Penyuluhan Pola Diet Pada Penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asam Urat Dan
Kolesterol di Pos Prolanis RabaKodo
Latar Belakang
Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit
dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Permasalahan
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan
menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar.
Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain: hipertensi, diabetes melitus,
asam urat tinggi, dan kolestrol tinggi. Penyakit-penyakit tersebut erat kaitannya dengan
makanan yang dikonsumsi selama ini. Untuk itu para lansia harus dibekali pengetahuan untuk
mengatur diet mereka, sehingga penyakit hipertensi, diabetes melitus, asam urat tinggi dan
kolestrol tinggi dapat dikontrol.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Untuk mengontrol tekanan darah tinggi
- Ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan
sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan.
- Hindari minuman beralkohol dan soft drink
- Berhenti merokok dan
- Kurangi konsumsi garam yaitu hanya 1/2 sendok teh.
b. Untuk mengontrol asam urat tinggi
- Membatasi konsumsi kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, lemak, belinjo,
segala makanan yang terbuat dari kacang contohnya tahu dan tempe.
c. Untuk mengontrol diabetes
- Hindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohindrat tinggi,
contohnya mengurami konsumsi nasi putih atau menggantinya dengan nasi merah.
d. Untuk mengontrol kolestrol tinggi
- Hindari makanan yang di goreng, makanan laut seperti udang, cumi, lobster,
kepiting dan ikan laut.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan di Pos Prolanis RabaKodo pada pukul 09.00- selesai pada
posyandu lansia. Sebelum dilakukan penyuluhan, terlebih dahulu di jelaskan terkait dengan
penggunaan masker dan mencuci tangan serta pentingnya melakukan jaga jarak dengan orang
lain di tengan situasi pandemi COVID 19 ini. Setelah itu, dilakukan penyuluhan dengan judul
topik Pola Diet Pada Penyakit HIpertesi, Diabetes Melitus, Asam Urat dan Kolestrol.
Sebelum dilakaukan penyuluhan para lansia dilakukan screening dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah, kolestrol dan asam urat.
Monitoring dan Evaluasi
Penyuluhan berlangsung sangat baik, para lansia bersemangat mendengarkan
informasi yang diberikan, dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan. Penyuluhan harus
tetap diberikan agar para lansia tetap ingat dan selalu menerapkan pola diet tersebut.
Latar belakang
Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan
produktifitas kerja serta akan berakibat apda mortalitas dan morbiditas. Masalah igiz yang
utama di Indonesia yang belum teratasi yaitu kekurangan energi protein, kekurangan vitamin
A, gondok endemik, dan anemia.
Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan
penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya
faktor ekonomi, keluarga, produktivitas, dan pengetahuan tentang gizi.
Untuk meningkatkan status gizi diperlukan adanya pengetahuan tentang gizi seimbang
dan aktivitas fisik yang cukup. Kementrian kesehatan RI menyarankan sepuluh pedoman gizi
seimbang yang terdiri dari: biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok, batasi
konsumsi panganan manis asin dan berlemak, lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
pertahankan berat badan ideal, biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, biasakan sarapan pagi, biasakan minum
air putih yang cukup dan aman, banyak makan buah dan sayur, biasakan membaca label pada
kemasan pangan, syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.
Permasalahan
Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
kerja serta akan berakibat apda mortalitas dan morbiditas. Masalah igiz yang utama di
Indonesia yang belum teratasi yaitu kekurangan energi protein, kekurangan vitamin A,
gondok endemik, dan anemia. Di desa Taman Baru pengetahuan warga masih kurang
sehingga perlu diberikan penyuluhan
Untuk mencegah penyakit kronis, tentunya Anda harus menerapkan pola hidup yang sehat,
yaitu dengan rutin berolahraga, aktif bergerak, makan makanan yang sehat, cukup minum air
putih, dan beristirahat yang cukup.
Namun, masalah yang disebabkan penyakit kronis tidak hanya pada keadaan fisik
penderitanya. Menderita penyakit kronis juga bisa sangat membebani kondisi finansial.
Untuk mendapatkan pengobatan terbaik, biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit.
Ditambah lagi, proses perawatan dan pemulihan jangka panjang juga memerlukan biaya yang
cukup besar.
Latar Belakang
Salah satu penyebab gizi buruk dan stunting yakni prilaku dan praktek orang tua dalam
pemberian makanan bayi dan anak yang kurang baik. Adapun tujuan kegiatan tersebut untuk
memberikan edukasi kepada ibu balita dalam memberikan makanan balita dengan gizi
seimbang dan memperkenalkan menu gizi seimbang sesuai dengan umur balita.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB masih berjibaku dengan pencegahan stunting (kurang
gizi kronis). Bahkan berdasarkan pencatatan elektronik pelaporan gizi masyarakat (e-
PPGBM), data stunting di NTB tembus di angka sekitar 19,02 persen. Hal tersebut
disampaikan, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah belum lama ini. Pemerintah
Provinsi NTB terus berupaya menekan angka stunting ini salah satunya melalui program
unggulan posyandu keluarga. Posyandu ini bukan hanya untuk ibu hamil dan bayi saja tetapi
untuk seluruh masyarakat, termasuk remaja. Dengan dijadikannya seluruh posyandu menjadi
posyandu keluarga, akan berakibat pada penurunan stunting, gizi buruk, ibu melahirkan
meninggal serta angka kematian bayi menurun.
Permasalahan
1. Ibu balita masih banyak yang belum memngetahui pentingnya gizi seimbang bagi
pertumbuhan anak anak
2. Masih banyak kasus stunting dan gizi buruk di NTB
Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2021 di posyandu desa sakuru pada pkul 9.00
sampai dengan selesai