Anda di halaman 1dari 7

Judul Laporan Kegiatan : Upaya Perbaikan Gizi Anak Di Puskesmas Woha

Kegiatan upaya perbaikan Gizi Anak di Puskesmas Woha


Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia yang terbanyak adalah gizi kurang. Anak balita (0-5 tahun)
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi atau
termasuk salah satu kelompok masyarakat yang rentan gizi. Penanganan masalah gizi sangat
terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan SDM yang sehat, cerdas, dan
produktif. Upaya peningkatan SDM yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan
pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik.
Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit
masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat seperti faktor lingkungan yang
higenis, asupan makanan, pola asuh terhadap anak, dan pelayanan kesehatan seperti imunisasi
sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk
Permasalahan
Masalah gizi utama di Indonesia terdiri dari masalah gizi pokok yaitu Kekurangan
Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi (AGB), selain gizi lebih (obesitas).
Didapatkan pasien An.S, usia 2 tahun 1 bulan, BB 8.3, TB 78 cm.
- Status Gizi Anak :
- BB/U Kurang
- PB/U Pendek
- BB/PB Normal
Staus Tumbuh Kembang anak : anak belum bisa berdiri dan berjalan sendiri.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga, karena rumah tangga
yang sehat merupakan aset pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Semua anggota keluarga dapat menjadi rawan terkena penyakit
infeksi, salah satunya adalah balita. Infeksi dapat menyebabkan kurang gizi atau sebaliknya.
Oleh karena itu masyarakat harus dibekali dengan informasi dan pengetahuan tentang
bagaimana memenuhi kebutuhan gizi anak, karena anak dalam masa pertumbuhan dan
kebutuhan gizinya cukup tinggi.
Pemberian gizi pada anak :
- Diet TKTP 1100 kkal
- F100 105ml/2 jam
- Makanan padat
Pelaksanaan
Selain pemberiam F-100 pada anak, ibu juga harus diberikan pengetahuan cara
pemberian F-100. Setelah dua hari kemudian pasien kontrol kembali untuk melakukan
penimbangan berat badan dan pengambilan F-100 lanjutan.
Monitoring dan Evaluasi
Ibu pasien sangat antusias menerima informasi yang telah diberikan, ibu pasien akan
melakukan pengamatan dalam pemberian F-100 dan memantau tumbuh kembang serta rajin
melakukan kontrol ke puskesmas.
Dilakukan evaluasi : asupan makan sesuai kebutuhan dan berat badan mencapai normal.

Penyuluhan Pola Diet Pada Penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asam Urat Dan
Kolesterol di Pos Prolanis RabaKodo
Latar Belakang
Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit
dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Permasalahan
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan
menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar.
Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain: hipertensi, diabetes melitus,
asam urat tinggi, dan kolestrol tinggi. Penyakit-penyakit tersebut erat kaitannya dengan
makanan yang dikonsumsi selama ini. Untuk itu para lansia harus dibekali pengetahuan untuk
mengatur diet mereka, sehingga penyakit hipertensi, diabetes melitus, asam urat tinggi dan
kolestrol tinggi dapat dikontrol.
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
a. Untuk mengontrol tekanan darah tinggi
- Ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan
sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan.
- Hindari minuman beralkohol dan soft drink
- Berhenti merokok dan
- Kurangi konsumsi garam yaitu hanya 1/2 sendok teh.
b. Untuk mengontrol asam urat tinggi
- Membatasi konsumsi kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, lemak, belinjo,
segala makanan yang terbuat dari kacang contohnya tahu dan tempe.
c. Untuk mengontrol diabetes
- Hindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohindrat tinggi,
contohnya mengurami konsumsi nasi putih atau menggantinya dengan nasi merah.
d. Untuk mengontrol kolestrol tinggi
- Hindari makanan yang di goreng, makanan laut seperti udang, cumi, lobster,
kepiting dan ikan laut.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan di Pos Prolanis RabaKodo pada pukul 09.00- selesai pada
posyandu lansia. Sebelum dilakukan penyuluhan, terlebih dahulu di jelaskan terkait dengan
penggunaan masker dan mencuci tangan serta pentingnya melakukan jaga jarak dengan orang
lain di tengan situasi pandemi COVID 19 ini. Setelah itu, dilakukan penyuluhan dengan judul
topik Pola Diet Pada Penyakit HIpertesi, Diabetes Melitus, Asam Urat dan Kolestrol.
Sebelum dilakaukan penyuluhan para lansia dilakukan screening dengan melakukan
pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah, kolestrol dan asam urat.
Monitoring dan Evaluasi
Penyuluhan berlangsung sangat baik, para lansia bersemangat mendengarkan
informasi yang diberikan, dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan. Penyuluhan harus
tetap diberikan agar para lansia tetap ingat dan selalu menerapkan pola diet tersebut.

Penyuluhan Gizi Seimbang

Latar belakang
Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan
produktifitas kerja serta akan berakibat apda mortalitas dan morbiditas. Masalah igiz yang
utama di Indonesia yang belum teratasi yaitu kekurangan energi protein, kekurangan vitamin
A, gondok endemik, dan anemia.

Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan
penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya
faktor ekonomi, keluarga, produktivitas, dan pengetahuan tentang gizi.

Untuk meningkatkan status gizi diperlukan adanya pengetahuan tentang gizi seimbang
dan aktivitas fisik yang cukup. Kementrian kesehatan RI menyarankan sepuluh pedoman gizi
seimbang yang terdiri dari: biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok, batasi
konsumsi panganan manis asin dan berlemak, lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
pertahankan berat badan ideal, biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, biasakan sarapan pagi, biasakan minum
air putih yang cukup dan aman, banyak makan buah dan sayur, biasakan membaca label pada
kemasan pangan, syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

Permasalahan

Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas
kerja serta akan berakibat apda mortalitas dan morbiditas. Masalah igiz yang utama di
Indonesia yang belum teratasi yaitu kekurangan energi protein, kekurangan vitamin A,
gondok endemik, dan anemia. Di desa Taman Baru pengetahuan warga masih kurang
sehingga perlu diberikan penyuluhan

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Perencanaan: Melakukan upaya penyuluhan gizi seimbang
Peserta: Masyarakat dan Kader
Pelaksana: Dokter
Target sasaran: 80% masyarakat dan kader menghadiri acara ini
Intervensi:
1. Dilakukan penyuluhan dengan media presentasi secara langsung dan diskusi Tanya
jawab untuk orang tua balita
2. Pemberian biskuit nutrisi yang baik untuk balita
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan warga tentang gizi seimbang
Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : 6 agustus 2021
Waktu : 08.00-Selesai

Penyuluhan dengan mematuhi protocol kesehatan dengan urutan sebagai berikut


1. Memberikan salam dan perkenalan
2. Menjelaskan tentang pentingnya mematuhi protocol kesehatan sepertii mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir, menggunkan masker dan tetap jaga jarak
3. Pendahuluan
4. Pembahasan
a. Menjelaskan tentang definisi gizi seimbang
b. Menjelaskan akibatnya jika gizi tidak seimbang
i. Anemia
ii. BB berlebih
iii. BB kurang
c. Menjelaskan cara mencapai gizi seimbang
5. Sesi tanya jawab
6. Penutup dan kesimpulan materi
Dilakukan monitoring status gizi (BB, TB, BMI) untuk mendeteksi adanya
kekurangan/kelebihan berat badan

Monitoring dan evaluasi


Monitoring kegiatan:
1. Dilakukan monitoring status gizi yang meliputi berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
yang dilakukan setiap bulan
Evaluasi Kegiatan:
1. Lebih dari 80% masyarakat menghadiri acara ini
2. 100% balita mendapatkan biskuit nutrisi
Saran
1. Perlu dilakukan evaluasi lebih ketat terutama pada balita yang masuk dalam status
gizi kurang atau lebih.
Judul : Penyuluhan Pola Diet Pada Pasien Hiperkolesterolemia Pada Kegiatan Prolanis
Latar Belakang
Penyakit kronis adalah gangguan kesehatan yang berlangsung lama, biasanya lebih dari 1
tahun. Kebanyakan penyakit kronis disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Jenis
penyakit ini sering tidak disadari sampai kondisinya sudah terlanjur parah, dan tidak jarang
berujung pada kematian. Penyakit kronis juga diketahui merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan risiko terkena penyakit COVID-19.
Permasalahan

Untuk mencegah penyakit kronis, tentunya Anda harus menerapkan pola hidup yang sehat,
yaitu dengan rutin berolahraga, aktif bergerak, makan makanan yang sehat, cukup minum air
putih, dan beristirahat yang cukup.

Namun, masalah yang disebabkan penyakit kronis tidak hanya pada keadaan fisik
penderitanya. Menderita penyakit kronis juga bisa sangat membebani kondisi finansial.
Untuk mendapatkan pengobatan terbaik, biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit.
Ditambah lagi, proses perawatan dan pemulihan jangka panjang juga memerlukan biaya yang
cukup besar.

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Untuk mengontrol kolestrol tinggi
- Hindari makanan yang di goreng, makanan laut seperti udang, cumi, lobster,
kepiting dan ikan laut.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan di Aula PKM Wera di pada kegiatan Prolanis pada pukul
09.00- selesai. Sebelum dilakukan penyuluhan, terlebih dahulu di jelaskan terkait dengan
penggunaan masker dan mencuci tangan serta pentingnya melakukan jaga jarak dengan orang
lain di tengan situasi pandemi COVID 19 ini. Sebelum dilakukan penyuluhan para lansia
dilakukan screening dengan melakukan pengukuran tekanan darah, pengukuran gula darah,
kolestrol dan asam urat.
Monitoring dan Evaluasi
Penyuluhan berlangsung sangat baik, peserta prolanis bersemangat mendengarkan
informasi yang diberikan, dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan. Penyuluhan harus
tetap diberikan agar para lansia tetap ingat dan selalu menerapkan pola diet tersebut.
Penyuluhan Gizi Seimbang Bagi Ibu Balita Usia 2-5 Tahun Di Desa Sakuru

Latar Belakang
Salah satu penyebab gizi buruk dan stunting yakni prilaku dan praktek orang tua dalam
pemberian makanan bayi dan anak yang kurang baik. Adapun tujuan kegiatan tersebut untuk
memberikan edukasi kepada ibu balita dalam memberikan makanan balita dengan gizi
seimbang dan memperkenalkan menu gizi seimbang sesuai dengan umur balita.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB masih berjibaku dengan pencegahan stunting (kurang
gizi kronis). Bahkan berdasarkan pencatatan elektronik pelaporan gizi masyarakat (e-
PPGBM), data stunting di NTB tembus di angka  sekitar 19,02 persen. Hal tersebut
disampaikan, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah belum lama ini. Pemerintah
Provinsi NTB terus berupaya menekan angka stunting ini salah satunya melalui program
unggulan posyandu keluarga. Posyandu ini bukan hanya untuk ibu hamil dan bayi saja tetapi
untuk seluruh masyarakat, termasuk remaja. Dengan dijadikannya seluruh posyandu menjadi
posyandu keluarga, akan berakibat pada penurunan stunting, gizi buruk, ibu melahirkan
meninggal serta angka kematian bayi menurun.

Permasalahan
1. Ibu balita masih banyak yang belum memngetahui pentingnya gizi seimbang bagi
pertumbuhan anak anak
2. Masih banyak kasus stunting dan gizi buruk di NTB

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Untuk menilai status gizi balita, setiap bulannya dilakukan pengukuran dan pencatatan tinggi
badan dan berat badan

Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2021 di posyandu desa sakuru pada pkul 9.00
sampai dengan selesai

Moitoring dan evaluasi


Penyuluhan berlangsung dengan baik, para ibu balita bersemangat mendengarkan
informasi yang diberikan, dan berpartisipasi daam kegiatan ini. Penyuluhan harus tetap
diberikan agar para lansia tetap ingat dan selalu menerapkan pola diet tersebut.

Anda mungkin juga menyukai