolypidemic Effect of Aqueous


Leaf
extract of Murraya konigii L. in Normal and Alloxan Diabetic Rats. J
Phsy
Sci 23:37-40

Murugesh KS, Yeligar VC, Maiti BC, Maiti TK. 2005. Hepato Protective and
Antioxidant Role of Berberis Tinctoria Lesch Leaves on Paracetamol
Induced Hepatic Damage in Rats. IJPT 41:64-69

Ningappa, M.B., Dhanajaya, B.L., Dinesha, R., Harsha, R. And Srinivas, L. 2008.
Antioksidant and free Radical scavenging Activities of Polyphenol-
Enriched Curry Leaf (Murraya koenigii L.) Extract Food chem.. 106(2):720-
728

Ramsewak RS et al.1999. Biologically active carbozole alkaloids from


Murraya
koenigii. J Agric Food Chem 47 : 444-447.
Tachibana Y et al. 2003. Comparison of Antioxidative Properties of Carbazoel
Alkaloids from Murraya koenigii leaves. J Agric Food Chem 51: 6461-6467

Vinuthan MK, Girish KV, Ravindra JP, Jayaprakash NK. 2004. Effect of Extract of
Murraya koenigii Leaves on The Levels of Blood Glucose and
Plasma Insulin
in Alloxan-Induced Diabetic Rats. Indian J Phy Pharm 48:348-352

Zuhra, Fatimah C., Tarigan J dan Sihotang H. 2008. Aktivitas Antioksidan


Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk. Jurnal Biologi. Sumatera. Hal 7-10, vol 3.

Anda mungkin juga menyukai