Disusun oleh
DEWI ANGGRAYNI
(1608320212)
“ Diabetes Melitus (DM)”
1. Definisi
Diabetes Melitus adalahpenyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu
polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan berat badan, dan kesemutan.
2. Prevalensi
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi
Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai
penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian
diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian
diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes
mellitus. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi
DM di Indonesia membesar sampai 57%. Tingginya prevalensi Diabetes Melitus
tipe 2disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis
kelamin, umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat
diubah misalnya kebiasaan merokok, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas
fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar
pinggang dan umur.
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi dari pada laki-laki.Wanita
lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang
peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar.
3. Patofisiologi
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan
yaitu : 1. Resistensi insulin 2. Disfungsi sel B pancreas
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin
secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”.
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik,pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan
sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan
defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada
penderita diabetes melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor
tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.
4. Faktor Resiko
1. Obesitas (kegemukan) :Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan
kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
2. Hipertensi : Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan
dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
3. Faktor genetik
4. Dislipedimia : Keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
5. Umur :Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus
adalah > 45 tahun.
6. Alkohol dan Rokok :Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah
terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan
meningkatkan tekanan darah.
5. Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik :
Gejala akut diabetes melitus yaitu : Polifagia (banyak makan), polidipsia
(banyak minum), poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu
makan bertambah namun berat badan turun, mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, kemampuan seksual menurun bahkan pada
pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau
kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah
sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosis DM.
6. Penatalaksanaan
1. Diet :
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. Pada
penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
2. Exercise (Latihan fisik/olahraga) :
Dilanjutkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
menit, hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.
3. Obat oral hipoglikemia atau insulin :
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak
berhasil mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian obat
hipoglikemia.
7. Komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut
dan kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu :
a. Komplikasi Akut
- Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah nilai
normal (<50 mg/Dl)
- Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-
tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya,
antara lain ketoasidosis diabetik, Koma hiperosmolar Non Ketotik.
b. Komplikasi Akut
- Komplikasi makrovaskuler, yang umum berkembang pada penderita DM
adalah penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongestif dan
stroke.
- Komplikasi mikrovaskuler, seperti nefropati, diabetik retinopati,
neuropati dan amputasi.
8. Pencegahan
Pencegahan penyakit diabetes melitus, yaitu :
- Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orang-orang
yang termasuk kelompok resiko tinggi, yaitu mereka yang belum
menderita DM, tetapi berpotensi untuk menderita DM, diantaranya :
a. Kegemukan
b. Kelompok usia tua (>45 tahun)
c. Tekanan darah tinggi (140/90 mmHg)
d. Riwayat keluarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir >4000 gr
f. Dislipidemia
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa terganggu
- Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan
pengobatan sejak awal penyakit.
Pilar utama pengelolaan DM meliputi :
a. Penyuluhan
b. Perencanaan makanan
c. Latihan jasmani
d. Obat berkhasiat hipoglikemia
- Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah mencegah kecacatan lebih lanjut dan
merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut
menetap.
1.1 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
1.1.1 DAFTAR ANGGOTA KELUARGA
Berikut ini adalah daftar anggota yang tinggal serumah dengan pasien
(Harun Zein).
Table 1.1 Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Anak Penderita
Keterangan :
= Laki-laki sehat
= Laki-laki sakit
= Perempuan sehat
1.2 STATUS PENDERITA
Umur : 60 tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa : Melayu
Status : Menikah
1. Kecacatan/ Gangguan
- Activities of daily living (ADL) YA √ Tidak
- Penggunaan alat bantu YA Tidak
√
- Gangguan keseimbangan YA Tidak
√
- Gangguan sensoris YA Tidak
√
2. Nutrisi
Konsumsi : Sering
Status Nutrisi
Berat Badan : 66 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : BB/TB(m)2= 25,7
Kesan : Overweight
3. Lingkungan Rumah
Eksterior rumah :
Atap : Seng
Pintu Rumah : Kayu
Dinding Rumah : Dari bata
Jendela : Tertutup kain
Ventilasi : Hanya dari pintu dan jendela
Halaman : Tidak ada
Interior rumah :
4. Orang Lain
5. Medikasi
√
Suplemen diet YA Tidak
Berat badan : 66 kg
Glukosa :-
a. Anamnesis Penyakit
Keluhan Utama : Sakit kepala
Telaah : Pasien mengalami sakit kepala yang sudah
dirasakannya ± 3 hari ini. Os juga mengeluhkan
sering bolak-balik ke kamar mandi untuk BAK.
Selain itu os juga sering merasa lapar tetapi berat
badannya menurun yaitu dari 75 kg menjadi 66 kg.
Os juga mudah lelah dan mudah mengantuk. Os
tediagnosa penyakit diabetes melitus mulai bulan
Juni tahun 2017, dan nilai kadar gula darah tertinggi
yaitu 358 mg/dL. Os rajin berolahraga setiap setelah
shalat subuh dan meminum obat secara teratur. Os
juga sudah menggurangi mengkonsumsi makanan
yang manis-manis. Selain itu os juga memiliki
kebiasaan merokok yang sudah dimulai os sejak
usia 17 tahun sampai sekarang, tetapi sekarang
sudah berkurang yaitu satu hari satu bungkus.
RR : 20 x/i
TB : 160 cm
BB : 66 kg
Status Generalisata
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Mata : Konjungtivitis anemis (-),Sklera ikterus (-),
pupil isokor, diameter 2-3 mm, refleks cahaya (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Kedua lapangan paru kanan = kiri normal
Abdomen : Simetris, soepel, timpani pada seluruh
lapangan perut, peristaltik (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
LAPORAN KASUS PASIEN HOME VISIT
Nama : Harun Zein
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jalan Dusun I Gang Famili 100, Paya Gambar
1. Anamnesis Penyakit
a. Keluhan Utama : Sakit kepala
Telaah : Pasien mengalami sakit kepala yang sudah
dirasakannya ± 3 hari ini. Os juga mengeluhkan
sering bolak-balik ke kamar mandi untuk BAK.
Selain itu os juga sering merasa lapar tetapi berat
badannya menurun yaitu dari 75 kg menjadi 66 kg.
Os juga mudah lelah dan mudah mengantuk. Os
tediagnosa penyakit diabetes melitus mulai bulan
Juni tahun 2017, dan nilai kadar gula darah tertinggi
yaitu 358 mg/dL. Os rajin berolahraga setiap setelah
shalat subuh dan meminum obat secara teratur. Os
juga sudah menggurangi mengkonsumsi makanan
yang manis-manis. Selain itu os juga memiliki
kebiasaan merokok yang sudah dimulai os sejak
usia 17 tahun sampai sekarang, tetapi sekarang
sudah berkurang yaitu satu hari satu bungkus.
b. Riwayat penyakit terdahulu :-
c. Riwayat pemakaian obat :-
d. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada
e. Riwayat pribadi :
Anamnesis riwayat kelahiran : Pasien lahir normal dibantu bidan
Anamnesis makanan : Pasien makan 3x/hari
Sikap : Cukup aktif
f. Riwayat lingkungan : Pasien tinggal bersama istri, cucu
dan menantunya dirumah, dirumah pasien terdapat ruang tamu, dua
kamar, dapur dan satu kamar mandi, sirkulasi udara cukup baik,
pencahayaan cukup baik, kebersihan cukup baik. Selain dirumah
pasien juga berinteraksi dengan tetangga lain.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
TD : 150/90 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 20 x/i
TB : 160 cm
BB : 66 kg
b. Status Generalisata
KU/KP/KG : Sedang/Sedang/Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Mata : Konjungtivitis anemis (-),Sklera ikterus (-),
pupil isokor, diameter 2-3 mm, refleks cahaya (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Kedua lapangan paru kanan = kiri normal
Abdomen : Simetris, soepel, timpani pada seluruh
lapangan perut, peristaltik (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan Penunjang :
– KGD Sewaktu : 358 mg/dL
Hasil KGD Pak Harun Zein (Diperiksa pada pukul 14.15 sedangkan os
terakhir makan pukul 08.00)
Leaflet yang digunakan sebagai bahan penyuluhan