Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


MANAJEMEN PROGRAM INTERVENSI GIZI (MPIG)
DI DESA SELAT KECAMATAN ABIANSEMAL
KABUPATEN BADUNG

NI NENGAH MERTA DEWI


P07131215013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DENPASAR
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


MANAJEMEN PROGRAM INTERVENSI GIZI (MPIG)
DI DESA SELAT KECAMATAN ABIANSEMAL
“PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS”

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Penguji I Penguji II

Dr. I Putu Suiraoka, SST, M.Kes. dr. Agus Wawan


NIP. 19730124 199503 1 001 NIP. 19740319 200604 1 002

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Dr. Ni Komang Wiardani,SST.M.Kes


NIP. 19670316 199003 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembagunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan


sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang
tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di damping penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun SDM yang ada masih jauh dari
harapan yang diinginkan, karena masih banyak yang mengalami masalah gizi.
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara
berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak
secara tidak langsung.
Pembangunan kesehatan diprioritaskan pada pemberdayaan dan kemandirian
masyarakat, khususnya upaya promotif dan preventif, yang ditunjang oleh
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan. Dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut diberikan perhatian khusus kepada pelayanan
kesehatan bagi penduduk miskin, daerah tertinggal, daerah bencana, daerah
perbatasan, daerah terpencil termasuk pulau-pulau kecil, dengan memperhatikan
kesetaraan gender.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan
penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin
meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Penyakit tidak menular
cenderung meningkat secara global dan nasional telah menduduki sepuluh besar
penyakit penyebab kematian. Kasus terbanyak dari penyakit tidak menular tersebut
salah satunya yaitu diabetes mellitus dan hipertensi (Depkes RI, 2011).
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa diobati namun masih
bisa dikendalikan. Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi
kronik yang membahayakan apabila tidak diobati. Menurut WHO tahun 2011,
penderita diabetes berisiko mengalami kerusakan mikrovaskuler seperti retinopati,
nefropati, dan neuropati. Hal tersebut memberikan efek terhadap kualitas hidup
penderita DM (Novitasari, 2015).
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi diabetes mellitus berdasarkan
tenaga kesehatan dan gejala mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,1% pada tahun
2007 menjadi 2,4% pada tahun 2013 dengan proporsi penduduk usia ≥15 tahun
dengan diabetes mellitus adalah 6,9% (Kemenkes RI, 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa mampu mengkaji
permasalahan gizi yang ada dalam keluarga binaan dengan faktor-faktor penyebabnya
serta melakukan intervensi, evaluasi dan menyusun laporan kegiatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan masalah gizi pada keluarga binaan.
b. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi keluarga binaan.
c. Memilih dan memberikan intervensi sesuai masalah gizi pada keluarga
binaan.
d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan intervensi penanggulangan masalah gizi
keluarga binaan .

C. Sasaran
Sasaran keluarga binaan adalah keluarga yang mempunyai masalah gizi pada
golongan rawan yaitu keluarga yang mempunyai ibu hamil, balita dan lansia.
Penentuan keluarga binaan di Desa Selat diperoleh berdasarkan data PPG 2018
dengan masukan dan pertimbangan dari bidan Desa Selat. Berdasarkan hal tersebut
maka keluarga binaan yang saya peroleh adalah keluarga yang memiliki masalah gizi
pada lansia yang mengalami penyakit tidak menular yaitu diabetes mellitus.
D. Waktu
Pelaksanaan KK Binaan dimulai pada tanggal 15 Maret – 24 Maret 2019 yang
dilaksanakan sebanyak 7 kali pertemuan.

E. Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam pemberian intervensi yaitu metode ceramah dan
tanya jawab. Metode ceramah yang digunakan untuk menyajikan fakta,
menyampaikan pendapat mengenai suatu masalah, membangkitkan semangat atau
merangsang pemikiran sasaran, dan membuka suatu permasalahan untuk di
diskusikan. Diskusi atau tanya jawab dilakukan setelah ceramah agar sasaran dapat
menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti.

F. Media atau Alat Bantu


Adapun media dan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan keluarga binaan
antara lain :
1. Alat tulis
2. Leaflet (Diabetes mellitus dan gizi seimbang)
3. Form Pre Test dan Post Test
4. Microtoise
5. Timbangan injak digital
6. Form Recall
BAB II

PELAKSANAAN INTERVENSI

A. Data Umum Sasaran


1. Identitas Sasaran (lansia)
 Nama : I Made Gulem
 Tempat, Tanggal Lahir : Badung, 01 Juli 1952
 Umur : 67 tahun
 Alamat : Br. Selat Anyar, Desa Selat, Abiansemal,
Badung
 Jenis kelamin : Laki-laki
 BB Sekarang (17 /03/2019) : 59,8 kg
 TB Sekarang ( 17/03/ 2019) : 165,8 cm
 Agama : Hindu
 Permasalahan : Diabetes mellitus

B. Riwayat Kesehatan
Sasaran mengalami penyakit diabetes mellitus sejak 4 tahun yang lalu. Sasaran
tidak pernah rawat inap atau opname. Dulu, sasaran rutin memeriksakan kesehatan di
Rumah Sakit Kapal. Namun saat ini sasaran masih menjalani rawat jalan di dokter
umum di Desa Samuan. Saat ini sasaran rutin mengonsumsi obat diabetes mellitus.

C. Faktor-faktor Penyebab Masalah


Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab masalah-masalah gizi yang terjadi
khususnya pada kelompok rawan gizi diantaranya adalah dari asupan makanan dan
penyakit infeksi yang terjadi. Khususnya pada keluarga binaan sasaran lansia yang
menderita diabetes mellitus, faktor penyebab masalah adalah tingkat pengetahuan
lansia tentang diet penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang yang kurang dan pola
makan lansia yang kurang baik.
D. Asuhan Gizi
1. Pengkajian Gizi

No DATA TERKAIT GIZI STANDAR MASALAH


PEMBANDING/NILAI
NORMAL
1 Antropometri : IMT = 18,5 – 25,0 kg/m2 -
BB dahulu : 66 kg
BB sekarang : 59,8 kg
TB : 165,8 cm
BBI : 59,2 kg
IMT : 21,74 kg/m2
2 Fisik/Klinis :
 Klinis Tekanan darah 120/80 -
- Tekanan darah : 110/80 mmHg mmHg
 Fisik
- Nafsu makan baik, sering
kencing.
3 Biokimia :
Kadar gula darah sewaktu: 235 mg/dl gula darah sewaktu 70-140 Hiperglikemi
yang diukur pada tanggal 8 Maret 2019 mg/dl
4 Dietary : Kebutuhan gizi :
 Pola makan sasaran 4 kali makan Energi = 2486,4 kkal  Tingkat asupan
utama tanpa selingan. Porsi makan Protein = 93,24 gram zat gizi kurang :
kecil tapi sering Lemak = 69,07 gram - Energi = 43,79
 Lauk hewani yang senang dikonsumsi Karbohidrat = 372,96 % (Defisit)
yaitu ikan, telur, ayam gram - Protein =
 Sasaran biasanya mengonsumi 43,50%
sayuran mentimun. Tingkat konsumsi zat gizi (Defisit)
 Pasien hanya mengonsumsi pada saat (Supariasa, 2002) : - Lemak = 17,82
hari raya saja seperti apel, jeruk, - Baik : >100% % (Defisit)
manggis, melon, pepaya. - Sedang : 80 – 99% - Karbohidrat
 Pasien biasa mengonsumsi kopi 3-4x - Kurang : 70 – 80% = 56,05 %
dalam sehari. - Defisit : < 70% (Defisit)
 Rata-rata asupan pasien dilihat dari
recal yaitu :
- Energi = 1089 kkal
- Protein = 40,56 gram
- Lemak = 12,31 gram
- Karbohidrat = 209,06 gram
5 Riwayat Personal : - -
- Umur 67 tahun
- Jenis kelamin sasaran yaitu laki-laki
- Sasaran bekerja sebagai petani
- Sasaran mempunyai kebiasaan
merokok
- Pendidikan terakhir sasaran yaitu SD
- Sasaran menderita DM sejak 4 tahun
yang lalu. Saat ini sasaran rutin
mengonsumsi obat diabetes mellitus
sebanyak 1 butir per hari.
- Sasaran biasanya mengikuti senam
lansia dan yoga untuk lansia di
banjar Selat Anyar.

2. Diagnosa Gizi

No Problem Etiologi Sign /symptom


1 Asupan oral tidak Berkaitan Pengetahuan yang Ditandai tingkat konsumsi zat
adekuat dengan kurang tentang dengan gizi kurang yaitu :
kebutuhan zat gizi Energi = 43,79 %
Protein = 43,50 %
Lemak = 17,82 %
Karbohidrat = 56,05 %
2 Perubahan nilai lab Berkaitan Gangguan patologis Ditandai Kadar gula darah
terkait gizi dengan dari penyakit yang dengan sewaktu melebihi batas
diderita normal yaitu 235 mg/dl
3 Kurangnya Berkaitan Kurangnya Ditandai Penyediaan makanan
pengetahuan terkait dengan memperoleh informasi dengan yang kurang bervariasi
gizi serta terkait tentang gizi seimbang atau monoton seperti
penyakit diabetes dan penyakit diabetes hanya mengkonsumsi
mellitus mellitus sayuran mentimun,
suka mengonsumsi
kopi dan suka merokok.

3. Intervensi Gizi

No Diagnosa Gizi Intervensi Gizi


1 P (problem) Asupan oral tidak adekuat Tujuan : Meningkatkan asupan makanan
E (etiologi) Pengetahuan yang kurang
tentang kebutuhan zat gizi Cara : memberikan diet gizi seimbang
untuk lansia dan diet DM sesuai dengan
S (sign/symptom) Asupan zat gizi < 80% kebutuhannya
Energi = 43,79 %
Protein = 43,50 % Target : dalam waktu 1 minggu asupan
Lemak = 17,82 % mencapai 60%
Karbohidrat = 56,05 %
2 P (problem) Perubahan nilai lab terkait Tujuan : Menormalkan nilai lab terkait
gizi gizi
E (etiologi) Gangguan patologis dari Cara :Memberikan diet diabetes mellitus
penyakit yang diderita sesuai dengan kebutuhannya
S (sign/symptom) Kadar gula darah sewaktu
melebihi batas normal yaitu Target : kadar gula darah sasaran
235 mg/dl mendekati normal
3 P (problem) Kurangnya pengetahuan Tujuan : Meningkatkan pengetahuan
terkait gizi serta terkait sasaran tentang gizi dan penyakit
penyakit diabetes mellitus diabetes mellitus

Kurangnya memperoleh Cara : memberikan konseling gizi


E (etiologi) informasi tentang gizi tentang gizi seimbang untuk lansia dan
seimbang dan penyakit tentang diet diabetes mellitus kepada
diabetes mellitus sasaran
Penyediaan makanan yang
S (sign/symptom) kurang bervariasi atau Target : pengetahuan sasaran tentang gizi
monoton seperti hanya dan penyakit diabetes mellitus meningkat
mengkonsumsi sayuran sehingga ada perubahan dalam pemilihan
mentimun, suka makanan.
mengonsumsi kopi dan suka
merokok.

a. Preskripsi Diet
Jenis diet yang diberikan adalah diet DM VIII sesuai dengan kandungan energy,
protein, lemak dan karbohidrat.

b. Syarat dan Prinsip Diet


1. Energi cukup sesuai perhitungan kebutuhan pasien menggunakan rumus
konsensus PERKENI 2015 yaitu 30 kkal/BBI yaitu 2486,4 kkal
2. Kebutuhan protein 15% dari kebutuhan energi total yaitu 93,24 gram
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu 25 % dari kebutuhan energy total yaitu 69,07
gram.
4. Kebutuhan karbohidrat 60% dari kebutuhan energi total yaitu 372,96 gram.
5. Pengunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energy total.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
7. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.
8. Penggunaan natrium dalam bentuk garam dapur masih diperbolehkan dalam
jumlah normal yaitu 3000 mg/hari, karena tekanan darah sasaran normal.
9. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

c. Bentuk makanan dan frekuensi pemberian


Bentuk makanan yang diberikan adalah bentuk makanan biasa karena sasaran
dalam keadaan sehat dan tidak mengalami gangguan pencernaan. Sedangkan
frekuensi pemberian makan yaitu 4 kali makanan biasa dan 2 kali makan selingan.

d. Perhitungan kebutuhan
Diketahui : BB = 59,8 kg
TB = 165,8 cm
BBI = 59,2 kg
Perhitungan kebutuhan zat gizi dengan rumus PERKENI :
1. BMR = 30 kal x BBI
= 30 kal x 59,2
= 1776 kal
2. Faktor aktifitas (berat) = 40% dari BMR
= 40% x 1776
= 710,4 kkal
3. Faktor usia = 10% dari BMR
= 10% x 1776
= 177,6 kkal
4. Faktor stress = 10% x BMR
= 10% x 1776
= 177,6 kkal
Energi = (BMR + Faktor aktifitas) - faktor usia
= (1776+ 710,4) – 177,6
= 2308,8 kkal + faktor stress
= 2308,8 kkal + 177,6
= 2486,4 kkal
Protein = 15% x total energy
= 15% x 2486,4 kkal
= 93,24 gram
Lemak = 25% x total energy
= 25% x 2486,4 kkal
= 69,07 gram
Karbohidrat = 60% x total energy
= 60% x 2486,4 kkal
= 372,96 gram

4. Monitoring dan Evaluasi

No Parameter Target Instrument / alat


1 Berat badan Berat badan tetap/stabil Timbangan injak digital
2 Asupan makan Dalam waktu 3 hari Form Recall
asupan makan sasaran
meningkat menjadi 60%
3 Biokimia kadar gula darah sasaran Easy touch
menurun mendekati
normal
4 Pengetahuan Sasaran dapat mengetahui Leaflet
tentang zat gizi dan memahami tentang
dan penyakit gizi seimbang dan
diabetes mellitus penyakit diabetes mellitus

Evaluasi asuhan gizi dilaksanakan dengan membandingkan hasil


monitoring dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dari kegiatan
intervensi ini dilakukan secara bertahap yaitu pada awal, pertengahan, dan akhir
kunjungan dengan Monitoring makanan yang dikonsumsi menggunakan form
recall 24 jam yang bertujuan untuk mengetahui tingkat asupan sasaran setelah
diberikan konseling mengenai makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk penderita diabetes mellitus dan untuk mengetahui apakah sasaran
melaksanakan anjuran yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan Intervensi


Kegiatan intervensi yang diberikan pada keluarga binaan dengan penyakit
diabetes mellitus ini dimulai dari hari Jumat tanggal 15 Maret 2019 hingga Minggu
24 Maret 2019. Dimana kunjungan keluarga binaan dilakukan saat waktu senggang
selama rentang waktu tersebut. Adapun kegiatan dilakukan selama intervensi di
keluarga binaan yaitu:
Tabel 5. Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pada KK Binaan

Kegiata Kegiatan Kegiatan KK Tanggal Media Ket


n Mahasiswa Binaan dan Waktu
Kegiatan Pengenalan Menerima 15 Maret - Sesuai
Awal dan mahasiswa 2019 Rencana
penyampaian dan bersedia 14.00- 15.00
tujuan menjadi KK WITA
Binaan
Pengkajian Sampel 17 Maret Alat tulis, Sesuai
Awal bersedia di 2019 timbangan, Rencana
Pengukuran ukur 15.00-16.00 microtoa,
antropometri, antropometri, WITA dan form
fisik dan diwawancara, recall
pencatatan melakukan
asupan recall 24 jam
makan
(Recall)
Pretest Menjawab 17 Maret Soal Pretest Sesuai
pertanyaan 2019 Rencana
15.00-16.00
WITA
Penjelasan Memahami 18 Maret Alat Tulis Sesuai
hasil penjelasan 2019 Rencana
pengukuran 14.00-15.00
Kegiatan
antropometri WITA
Inti
konseling gizi Berdiskusi 18 Maret Leaflet, dan Sesuai
mengenai dan 2019 alat tulis rencana
penyakit memahami 15.00-16.00
diabetes penjelasan. WITA
mellitus
Recall 1 x 24 Menjawab 19 Maret Form Recall Sesuai
jam dan pertanyaan 2019 rencana
monitoring 09.00-11.00
asupan. WITA
Konseling Berdiskusi 22 Maret Leaflet Gizi Sesuai
Gizi dan 2019 rencana
Seimbang memahami 12.00-13.00 Seimbang
Pada Lansia penjelasan. WITA
dan alat tulis

Recall 1 x 24 Menjawab 23 Maret Form Recall Sesuai


jam dan pertanyaan 2019 rencana
monitoring 13.00-14.00
asupan. WITA
Post Test Menjawab 24 Maret Soal Post Sesuai
Pertanyaan 2019 Rencana
Test
13.00-15.00

Kegiatan WITA
Pengukuran Melakukan 24 Maret Alat Sesuai
Akhir
antropometri pengukuran 2019 Tulis,Timban Rencana
akhir 13.00-15.00 gan,
WITA Microtoa

a. Status Gizi
Tabel 6. Hasil Pengukuran Antropometri

Antropometri Pengukuran Awal Pengukuran Akhir


Berat Badan 59,8 kg 59,2 kg
Tinggi Badan 165,8 cm 165,8 cm
IMT 21,74 kg/m2 21,53 kg/m2

Hasil pengukuran berat badan akhir dibandingkan dengan pengukuran awal


mengalami penurunan sebesar 0,6 kg, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada
saat pengukuran berat badan akhir dilakukan saat sasaran belum mengonsumsi
makanan. Berdasarkan hasil perhitungan IMT, status gizi sasaran termasuk ke dalam
kategori normal.
b. Biokimia
Sebelum diberikan intervensi, kadar gula darah sasaran yaitu 235 mg/dl,
sedangkan setelah diberikan intervensi kadar gula darah sasaran menurun menjadi
210 mg/dl.

c. Asupan
Tabel 7. Tingkat Konsumsi Zat Gizi Lansia

Hari/ Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat


17 Maret 2019 1089 kkal 40,56 gram 12,31 gram 209,06 gram
Kebutuhan 2486,4 kkal 93,24 gram 69,07 gram 372,96 gram
% Tk. Konsumsi 43,79 43,50 17,82 56,05

Hari/ Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat


19 Maret 2019 1046,3 kkal 44,12 gram 13,97 gram 195,12 gram
Kebutuhan 2486,4 kkal 93,24 gram 69,07 gram 372,96 gram
% Tk. Konsumsi 53,48 49,24 64,74 52,32

Hari/ Tanggal Energi Protein Lemak Karbohidrat


23 Maret 2019 1485,2 kkal 49,34 gram 33,44 gram 246,36 gram
Kebutuhan 2486,4 kkal 93,24 gram 69,07 gram 372,96 gram
% Tk. Konsumsi 59,73 52,91 48,41 66,05
Tingkat Konsumsi Zat Gizi
70

60

50

40

Recall
30 17/03/2019
Recall
20 19/03/2019
Recall
10 23/03/2019

0
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Berdasarkan hasil Recall 1 x 24 jam yang telah dilakukan dan jika


dibandingkan dari hasil ketiga tingkat konsumsi, maka bisa dilihat bahwa
sebelum dilakukan konseling hasil Recall pertama didapatkan asupan energy,
protein, lemak dan karbohidrat dikategorikan kurang, setelah dilakukan
konseling kemudian dilakukan Recall kedua, dimana tingkat konsumsi energy,
protein dan lemak meningkat, sedangkan tingkat konsumsi karbohidrat menurun.
Pada saat dilakukan recall kedua, pemilihan bahan makanan yang digunakan
sasaran masih monoton sama seperti saat dilakukan recall pertama. Oleh karena
itu dilakukan konseling lanjutan mengenai gizi seimbang pada lansia. Dilihat
pada asupan Recall ketiga tingkat konsumsi energy, protein dan karbohidrat
meningkat sedangkan tingkat konsumsi lemak menurun. Pada saat dilakukan
recall ketiga, pemilihan bahan makanan yang digunakan sasaran sudah semakin
bervariasi.
d. Pengetahuan

Sebelum diberikan intervensi sasaran diberikan beberapa soal pre test tentang
penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Pre test dilakukan
secara lisan dengan pertanyaan yang sudah disusun sebanyak 5 soal. Dari 5 soal
yang diberikan pada saat pre test, sasaran hanya bisa menjawab 2 soal dan 3 soal
tidak bisa dijawab. Setelah itu, sasaran diberikan intervensi berupa konseling gizi
mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Setelah
diberikan intervensi, sasaran diberikan post test secara lisan dan sasaran sudah
bisa menjawab soal yang diberikan.

B. Pembahasan
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic yang ditandai
dengan hiperglikemik akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Sasaran pada keluarga binaan ini adalah lansia dengan penyakit
diabetes mellitus dengan kadar gula darah 235 mg/dl. Kadar normal gula darah
sewaktu yaitu 70-140 mg/dl. Faktor penyebab masalah pada sasaran yaitu
kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan diet penyakit diabetes
mellitus serta pola makan yang kurang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Frengky Balfero (2017) tentang Faktor-
faktor Penyebab Diabetes Mellitus di SWC Semarang menunjukkan bahwa
penyebab utama kejadian DM tipe 2 pada responden meliputi faktor genetik
(keturunan), gaya hidup (kurang aktifitas fisik dan merokok), dan pola makan
(konsumsi jus, minuman bersoda, dan makan tidak teratur).
Berdasarkan hasil intervensi, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran berat
badan akhir dibandingkan dengan pengukuran awal pada sasaran mengalami
penurunan sebesar 0,6 kg, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada saat
pengukuran berat badan akhir dilakukan saat sasaran belum mengonsumsi
makanan. Setelah diberikan intervensi, kadar gula darah sasaran menurun
menjadi 210 mg/dl. Sedangkan berdasarkan asupan makanan jika dilihat dari
hasil recall, sasaran mengalami peningkatan asupan makan pada recall kedua dan
ketiga. Pada recall pertama, recall kedua dan recall ketiga jika di bandingkan
dengan kebutuhan, asupan makan sasaran masih berada dalam kategori defisit,
namun pada recall kedua dan recall ketiga sudah mengalami peningkatan
dibandingkan saat recall pertama.
Sebelum diberikan intervensi sasaran diberikan beberapa soal pre test
tentang penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Pre test
dilakukan secara lisan dengan pertanyaan yang sudah disusun sebanyak 5 soal.
Dari 5 soal yang diberikan pada saat pre test, sasaran hanya bisa menjawab 2 soal
dan 3 soal tidak bisa dijawab. Hal tersebut disebabkan karena sasaran belum
pernah mendapat penyuluhan mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang. Setelah itu, sasaran diberikan intervensi berupa konseling gizi
mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Setelah
diberikan intervensi, sasaran diberikan post test secara lisan dan sasaran sudah
bisa menjawab dari 5 soal yang diberikan.
Sebelum diberikan konseling, dalam pemilihan menu sasaran masih
menggunakan bahan makanan yang monoton setiap hari. Setelah diberikan
konseling gizi mengenai gizi seimbang, sasaran sudah mulai memilih bahan
makanan yang lebih bervariasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dari kegiatan keluarga binaan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Masalah gizi yang dialami oleh sasaran lansia adalah asupan oral tidak
adekuat, peningkatan kadar gula darah yaitu 235 mg/dl dan kurangnya
pengetahuan terkait gizi dan terkait diet diabetes mellitus.
2. Faktor penyebab dari masalah gizi yang dialami yaitu karena kurangnya
pengetahuan sasaran mengenai diet penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang serta pola makan pasien yang kurang baik.
3. Intervensi yang diberikan kepada sasaran yaitu konseling gizi mengenai diet
untuk penderita diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia.
4. Hasil pengukuran berat badan akhir dibandingkan dengan pengukuran awal
mengalami penurunan sebesar 0,6 kg, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
pada saat pengukuran berat badan akhir dilakukan saat sasaran belum
mengonsumsi makanan. Berdasarkan hasil perhitungan IMT, status gizi
sasaran termasuk ke dalam kategori normal. Setelah diberikan intervensi,
kadar gula darah sasaran menurun menjadi 210 mg/dl. Dilihat dari hasil recall,
sasaran mengalami peningkatan asupan makan pada recall kedua dan ketiga.
Pada recall pertama, recall kedua dan recall ketiga jika di bandingkan dengan
kebutuhan, asupan makan sasaran masih berada dalam kategori defisit, namun
pada recall kedua dan recall ketiga sudah mengalami peningkatan
dibandingkan saat recall pertama. Sebelum diberikan intervensi sasaran
diberikan beberapa soal pre test tentang penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang untuk lansia. Pre test dilakukan secara lisan dengan pertanyaan yang
sudah disusun sebanyak 5 soal. Dari 5 soal yang diberikan pada saat pre test,
sasaran hanya bisa menjawab 2 soal dan 3 soal tidak bisa dijawab. Setelah
diberikan intervensi berupa konseling gizi mengenai penyakit diabetes
mellitus dan gizi seimbang untuk lansia sasaran diberikan post test secara
lisan dan sasaran sudah bisa menjawab dari 5 soal yang diberikan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada keluarga binaan ini adalah diharapkan sasaran
mampu mempertahankan status gizi agar tetap normal melalui konsumsi makanan
sesuai dengan pedoman gizi seimbang, mampu menjalankan diet dengan teratur
untuk menurunkan kadar gula darah mendekati normal, meningkatkan asupan zat
gizi, dan semoga program ini memberikan dampak baik dan positif pada keluarga
yang bersangkutan, sehingga keluarga yang dibina masalah gizinya dapat diperbaiki
dan untuk mencegah terjadinya masalah gizi yang lain.
.
Tabel 9.
POA (Plan Of Action)
Diabetes Mellitus Pada Lansia
N Masalah Rencana Kegiatan Tanggal/Wakt Tempat Sasara Sumbe Media/ Penanggun
o u n r Dana Alat g Jawab
1. Pasien penyakit Mengukur BB dan 17 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri a.Timbangan Merta Dewi
Diabetes Mellitus TB sasaran, Menilai bapak I b. Microt
dengan gula darah status gizi menurut Made oise
sewaktu yang IMT, Menanyakan Waktu : Gulem di c. Form Recall
tinggi, asupan konsumsi sehari Banjar d. Soal
15.00-16.00
makanan tidak (Recall) 1 x 24 jam, Selat pre test
adekuat, dan dan melakukan pre WITA Anyar,
pengetahuan yang test. Desa
kurang. Selat,
Abiansem
al
2 Pasien penyakit Memberikan 18 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Leaflet Diet Merta Dewi
Diabetes Mellitus konseling gizi sasaran Penyakit
dengan gula darah mengenai diet Waktu : diabetes
sewaktu yang penyakit diabetes 15.00-16.00 mellitus
tinggi, asupan mellitus WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
3 Pasien penyakit Monitoring asupan 19 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Form recall Merta Dewi
Diabetes Mellitus dengan recall 1 x 24 sasaran
dengan gula darah jam Waktu :
sewaktu yang 09.00-11.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
4 Pasien penyakit Memberikan 22 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Leaflet Gizi Merta Dewi
Diabetes Mellitus konseling mengenai sasaran Seimbang
dengan gula darah gizi seimbang pada Waktu : Untuk Lansia
sewaktu yang lansia 12.00-13.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
5 Pasien penyakit Monitoring asupan 23 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Form recall Merta Dewi
Diabetes Mellitus dengan recall 1 x 24 sasaran
dengan gula darah jam Waktu :
sewaktu yang 13.00-14.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
6 Pasien penyakit Melakukan post test 24 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri a. Timbangan Merta Dewi
Diabetes Mellitus dan pengukuran sasaran b. Microtoise
dengan gula darah antropometri akhir. Waktu : c. Soal pre
sewaktu yang test
13.00-15.00
tinggi, asupan
makanan tidak WITA
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
LAMPIRAN
Dokumentasi :

Wawancara pengumpulan data awal


Penimbangan berat badan sasaran

Konseling Gizi Mengenai Diabetes Mellitus


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Terbanyak Di Indonesia.
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
kematian-terbanyak-di-indonesia.html. Diakses tanggal 25 Maret 2019

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

Balfero, F. 2017. Faktor-faktor Penyebab Diabetes mellitus Tipe 2 di SWC Semarang.


http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14240/1/T1_462012053_Full
%20text.pdf. Diakses tanggal 09 April 2019

Novitasari. 2015. BAB I Pendahuluan. http://eprints.ums.ac.id/14984/2/BAB_I.pdf. Diakses


tanggal 25 Maret 2019
SOAL PRE TEST

1. Apa yang ibu ketahui tentang penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : penyakit kencing manis, gula darah naik.

2. Apa saja gejala dari penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : sering kencing.

3. Apa saja penyebab dari penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : tidak tahu

4. Apa saja makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?

Jawaban : tidak tahu

5. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?

Jawaban : tidak tahu.


SOAL POST TEST

1. Apa yang ibu ketahui tentang penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : penyakit dimana kadar gula dalam darah naik melebihi batas normal

2. Apa saja gejala dari penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : sering kencing dan air kencing dikerumuni semut

3. Apa saja penyebab dari penyakit diabetes mellitus?

Jawaban : keturunan, gaya hidup, pola makan kurang baik.

4. Apa saja makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?

Jawaban : makanan yang tidak manis-manis

5. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?

Jawaban : makanan manis, nasi yang terlalu banyak, sirup.

Anda mungkin juga menyukai