Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul Edukasi Pola Makan pada Anak
Latar Belakang Saat ini, kurang gizi sering dijumpai pada anak. Sedangkan,
anak membutuhkan asupan nutrisi yang adekuat untuk
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Data
Riskesdas pada tahun 2010 menunjukkan bahwa secara
nasional konsumsi energi dan protein masyarakat Indonesia
masih rendah pada semua kelompok umur dimana 44,4%
kelompok usia 6-12 tahun mengonsumsi energi di bawah
kebutuhan minimal. Hal ini dapat mengakibatkan anak
menjadi kurus dan pendek. Data Riskesdas menyatakan
pada usia 6-12 tahun, frekuensi anak yang tergolong pendek
adalah 35,6%, serta anak yang tergolong kurus adalah
12,2%.
UKM
Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul Edukasi Pola Makan Pada Penderita DM Tipe 2
Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik kronis yang
ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah
penderitanya yang berisiko tinggi memunculkan berbagai
komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Diabetes
melitus telah menjadi salah satu masalah utama kesehatan
global yang juga berpengaruh terhadap aspek ekonomi
maupun sosial. Populasi yang banyak serta pola hidup
modern masyarakat Indonesia membuat Indonesia menjadi
negara dengan populasi terbanyak keenam penderita
diabetes di dunia dengan total penderita diabetes mencapai
10,3 juta orang pada 2017 dan diperkirakan akan terus
bertambah hingga 16,7 juta pada tahun 2045.
UKM
Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul Edukasi Pola Makan pada Pasien Gastritis
Latar Belakang Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung
yang bersifat akut, kronis difus, atau local dengan
karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrium, mual dan muntah. Badan penelitian kesehatan
dunia WHO tahun 2012, insiden gastritis di dunia sekitar 1,8-
2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden
terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari
jumlah penduduk setiap tahunnya.
UKM
Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul Edukasi Pola Makan pada Pasien Obesitas
Latar Belakang Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan
akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake)
dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam
waktu lama. Obesitas ditemukan pada orang dewasa,
remaja, dan anak-anak. Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa
mengalami overweight dan lebih dari 500 juta orang dewasa
di dunia mengalami obesitas. Selain itu, overweight dan
obseitas memiliki risiko mengalami diabetes (44%), penyakit
jantung iskemik (23%), dan kanker (7%). Di Indonesia,
berdaasarkan data Riskesdas menunjukan peningkatan
prevalesni obesitas pada penduduk berusia diatas 18 tahun
dari 11,7% (2010) menjadi 15,4% (2013). Obesitas
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu genetik, lingkungan,
obat-obatan dan hormonal. Berdasarkan data Riskesdas
tentang analisis survei konsumsi makanan individu sebesar
40,7% masyarakat Indonesia mengonsumi makanan
berlemak, 53,1% mengonsumsi makanan manis, 93,5%
kurang konsumsi sayur dan buah, dan 26,1% aktivitas fisik
kurang. Berdasarkan data tersebut diperlukan pengendalian
obesitas yang optimal dengan cara edukasi mengenai pola
makan yang baik.
Permasalahan Pasien perempuan 35 tahun datang dengan keluhan mudah
lelah jika berjalan jauh. Diketahui berat badan pasien 85 kg
dan tinggi badan 160 cm (BMI 33,2 = obesitas). Pasien
sering makan gorengan dan makanan manis.
Perencanaan & Masalah yang ditetapkan adalah minimnya pengetahuan
Pemilihan pasien mengenai pola makan yang baik untuk penderita
Intervensi obesitas. Oleh karena itu, perlu diberikan edukasi yang
secara menyeluruh mengenai pola makan untuk penderita
obesitas.
Pelaksanaan Edukasi yang dapat disampaikan pada pasien yang
mengalami obesitas antara lain :
- Penatalaksanaan obesitas mencakup multi disiplin terdiri
dari ahli gizi, spesialis anak/ spesialis penyakit dalam,
psikolog, fisioterapis, okupasional terapis, ahli bedah,
perawat bariatrik, dan farmasi
- Edukasi mengenai pentingnya perubahan gaya hidup,
bahwa tidak ada intervensi yang bekerja jika pasien masih
menerapkan pola hidup sedenter. Bahkan pasca operasi
beberapa program aktivitas fisik masih diperlukan untuk
mencegah kenaikan berat badan
- Fokus pada perubahan perilaku dan pola makan yang
berkaitan dengan gaya hidup sehat daripada menurunkan
berat badan
Atur pola makan dengan menggunakan piring makan model
T sebagai berikut:
1. Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan
sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta, dan lain lain)
2. Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan
jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
3. Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama
dengan jumlah karbohidrat ditambah dengan protein
4. Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat
digunakan untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang
dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok
teh
Monitoring & Evaluasi kegiatan dilakukan dengan memantau berat badan
Evaluasi dan keluhan pasien pada kunjungan berikutnya.
UKM
Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul Edukasi Pola Makan pada Penderita Anemia
Latar Belakang Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah
(dan berpengaruh kepada kapasitas daya angkut oksigen)
tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia
merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
terjadi baik dinegara maju maupun di negara berkembang.
Asupan makanan yang adekuat akan dapat menyediakan
energi, nutrisi, dan serat yang cukup untuk dapat memelihara
kesehatan tubuh. Zat besi adalah mineral yang merupakan
bagian dari hemoglobin dan myoglobin yang berperan sangat
penting pada distribusi oksigen dalam tubuh. Zat besi juga
merupakan koenzim pada banyak reaksi metabolik yang
berperan dalam produksi energi.
UKM
Tanggal
Kode F1 – Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
F2 – Kesehatan Lingkungan
F3 – KIA dan KB
F4 – Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
F5 – Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Tidak Menular
F6 – Upaya Pengobatan Dasar
F7 – Mini Project
Peserta Perwakilan Dinkes
Kapuskes
Camat/Lurah/Perwakilan
Dokter Pendamping
Peserta PIDI
Masyarakat
Lain-lain
Judul
Latar Belakang
Permasalahan
Perencanaan &
Pemilihan
Intervensi
Pelaksanaan
Monitoring &
Evaluasi