Anda di halaman 1dari 10

Tanggal Mulai kegiatan : 5 Maret 2021

Tanggal Akhir : 5 Maret 2021


Upaya kegiatan : F2 (Upaya Kesehatan Lingkungan)
Peserta Hadir : Perwakilan Dinas Kesehatan
Kepala Desa
Babinsa
Bhabinkamtibmas
Masyarakat
Dan lain – lain
Judul Laporan : Soaisalisasi pencegahan penyakit berbasis lingkungan dengan Sanitasi total
berbasis masyarakat (STBM) di desa Tolouwi
Latar Belakang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah program
pemerintah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat melalui pendekatan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan
individu atau masyarakat. Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang
dipercaya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi
yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan. Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tersebut; adalah :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan


2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga;
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Stop BAB Sembarangan adalah suatu kondisi di mana ketika setiap individu dalam
komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku stop BAB diikuti dengan
pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi
fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu; (a) tidak
mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia
akibat pembuangan kotoran manusia dan, (b) dapat mencegah penyebaran penyakit di
lingkungan sekitarnya.

Permasalahan

 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan sanitasi


 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit apa saja yang dis buruk nya
sanitasi lingkungan

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Pada desa tolouwi akan dilakukan pembangunan jamban. Pembangunan jamban akan
direncanakan di 21 titik sasaran. Dimana sasaran yang dimaksud sudah ditentukan
berdasarkan kriteria inklusi. Berikut Kriteria inklusi yang di utamkan adalah :

1. KK yang tidak mampu


2. KK yang memiliki ibu hamil
3. KK yang memiliki bayi
4. KK yang memiliki lansia

Pelaksanaan

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan maret 2021. Dilaksanakan selama 1 bulan dan
berakhir pada tanggal 31 maret 2021 bersamaan berakhirnya kegiatan Tentara Masuk Desa
(TMD)

Monitoring dan evaluasi

Kegiatan ini akan dimonitoring dan dievaluasi dengan cara kunjungan rumah oleh petugas
puskesmas dan perwakilan dari dinas kesehatan
Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) tentang perlunya air bersih dan
jamban di Desa Keli

Latar belakang
Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan
anak sampai dengan keharmonisan keluarga.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat
dilakukan di berbagai tatanan, yaitu tatanan Tempat Kerja, Pelayanan Kesehatan, Tempat
Umum, dan Tatanan Rumah Tangga. Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di tatanan rumah tangga yang harus dilakukan oleh keluarga dan
semua anggotanya. Adapun 10 indikator tersebut adalah 1) melaksanakan persalinan oleh
tenaga kesehatan, 2) ASI eksklusif 3) anak di bawah 5 tahun ditimbang setiap bulan, 4)
menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan
jamban sehat, 7) memberantas jentik nyamuk, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9)
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan 10) tidak merokok di dalam rumah.
Permasalahan
Minimnya pelaksanaan PHBS dalam aktivitas sehari-hari akhirnya berdampak pada
timbulnya penyakit menular dan tidak menular. Meski penerapannya terkesan sederhana,
masih banyak masyarakat yang mengabaikan peran PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari data Kemenkes RI, pada bulan November-Desember 2017 sebanyak 10.294
kasus diantaranya kematian ibu dan anak (KIA) akibat pola makan dan aktivitas yang tidak
sehat. Penyebab lainnya ialah minimnya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan.
Limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan tanpa adanya proses seleksi dan daur ulang
menjadi penyebab tergganggunya keseimbangan alam yang berdampak pada timbulnya
berbagai penyakit. Di wilayah kerja Puskesmas Woha masih banyak masyarakat yang kurang
perhatian terhadap PHBS karena kurangnya pengetahuan warga tentang PHBS.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Perencanaan: Melakukan penyuluhan secara langsung PHBS di Desa Keli
Peserta: Kader dan masyarakat yang sedang berkunjung di Pos Posyandu Desa Keli
Pelaksana: Dokter PIDI dan staf Puskesmas Woha
Intervensi:
 Dilakukan penyuluhan dengan media presentasi secara langsung dan diskusi
Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : Kamis, 22 Oktober 2020
Waktu : 10.00-Selesai
Tempat: Pos Posyandu Keli
Peserta : Kegiatan ini dihadiri oleh Dokter Internsip (1 orang), kader (3 orang), masyarakat
yang sedang melakukan psoyandu (10 orang).
Penyuluhan dengan urutan sebagai berikut
1. Memberikan salam dan perkenalan
2. Pendahuluan, termasuk menjelaskan tata cara mencuci tangan dan seberapa wajibnya
pasien menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
3. Pembahasan
a. Menjelaskan tentang definisi PHBS
b. Menjelaskan apa saja komponen PHBS
c. Menjelaskan mengapa perlu menerapkan PHBS
d. Keuntungan menerapkan PHBS dalam kegiatan sehari-hari
4. Sesi tanya jawab
5. Penutup dan kesimpulan materi
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari pembimbing internsip di wahana
serta masyarakat antusias dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada peserta yang hadir dalam
penyuluhan.Selanjutnya diharapkan kader setempat dapat melakukan evaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kesadaran dan pola kebiasaan PHBS.
Jenis Kegiatan :  F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan
Judul Lap. Kegiatan      :  Penerapan Germas (Gerakan Masyarakat Sehat)
Latar belakang
Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Melaksanakan aktivitas fisik, memasak sayur dan buah, tidak merokok, tidak minum
alkohol, rutin memeriksa kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan
jamban merupakan kegiatan Germas. Pada tahap awal, sebagai upaya deteksi dini penyakit
Germas fokus pada tiga kegiatan, yaitu melaksanakan aktivitas fisik 30 menit perhari,
mengasup buah dan sayur dan rutin memeriksakan kesehatan minimal 6 bulan sekali.
Logo GERMAS yang terkesan sederhana ternyata memiliki makna yang dalam;
mengetahui makna yang ada di balik logo tersebut dapat menjadi awal untuk lebih
memahami dan mengapresiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang telah dicanangkan
sejak tahun 2015 lalu. Pada logo tersebut terdapat tiga buah bidang dengan warna biru
turqoise yang merupakan lambang dari 3 Pilar Program Indonesia Sehat. Ketiga pilar tersebut
adalah Penerapan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional.
Permasalahan
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa beban ganda penyakit.
Perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya
pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi) dalam 30 tahun terakhir. Pada era 1990-an,
penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA), Tuberkulosis (TBC), dan Diare. Namun sejak 2010, penyakit tidak
menular (PTM) seperti Stroke, Jantung, dan Diabetes Melitus memiliki proposi lebih besar di
pelayanan kesehatan. Pergeseran pola penyakit ini mengakibatkan beban pada pembiayaan
kesehatan negara.
Karena itu, GERMAS menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan pola
hidup sehat. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah
bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses
pembelajaran hingga menuju kemandirian. Di wilayah kerja Puskesmas Sekotong masih
banyak warga yang belum membudidayakan pola hidup sehat, oleh karena itu perlu diberikan
penyuluhan tentang GERMAS.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : 10 agustus 2021
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat: Desa Bala

Penyuluhan dengan urutan sebagai berikut


1. Memberikan salam dan perkenalan
2. Pendahuluan, termasuk menjelaskan tata cara mencuci tangan dan seberapa wajibnya
pasien menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
3. Pembahasan
a. Menjelaskan tentang definisi GERMAS
b. Menjelaskan apa saja komponen GERMAS
c. Menjelaskan mengapa perlu menerapkan GERMAS
d. Keuntungan menerapkan GERMAS dalam kegiatan sehari-hari
4. Sesi tanya jawab
5. Penutup dan kesimpulan materi

Monitoring dan evaluasi


Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari pembimbing internsip di wahana
serta masyarakat antusias dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan
tersebut. Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada peserta yang hadir
dalam penyuluhan. Selanjutnya diharapkan kader setempat dapat melakukan evaluasi secara
berkala kepada warga.

Jenis Kegiatan :  F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan


Judul Lap. Kegiatan      :  Penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) tentang
perlunya adanya sarana jamban sehat di Desa Ntoke
Latar belakang
Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan
anak sampai dengan keharmonisan keluarga.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat
dilakukan di berbagai tatanan, yaitu tatanan Tempat Kerja, Pelayanan Kesehatan, Tempat
Umum, dan Tatanan Rumah Tangga. Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di tatanan rumah tangga yang harus dilakukan oleh keluarga dan
semua anggotanya. Adapun 10 indikator tersebut adalah 1) melaksanakan persalinan oleh
tenaga kesehatan, 2) ASI eksklusif 3) anak di bawah 5 tahun ditimbang setiap bulan, 4)
menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan
jamban sehat, 7) memberantas jentik nyamuk, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9)
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan 10) tidak merokok di dalam rumah.
Permasalahan
Minimnya pelaksanaan PHBS dalam aktivitas sehari-hari akhirnya berdampak pada
timbulnya penyakit menular dan tidak menular. Meski penerapannya terkesan sederhana,
masih banyak masyarakat yang mengabaikan peran PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari data Kemenkes RI, pada bulan November-Desember 2017 sebanyak 10.294
kasus diantaranya kematian ibu dan anak (KIA) akibat pola makan dan aktivitas yang tidak
sehat. Penyebab lainnya ialah minimnya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan.
Limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan tanpa adanya proses seleksi dan daur ulang
menjadi penyebab tergganggunya keseimbangan alam yang berdampak pada timbulnya
berbagai penyakit. Di wilayah kerja Puskesmas Sekotongpun masih banyak masyarakat yang
kurang perhatian terhadap PHBS karena kurangnya pengetahuan warga tentang PHBS.

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Perencanaan: Melakukan penyuluhan secara langsung PHBS
Peserta: Kader dan masyarakat yang sedang berkunjung di Pos Posyandu
Pelaksana: Dokter PIDI dan staf Puskesmas wera
Intervensi:
 Dilakukan penyuluhan dengan media presentasi secara langsung dan diskusi

Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : 11 agustus 2021
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat: Pos Posyandu
Penyuluhan tentang penggunaan jamban sehat dengan protocol kesehatan dengan urutan
sebagai berikut
1. Memberikan salam dan perkenalan
2. Pendahuluan, termasuk menjelaskan tata cara mencuci tangan dan seberapa wajibnya
pasien menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
3. Pembahasan
a. Menjelaskan tentang definisi PHBS
b. Menjelaskan apa saja komponen PHBS
c. Menjelaskan mengapa perlu menerapkan PHBS
d. Keuntungan menerapkan PHBS dalam kegiatan sehari-hari
4. Sesi tanya jawab
5. Penutup dan kesimpulan materi

Monitoring dan evaluasi


Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari pembimbing internsip di wahana
serta masyarakat antusias dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada peserta yang hadir dalam
penyuluhan.Selanjutnya diharapkan kader setempat dapat melakukan evaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kesadaran dan pola kebiasaan PHBS.

Jenis Kegiatan :  F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan


Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan tentang pentingnnya penggunaan jamban sehat
dan air bersih
Latar belakang
Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan
anak sampai dengan keharmonisan keluarga.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat
dilakukan di berbagai tatanan, yaitu tatanan Tempat Kerja, Pelayanan Kesehatan, Tempat
Umum, dan Tatanan Rumah Tangga. Program PHBS di Rumah Tangga merupakan upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di tatanan rumah tangga yang harus dilakukan oleh keluarga dan
semua anggotanya. Adapun 10 indikator tersebut adalah 1) melaksanakan persalinan oleh
tenaga kesehatan, 2) ASI eksklusif 3) anak di bawah 5 tahun ditimbang setiap bulan, 4)
menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan
jamban sehat, 7) memberantas jentik nyamuk, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9)
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan 10) tidak merokok di dalam rumah.
Permasalahan
Minimnya pelaksanaan PHBS dalam aktivitas sehari-hari akhirnya berdampak pada
timbulnya penyakit menular dan tidak menular. Meski penerapannya terkesan sederhana,
masih banyak masyarakat yang mengabaikan peran PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari data Kemenkes RI, pada bulan November-Desember 2017 sebanyak 10.294
kasus diantaranya kematian ibu dan anak (KIA) akibat pola makan dan aktivitas yang tidak
sehat. Penyebab lainnya ialah minimnya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan.
Limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan tanpa adanya proses seleksi dan daur ulang
menjadi penyebab tergganggunya keseimbangan alam yang berdampak pada timbulnya
berbagai penyakit. Di wilayah kerja Puskesmas Sekotongpun masih banyak masyarakat yang
kurang perhatian terhadap PHBS karena kurangnya pengetahuan warga tentang PHBS.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Perencanaan: Melakukan penyuluhan secara langsung PHBS
Peserta: Kader dan masyarakat yang sedang berkunjung di Pos Posyandu
Pelaksana: Dokter PIDI dan staf Puskesmas Wera
Intervensi:
 Dilakukan penyuluhan dengan media presentasi secara langsung dan diskusi
Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : Kamis, 5 agustus 2021
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat: Pos Posyandu
Peserta : Kegiatan ini dihadiri oleh Dokter Internsip (1 orang), kader (2 orang), masyarakat
yang sedang melakukan psoyandu (10 orang).
Penyuluhan tentang penggunaan jamban sehat dan air sehat dengan protocol kesehatan
dengan urutan sebagai berikut
1. Memberikan salam dan perkenalan
2. Pendahuluan, termasuk menjelaskan tata cara mencuci tangan dan seberapa wajibnya
pasien menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
3. Pembahasan
a. Menjelaskan tentang definisi PHBS
b. Menjelaskan apa saja komponen PHBS
c. Menjelaskan mengapa perlu menerapkan PHBS
d. Keuntungan menerapkan PHBS dalam kegiatan sehari-hari
4. Sesi tanya jawab
5. Penutup dan kesimpulan materi
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari pembimbing internsip di wahana
serta masyarakat antusias dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada peserta yang hadir dalam
penyuluhan.Selanjutnya diharapkan kader setempat dapat melakukan evaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kesadaran dan pola kebiasaan PHBS.

Jenis Kegiatan :  F2 - Upaya Kesehatan Lingkungan


Judul Lap. Kegiatan      :  Manfaat membuang sampah pada tempatnya
Latar belakang
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan media menumpuknya bakteri dan virus penyebab penyakit.
Penyakit diare, kolera, tifus dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan sumber air minum. Penyakit
demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.

Berikut manfaat yang didapatkan jika kita membuang sampah pada tempatnya:

 Menjaga kebersihan
Bersih pangkal sehat, jika menginginkan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar
untuk sehat, maka kebersihan yang harus menjadi awal untuk mencapai tujuan
tersebut.

 Mencegah banjir
Banjir merupakan bencana. Sampah yang berhamburan bisa menghambat aliran air
dan resapan air. Perlu diperhatikan disini, agar setiap keluarga menyediakan bak
sampah, agar bisa meminimalisir sampah berhamburan di tempat yang tidak
seharusnya.

 Mencegah bau tidak sedap


Bau tidak sedap dari sampah yang dihasilkan sangat mengganggu dan mengundang
bibit penyakit ke dalam tubuh manusia pada khususnya.

 Agar terlihat rapi dan indah


Kerapian dan keindahan dambaan setiap orang dalam mengelola lingkungan sekitar.
Sampah bisa merusak pandangan dan membuat hati menjadi tidak nyaman ketika
sampah bertebaran dimana-mana.

 Memudahkan daur ulang sampah


Sudah banyak yang bisa dihasilkan dari manfaat sampah yang dipilih dan diolah
kembali menjadi produk berguna. Semakin banyak kita peduli akan bermanfaatnya
membuang sampah pada tempatnya, maka akan membantu program dan proses daur
ulang sampah menjadi baik.

 Mencegah kerusakan tanah dan air


Sampah yang berasal dari logam, kimia atau plastik bisa merusak unsur pada tanah
dan air sehingga kemurnian dan kesuburan dari tanah dan air semakin tercemar.
Dengan selalu membuang sampah tersebut pada tempatnya, maka kita akan
mengurangi peluang tercemarnya tanah dan air yang selalu menjadi salah satu
penopang hidup.

Permasalahan
Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait manfaat dan pentingnya membuang
sampah pada tempatnya.
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Perencanaan: Melakukan penyuluhan secara langsung
Peserta: Kader dan masyarakat yang sedang berkunjung di Pos Posyandu
Pelaksana: Dokter PIDI dan staf Puskesmas Wera
Intervensi:
 Dilakukan penyuluhan dengan media presentasi secara langsung dan diskusi
Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan melalui penyuluhan pada:
Hari : Kamis, 5 agustus 2021
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat: Pos Posyandu
Peserta : Kegiatan ini dihadiri oleh Dokter Internsip (1 orang), kader (2 orang), masyarakat
yang sedang melakukan psoyandu (10 orang).
Penyuluhan tentang manfaat membuang sampah pada tempatnya dengan protocol kesehatan
dengan urutan sebagai berikut
Monitoring dan evaluasi
Kegiatan berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari pembimbing internsip di wahana
serta masyarakat antusias dengan dilakukannya kegiatan penyuluhan tersebut.
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada peserta yang hadir dalam
penyuluhan.Selanjutnya diharapkan kader setempat dapat melakukan evaluasi secara berkala
untuk meningkatkan kesadaran dan pola kebiasaan buang sampah masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai