Disusun Oleh:
Preseptor Departemen:
Fedri R. Rinawan, dr., M.ScPH., Ph.D.
Preseptor Lapangan:
Yeppi Tisnawati, dr.
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun laporan akhir kegiatan promosi
Sekejati Kota Bandung, Kelurahan Sekejati dengan baik dan tepat waktu. Laporan
ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk Program Studi Profesi Dokter
Padjadjaran. Penyusunan laporan ini tidak dapat terwujud dengan baik tanpa
adanya dukungan, bantuan dan saran dari berbagai pihak. Kami ingin
Universitas Padjadjaran.
2
4. Yeppi Tisnawati, dr., sebagai Kepala UPT Puskesmas Sekejati dan
6. Anggota Grup Prolanis UPT Puskesmas Sekejati yang telah bersedia untuk
periode 01 Juni s.d. 27 Juni 2020 atas kerjasama dan dukungan selama
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar
laporan ini dapat menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
Tim Penyusun
3
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................6
DAFTAR TABEL............................................................................................................7
BAB I.................................................................................................................................8
1.1 Situasi terkini COVID-19 di Indonesia..............................................................8
1.1.2 Peran Puskesmas dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19............10
1.1.3 Peran Puskesmas Sekejati dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19..12
1.2 Analisis Situasi UPT Puskesmas Sekejati.........................................................16
1.3 Identifikasi Masalah.........................................................................................42
1.4 Penyelesaian Masalah.........................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................5
2.1 Tema Kegiatan...................................................................................................5
2.2 Tujuan Kegiatan.................................................................................................5
2.2.1 Tujuan Umum...................................................................................................5
2.1.2 Tujuan Khusus............................................................................................5
2.3 Sasaran...............................................................................................................6
2.3.1 Sasaran Primer............................................................................................6
2.3.2 Sasaran Sekunder.......................................................................................6
2.3.3 Sasaran Tersier...........................................................................................6
2.4 Waktu dan Tempat Kegiatan..............................................................................6
2.5 Materi Pemaparan..............................................................................................6
2.5.1 Pendahuluan stigma sosial terkait COVID-19...................................................6
2.5.2 Penyebab terjadinya stigma sosial terkait COVID-19................................7
2.5.3 Dampak negatif terjadinya stigma sosial terkait COVID-19.......................8
2.5.4 Cara mengatasi stigma sosial terkait COVID-19........................................9
BAB III...........................................................................................................................14
3.1 Hasil Kegiatan..................................................................................................14
3.2 Evaluasi Keberhasilan Kegiatan.......................................................................19
4
3.2.1 Masukan (Input)..............................................................................................19
3.2.2 Keluaran (Output)...........................................................................................20
3.2.3 Outcome..........................................................................................................26
3.3 Kesimpulan dan Rekomendasi...............................................................................30
3.3.1 Kesimpulan.....................................................................................................30
3.3.2 Rekomendasi...................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32
LAMPIRAN.....................................................................................................................36
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8 Pre-test/Post-test....................................................................................15
Gambar 12 Pembagian video melalui grup whatsapp prolanis pada Jumat, 19 Juni
6
DAFTAR TABEL
perhari....................................................................................................................23
7
BAB I
LATAR BELAKANG
yang disebabkan oleh virus corona baru yang sekarang disebut severe acute
nCoV). Penyakit ini pertama kali teridentifikasi saat merebaknya kasus penyakit
2019 kasus pertama Covid-19 dilaporkan, pada tanggal 30 januari 2020 WHO
menyatakan bahwa wabah Covid-19 sebagai darurat kesehatan global, dan pada
COVID-19, dimana 12.636 orang sembuh dan 2000 orang meninggal (per 11 Juni
2020). Sedangkan di Jawa Barat terdapat 2,551 pasien kasus konfirmasi dimana
1.016 orang sembuh dan 161 orang meninggal (per 11 Juni 2020) dan kasus
(PSBB) pada tanggal 15 Maret 2020 di Kabupaten Bogor, daerah Kota Bogor,
daerah Kota Depok, daerah Kabupaten Bekasi, dan daerah Kota Bekasi.
8
Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang diberlakukan pada tanggal 22 April
Fase New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Jawa Barat
akan pada awalnya direncanakan dimulai hari Senin tanggal 1 Juni 2020 dimana
ada 15 daerah yang diperbolehkan menerapkan AKB yaitu Kab. Bandung Barat,
Kab. Ciamis, Kab. Cianjur, Kab. Pangandaran, Kab. Purwakarta, Kab Garut, Kab
Sedangkan 12 daerah sisanya yaitu Kab. Bandung, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab.
Indramayu, Kab. Karawang, Kab. Sukabumi, Kota Bandung, Kab Subang, Kota
Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi dan Kota Bogor. 7,8 Tetapi PSBB diperpanjang
beberapa kali hingga pada saat ini (14 juni 2020) PSBB dilaksanakan sampai
tanggal 26 juni 2020 dimana hal tersebut dilakukan untuk mewadahi kota atau
kabupaten yang saat ini masih berada di zona kuning agar dapat melanjutkan
PSBB proporsional.9
yaitu ODP, PDP, penderita terkonfirmasi, dan petugas kesehatan.10 Stigma sosial
dalam konteks kesehatan itu sendiri adalah sebuah asosiasi negatif diantara orang
orang yang menderita penyakit dan juga pengasuh, keluarga, teman dan
9
komunitasnya. Orang yang tidak memiliki penyakit tetapi memiliki karakteristik
yang sama dengan kelompok ini juga dapat terkena stigma. 11 Dampak negatif
yang dapat ditimbulkan dari stigma dan diskriminasi adalah membuat pasien takut
untuk mencari layanan kesehatan dan menutupi keadaan dirinya dari petugas
terhadap orang-orang yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona, tapi
meluas.13
istilah lama, jauhi penyakitnya, bukan orangnya. Penyakit ini bukan aib dan bisa
menyerang siapa saja. Ia juga meminta agar warga sekitar dan keluarga penderita
untuk bisa membantu meringankan beban pasien positif Covid-19. Tidak hanya
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 pasal 1 adalah fasilitas
(UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih
10
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja puskesmas yang sehat salah satunya
Pada kondisi wabah COVID-19 saat ini, melalui Surat Edaran No.
edaran tersebut, puskesmas juga memiliki peran penting yaitu dalam dalam upaya
untuk melakukan isolasi diri, menyediakan sarana dan prasarana cuci tangan yang
11
sebagai wabah diantaranya adalah penyelidikan epidemiologis, penatalaksanaan
Covid-19
infeksi, diantaranya:
1. Alur Pendaftaran
kecuali, bagi pasien dengan keluhan demam tinggi (2 hari naik turun), sesak
12
nafas (tidak ada perbaikan setelah mengonsumsi obat yang biasa dikonsumsi),
memberitahu bahwa pengantar pasien tidak boleh lebih dari satu orang
4) Pasien diedukasi untuk menjaga jarak salah satunya berupa duduk pada
kursi yang sudah disediakan dan tidak duduk pada kursi yang sudah
terdiri dari:
13
No Pelayanan Luar Keterangan
Gedung
1 Posyandu Program tatap muka diberhentikan semenjak
2 Posbindu surat edaran Walikota dikeluarkan per tanggal
14 Maret 2020
Berat badan balita dipantau secara online
dibantu oleh Kader dan Orangtua. Pemantauan
dilakukan bagi keluarga yang memiliki
fasilitas berupa alat timbangan.
Edukasi pentingnya asupan gizi dan menjaga
kondisi gizi dilakukan secara online
menggunakan aplikasi Whatsapp
3 Kesehatan Penjaringan dan kegiatan dokter cilik
Sekolah dihentikan sesuai dengan aturan surat edaran
Walikota per tanggal 14 Maret 2020
4 Kemitraan Kemitraan dengan lintas sektor (Kecamatan,
Penanggulangan Kelurahan, RT, RW, Kader, Dinas Kesehatan)
Covid
14
streptomisin kedatangan dilakukan setiap hari.
Sedangkan bagi pasien dengan pengobatan
tanpa injeksi kedatangan dilakukan setiap 2
minggu sekali
7 Protokol Petugas Kesehatan wajib menggunakan APD
kebersihan dan lengkap sesuai dengan aturan protocol Covid-19
petugas kesehatan seperti masker, face shield, goggle, hazmat,
gown, sepatu boot.
Hand sanitizer di setiap sudut ruangan.
Penyemprotan desinfektan ruangan, kursi dan
meja dilakukan sebelum dan sesudah pelayanan
15
1.2 Analisis Situasi UPT Puskesmas Sekejati
Luas wilayah kerja Puskesmas Sekejati adalah 342.72 Ha, terdiri dari 2
kelurahan yaitu Sekejati dan Jatisari, 22 RW, dan 139 RT. Kelurahan Sekejati
terdiri dari 14 RW dan Kelurahan Jatisari terdiri dari 7 RW. Lokasi Puskesmas
Sekejati cukup strategis karena dekat dengan jalan yang dilalui kendaraan umum
16
Gambar 1 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sekejati
17
UPT Puskesmas Sekejati memiliki visi yaitu ”Terwujudnya kelurahan
Sekejati dan Jatisari yang Kuat, Sehat, dan Mandiri pada tahun 2023”. Untuk
mewujudkan visi tersebut, UPT Puskesmas Sekejati memiliki tiga misi yaitu
18
1.3 Identifikasi Masalah
Dalam kehidupan, setiap manusia selalu memiliki sebuah masalah, yaitu adanya
wilayah kerja UPT Puskesmas Sekejati. Setelah dilakukan proses klarifikasi dan
tidak benar.
protokol kesehatan.
baru.
42
5. Program posyandu atau posbindu dihentikan dikarenakan peraturan
balita.
pandemi.
Berdasarkan hasil survei dari kuesioner ringkasan Google Forms yang telah
Kriteria inklusi dalam survei ini adalah masyarakat di kelurahan sekejati baik itu
warga maupun pengurus (Kader, RT/RW). Kriteria eksklusi dalam survei ini
adalah data yang tidak lengkap, data ganda dan responden yang tidak menyetujui
43
1.4 Penyelesaian Masalah
dalamnya adalah situs jaringan sosial yang digunakan untuk berkomunikasi satu
bulan Januari 2020 mencapai 175,4 juta penduduk dengan pengguna media sosial
mencapai 160 juta penduduk. Lima aplikasi media sosial yang paling banyak
Usia terbanyak menggunakan media sosial ada pada interval usia produktif yaitu
usia 25 – 34 tahun.25
69.270 juta penduduk pengguna Instagram atau sebanyak 25,3% dari total
penduduk dengan mayoritas pengguna adalah perempuan yaitu sebanyak 51% dan
Youtube merupakan platform sosial media kedua yang paling sering diakses oleh
Sedangkan untuk aplikasi media sosial pengirim pesan paling sering digunakan
1
Gambar 3 Media Sosial yang Paling Banyak Digunakan di Indonesia25
2
Gambar 5 Jumlah pengguna Instagram di Indonesia berdasarkan usia26
Selain itu, UPT Puskesmas Sekejati memiliki media sosial yang aktif
dengan berbagai lintas sektor seperti kader, dan institusi pemerintahanan seperti
survei yang diperoleh, dua jenis media sosial tertinggi yang digunakan di wilayah
UPT Puskesmas Sekejati baik itu Keluruhan Sekejati dan Jatisari adalah
Whatsapp dan Instagram. Media untuk materi edukasi yang paling banyak dipilih
yaitu pesan melalui Whatsapp (37,5%) dan Video (28%) . sehingga, bentuk
promosi Kesehatan online yang akan digunakan adalah video elektronik yang
3
Gambar 6 Sosial media yang aktif digunakan
4
BAB II
PENATALAKSANAAN KEGIATAN
mengenai stigma sosial terhadap Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam
Pemantauan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), Positif COVID-19 dan tenaga
kesehatan yang menangani COVID-19 melalui kader dan media sosial di wilayah
5
2.3 Sasaran
Sasaran primer dari kegiatan ini adalah masyarakat wilayah kerja UPT
Sasaran sekunder dari kegiatan ini adalah kader, staf puskesmas, pimpinan
Sasaran tersier dari kegiatan ini adalah Kepala UPT Puskesmas Sekejati
@puskesmas_sekejati
6
antara orang-orang yang sama-sama memiliki karakteristik tertentu dan/atau
menderita penyakit tertentu. Dalam suatu wabah, orang yang dianggap memiliki
berbeda atau bahkan kehilangan status. Orang yang tidak menderita penyakit itu
tetapi memiliki karakteristik lain yang sama dengan kelompok ini juga dapat
terkena stigma sosial.28 Data COVID-19 yang ditunjukan pada media dapat
menjadi cara yang efektif untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas, tetapi
secara tidak sengaja dapat meningkatkan stigma bagi populasi yang terkena
diskriminatif. Orang dengan latar belakang etnis tertentu dan siapa saja yang
dianggap telah melakukan kontak dengan virus tersebut adalah yang paling
terkena dampaknya.28
negatif yang luas bagi kesehatan mental.29 Kecemasan sering dikaitkan dengan
stigma.30 Kecemasan, sulit tidur, takut tertular virus, frustrasi dan lekas marah
Ketakutan tertular pandemi bisa lebih merusak daripada virus itu sendiri. Oleh
karena itu, bahkan populasi yang tidak terinfeksi harus dididik tentang penyebaran
berita palsu dan harus diberikan intervensi harapan dan optimisme. 30 Informasi
yang salah dan berbagi berita palsu melalui media sosial adalah beberapa faktor
7
pandangan ini, ketidakpastian menambah rasa gelisah individu, yang
menyebabkan hilangnya harapan dan inisiatif. Orang yang memiliki gejala aktif
penyakit baru dan masih banyak hal yang belum diketahui. Ketidaktahuan ini
sering kali menambah ketakutan pada diri kita. 27 Sangar normal bila terdapat
orang dalam mencari dan mengakses perawatan dan juga dalam tanggapan publik
secara umum.19 Stigma sosial dapat berdampak pada orang yang mengidap
penyakit itu, juga pengasuh, keluarga, teman, dan komunitas mereka. Stigma
sosial dapat mendorong masyarakat melakukan perilaku tidak sehat.28 Pasien yang
perawatan, yang lain menjadi takut terhadap mereka yang dianggap sakit, seluruh
dan diskriminasi yang ditargetkan pada individu yang terkena COVID-19 dan
kelompok dengan risiko lebih tinggi adalah prioritas bagi penyedia layanan
kesehatan dan kesehatan masyarakat. Karena stigmatisasi dan rasa takut dicap
8
mungkin tidak mencari perawatan sampai gejalanya tidak dapat dikelola atau
langkah yang efektif dan praktis untuk mengendalikannya, dan agar menunjukkan
Menjaga Ucapan
mengambil tindakan yang efektif demi melawan penyakit ini ketika kita
takut dan stigma sosial yang disebabkan oleh penyakit itu. Berikut
9
adalah beberapa bahasa yang boleh dikatakan dan tidak boleh
1. Boleh - bicara soal penyakit virus corona yang baru itu (COVID-19)
Tidak boleh - menyematkan lokasi atau etnis pada penyakit ini. Jangan
stigmatisasi - "co" adalah singkatan dari corona, "vi" dari virus, dan "d"
tahun 2019.
dicurigai."
10
5. Boleh - berbicara secara positif dan menekankan keefektifan tindakan
penyakit yang bisa diatasi. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa
kita lakukan untuk menjaga diri kita, orang yang kita cintai, dan mereka
yang paling rentan. Kita perlu bekerja sama untuk membantu menjaga
ancaman.
Menyebarkan fakta
Gunakan bahasa yang lazim dan hindari istilah klinis.28 Media sosial
Berikut adalah yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan saat
menyebarkan fakta: 28
11
Tidak boleh - mengunakan bahasa hiperbolis yang dimaksudkan untuk
dikonfirmasi.
Membantu sesama
menyebar lebih cepat daripada wabah COVID-19 saat ini. Hal ini
terhadap orang dari area yang terkena dampak wabah ini. Kita
melalui grup whatsapps prolanis dan kader Kelurahan Sekejati, serta instagram
12
(IGTV) melalui akun Puskesmas Sekejati (@puskesmas_sekejati). Peserta akan
Pertanyaan dibuat untuk memastikan apakah video materi edukasi yang diberikan
13
BAB III
dan Instagram yang di posting pada fitur Ig TV dalam bentuk video. Sasaran
peserta
merupakan kader, masyarakat umum, lurah, RT, dan RW dari kelurahan Sekejati
yang merupakan salah satu wilayah kerja dari Puskesmas Sekejati. Sebelum
materi
14
Gambar 8 Pre-test/Post-test
Kegiatan dilaksanakan hari Selasa, 16 Juni 2020 pada pukul 19.00 WIB.
mengenai stigma dalam bentuk google form melalui Whatsapp yang dibuka
hingga Kamis, 18 Juni 2020 pukul 21.00 WIB. Materi edukasi dipublikasikan
15
mulai hari Jumat, 19 Juni 2020. Video disebarkan kepada masyarakat Kelurahan
Sekejati melalui grup Kader, RT, RW dan grup Prolanis Puskesmas Sekejati pada
hari jumat 19 Juni 2020 pukul 10.00 melalui platform media sosial Whatsapp, dan
hari Minggu, 21 Juni 2020 pukul 07.00 WIB. Tautan google form post-test
dibagikan pada Sabtu, 20 Juni 2020 pukul 14.00 WIB melalui platform Whatsapp
pada grup Kader dan Prolanis dan ditutup Minggu, 21 Juni 2020 pukul 18.00
WIB.
Akhir media edukasi kesehatan yang berjudul “Hindari Stigma dengan 3M”
16
Gambar 10 Gambar video Ig TV
Rasa takut dan cemas sangat mudah muncul ketika terjadi suatu wabah
penyakit, apalagi saat kondisi pandemik seperti sekarang ini. Penyakit COVID-19
sangat tergolong baru & masih banyak hal yang belum diketahui. Ketidaktahuan
ini
yang dapat membuat kita menolak dan takut berlebihan terhadap orang yang
bahkan
17
menghindari
COVID-19
#cegahstigmacegahcovid
18
3.2 Evaluasi Keberhasilan Kegiatan
konten media edukasi mengenai definisi, penyebab, dampak negatif dan cara
menghindari stigma sosial terhadap ODP, PDP, OTG, kontak erat dan positif
kader di wilayah kerja Puskesmas Sekejati. Masukan dari media edukasi promosi
fakta, dan Membantu sesama)” dalam bentuk video dinilai oleh PSPD
Departemen IKM lain dan kepala Puskesmas Sekejati dengan total 7 orang.
suara
menarik merupakan kriteria yang memiliki rata-rata paling rendah dengan rata-
rata
19
poin 3,86 dengan modus poin 4. Sementara kriteria “Isi materi benar sesuai
dengan
sumber yang terpercaya” merupakan poin tertinggi dengan rata-rata poin 4,86.
sudah
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan sudah baik, tetapi masih ada satu kriteria
audio
visual yang jauh lebih baik dibandingkan media lain tanpa audio visual seperti
ketika
video tersebut terdapat suatu repetisi berupa audio narasi dan tipografi. Video
yang
diunggah Wahana Visi Indonesia hanya terdapat narasi audio sedangkan pada
video kami mencakup keduanya. Hal ini menjadi kelebihan pada video kami,
dimana masyarakat akan lebih mudah menangkap informasi. Selain itu, kelebihan
pada
video kami yaitu terdapat slogan terkait menghindari stigma sehingga masyarakat
20
3.2.2 Keluaran (Output)
Pada kegiatan ini, jumlah response rate adalah responden yang mengisi
google forms dibagi dengan jumlah total orang yang diberikan informasinya yaitu
masyarakat Kelurahan Sekejati yang berada di grup Kader, RT, RW dan Prolanis
Puskesmas Sekejati. Dikarenakan izin yang diberikan hanya untuk masuk ke grup
prolanis dan kader, sehingga response rates pada grup RT dan RW tidak dapat
diketahui.
group x 100% 37
Pada grup prolanis Puskesmas Sekejati, tidak semua anggota grup dapat
membuka dan mengisi google form dengan benar. Sebagian besar mengalami
kesulitan dalam membaca, memahami, dan mengisi soal pre-test dan post-test.
Selain itu, sebagian anggota grup tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan
google form. Sehingga kami melakukan solusi alternatif dengan cara memberikan
21
video tutorial mengenai cara pengisian pre-test dan post-test. Namun, ternyata
masih ada beberapa anggota grup dari prolanis yang tidak mengerti, sehingga
mereka meminta bantuan kepada orang yang lebih paham seperti anak dan cucu
mereka.
Jumlah Awareness adalah jumlah total berapa kali suatu unggahan dilihat.
21 Juni
100 100
2020
2x24 jam setelah video diunggah. Jumlah views yang diperoleh sebanyak 189
22
3.2.2.3 Engagement Metrics
Jumlah Engagement
Jumlah Engagement adalah jumlah total dari like dan comment pada suatu
jam pelaksanaan kegiatan adalah sebesar 65 likes, dan 16 comments. (Tabel 6).
21 Juni 2020 10 42 10 42
22 Juni 2020 16 65 5 23
comments dalam 2x24 jam setelah video diunggah. Jumlah likes yang diperoleh
sebanyak 65 melebihi dari target yang diharapkan yaitu > 3 hingga > 7 likes dan
jumlah comments yang diperoleh juga melebihi target yang diharapkan yaitu >1
comments.
Menurut Josh et al. (2006) penggunaan TV, media Internet dan koran
lebih baik dalam membuat audiens terikat pada hal yang disampaikan daripada
media lain seperti radio dan media lainnya. dimana hal tersebut sejalan dengan
23
penggunaan video edukasi dalam media penyampaian yang digunakan pada
kegiatan ini.46 Tokoh masyarakat akan membuat level keterikatan terhadap info
yang diberikan menjadi lebih tinggi menurut Lee et al. (2018) dimana pada video
24
3.2.2.4 Media Edukasi Promosi Kesehatan dalam Bentuk Video Edukasi di
Grup Whatsapp
Gambar 12 Pembagian video melalui grup whatsapp prolanis pada Jumat, 19 Juni
2020 pukul 10.00 WIB
sudah melihat postingan video yang diberikan di grup, baik pada postingan
pertama maupun kedua. Namun, jumlah tersebut belum menentukan apakah orang
tersebut mengunduh dan menonton video edukasi di grup whatsapp. Maka dari
itu, anggota grup diminta untuk mengisi link posttest apabila telah melihat video
tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat siapa saja yang benar-benar telah
25
Dari 15 anggota di dalam grup kader, 13 diantaranya adalah kader dan
semuanya telah melihat postingan video yang diberikan di grup baik pada
postingan
pertama maupun kedua. Namun, jumlah tersebut belum menentukan apakah orang
tersebut mengunduh dan menonton video edukasi di grup whatsapp. Maka dari
itu, anggota grup diminta untuk mengisi link posttest apabila telah melihat video
tersebut. Hal ini bertujuan untuk melihat siapa saja yang benar-benar telah
3.2.3 Outcome
yaitu
sosial terkait COVID-19. Evaluasi dilakukan dengan cara melihat skor hasil
penilaian jawaban responden pada pre-test dan post-test yang berisi 5 soal dengan
bobot tiap soal sebesar 20. Responden yang didapatkan sebanyak 51 orang. Hasil
26
Jenis Kelamin
5;
10%
46;
90%
Laki-laki Perempuan
Peran di Masyarakat
4; 7;
8 14
%% 31
9; ;
18 61
% %
Kategori Usia
15
10
5
0
25-34 35-44 45-54 55-64 ≥65
Kategori Usia
27
3.2.3.2 Uji normalitas Nilai Pre-test dan Post-test
dikarenakan jumlah sampel yang digunakan lebih dari 50. Hasil didapatkan
berupa
data tidak tersebar secara normal dengan hasil p=0.000 (p<0.05). Maka dari itu,
dengan nilai p=0.000 (p<0.05). Hasil data yang tidak terdistribusi secara normal
digunakan untuk melihat adanya perubahan nilai pretest dan posttest adalah
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada tabel 3.2.3.2 didapatkan hasil berupa
pengetahuan yang menurun antara sebelum dan sesudah pemberian video edukasi.
28
Median
Uraian Nilai p
(Minimum-Maksimum)
Pengetahuan sebelum edukasi (Pretest)
60 (20-100)
(n=51)
0.000
Pengetahuan sesudah edukasi (Posttest)
100 (40-100)
(n=51)
Uji Wilcoxon, 35 responden posttest>pretest, 12 responden posttest=pretest, 4
responden posttest<pretest
mengetahui hasil dari edukasi yang diberikan menurut Malik et al (2019). Dimana
dalam kegiatan ini menggunakan Pre-test dan post-test sejalan dengan penelitian
lebih baik dibanding media lain karena fungsi kognitif pada lansia sudah mulai
post-test meningkat secara signifikan dari skor pre-test. sejalan dengan kegiatan
video edukasi.43
pengetahuan murid sekolah dasar mengenai gizi seimbang dengan metode pre-test
dan post-test dimana terdapat sampel kontrol yang tidak diberikan perlakuan dan
terlihat dari hasil post-test nya. (Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan
Dan
29
Sikap Tentang Gizi Seimbang). Ini didukung oleh penelitian lain seperti penelitian
mengenai tingkat pengetahuan fertilitas pada mahasiswa Eropa pada tahun 2017
dan penelitian mengenai pengetahuan stigma terhadap penyakit jiwa pada murid
dan post-test proyek ini yang menunjukan adanya peningkatan pengetahuan yang
signifikan. Pada kegiatan kami, soal mengenai pre-test dan post-test berasal dari
konten materi edukasi, dan belum dilakukan validasi kepada masyarakat dan
hanya
3.3.1 Kesimpulan
media
edukasi dalam bentuk video pada Jumat, 19 Juni 2020 sampai Senin 22 Juni 2020
telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan saat perencanaan kegiatan. Hal
tersebut
dilihat dari tercapainya tujuan umum dan tujuan khusus pada kegiatan ini. Tujuan
mengenai stigma sosial terhadap Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam
30
Pemantauan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), Positif COVID-19 dan tenaga
signifikan.
stigma
sosial terhadap ODP, PDP, OTG, kontak erat dan positif COVID-19 telah tercapai
berdasarkan hasil survei penilaian video yang memiliki rata-rata melebihi target.
Akan tetapi, masih ada satu kriteri yang masih harus diperbaiki dalam pembuatan
media edukasi. Selain itu, tujuan khusus dalam meningkatkan awareness dan
COVID-19 telah tercapai dengan adanya peningkatan hari pertama dan kedua.
3.3.2 Rekomendasi
beberapa saran sebagai upaya tindak lanjut untuk kegiatan ini, yaitu:
1. Membuat video menjadi lebih dinamis secara visual agar terlihat lebih menarik
31
2. Menggunakan soal pre-test dan post-test yang sudah tervalidasi agar lebih
akurat.
3. Melibatkan kader dan tokoh masyarakat lainnya yang ikut serta dalam kegiatan
sesama)” sebagai media edukasi pada sasaran yang lebih besardan dalam waktu
yang lebih lama sehingga diharapkan terjadi persebaran materi edukasi yang lebih
luas.
DAFTAR PUSTAKA
32
DAERAH KABUPATEN BOGOR, DAERAH KOTA BOGOR, DAERAH
KOTA DEPOK, DAERAH KABUPATEN BEKASI DAN DAERAH
KOTA BEKASI. 2020;
6. PSBB se-Jabar Siap Dilaksanakan Serentak [Internet]. Available from:
https://jabarprov.go.id/index.php/news/37666/2020/05/05/PSBB-se-Jabar-
Siap-Dilaksanakan-Serentak
7. Ini Dia 15 Daerah di Jabar yang Diperbolehkan AKB [Internet]. Available
from: https://jabarprov.go.id/index.php/news/37954/2020/05/29/Ini-Dia-15-
Daerah-di-Jabar-yang-Diperbolehkan-AKB
8. Siap-Siap Tes Masif Menuju 700 Pasar di Jabar [Internet]. Available from:
https://jabarprov.go.id/index.php/news/38054/2020/06/08/Siap-Siap-Tes-
Masif-Menuju-700-Pasar-di-Jabar
9. PSBB Jabar Resmi Diperpanjang Ridwan Kamil Sebut Ada Tiga Situasi
[Internet]. Available from: https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-
01400741/psbb-jabar-resmi-diperpanjang-ridwan-kamil-sebut-ada-tiga-
situasi
10. World Health Organization & UNICEF. Social Stigma associated with
COVID-19.2020 [Internet]. [cited 2020 Jun 6]. Available from:
https://www.unicef.org/media/65931/file/Social stigma associated with the
coronavirus disease 2019 (COVID-19).pdf%0A
11. Is W, Stigma S. Social Stigma associated with COVID-19 A guide to
preventing and addressing. 2020;(February):1–5. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/covid19-stigma-
guide.pdf?sfvrsn=226180f4_2
12. Stigma Negatif yang Bikin Takut Penderita COVID-19 Mencari Perawatan
- Voice of Indonesia [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 24]. Available from:
https://voi.id/berita/4778/stigma-negatif-yang-bikin-takut-penderita-covid-
19-mencari-perawatan
13. Jubir Ingatkan Jangan Ada Diskriminasi Pada Pasien Corona Covid-19
[Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 24]. Available from:
https://sukabumiupdate.com/detail/ragam-berita/nasional/66906-Jubir-
Ingatkan-Jangan-Ada-Diskriminasi-Pada-Pasien-Corona-Covid-19
14. Yana Jangan Ada Stigma Penderita COVID-19 dan Keluarganya [Internet].
Available from: https://humas.bandung.go.id/berita/yana-jangan-ada-
stigma-penderita-covid-19-dan-keluarganya
15. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 2019;(2).
16. Jenderal Pelayanan Kesehatan. SURAT EDARAN DIREKTORAT
JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/II/0867/2020 TAHUN 2020 TENTANG
PENGUATAN PERAN PUSKESMAS DALAM UPAYA PROMOTIF
DAN PREVENTIF PENYEBARAN COVID-19. 2020;1–2.
17. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease (covid-19) revisi ke-4 1. 2020;3:1–116.
18. Ahmedani BK. Mental Health Stigma: Society, Individuals, and the
33
Profession. J Soc Work Values Ethics. 2011;8(2):41–416.
19. Bruns DP, Kraguljac NV, Bruns TR. COVID-19 : Facts , Cultural
Considerations , and Risk of Stigmatization. 2020;4.
20. 1 KKBP dan PK. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat
Republik Indones. 2018;1–100.
21. Keperawatan JI, Kumboyono N, Kep M, Kom S. Efektifitas audiovisual
sebagai media penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan
dan sikap ibu dalam tatalaksana balita dengan diare di dua rumah sakit kota
malang. 2013;53–60.
22. Fayoyin A. Melibatkan media sosial untuk komunikasi kesehatan di Afrika:
Pendekatan, hasil, dan pelajaran. Jurnal Komunikasi dan Jurnalisme Massa.
2016;(6):315.
23. McGraw-Hill. McGraw-Hill Dictionary of Scientific and Technical Terms
6th Edition. 2003.
24. Siddiqui S. Social Media its Impact with Positive and Negative Aspects.
2016;5(2):71–5.
25. Kepios. Digital 2020: Indonesia. [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 19].
Available from: https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia.
26. NapoleonCat. Instagram users in Indonesia [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun
19]. Available from: https://napoleoncat.com/stats/instagram-users-in-
indonesia/2020/02
27. Brooks SK, Webster RK, Smith LE, Woodland L, Wessely S, Greenberg
N, et al. Rapid Review The psychological impact of quarantine and how to
reduce it : rapid review of the evidence. Lancet [Internet]. 2020;6736(20).
Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30460-8
28. WHO. World Health Organization & UNICEF. Social Stigma associated
with COVID-19 [Internet]. 2020 [cited 2020 Jun 6]. Available from:
https://www.unicef.org/media/65931/file/Social stigma associated with the
coronavirus disease 2019 (COVID-19).pdf
29. Health P, Fakult M, Fakult M, Fakult M, Carus CG, Universit T, et al.
Psychosoziale Folgen von Quarantänemaßnahmen bei schwerwiegenden
Coronavirus-Ausbrüchen : ein Rapid Review Psychosocial Impact of
Quarantine Measures During Serious Coronavirus Outbreaks : A Rapid
Review. 2020;179–89.
30. Mackolil J, Mackolil J. Addressing psychosocial problems associated with
the COVID-19 lockdown. Asian J Psychiatr [Internet]. 2020;51:102156.
Available from: https://doi.org/10.1016/j.ajp.2020.102156
31. Johal SS. Psychosocial impacts of quarantine during disease outbreaks and
interventions that may help to relieve strain. N Z Med J. 2009
Jun;122(1296):47–52.
32. Logie CH, Turan JM. How Do We Balance Tensions Between COVID - 19
Public Health Responses and Stigma Mitigation ? Learning from HIV
Research. AIDS Behav [Internet]. 2020;(0123456789):1–4. Available
from: https://doi.org/10.1007/s10461-020-02856-8
33. CDC. National Center for Immunization and Respiratory Disease
(NCIRD), Divsion of Viral Disease. CDC. Reducing Stigma. [Internet].
34
2020 [cited 2020 Jun 11]. Available from:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/reducing-
stigma.html
34. Development THE, Documentary OFC, For F. THE DEVELOPMENT OF
CHARACTER-BASED DOCUMENTARY FILM FOR. 2018;7(3):251–8.
35. Dahlan; Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. 6th ed.
Jakarta: Salemba Medika; 2014.
36. McKinney KG. Initial Evaluation of Active Minds: A Student Organization
Dedicated to Reducing the Stigma of Mental Illness. J College Stud
Psychother [Internet]. 2009 Sep 30;23(4):281–301. Available from:
https://doi.org/10.1080/87568220903167232
37. Fincham JE. Response Rates and Responsiveness for Surveys , Standards ,
and the Journal. 2008;72(2):2–4.
38. Shleyner E. 19 Social Media Metrics That Really Matter and How to Track
Them [Internet]. 2019. Available from: https://blog.hootsuite.com/social-
media-metrics/
39. Robertson MR. YouTube Success: 3 Metrics Ratios to Measure Right Now
[Internet]. 2014 [cited 2020 Jun 17]. Available from:
https://tubularinsights.com/3-metrics-Youtube-success/
40. (66) [ Seri 1 ] Stigma Sosial pada Masa Pandemi Covid-19 - YouTube
[Internet]. Wahana Visi Indonesia. 2020 [cited 2020 Jun 22]. Available
from: https://www.youtube.com/watch?
v=oEpOVeW52Ro&feature=youtu.be
41. (66) [ Seri 2 ] Akhiri Stigma Sosial di Masa Covid-19 - YouTube
[Internet]. Wahana Visi Indonesia. 2020 [cited 2020 Jun 22]. Available
from: https://www.youtube.com/watch?
v=ZdD4QA9vLcw&feature=youtu.be
42. Article O, Malik TG, Alam R. Original Article. 2019;35(1):1–6.
43. Asmarani FL. OSTEOPOROSIS MELALUI PEMBERIAN PENDIDIKAN
KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DI DESA
KARANGBENDO BANTUL. 2019;6(1):491–5.
44. Conceição C, Pedro J, Martins M V, Conceição C, Pedro J, Effectiveness
MVM, et al. Effectiveness of a video intervention on fertility knowledge
among university students : a randomised pre-test / post-test study
students : a randomised pre-test / post-test study. Eur J Contracept 8 Reprod
Heal Care [Internet]. 2017;0(0):000. Available from:
http://dx.doi.org/10.1080/13625187.2017.1288903
45. Chan JYN, Mak WWS, Law LSC. Social Science & Medicine Combining
education and video-based contact to reduce stigma of mental illness : ‘“
The Same or Not the Same ”’ anti-stigma program for secondary schools in
Hong Kong q. 2009;68:1521–6.
46. Kenski K. How Use of Mass Media Is Related to in 14- to 22-Year-Olds.
2006;115–35.
47. Lee D. Advertising Content and Consumer Engagement on Social Media :
Evidence from Facebook Advertising Content and Consumer Engagement
on Social Media : 2018;
35
LAMPIRAN
36
37
38