LAPORAN KASUS
Penguji I Penguji II
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa mampu mengkaji
permasalahan gizi yang ada dalam keluarga binaan dengan faktor-faktor penyebabnya
serta melakukan intervensi, evaluasi dan menyusun laporan kegiatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan masalah gizi pada keluarga binaan.
b. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi keluarga binaan.
c. Memilih dan memberikan intervensi sesuai masalah gizi pada keluarga
binaan.
d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan intervensi penanggulangan masalah gizi
keluarga binaan .
C. Sasaran
Sasaran keluarga binaan adalah keluarga yang mempunyai masalah gizi pada
golongan rawan yaitu keluarga yang mempunyai ibu hamil, balita dan lansia.
Penentuan keluarga binaan di Desa Selat diperoleh berdasarkan data PPG 2018
dengan masukan dan pertimbangan dari bidan Desa Selat. Berdasarkan hal tersebut
maka keluarga binaan yang saya peroleh adalah keluarga yang memiliki masalah gizi
pada lansia yang mengalami penyakit tidak menular yaitu diabetes mellitus.
D. Waktu
Pelaksanaan KK Binaan dimulai pada tanggal 15 Maret – 24 Maret 2019 yang
dilaksanakan sebanyak 7 kali pertemuan.
PELAKSANAAN INTERVENSI
B. Riwayat Kesehatan
Sasaran mengalami penyakit diabetes mellitus sejak 4 tahun yang lalu. Sasaran
tidak pernah rawat inap atau opname. Dulu, sasaran rutin memeriksakan kesehatan di
Rumah Sakit Kapal. Namun saat ini sasaran masih menjalani rawat jalan di dokter
umum di Desa Samuan. Saat ini sasaran rutin mengonsumsi obat diabetes mellitus.
2. Diagnosa Gizi
3. Intervensi Gizi
a. Preskripsi Diet
Jenis diet yang diberikan adalah diet DM VIII sesuai dengan kandungan energy,
protein, lemak dan karbohidrat.
d. Perhitungan kebutuhan
Diketahui : BB = 59,8 kg
TB = 165,8 cm
BBI = 59,2 kg
Perhitungan kebutuhan zat gizi dengan rumus PERKENI :
1. BMR = 30 kal x BBI
= 30 kal x 59,2
= 1776 kal
2. Faktor aktifitas (berat) = 40% dari BMR
= 40% x 1776
= 710,4 kkal
3. Faktor usia = 10% dari BMR
= 10% x 1776
= 177,6 kkal
4. Faktor stress = 10% x BMR
= 10% x 1776
= 177,6 kkal
Energi = (BMR + Faktor aktifitas) - faktor usia
= (1776+ 710,4) – 177,6
= 2308,8 kkal + faktor stress
= 2308,8 kkal + 177,6
= 2486,4 kkal
Protein = 15% x total energy
= 15% x 2486,4 kkal
= 93,24 gram
Lemak = 25% x total energy
= 25% x 2486,4 kkal
= 69,07 gram
Karbohidrat = 60% x total energy
= 60% x 2486,4 kkal
= 372,96 gram
Kegiatan WITA
Pengukuran Melakukan 24 Maret Alat Sesuai
Akhir
antropometri pengukuran 2019 Tulis,Timban Rencana
akhir 13.00-15.00 gan,
WITA Microtoa
a. Status Gizi
Tabel 6. Hasil Pengukuran Antropometri
c. Asupan
Tabel 7. Tingkat Konsumsi Zat Gizi Lansia
60
50
40
Recall
30 17/03/2019
Recall
20 19/03/2019
Recall
10 23/03/2019
0
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Sebelum diberikan intervensi sasaran diberikan beberapa soal pre test tentang
penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Pre test dilakukan
secara lisan dengan pertanyaan yang sudah disusun sebanyak 5 soal. Dari 5 soal
yang diberikan pada saat pre test, sasaran hanya bisa menjawab 2 soal dan 3 soal
tidak bisa dijawab. Setelah itu, sasaran diberikan intervensi berupa konseling gizi
mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Setelah
diberikan intervensi, sasaran diberikan post test secara lisan dan sasaran sudah
bisa menjawab soal yang diberikan.
B. Pembahasan
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic yang ditandai
dengan hiperglikemik akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Sasaran pada keluarga binaan ini adalah lansia dengan penyakit
diabetes mellitus dengan kadar gula darah 235 mg/dl. Kadar normal gula darah
sewaktu yaitu 70-140 mg/dl. Faktor penyebab masalah pada sasaran yaitu
kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan diet penyakit diabetes
mellitus serta pola makan yang kurang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Frengky Balfero (2017) tentang Faktor-
faktor Penyebab Diabetes Mellitus di SWC Semarang menunjukkan bahwa
penyebab utama kejadian DM tipe 2 pada responden meliputi faktor genetik
(keturunan), gaya hidup (kurang aktifitas fisik dan merokok), dan pola makan
(konsumsi jus, minuman bersoda, dan makan tidak teratur).
Berdasarkan hasil intervensi, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran berat
badan akhir dibandingkan dengan pengukuran awal pada sasaran mengalami
penurunan sebesar 0,6 kg, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada saat
pengukuran berat badan akhir dilakukan saat sasaran belum mengonsumsi
makanan. Setelah diberikan intervensi, kadar gula darah sasaran menurun
menjadi 210 mg/dl. Sedangkan berdasarkan asupan makanan jika dilihat dari
hasil recall, sasaran mengalami peningkatan asupan makan pada recall kedua dan
ketiga. Pada recall pertama, recall kedua dan recall ketiga jika di bandingkan
dengan kebutuhan, asupan makan sasaran masih berada dalam kategori defisit,
namun pada recall kedua dan recall ketiga sudah mengalami peningkatan
dibandingkan saat recall pertama.
Sebelum diberikan intervensi sasaran diberikan beberapa soal pre test
tentang penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Pre test
dilakukan secara lisan dengan pertanyaan yang sudah disusun sebanyak 5 soal.
Dari 5 soal yang diberikan pada saat pre test, sasaran hanya bisa menjawab 2 soal
dan 3 soal tidak bisa dijawab. Hal tersebut disebabkan karena sasaran belum
pernah mendapat penyuluhan mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang. Setelah itu, sasaran diberikan intervensi berupa konseling gizi
mengenai penyakit diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia. Setelah
diberikan intervensi, sasaran diberikan post test secara lisan dan sasaran sudah
bisa menjawab dari 5 soal yang diberikan.
Sebelum diberikan konseling, dalam pemilihan menu sasaran masih
menggunakan bahan makanan yang monoton setiap hari. Setelah diberikan
konseling gizi mengenai gizi seimbang, sasaran sudah mulai memilih bahan
makanan yang lebih bervariasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dari kegiatan keluarga binaan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Masalah gizi yang dialami oleh sasaran lansia adalah asupan oral tidak
adekuat, peningkatan kadar gula darah yaitu 235 mg/dl dan kurangnya
pengetahuan terkait gizi dan terkait diet diabetes mellitus.
2. Faktor penyebab dari masalah gizi yang dialami yaitu karena kurangnya
pengetahuan sasaran mengenai diet penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang serta pola makan pasien yang kurang baik.
3. Intervensi yang diberikan kepada sasaran yaitu konseling gizi mengenai diet
untuk penderita diabetes mellitus dan gizi seimbang untuk lansia.
4. Hasil pengukuran berat badan akhir dibandingkan dengan pengukuran awal
mengalami penurunan sebesar 0,6 kg, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
pada saat pengukuran berat badan akhir dilakukan saat sasaran belum
mengonsumsi makanan. Berdasarkan hasil perhitungan IMT, status gizi
sasaran termasuk ke dalam kategori normal. Setelah diberikan intervensi,
kadar gula darah sasaran menurun menjadi 210 mg/dl. Dilihat dari hasil recall,
sasaran mengalami peningkatan asupan makan pada recall kedua dan ketiga.
Pada recall pertama, recall kedua dan recall ketiga jika di bandingkan dengan
kebutuhan, asupan makan sasaran masih berada dalam kategori defisit, namun
pada recall kedua dan recall ketiga sudah mengalami peningkatan
dibandingkan saat recall pertama. Sebelum diberikan intervensi sasaran
diberikan beberapa soal pre test tentang penyakit diabetes mellitus dan gizi
seimbang untuk lansia. Pre test dilakukan secara lisan dengan pertanyaan yang
sudah disusun sebanyak 5 soal. Dari 5 soal yang diberikan pada saat pre test,
sasaran hanya bisa menjawab 2 soal dan 3 soal tidak bisa dijawab. Setelah
diberikan intervensi berupa konseling gizi mengenai penyakit diabetes
mellitus dan gizi seimbang untuk lansia sasaran diberikan post test secara
lisan dan sasaran sudah bisa menjawab dari 5 soal yang diberikan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada keluarga binaan ini adalah diharapkan sasaran
mampu mempertahankan status gizi agar tetap normal melalui konsumsi makanan
sesuai dengan pedoman gizi seimbang, mampu menjalankan diet dengan teratur
untuk menurunkan kadar gula darah mendekati normal, meningkatkan asupan zat
gizi, dan semoga program ini memberikan dampak baik dan positif pada keluarga
yang bersangkutan, sehingga keluarga yang dibina masalah gizinya dapat diperbaiki
dan untuk mencegah terjadinya masalah gizi yang lain.
.
Tabel 9.
POA (Plan Of Action)
Diabetes Mellitus Pada Lansia
N Masalah Rencana Kegiatan Tanggal/Wakt Tempat Sasara Sumbe Media/ Penanggun
o u n r Dana Alat g Jawab
1. Pasien penyakit Mengukur BB dan 17 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri a.Timbangan Merta Dewi
Diabetes Mellitus TB sasaran, Menilai bapak I b. Microt
dengan gula darah status gizi menurut Made oise
sewaktu yang IMT, Menanyakan Waktu : Gulem di c. Form Recall
tinggi, asupan konsumsi sehari Banjar d. Soal
15.00-16.00
makanan tidak (Recall) 1 x 24 jam, Selat pre test
adekuat, dan dan melakukan pre WITA Anyar,
pengetahuan yang test. Desa
kurang. Selat,
Abiansem
al
2 Pasien penyakit Memberikan 18 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Leaflet Diet Merta Dewi
Diabetes Mellitus konseling gizi sasaran Penyakit
dengan gula darah mengenai diet Waktu : diabetes
sewaktu yang penyakit diabetes 15.00-16.00 mellitus
tinggi, asupan mellitus WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
3 Pasien penyakit Monitoring asupan 19 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Form recall Merta Dewi
Diabetes Mellitus dengan recall 1 x 24 sasaran
dengan gula darah jam Waktu :
sewaktu yang 09.00-11.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
4 Pasien penyakit Memberikan 22 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Leaflet Gizi Merta Dewi
Diabetes Mellitus konseling mengenai sasaran Seimbang
dengan gula darah gizi seimbang pada Waktu : Untuk Lansia
sewaktu yang lansia 12.00-13.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
5 Pasien penyakit Monitoring asupan 23 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri Form recall Merta Dewi
Diabetes Mellitus dengan recall 1 x 24 sasaran
dengan gula darah jam Waktu :
sewaktu yang 13.00-14.00
tinggi, asupan WITA
makanan tidak
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
6 Pasien penyakit Melakukan post test 24 Maret 2019 Rumah Lansia Mandiri a. Timbangan Merta Dewi
Diabetes Mellitus dan pengukuran sasaran b. Microtoise
dengan gula darah antropometri akhir. Waktu : c. Soal pre
sewaktu yang test
13.00-15.00
tinggi, asupan
makanan tidak WITA
adekuat, dan
pengetahuan yang
kurang.
LAMPIRAN
Dokumentasi :
Depkes RI. 2011. Penyakit Tidak Menular Penyebab Kematian Terbanyak Di Indonesia.
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
kematian-terbanyak-di-indonesia.html. Diakses tanggal 25 Maret 2019
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
5. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?
Jawaban : penyakit dimana kadar gula dalam darah naik melebihi batas normal
5. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus?