Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HOME VISIT PASIEN DIABETES MELLITUS

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRKALIKI


Disusun oleh :
Dosen Pembimbing : Ginovia Trimaharani
Pembimbing lapangan :
4151171523
H. Sutedja, dr., SKM Sofi, dr.
BAB I. Latar Belakang
Menempatkan DM pada u
rutan ke-6 sebagai penya
Definisi Diabetes Melitus kit kematian terbanyak

DM tipe 1
DM tipe 2 80% !!!
DM tipe lain
Riskesdas tahun 2013
DM gestasional
secara nasional sebesar 6,9
% meningkat dari tahun 2
007 yang hanya 5,8%

2015 sebanyak 415 juta orang d


i dunia menderita DM dan akan
meningkat menjadi 642 juta ora
ng pada tahun 2040
Latar Belakang

Pengobatan Diabetes Melitus

Edukasi

Mengatur pola makan

3. Latihan Jasmani

4. Intervensi farmakologis

Pengobatan konvensional
Keberhasilan Pengobatan DM

Penderita DM harus
memiliki pengetahuan Mengubah pola hidup dengan
yang cukup diet rendah gula Dapat mencegah komplikasi
Identifikasi Masalah

Apakah faktor risiko Bagaimana kebiasaan Apakah faktor pola hidup


terjadinya masalah pasien dan anggota pasien sebagai faktor
kesehatan pada keluarga dalam perilaku risiko terjadinya masalah
pasien? kesehatan? kesehatan pada pasien?
Tujuan Home Visit

TUJUAN

1. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakit pada pasien


home visit di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki.
Option C
2. Mengidentifikasi kebiasaan pasien dan anggota keluarga
dalam perilaku kesehatan.
Option D
3. Mengetahui faktor pola hidup sebagai faktor risiko terjadinya
masalah kesehatan pada pasien. Option E
BAB II
Identitas Sasaran
Nama : Ny. E
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 66 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat :-
Status dalam keluarga : Menikah
Agama : Islam
Masalah kesehatan : Diabetes Mellitus Tipe 2
Identititas Keluarga
Bentuk keluarga : Keluarga Inti
Jumlah anggota keluarga : 4 orang
Dewasa : 2 orang
Anak Balita :-

Budaya
Etnis / suku : Sunda
Agama : Islam
Hubungan antar keluarga : Baik
Daftar Anggota Keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Umur (tahun) Pendidikan Pekerjaan Keadaan
kelamin Keluarga

1 AC 66 tahun L SD Serabutan Ayah Sehat

2 E 66 tahun P SD IRT Ibu Sakit

3 JR 48 tahun L SD Buruh Anak ke 1 Sehat

4 IW 45 tahun P SD Wiraswasta Anak ke 2 Sehat


Genogram

Keterangan
: sehat

: sakit/pasien
Anamnesis
Keluhan Utama: Mudah Lelah
Anamnesis Khusus:
Seorang wanita usia 66 tahun menderita Diabetes Mellitus (DM) sejak 15
tahun yang lalu. Pasien mengeluh sering merasa haus, sering kencing, dimalam
hari, dan sering merasa lapar. Pasien sudah 1 tahun tidak kontrol ke puskesmas.
Satu bulan yang lalu pasien sempat mengalami hipoglikemia dan hampir pingsan.
Sejak dari saat itu pasien berhenti mengkonsumsi obat untuk DM. Pasien terakhir
mengkonsumsi obat glibenclamide 6 bulan yang lalu.
Pasien mengatakan 5 tahun lalu yang lalu mendadak lemah pada kedua kaki.
Keluhan disertai baal pada tubuh kanan, mulut mencong ke sebelah kanan, bicara
menjadi rero, pasien sulit berbicara namun masih mengerti pembicaran. Tidak
ada keluhan penglihatan gelap sesaat, penglihatan ganda, baal disekitar mulut,
pusing berputar, atau telinga berdenging.

Sebelum pasien mengetahui sakit, pasien memiliki kebiasaan makan 2-3x dalam
sehari dengan menu nasi beserta lauk pauk yang digoreng dan jarang makan sayur
maupun buah. Namun pasien gemar makan kue manis. Pasien juga jarang
olahraga karena lemas pada kaki yang dialami pasien.
Terdapat anggota keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan serupa, yaitu ibu
pasien yang didiagnosis kencing manis. Pasien memiliki 2 orang anak yang sudah
menikah dan tinggal terpisah dengan pasien.
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos mentis


Kesan sakit : Tampak sakit ringan
TTV : Tekanan Darah: 130/80 mmHG
HR : 90x/menit regular, equal isi cukup
Res : 20 x/menit Suhu : 36,7 °C
Kepala : Simetris
Wajah : tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva anemis -/- ; Sklera ikterik
Mata cekung -/-
Pupil: bulat, simetris, isokor
Mulut : Mukosa basah, lidah bersih
Leher : KGB : tidak teraba
Thorax : Inspeksi: Bentuk dan gerak simetris
Palpasi : VF ka=ki
Perkusi : sonor ka=ki
Auskultasi : Jantung: BJ I dan II murni reguler
Paru : VBS ka = ki; Ro -/-; Wh -/-
Abdomen : Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : lembut, NT (-); Hepar : tidak teraba;
Lien : tidak teraba
Extremitas : akral hangat
Refleks Neuro : tidak ada kelainan
Status Gizi : Normal
Umur : 66 tahun
Berat Badan : 44 kg
Tinggi Badan : 150 cm
IMT : 21,33 kg/m2

Pemeriksaan Penunjang

GDS: 230 mg dL

Diagnosis Kerja
Diabetes Mellitus Tipe 2
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum
1. Edukasi
- Edukasi tentang penyakit, komplikasi yang timbul dan risikonya
- Edukasi tentang pemantauan glukosa darah dan tetap kontrol setiap bulan.
- Edukasi mengenai kepatuhan dalam mengkonsumsi obat anti diabetes.
2. Pengaturan makan
Edukasi mengenai pola makan pasien DM terutama ditekankan pentingnya keteratu
ran makan dalam hal jadwal, jenis makanan, dan jumlah makanan dengan komposisi
yang seimbang kepada suami pasien karena penyediaan makanan dilakukan oleh
suami pasien. Selain itu hindari makan makanan yang berlemak tinggi dan makanan
manis.
Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya gula darah. Kecepatan makanan
dalam menaikan gula darah disebut Glikemik Indeks (GI). Makanan dengan GI
tinggi akan menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah lebih cepat. Pada pasien
DM dianjurkan mengonsumsi jenis makanan dengan glikemik indeks yang
rendah. Makanan dengan GI rendah , yaitu whole grain, buah-buahan, sayuran
dan kacang-kacangan.6
Penatalaksanaan Khusus:
 Terapi farmakologis :
Metformin tablet 500 mg 2 x 1

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia bonam
Analisis Faktor Risiko

faktor risiko pada pasien, yaitu:


1. Ibu pasien juga menderita penyakit diabetes mellitus.
2. Kebiasaan makan pasien tidak teratur dan tidak sesuai dengan diet DM.
3. Pasien jarang berolahraga.
4. Pengetahuan mengenai diabetes melitus mulai dari gejala, factor risiko, dan
komplikas pada pasien dan keluarganya masih kurang.
Analisis Masalah
Identifikasi dan Analisis Faktor Risiko Terjadinya Masalah Kesehatan
Pasien memiliki anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa, yaitu ibu
pasien. Walaupun begitu pasien tidak mengetahui bahwa hal tersebut dapat
menjadi faktor risiko pada diri pasien. Pasien berasal dari keluarga dengan
keadaan ekonomi menengah kebawah.
Saat ini pasien tidak mengetahui bahaya dari penyakit yang dideritanya, sehingga
kesadaran untuk merubah gaya hidup masih kurang. Pasien memiliki pola makan
yang kurang sehat, serta jarang berolahraga.
Identifikasi dan Analisis Kebiasaan dalam Perilaku Kesehatan
1. Pola makan
Kebiasaan makan pasien tidak menentu dari jumlah kali makan dan
komposisi makanannya. Pasien lebih sering makan nasi dengan ayam ataupun
ikan goreng, kentang, tahu atau tempe yang digoreng, dan suka makan sayur
namun jarang makan buah. Pasien sering mengonsumsi kue, donat, teh manis, dan
gorengan.
Jenis makanan yang dimakan pasien kurang sehat, contohnya banyak makan
dan minum yang manis, dapat menyebabkan penumpukan glukosa di dalam darah
sehingga mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah dan menyebabkan
kerja pancreas lebih berat.
1. Pola hidup
Kegiatan pasien banyak dilakukan dirumah yang kebanyakan duduk dan
jarang berolahraga. Pada penderita DM berolahraga dapat membantu menurunkan
kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin sehingga mengurangi
kebutuhan insulin. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Faktor Risiko
Pasien DM tipe 2 dipengaruhi oleh beberapa factor diantara lain usia, jemis
kelamin, tingkat pendidikan, status social ekonomi, lama menderita DM, dan
komplikasi.
Pada pasien terdapat factor-faktor yang dapat menurunkan kualitas hidupnya
antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan (pendidikan rendah
berhubungan dengan kualitas hidup), status sosial ekonomi (pada pasien dengan
status social ekonomi yang menengah ke bawah juga berpengaruh terhadap
kualitas hidup seseorang)
Strategi Kesehatan
1. Melakukan konseling
Pasien mengaku bahwa pengetahuan pasien mengenai penyakitnya masih
kurang, maka diberikan konseling mengenai kondisi pasien, tanda dan gejala
penyakit, faktor risiko, serta penyulit penyakit yang dideritanya jika tidak
ditangani. Pasien juga diberikan konseling tentang pola makan dan gaya hidup
yang benar yang sesuai dengan penyakit pasien.
2. Merujuk ke puskesmas dan rumah sakit
Meminta agar pasien tetap rajin kontrol berobat Puskesmas serta meminta
keluarga untuk mendampingi pasien. Pasien dan keluarganya juga harus
mengenali tanda bahaya penyulit akut agar dapat segera dibawa ke rumah sakit.
2.6 Waktu dan Alokasi
Kunjungan dilakukan sebanyak 1 kali, yaitu pada hari Jum’at, 13 Desember
2019 pada pukul 10.00 di Babakan Loa , Kecamatan Pasir Kaliki.
Strategi yang dapat Dilakukan
1. Melakukan konseling mengenai risiko yang dialami pasien.
Pasien diberi penjelasan mengenai penyakitnya yang merupakan penyakit kronis
dan merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan namun dapat dikontrol
dengan melakukan perubahan pada gaya hidupnya serta rutin berobat jalan. Pasien
dijelaskan mengenai tanda-tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus dan
komplikasinya. Pasien juga disarankan untuk merubah kebiasaan makan sehari-
hari dengan mengatur jam makan, jumlah, dan jenis makanan yang dikonsumsi,
serta melakukan aktivitas fisik teratur.
2. Motivasi dari keluarga terdekat
Memberi motivasi ibu pasien agar lebih memerhatikan kondisi kesehatan
pasien dan memberi pengertian bahwa pasien menderita penyakit kronis yang
mengharuskan pasien menjaga gaya hidup sehat dan memberi motivasi ibu agar
bisa mengatur pola makan keluarga menjadi sehat.
Memberi pengertian bahwa di keluarga pasien memiliki faktor risiko berupa
faktor genetik diabetes melitus yang diturunkan dari ibu pasien, sehingga baiknya
bukan hanya pasien saja yang mengadopsi pola hidup sehat, melainkan anggota
keluarga pasien juga menerapkannya.
Analisis SWOT
1. Strength
Terdapatnya pelaksanaan prolanis yang dilakukan di Puskesmas Pasirkaliki.
2. Weakness

Sumber daya manusia untuk pelaksanaannya masih kurang.


3. Opportunity

Letak Puskesmas yang cukup strategis mudah dijangkau dengan kendaraan


umum.
4. Threat
Kurangnya pengetahuan anggota keluarga mengenai penyakit DM. Penyakit
DM tidak dapat sembuh namun hanya bisa dikontrol. Peran keluarga penting
untuk memantau pasien karena usia pasien sudah 66 tahun
DIAGRAM BLUM
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Faktor risiko terjadinya masalah kesehatan pada pasien adalah faktor pola
makan serta pola hidup, hal ini ditunjukkan pasien sering minum teh manis setiap
hari serta gemar memakan cemilan kue yang manis. Kegiatan pasien hanya
dilakukan di dalam rumah yaitu kebanyakan duduk dan tidak pernah olahraga.
Pasien merupakan penderita DM. Pasien jarang kontrol ke puskesmas dan
sudah 1 tahun tidak mengkonsumsi obat.
Perilaku kesehatan pasien kurang baik. Dilihat dari kondisi rumah dan
kepadatan rumah pasien yang tidak termasuk kondisi rumah sehat. Kebiasaan
makan pasien tidak menentu baik dari jumlah maupun komposisi
1. Memberi saran agar pasien dan keluarga agar tetap rutin kontrol dan
berobat ke puskesmas agar dapat terkontrol gula darahnya.
2. Menyarankan kepada pasien dan keluarga untuk berusaha merubah pola
hidup sehat, yaitu menjaga pola makan dan aktivitas sehari-hari, karena
terdapat factor keturunan penyakit DM pada keluarga pasien.
3. Menyarankan kepada pasien dan keliarga agar menutup tempat sampah
dan menjaga kebersihan rumah.
4. Menyarankan kepada pasien untuk ikut serta dalam kegiatan Prolan
is di puskesmas agar lebih termotivasi dalam menerapkan gaya hid
up sehat.
5. Menyarankan puskesmas agar menngkatkan kualitas program Prola
nis dengan menjaring lebih banyak anggota kader setempat.
6. Menyarankan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarak
at melalui promkes berupa penyuluhan didalam atau diluar gedung
mengenai DM, perilaku hidup sehat di tatanan rumah tangga, dam
konseling perlu ditekankan mengenai kepatuhan minum obat dan k
ontrol.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai