NIM : 1914201094
PRODI : S1 KEPERAWATAN
SEMESTER/KELAS : VI / B
SOAL :
Jawaban :
Gizi buruk menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak menimpa rakyat Indonesia,
terutama di wilayah bagian timur. Selain itu, masalah gizi di Indonesia umumnya meliputi anak yang
terlalu kurus, kelebihan berat badan, bertubuh pendek, dan anemia.
a.Wasting (kurus)
Di Indonesia, anak-anak cenderung memiliki tubuh yang kurus, apalagi bila dibesarkan dalam
keluarga berpenghasilan rendah atau miskin. Kurusnya tubuh anak (wasting) umumnya
disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi. Kurus akibat gizi kurang dapat meningkatkan risiko
anak terkena berbagai penyakit infeksi, dan gangguan hormonal, yang berdampak buruk pada
kesehatannya. Masalah gizi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
b.Obesitas
Anak-anak di Indonesia biasanya kurang mendapat asupan serat sayur dan buah, sering
mengonsumsi makanan berpenyedap, dan kurang melakukan aktivitas fisik. Obesitas juga
merupakan malnutrisi.Berbagai kebiasaan tersebut dapat membuat pola makan anak tidak
sesuai dengan gizi seimbang, sehingga meningkatkan risiko kegemukan. Obesitas dapat
meningkatkan risiko anak terkena penyakit hipertensi, diabetes melitus, kanker, osteoporosis,
dan kondisi lainnya, yang dapat menurunkan produktivitas dan usia harapan hidup.
d.Anemia
Anemia pada anak sebagian besar diakibatkan oleh kekurangan zat besi. Cukup banyak anak
Indonesia yang mengalami anemia atau kekurangan darah. Anemia dapat berdampak buruk
terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, dan produktivitas.
2.) Jelaskan faktor resiko dari kejadian obesitas yang ada di Indonesia!
e. Usia
Tahukah Anda bahwa perubahan hormon dan gaya hidup malas gerak (kurang aktif) akan terjadi
seiring bertambahnya usia? Sayangnya, hal ini ternyata bisa menjadi faktor risiko dari
obesitas.Obesitas adalah masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-
anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang mereka
berolahraga.Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan jumlah massa otot
dalam tubuh yang menurun. Umumnya, massa otot yang lebih rendah dapat menyebabkan
penurunan metabolisme yang membuat kebutuhan kalori berkurang Itu sebabnya, banyak lansia
yang mungkin kurang bisa mengontrol pola makan yang dibarengi dengan aktivitas fisik yang
jarang. Akibatnya, kenaikan berat badan pun tidak dapat dihindari.
f.Stres
Beberapa orang ketika merasa sangat stres membiarkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan
emosionalnya dengan makan. Makan akibat stres ini kemungkinan besar didominasi oleh
makanan berkalori tinggi, bahkan saat Anda tidak merasa lapar.Bila kebiasaan ini diteruskan
tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik, tentu bisa memicu kenaikan berat badan yang bisa
berakhir pada obesitas.
g. Lingkungan sekitar
kebiasaan makan dan aktivitas fisik seseorang dan keluarganya juga turut dipengaruhi oleh
lingkungan dan komunitas sekitarnya. Jadi, lingkungan sekitar juga menjadi faktor risiko obesitas
yang perlu diwaspadai.Sebagai contoh, Anda mungkin tidak dapat berjalan atau bersepeda ke
kantor atau ke toko karena trotoar atau jalur sepeda yang tidak memadai. Hal ini pun berlaku
ketika orang di sekitar tidak mengajari atau tidak memiliki akses ke makanan yang lebih
sehat.Tidak hanya rumah dan lingkungan sekitar, sekolah, perawatan kesehatan, hingga tempat
kerja juga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penting untuk menciptakan
lingkungan yang memudahkan aktivitas fisik dan pola makan sehat.
3.) Ny.j berusia 35 tahun seorang ibu rumah tangga datang kepoli gizi untuk menurunkan berat badan
yang rasa sangat mengganggu mobilitasnya.tareget penurunan berat badan 1kg/minggu.Data yang
diperolah BB : 72,TB : 153 cm,TD : 120/90 mmHg.respirsi 22x/menit,nadi 90x/menit.hasil lab yang
diperoleh : gula darah sewaktu 160 bmg/dl,leokosit 11.750 sel/mm3,Hb 18,6 g/dl (tinggi),Trambost
211.000 sel/mm3,hasil recall gizi (asupan semalam) : energy 664 kkal protein 42.2 gram lemak 35.4 gram
KH 98.96 gram.pola makan tidak teratur dan sering makan yang berlemak dan bersantan.silahkan tulis
asupan gii dimulai dari assessment gii,diagnose gii,intervensi gii dan monitoring dan evaluasi!
Jawab :
Nama : Ny. J
Umur : 35 tahun
BB :72 kg
TB : 153 kg
TD : 120/90 mmHg
R : 22x/menit
Nadi :90x/menit
Diagnose : obesitas
Deatary : hasil recall gizi
Energy : 664 kkal
Protein : 42,2 gram
Lemak : 35,4
Karbohidrat : 98,96
Gula darah: 160 mg/dl
Leukosit : 11.750 sel/mm3
Hb : 18.6 g/dl
Trambosit : 211.000 sel/mm3
Diagnosa
( NI 5.5 ) ketidak seimbangan zat gizi berkaitan dengan kelebihan asupan lemak ditandai
dengan sering memakan makanan berlemak dan bersantan
( NC 3.3 ) kelebihan BB/overweight/obesitas ditandai dengan kenaikan BB yang tidak
diharapakan
Intervensi
Diet rendah energy,rendah lemak
a. Planning
Terapi diet bentuk makanan dan cara pemberian biasa / oral
b. Tujuan
Untuk menurunkan berat badan
c. Syarat atau prinsip diet
Protein lebih sedikit tinggi /15 – 20 % dari energy total
Lemak sedang yaitu 20 – 25 % dari kebutuhan energy total .sumber lemak berasal
dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh yang kadarnya tinggi
Karbohidrat lebih rendah yaitu 55-56% dari kebutuhan energy total
Vitamin dan mneral cukup sesuai kebutuhan
Cairan cukup
Normalnya : 25
Monitoring