Disusun oleh :
Ulul Azmi 19174035
Meldi Rosimah 19174052
Muat Muliana Bancin 19174069
Rahmiati 19174036
Ulfatul Jazila 19174017
Fadil Muammar 19174055
Rizqina Ajra 19174046
Sinthya Ayu Vita Hrp 19174058
Muhammad Mirza 19174022
Pembimbing :
Dr. Hadi Maulanza, MKM, Sp.KKLP
Puji dan syukur kami panjatkankepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan evaluasi program kerja puskesmas
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin menyempaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang relah memberikan bimbingan, dukungan, saran, dan bantuan
Kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat di bidang kesehatan, terutama
pada puskesmas sukamakmur. Kami juga menyadari bahwa laporan yang dibuat ini masih
belum sepenuhnya sempurna. Apabila ada kekurangan, kami dengan senang hati menerima
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB IV. ANALISIS PERMASALAHAN ........................................................................ 46
1. Analisis Permasalahan ............................................................................................ 46
2. Penyebab Masalah .................................................................................................. 51
BAB V. PENUTUP ........................................................................................................... 53
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 53
2. Saran ....................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 55
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 56
Dokumentasi................................................................................................................... 56
Daftar Hadir.................................................................................................................... 56
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL/GRAFIK
TABEL
Tabel 1. jumlah penduduk dan kepadatan penduduk kecamatan sukamamur tahun 2019 11
Tabel 2. Laju pertumbuhan penduduk kecamatan sukamakmur tahun 2019…................. 13
Tabel 3 Sarana pendidikan yang ada di wilayah kecamatan sukamakmur tahun 2019 ..... 13
Tabel 4. Sarana kesehatan di Puskesmas sukamakmur ..................................................... 18
Tabel 5. Jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan puskesmas sukamakmur ............... 20
Tabel 6. Kunjungan dan perawatan di puskesmas tahun 2019 .......................................... 21
Tabel 7. Pelayanan laboratorium di puskesmas Sukamakmur tahun 2019........................ 22
Tabel 8. Penilaian cakupan kegiatan UPTD puskesmas 2019 ........................................... 24
Tabel 9. Laporan pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kesehatn tahun 2019 ... 35
Tabel 10 Analisis permasalahan di puskesmas Sukamakmur............................................ 46
GRAFIK
Grafik 2.1 Perkembangan penduduk puskesmas sukamakmur 2019.................................13
Grafik 2.2 Sarana kesehatan di Puskesmas Sukamakmur................................................18
Grafik 2.3 persentase strata posyandu kecamatan sukamakmur kab. Aceh Besar..........19
Grafik 2.4 pelayanan rawat jiwa......................................................................................23
Grafik 3. 1 penyakit terbesar di kecamatan Sukamakmur................................................37
5
BAB I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pusat kesehatan masyarakat yang dikembangkan sejak tahun 1968
merupakan fasilitas kesehatan terdepan dan ujung tombak penyelenggara
pelayanan kesehatan dasar tingkat masyarakat. Pukesmas seharusnya menjadi
salah satu kunci sukses indonesia dalam meningkatkan derajat kesehatan dan gizi
masyarakat. Sejak tahun 1968 sampai tahun 2000 pukesmas dikelola dan dibina oleh
pemerintah pusat (departemen kesehatan). Pembangunan sarana, penempatan
tenaga, dan pengadaan obat untuk pukesmas ditetapkan melalui instruksi presiden
(inpres). Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata serta
dapat di terima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tepat
guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.( Depkes, 2009).
6
Pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, Kesehatan
Sekolah, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
keselamatan kerja, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan Jiwa, Laboratorium sederhana,
Pencatatan Laporan dalam rangka system informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut.
b) TUJUAN KHUSUS
Mengetahui program kerja Puskesmas sukamakmur tahun 2019
Mengetahui permasalahan dalam program kerja Puskesmas sukamakmur tahun 2019
Mendata penyebab masalah Puskesmas sukamakmur tahun 2019
Mencari alternatif pemecahan masalah Puskesmas sukamakmur tahun 2019
c) SASARAN
Masyarakat yang berada diwilayah kerja Puskesmas sukamamur yaitu Kecamatan suka
makmur yang meliputi 35 desa.
7
3. Ruang Lingkup
a) Jenis data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari laporan tahunan dan buku penilaian
kinerja puskesmas sukamakmur tahun 2019
b) Sumber data
Sumber data didapatkan dari Puskesmas sukamakmur profil kesehatan puskesmas
sukamaur dan data badan pusat statistik aceh besar Periode data dan jadwal penyusunan data
data diperoleh dari laporan tahunan sebelumnya yaitu 2018 yang dirangkum dari bulan
januari hingga desember 2019. Jadwal penyusunan data dilakukan pada bulan januari 2019
8
BAB II. GAMBARAN UMUM
9
Sebelah utara: berbatasan dengan wilayah kerjaPuskesmas Ingin Jaya.
Sebelah selatan: berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Indrapuri dan wilayah kerja
puskesmas Leupung.
Sebelah Timur: berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuta Malaka dan wilayah
kerja puskesmas Montasik.
Puskesmas sukamakmur melayani rawat jalan dan rawat inap baik umum maupun
persalinan serta penanganan kegawatdaruratan (UGD) selama 24 jam.
b. Keadaan wilayah
Keadaan wilayah kecamatan suka makmur kedudukannyan topografi wilayahnya dataran
rendah. Oleh karena kedudukannya di jalur khatulistiwa, curah hujan di Kabupaten ini
tergolong tinggi yaitu antara 11-304 mm pertahun dengan suhu udara berkisar 21-33°C
c. Sarana transportasi
Sarana transportasi dikecamatan Suka Makmur dapat dilalui dengan kendaraan roda
dua dan roda empat yang merupakan keuntungan dan kemudahan bagi petugas atau sarana
kesehatan maupun masyarakat umum dapat saling menjangkau, hal ini tentu saja berdampak
positif bagi pencapaian dan keberhasilan program.
2. Gambaran Demografi
a. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk kecamatan sukamakmur tahun 2019 adalah 16,442 jiwa, dengan
jumlah laki-laki sebesar 8,283 jiwa dan perempuan 8,159 jiwa. Jika dikaitkan dengan jumlah
penduduk dan daya dukung dan daya tampung lingkungan di dalam satu wilayah, maka
kepadatan penduduk kecamatan sukamakmur 10 jiwa per km2.
10
Tabel 1. jumlah penduduk kecamatan Sukamakmur tahun 2019
NO Nama Gampong Jenis Kelamin Total
Laki laki Perempuan
11
28 Meunasah Bakthu 113 98 211
29 Blang Cut 168 141 309
30 Meunasah Tuha 133 132 265
31 Aneuk Batee 258 265 523
32 Niron 299 301 600
33 Bukloh 217 227 444
34 Lambarih Jurong Raya 184 165 349
35 Lambarih Bakmee 242 238 480
Total 8.283 8.159 16.442
Pertumbuhan penduduk kecamatan suka makmur kabupaten Aceh besar dalam tiga tahun terus
bertambah walaupun tidak terlalu signifikan dimana pada tahun 2012 jumlah penduduk menjadi
±14,224 jiwa, tahun 2013 jumlah penduduk menjadi 14,634 jiwa dan pada tahun 2014 jumlah
penduduk bertambah menjadi ± 15,109 jiwa . Pada tahun 2014 jumlah laki-laki sebanyak7.619
jiwa dan perempuan 7.490 jiwa dan pada tahun 2015 jumlah penduduk bertambah menjadi Jumlah
laki-laki 7.625 dan Jumlah penduk Perempuan berjumlah 7.529 dengan perbandingan jenis
kelamin (sex ratio) 99,60. pada tahun 2016 terjadi peningkatan tidak terlalu signifikan yaitu 15,401
, pada tahun 2017 jumlah penduduk menjadi 15,811. pada tahun 2018 pertambahan penduduk
menjadi 16,000 selanjutnya pada tahun 2019 pertambahan penduduk menjadi 16,450.
12
Grafik 2.1 Perkembangan penduduk puskesmas sukamakmur 2019
Angka Kelahiran Kasar/ Crude Birth Rate (CBR) selama tahun 2019 adalah 14,69
Tingginya angka kelahiran kasar (Crud Birth Rate) tentunya meningkatkan angka pertumbuhan
penduduk (Population Growth Rate) dan memperbesar beban tanggungan penduduk
(dependency ratio).Dinamika penduduk Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar bila
disusun menurut hirarki golongan umur termuda (bayi) hingga golongan tua (lansia) akannampak
bahwa komposisi penduduk terbanyak berada pada usia muda<30 tahun ( 58,36 %). Dengan
demikian struktur penduduk Kecamatan ini merupakan struktur penduduk muda atau tidak
produktif (anak-anak dan remaja) lebih banyak dibanding penduduk produktif. Tingkat
dependency ratio tahun 2019 sebesar 42,12% yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk
usia produktif harus menanggung 42 jiwa penduduk tidak produktif.
b. Keadaan pendidikan
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk usia 10 tahun ke atas Kecamatan Sukamakmur
tergolong tinggi ( 56,09 % ). Berdasarkan data penduduk tahun 2019 yang Tamat SD/MI 965
jiwa, tamat SMP/MTSN 1.228 jiwa, tamat SMA/SMK/MA 1.878, sementara yang mencapai
perguruan tinggi tingkat AK/Diploma 484 jiwa dan Universitas 576 jiwa. Pada tahun 2019
persentase penduduk yang melek huruf tidak dilakukan pendataan.
13
peran serta dari peran serta aktif langusng dari kader, tokoh masarakat yang meliputi aparat RT
dan RW, karang taruna, LSM dan orang yang berpengaruh di daearah tersebut. Selain itu, dapat
dilihat dari pengembangan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat baik modern
maupun tradisional.
b. Misi
Untuk merealisasi visi puskesmas Sukamakmur maka ditetapkan misi yaitu :
- Meningkatkan sumber daya tenaga kesehatan sehingga tercapai mutu pelayanan
dasar yang optimal
- Meningkatakan sarana dan prasarana puskesmas untuk mendukung pelayan
dasar yang optimal
- Meningkatkan peran serta masyarakat menuju pelayanan dasar yang berbasis
masyarakat
- Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
c. Tata Nilai UPTD Puskesmas Sukamakmur
a) S : Semangat antusias mewujudkan masyarakat sehat
b) U : Usaha keinginan untuk mencapai pelayanan yang optimal
c) K : Komitmen menjalankan tugas sesuai SOP
d) M : Mandiri siap memberikan pelayanan
e) A : Amanah, jujur dan ikhlas dalam memberikan pelayanan
14
4. Struktur organisasi
Kepala Puskesmas
sukamakmur
Dr. magdalena
Kepala Tata Usaha
5. Deskripsi kerja
Program kesehatan yang dilakukan oleh UPTD puskesmas sukamakmur terdiri dari
upaya kesehatan masyarakat esensial, upaya kesehatan masyarakat pengembangan dan
upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial (UKM Esensial) terdiri dari :
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan ibu dan anak – KB
4. Gizi
5. Pemberantas penyakit menular
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan (UKM) yang ada di puskesmas suka makmur
meliputi :
1. Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM)
2. Upaya kesehatan anak sekolah pra sekolah (APRAS)
3. Upaya kesehatan usia lanjut (USILA)
4. Upaya kesehatan reproduksi remaja (PKPR)
5. PERKESMAS
6. Upaya kesehatan jiwa
15
4. Pelayanan kesehatan imunisasi
5. Pelayanan kesehatan lansia
6. Pelayanan kesehatan gizi
7. Pelayanan jiwa
8. Pelayanan TB Paru
9. Pelayanan HIV/AIDS
10. Pelayanan kusta
11. Pelayanan PKPR
12. Pelayanan rawat inap
13. Pelayanan UGD
14. Pelayanan persalinan (PONED)
Dalam Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan perwujudan dari visi dan
misi pembangunan di bidang kesehatan. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan millennium
/MDGs (Millenium Development Goals). Dalam MDGs, upaya meningkatkan derajat
kesehatan dilakukan pada Upaya Kesehatan Ibu dan Anak. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesehatan
reproduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya yang ditempuh meliputi Upaya Keselamatan
Ibu Melahirkan (Making Pregnancy Safer/MPS). Selama kehamilan seorang ibu perlu
memperoleh serangkaian tindakan standar agar terwujud MPS demikian pula pada saat kelahiran.
MPS merupakan program utama dalam Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.
Tingkat kesejahteraan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa tinggi derajat
Kesehatan Ibu dan Anak. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terdiri
dari beberapa kegiatan utama yaitu kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan (K1 dan K4)
untuk memperoleh pelayanan sesuai standar 10T,Deteksi Risiko tinggi (Bumil Risti),
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes), Penanganan Komplikasi, Kunjungan
Bayi dan Neonatus serta pelayanan KB.
2) Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) dan Deteksi risiko Tinggi
Berdasarkan laporan kinerja KIA diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil pada trisemester
4 (K4) pada tahun 2019 belum mencapai target SPM.nasional maupun daerah. Cakupan K4 pada
16
2019 sebesar 66,99 % sedangkan cakupan Nasional/ Daerah 95 %,distribusi dan cakupan
pemberian tablet besi ( Fe 90 Tablet ) sebesar 66,99%. Untuk Puskesmas Sukamakmur
cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi pada tahun 2018 yang sudah ditanggani 47 bumil atau
56,63%.
Untuk persalinan diwilayah puskesmas Sukamakmur rata-rata sudah ditangani oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan, dimana pada tahun 2018 dari 272 ibu bersalin
72,15% di tolong oleh tenaga kesehatan walaupun tidak semua persalinannya dibantu oleh bidan
desa setempat. Seluruh ibu melahirkan dan dalam masa nifas sudah dikunjungi oleh tenaga
kesehatan untuk memberikan perawatan nifas, cakupan kunjungan nifas (KF) tahun
2019berjumlah 242 yang mendapatkan pelayanan kesehatan atau 64,19 %.
Distribusi vitamin A dosis tinggi dua kali dalam setahun makin merata sehingga dari total
172 bayi dan 1048 Balita, sebanyak 100% bayi dan 100 % Balita sudah mendapatkan jatah kapsul
17
vit A. Sementara 274 (73,07 %) ibu nifas semuanya juga sudah mendapat vitamin A, ibu
nifas mendapatkan dua kali vitamin A yaitu setelah melahirkan dan satu hari kemudian.
6) Imunisasi Bayi
1,2
0,8
0,6
0,4
0,2
0
Pantee Rawa
Lambirah
Lamgeu Baro
Lamlheu
Niron
Bukloh
Baet Lamphuot
Sibreh Keumudee
Dilip Lamteungoh
Lamtanjong
Blang Cut
Aneuk Batee
Reuhat Tuha
Dilip Bukti
Seumeureung
Luthu Dayah Krueng
Lamgeu Tuha
Luthu Lamweu
Meunasah Bakthu
Lampanah Ineu
Lampisang
Lambaro Sibreh
Meunasah Tuha
Baet Meesago
Kayee Adang
Kling Manyang
Lambarih Bakmee
Baet Masjid
Tampok Blang
Weusiteh
18
Hingga tahun 2019, penyelenggara pelayanan kesehatan di kecamatan Sukamakmur masih
didominasi oleh milik pemerintah sedangkan sektor swasta tidak mengalami peningkatan. Dimana
terdapat 1 unit Puskesmas induk dan 3 unit Puskesmas Pembantu milik pemerintah serta 22 unit
Poskesdes.Dilain sisi jumlah layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh swasta meliputi 4
klinik Praktek Dokter dan 1 klinik bersalin.
Upaya Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sulit dicapai jika hanya dilakukan oleh
pemerintah saja. Untuk itu perlu dukungan partisipasi aktif masyarakat. Partisipasi masyarakat
dibidang kesehatan dapat diukur dari beberapa indikator, antara lain adalah strata Posyandu, Strata
Desa (Gampong) Siaga dan PHBS. Target partisipasi masyarakat pada posyandu sebesar >90%,
yang tergambar dari 97% Posyandu dengan strata Purnama. Hingga 2019, gambaran partisipasi
masyarakat di wilayah Puskesmas Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar disektor kesehatan telah
mengalami perubahan berarti dibanding tahun sebelumnya. Sukamakmur Kabupaten Aceh
Besar disektor kesehatan telah mengalami perubahan berarti dibanding tahun
sebelumnya.
Grafik 2.3 persentase strata posyandu kecamatan sukamakmur kab. Aceh Besar
2,5
1,5
0,5
0
Baet Meusago
Bukloh
Pantee Rawa
Lambirah
Lamgeu Baro
Niron
Lamtanjong
Lamlheu
Lamgeu Tuha
Lamteh Dayah
Blang Cut
Aneuk Batee
Meunasah Tuha
Dilib Lamtengoh
Dilib Bukti
Reuhat Tuha
Lampisang
Lambaro Sibreh
Kayee Adang
Meunasah Bakthu
Seumeureung
Kling Manyang
Tampok Blang
Weusiteh
lampanah Ineu
Pada tahun 2019, strata Posyandu diwilayah Kecamatan Sukamakmur dan desa Siaga
tidak mengalami kemajuan berarti dimana jumlah Posyandu 35 dan desa siaga 17, pos kesehatan
19
pesantren (Poskestren) yang merupakan bagian dari UKBM juga tidak mengalami perubahan
dimana jumlah poskestren 5 unit dan sudah dibina menjadi Poskestren namun tingkat keaktifan
Poskestren tersebut belum dapat diukur, rendahnya tingkat perkembangan Poskestren disebabkan
oleh ketiadaan alokasi dana untuk menunjang kegiatan ini.
3. Ketersediaan Obat
Obat-obatan merupakan komponen utama pelayanan kesehatan. Tingkat kebutuhan obat-
obatan setiap tahun makin meningkat seiring meningkatnya jumlah kunjungan pasien ke
Puskesmas. Jenis obat yang dikelola oleh Puskesmas Sukamakmur Kab.Aceh Besar mengacu pada
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yaitu golongan obat generic berlogo sebesar 100 obat-obat
yang dikelola Apotik Puskesmas Sukamakmur berasal dari beberapa sumber yakni APBD, JKN
dan APBN
Berdasarkan Laporan Obat (LPLPO) dapat diketahui stok jenis obat terbanyak adalah
Klorfeniramin Maleat ( CTM ) tablet 4 mg.Pengadaan obat mengikuti trend konsumsi sesuai
perkembangan pola penyakit utama rawat jalan. Pengeluaran obat terbanyak pada tahun 2019
adalah Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg berada pada rangking pertama disusul oleh
Paracetamol tablet 500 mg pada urutan kedua dan Vitamin B Komplek tablet diurutan ke tiga.
Pada urutan ke-empat dan lima tercatat Gliseril Guayakolat tablet 100 mg dan Vitamin B 12
tablet 50 mcg.Hal ini sesuai dengan penyakit utama terbanyak adalahRhematoid Artrhitis
(20,08%), ISPA (18,58 %) dan Dyspepsia (17,58 %) Jika dibandingkan antara jumlah kasus
penyakit terbanyak dengan pengeluaran obat terbanyak akan nampak ketidak sesuaian antara jenis
penyakit dengan jenis obat yang diberikan sehingga penggunaan obat di puskesmas kemungkinan
besar belum sesuai dengan standar pengobatan rasional, dengan demikian perlu ditingkatkan
profesionalisme tenaga pengelola dan peresepan obat.
20
04. Dokter Keluarga 0
05. Perawat dan Bidan 50
06. Farmasi 1
07. Sanitasi 3
08. Gizi 2
09. Kesmas 9
10. Medis 4
11. Tehnisi Medis 4
12. Apoteker 0
13. Ass.Apoteker 1
14. D3 Farmasi 0
15. S1 Farmasi 0
16. D-IV/S1 Gizi 0
17. D3 Gizi 2
18. D1 Gizi 0
21
b. Persalinan 0
4 Rujuk
a. Masyarakat miskin (Jamkesda & 10,572
jamkesmas/KIS) 109
b. jiwa
Total kunjungan 15,574
1. Laboratorium
Pelayanan laboratorium di UPTD puskesmas Sukamakmur tahun 2019 hanya
melakukan pemeriksaan penunjang yaitu :
Pelayanan perawatan pada rawat inap di puskesmas sukamakmur pada tahun 2019
rawat umum 30 pasien, tidak perawatan persalinan pasien post partum, rawat inap umum
meningkat dibandingkan tahun 2018.
22
gangguan jiwa hingga akhir 2019, seluruhnya sudah ditangani oleh CMHN sedangkan sekitar
20% dari kasus ini pernah dilakukan rujukan ke RSJ Banda Aceh. Namun demikian hasil
akhir penanganan kasus gangguan jiwa sulit dinilai oleh karena tingkat kemandirian pasien
lebih banyak parsial atau dengan bantuan sedangkan mandiri penuh sangat sedikit.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Halusinasi Perilaku devisit
kekerasan ( PK) perawatan diri
2018 2019 dirujuk
Rincian rumah atau keluarga yang memiliki sarana air bersih tahun 2019 adalah
92,70%, kepemilikan jamban 94,28%, kepemilikan tempat sampah 86,20%, kepemilikan
SPAL 79,32%.
2. Sanitasi dasar
Berdasarkan data sarana sanitasi dasar sehat pada tahun 2019 di wilayah
KecamatanSuka makmur diketahui bahwa dengan jumlah penduduk 17,154 jiwa semua
telah mendapatkan akses terhadap jamban sehat.
3. Pembinaan institusi
23
dibina mencakup sekolah-sekolah dan Pesantren/Dayah. Seluruh Sekolah Dasar dan
setingkat telah dibentuk kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
2. DATA KHUSUS
1. Data dasar program
Rencana kerja puskesmas Sukamakmur tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Program pelayanan administrasi
b. Program promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan
c. Program pemberantas penyakit menular
d. Program kesehatan ibu dan anak
e. Program pelayanan kesehatan
f. Program gizi dan usila
Hasil penilaian kinerja UPTD Puskesmas Sukamakmur tahun 2019 berdasarkan data tahun
2019 dapat disajikan sebagai berikut :
24
2 Bayi mendapat ASI eksklusif 50% 56,39 %
Bayi mendapat ASI bayi 1135 640 56,39 %
eksklusif 50%
3 Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber masyarakat 100 %
Posyandu madya Posyandu 46 46 100 %
Posyandu purnama Posyandu 2 2 100 %
Posyandu mandiri Posyandu - - -
4. Penyuluhan NAPZA 100 %
Penyuluhan NAPZA Kelompok 15 15 100 %
B. Kesehatan lingkungan 80,63 %
1. Penyehatan air 95,35%
Inpeksi sanitasi sarana Sarana 16375 15180 92,70%
air bersih 80%
Pembinaan kelompok kelompok 6 6 100 %
masyarakat/ kelompok
pemakai air 30%
2 Hygiene dan sanitasi makanan dan minuma 77,47 %
Inpeksi sanitasi tempat Sarana 107 78 72,90 %
pengelolaan makanan
80%
Pembinaan tempat Sarana 78 64 82,05 %
pengelolaan makanan
70%
3 Penyehatan tempat pmbuangan sampah dan limbah 90,25 %
Inpeksi sanitasi tempat Sarana 13079 11888 90,89 %
pembuangan sampah
dan limbah 80 %
Sarana pembuangan Sarana 11888 10652 89,60 %
sampah dan limbah
memenuhi syarat 80 %
4 Penyehatana lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 96,81 %
Pemeriksaan Sarana 15545 15111 97,20 %
penyehatan
lingkungan pada
perumahan 80%
Pemeriksaan Sarana 15111 14570 96,4 %
penyehatana
linkungan yang
memenuhi syarat 80%
5 Pengawasan sanitasi tempat tempat umum 58,91 %
Inspeksi sanitasi Sarana 179 101 56,4 %
tempat tempat umum
90 %
Sanitasi tempat tempat Sarana 101 62 61, 4 %
umum memenuhi
syarat 85%
25
6 Pengamanan tempat penggunaan pestisida 0,00 %
Inspeksi sanitasi Sarana 0 0 0,00 %
sarana pengelolaan
pestisida 80%
Pembinaan tempat Sarana 0 0 0,00 %
pengelolaan pestisida
80%
7 Pengendalian vektor
Pengawasan tempat- Lokasi 6 6 100 %
tempat potensial
perindukan vektor di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya 95%
Pemberdayaan Kelompok 6 6 100 %
sasaran/kelompok/pok
ja potensial dalam
upaya pemberantasan
tempat perindukan
vektor penyakit di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya 80%
Desa/lokasi potensial Desa/ 6 6 100 %
yang mendapatkan lokasi
intervensi
pemberantasan vektor
penyakit menular 50%
C Kesehatan ibu dan anak termasuk kelaurga berencana 84,84 %
1 Kesehatan ibu 76,11 %
Pelayanan kesehatan Ibu hamil 1240 1188 95,81 %
bagi ibu hamil sesuai
stansdar, untuk
kunjungan lengkap
90%
Drop out K4-K1 100% Ibu hamil 1240 52 4,19 %
yang dilacak
Pelayanan persalinan Ibu 1240 1236 99,68 %
oleh tenaga kesehatan bersalin
termasuk
pendampingan
persalinan dukun oleh
tenaga kesehatan
sesuai standar 90%
Pelayanan nifas Ibu/bayi 1240 1211 97,66 %
lengkap (ibu &
neonatus) sesuai
standar 90%
26
Pelayanan dan atau Ibu hamil 248 194 78,23 %
rujukan ibu hamil
resiko tinggi atau
komplikasi 100%
2 Kesehatan bayi 100%
Penanganan dan atau Bayi 138 138 100 %
rujukan neonatus
risiko tinggi 80%
Cakupan BBLR Bayi 36 36 100 %
ditangani 100 %
3 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah 78,51 %
Pelayanan deterksi dan Balita 5681 3239 57,01 %
stimulasi dini tumbuh
kembang balita 90 %
Pelayanan deteksi dan Anak 1848 1848 100 %
stimulasi dini tumbuh
kembang anak pra
sekolah 90 %
4 Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja 91, 71 %
Pelayanan kesehatan Anak 1349 1323 98,07 %
anak sekolah dasar
oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih /
guru UKS / dokter
kecil 100 %
Cakupan pelayanan Anak 3749 3200 85,36 %
kesehatan remaja 80%
5 Pelayanan keluarga berencana 78,84 %
Akseptor KB aktif di PUS 7948 5932 74,64 %
puskesmas 70%
Akseptor aktif MKET Orang 643 534 83,05 %
di puskesmas 2%
Akseptor MKET Orang 0 0 0,00 %
dengan komplikasi
3,5%
Akseptor MKET Orang 0 0 0, 00%
degan kegagalan 0,2%
D Upaya perbaikan gizi masyarkat 94,65 %
Pemberian kapsul Anak 4239 4239 100 %
vitamin A pada balita 2
kali/tahun 90%
Pemberian tablet besi Ibu hamil 1240 1188 95,8 %
pada ibu hamil 98%
Pemberian PMT Anak 147 147 100 %
pemulihan balita gizi
buruk pada
27
Balita naik berat badan Anak 4065 3149 77,5 %
75%
Balita bawah garis Anak 8 8 100 %
merah
E P2P 86,61 %
1 TB PARU 100 %
Pengobatan TB Paru Orang 82 82 100 %
BTA positif
Pengobatan TB Paru Orang 21 21 100 %
BTA positif >85% =
100 %
Pengobatan TB Paru Orang 98 98 100 %
BTA negatif rontgen
positif 100%
2 Malaria 0,00 %
Pemeriksaan sediaan % 0 0 0,00 %
darah pada penderita
malaria klinis 100%
Penderita malaria Orang 0 0
klinis yang diobati
100%
Penderita (+) postif Orang 0 0
malaria yang diobati
sesuai standar
Penderita yang % 0 0
terdeteksi malaria
berat di puskesmas
yang dirujuk di RS
3 Kusta 100 %
Penemuan tersangka Orang 6 6 100 %
penderita kusta 90%
Pengobatan penderita Orang 6 6 100 %
kusta 100 %
Pemeriksaan kontak Orang 120 120 100 %
penderita 100 %
4 Pelayanan imunisasi 92,22 %
Imunisasi DPT1 pada Bayi 1088 1011 92,9 %
bayi
Drop out DPT3 + Bayi 895 895 100 %
campak
Imunisasi HB1 < 7 hari Bayi 1280 1280 100 %
Imunisasi campak bayi 1147 1143 99,7 %
pada bayi 80%
Imunisasi DT pada Anak 1320 1086 82,3 %
anak kelas 1 SD 100%
28
Imunisasi TT pada Anak 2668 2094 78,5 %
anak SD kelas 2 dan 5
100%
5 Diare 74,79 %
Penemuan kasus diare Orang 1617 394 24,4 %
di puskesmas kader
100%
Kasus diare ditangani Orang 394 394 100 %
oleh puskesmas dan
kader dengan oral
dehidrasi 100%
Kasus diare ditangani Orang 2 2 100 %
dengan rehidrasi
intravena 100 %
6 ISPA 42,24 %
Penemuan kasus Orang 247 66 26,7 %
pneumonia dan
pneumonia berat oleh
puskesmas dari kader
90%
Jumlah kasus Orang 66 66 100 %
pneumonia dan
pneumonia berat yang
ditangani 100%
Jumlah kasus % 0 0 0,00 %
pneumonia berat/
dengan tanda bahaya
yang ditangani/dirujuk
100 %
7 Demam berdarah dengue 97 %
Angka bebas jentik > % 1200 1128 94 %
95%
Cakupan penyelidikan % 66 66 100 %
epidemiologi 100 %
8 Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS 100 %
Kasus PMS yang 100 % 1 1 100 %
diobati
Kasus yang 100 % 3 3 100 %
mendapatkan
penanganan
HIV/AIDS 100%
9 Pencegahan dan penanggulangan rabies 100 %
Cuci luka terhadap 100 % 4 4 100 %
kasus gigitan HFR
100%
29
Vaksinasi terhadap 100 % 4 4 100 %
kasus gigitan HFR
yang berindiasi 100%
10 Pencegahan dan penanggulangan filariasis dan schistozomiasis 0, 00 %
Kasus filariasi yang 0, 00 % 0 0 0, 00 %
ditangani 90%
Persentase pengobatan 0, 00 % 0 0 0, 00 %
selektif
schistozomiasis 100%
Persentase pengobatan 0, 00 % 0 0 0, 00 %
selektif F.Buski 100%
B Upaya kesehatan masyarakat pengembangan 95,05 %
1 Upaya kesehatan usia lanjut 62,01 %
Pembinaan kelompok Kelompok 9 9 100 %
usia lanjut sesuai
standar 70%
Pemantauan kesehatan Orang 6853 1646 24,0 %
pada anggota usia
lanjut yang dibina
sesuai standar 100 %
2 Upaya kesehatan mata/pecegahan kebutaan 100 %
Penemuan kasus di Orang 2761 2761 100 %
masyarakat dan
puskesmas melalui
pemeriksaan visus dan
refraksi
Penemuan kasus Orang 2761 2761 100 %
penyakit mata di
puskesmas
Penemuan kasus buta Orang 22 22 100 %
katarak pada usia > 45
tahun 100%
Pelayanan operasi Orang 0 0 0,00 %
katarak di puskesmas
3 Upaya kesehatan telinga / pencegahan gangguan pendengaran 100 %
Penemuan kasus dan Orang 477 477 100 %
rujukan spesialis di
puskesmas melalui
pemeriksaan fungsi
pendengaran
Pelayanan tindakan / Orang 0 0 0,00 %
operatif oleh spesialis
puskesmas
Kejadian komplikasi Orang 0 0 0,00 %
operasi
4 Kesehatan jiwa 100 %
30
Pemberdayaan Kelompok 1 1 100 %
kelompok masyarakat
khusus dalam upaya
penemuan dini dan
rujukan kasus
gangguan jiwa
Penemuan dan Orang 4 4 100 %
penanganan kasus
gangguan perilaku,
jiwa dan masalah
NAPZA dari rujukan
kader dan masyarakat
Penanganan kasus Orang 1 1 100 %
kesehatan jiwa melalui
rujukan RS/spesialis
Deteksi dan Orang 9 9 100 %
penanganan kasus jiwa
yang datang dan
berobat di puskesmas
15%
5. Kesehatan olahraga 100 %
Pemberdayaan Orang 1 1 100 %
masyarakat melalui
pelatihan kader
Pembinaan kelompok Kelompok 1 1 100 %
potensial/klub dalam
kesehatan olahraga
Pemeriksaan Orang 0 0 0,00 %
kesegaran jasmani
anak sekolah
Pemeriksaan Orang 0 0 0,00 %
kesegaran pada atlet
6 Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi 78,87 %
Pembinaan kesehatan Posyandu 48 25 52,08 %
gigi di posyandu 80%
Pembinaan kesehatan TK 44 44 100 %
gigi pada TK 80%
Pembinaan dan SD/MI 27 27 100 %
bimbingan sikat gigi
massal pada SD/MI
80%
Perawatan kesehatan SD/MI 27 27 100 %
gigi pada SD/MI 60 %
Murid SD/MI Orang 13435 13435 100 %
mendapat perawatan
kesehatan gigi 60 %
31
Gigi tetap yang di Gigi 964 469 48,65 %
cabut 20%
Gigi tetap yang Gigi 964 495 51,35 %
ditambal permanen
80%
7 Bina kesehatan tradisional 100 %
Pembinaan TOGA dan Keluarga 30 30 100 %
pemanfaat
Pembinaan Orang 8 8 100 %
pengobatan tradisonal
yang menggunakan
tanaman obat
Pembinaan Orang 6 6 100 %
pengobatan tradisional
dengan keterampilan
Pembinaan Orang 0 0 100 %
pengobatan tradisional
lainnya
8 Bina kesehatan kerja 100 %
Pos UKK berfungsi Pos 4 4 100 %
baik
Pos UKK menuju Kali 2 2 100 %
SIMASKER
Pelayanan kesehatan Orang 128 128 100 %
oleh tenaga kesehatan
kepada pekerja di pos
UKK
C Upaya kesehatan perorangan 100 %
1 Rawat jalan 100 %
Kunjungna rawat jalan Orang 47900 61339 100 %
umum 15% jmlh pddk
(80% + LW)
Kunjungan rawar jalan Orang 1797 4425 100 %
gigi 3% jmlh pddk
80% (10% + LW)
2 Rawat inap 100 %
BOR puskesmas % 10 10 100 %
temapt tidur 1,5%
Hari rawat rata-rata Hari 2,2 2,2 100 %
(ALOS) di puskesmas
tempat tidur 3 hari
Asuhan keperawatan orang 12 12 100 %
individu pada pasien
rawat inap 100 hari
D Perawatan kesehatan masyarakat 100 %
32
Kegiatan asuhan Keluarga 604 604 100 %
keperawatan pada
keluarga
Kegiatan asuhan Kelompok 164 164 100 %
keperawatan pada
kelompok masyarakat
Pemberdayaan dalam Keluarga 374 374 100 %
upaya kemandirian
pada kelaurga lepas
asuh
E Pemeriksaan laboratorium 100 %
Pemeriksaan Spesimen 1142 1142 100 %
hemoglobin pada ibu
hamil 95 %
Pemeriksaan darah Spesimen 100 100 100 %
trombosit pada
tersangka DBD 90%
Pemeriksaan gula Spesimen 3207 3207 100 %
darah
Pemeriksaan test Spesimen 88 88 100 %
kehamilan 100%
Pemeriksaan sputum Spesimen 375 375 100 %
TB 100 %
Pemeriksaan urine Spesimen 39 39 100 %
protein pada ibu hamil
20%
Pemeriksaan Spesimen 2095 2095 100 %
kolesterol
Pemeriksaan asam urat Spesimen 1818 1818 100 %
Pemeriksaan golongan Spesimen 728 728 100 %
darah
Pemeriksaan Spesimen 1752 1752 100 %
HIV/AIDS
PENILAIAN KINERJA PELAYANAN 93,11
(Baik)
33
Pelaksanaan managemen puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
1. Proses penyusunan, perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian
kinerja
2. Managemen sumber daya termasuk managemen sarana, prasaranan, alat, obat, sumber daya
manusia dan lain-lain
3. Managemen keuangan dan barang milik negara/daerah
4. Managemen pemberdayaan masyarakat
5. Managemen data dan informasi
6. Managemen progrma termasuk program indonesia sehat dengan pendekatan kelaurga
7. Mutu pelayanan puskesmas meliputi :
Penilaian outcome antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasana pengguna jasa
pelayanan puskesmas dan pencapaian target indikator outcome pelayanan. Selanjutnya dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas, puskesmas wajib diakreditasi oleh lebaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, secara berkala paling sedikit,
3 tahun sekali
34
Tabel 6. Laporan pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kesehatn tahun 2019
NO PERNYATAAN STANDAR INDIKATOR NILAI CAPAIAN
P1 (HASIL) P2 (SASARAN) P1/P2 X 100%
1 Setiap ibu hamil mendapatkan Persentase ibu hamil 1188 1240 35,82%
pelayanan antenatal seusai mendapatkan pelayanan
standar lesehatan ibu hamil
35
8 Setiap penderita hipertensi Persentase penderita hipertensi 3490 9686 366,03%
mendapatkan pelayanan mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar kesehatan sesuai standar
9 Setiap penderita diabetes Persentase penyadang DM yang 1722 3167 54,37%
melitus mendapatkan mendapatkan pelayanan
pelayanan kesehatan sesuai kesehatan sesuai standar
standar
10 Setiap orang dengan gangguan Persentase ODGJ berat yang 34 34 100%
jiwa (ODGJ) berat mendapatkan pelayanan
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
kesehatan sesuai standar
11 Setiap orang terduga Persentase orang terduga TBC 217 217 100%
tuberkulosis mendapatkan mendapatkan pelayanan
pelayanan kesehatan sesuai kesehatan sesuai standar
standar
12 Setiap orang dengan risiko Persentase orang risiko 1749 2713 64,47%
terinfeksi HIV(penderita TBC, terinfeksi HIV mendapatkan
IMS, penjaja seks, LSL, pelayanan kesehatan sesuai
transgender, WBP dan ibu standar
hamil) mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
36
BAB III. DATA 10 PENYAKIT TERBESAR DAN DERAJAT KESAKITAN
450
400
350
300
250
200
150
100
50
5 DM 95 107 202
37
6 Hipertensi 108 136 244
2. Derajat kesakitan
a. Angka kesakitan
Pada Tahun 2019, gambaran umum pola penyakit di wilayah kerja puskesmas
Sukamakmur lebih banyak kearah penyakit infeksi dan penyakit tidak menular. Penyakit
infeksi berpotensial KLB seperti diare tetap berlangsung secara endemis.
Tingginya insiden kasus penyakit infeksi dalam masyarakat dapat dilihat dari
sepuluh penyakit utama rawat jalan di tingkat pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 2019
terdapat 15.574 kunjungan yang dilaporkan atau 94,55% dari jumlah
penduduk.Berdasarkan laporan bulanan LB1 untuk jenis kasus baru, pola penyakit utama
rawat jalan Puskesmas adalah Rhematoid Artrhitis, ISPA dan Dyspepsia. Status
puskesmas Sukamakmur adalah puskesmas Rawatan ( Rawat Inap) pada akhir tahun
2010 dan mulai berfungsi sejak April 2011 maka pasien yang emergency baik masyarakat
wilayah puskesmas Sukamakmur maupun luar wilayah dapat langsung di rawat di
puskesmas, berdasarkan data kasus yang ditangani pada tahun 2019 berjumlah 380 kasus
yang telah dirawat di puskesmas Sukamakmur.
38
layak ( 100%), pemantauan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
belum berjalan maksimal karena pada tahun 2018 hanya 222 rumah ( 55,50 % ) yang ber
PHBS dari 400 rumah yang dipantau. Pada tahun 2019 insiden pneumonia pada balita di
dapati 7 kasus, hal ini mungkin terjadi akibat dari belum maksimal berjalannya program
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas sehingga upaya pencegahan belum
optimal.
Untuk kasus-kasus penyakit berbasis vector (vector born diseases) seperti malaria
dan DBD, berdasarkan data pada tahun 2018 Insiden malaria (malaria positif) tidak
ditemui, dengan API sebesar 0,20/1000 penduduk
a) Penyakit DBD
Penyakit kusta (MB dan PB) dan filariasis merupakan dua jenis penyakit menular yang
menjadi prioritas di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan target menghapus
(eliminasi) Kusta pada tahun 2000 dan eliminasi filariasis pada 2019. Pada tahun 2019
tidak ditemukan kasus penyakit kusta di wilayah Puskesmas Sukamakmur. Untuk
penyakit filariasis dalam wilayah Puskesmas Sukamakmur tahun 2019 tidak
ditemukannya kasus baru namun sebagai upaya pemberantasan filariasis, sejak tahun 2008
telah digerakkan program eliminasi filariasis salah satunya dengan metode minum obat
masal selama 5 tahun berturut-turut dalam rangka mewujudkan target Aceh Besar Bebas
Filariasis Tahun 2015. Pengobatan masal filariasis telah memasuki tahun ke-6 dimana
seluruh masyarakat usia > 2 tahun dalam Kabupaten Aceh Besar umumnya dan kecamatan
Sukamakmur khususnya berpartisipasi minum obat anti filaria secara serentak
39
c) Perkembangan Tuberkulosis
e) Epidemi HIV/AIDS
Pandemic global HIV/AIDS yang telah memasuki fase ke 4 turut melanda Propinsi
Aceh. Dalam satu dasawarsa terakhir, kasus penyakit berkembang secara eksponensial.
Hal ini tidak terlepas dari penyakit HIV/AIDS yang membentuk pola phenomena gunung
es. Berdasarkan data untuk wilayah kecamatan Sukamakmurtidak ditemukannya Kasus
HIV/AIDS
40
b. Angka Kematian
Kematian merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian. Berbagai faktor
yang menjadi faktor yang menjadi penyebab kematian antara lain berkaitan dengan masalah
tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan dll. Tingkat
kematian penduduk dapat memperlihatkan gambaran derajat kesehatan masyarakat oleh
karena tingkat kematian dipengaruhi oleh kesejahteraan masyarakat. Makin tinggi tingkat
kesejahteraan makin rendah tingkat kematian kematian khusus (ibu hamil, ibu bersalin, bayi
dan balita). Selain itu data kematian juga digunakan untuk menghitung Umur Harapan Hidup
(UHH) dan kondisi pelayanan kesehatan
Status gizi masyarakat menjadi indikator utama IPM dan berpengaruh besar terhadap
ketahanan (survival) suatu masyarakat. Menururt laporan UNDP dan BPS Aceh (2011),
nilai indeks IPM Kabupaten Aceh Besar 73,32 atau ranking 144 nasional. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada permasalahan serius dengan status gizi masyarakat di kawasan
ini. Dari laporan Riskesdas (2007) diketahui berbagai masalah gizi terutama kekurangan zat
gizi mikro masih terjadi dimasyarakat. Kekurangan zat gizi makro dan zat gizi mikro
berdampak pada tingginya gangguan tumbuh kembang balita. Balita kurang gizi diwilayah
kecamatan Sukamakmur adalah 22 kasus (1,6 % ). Selain itu besaran pengukuran masalah
41
gizi di masyarakat dapat juga dilihat dari tingkat pertumbuhan Balita dan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR).
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah berat bayi ketika lahir <2500 gr. Kondisi ini
memberi pengaruh buruk terhadap perkembangan balita pada usia selanjutnya. Pada 2019,
jumlah BBLR di Sukamakmur hanya 12 kasus(5.2 %) dari total 274 kelahiran hidup.
Sementara itu cakupan deteksi Bumil dengan komplikasi sebanyak 80 orang yang sudah
ditangani 72 orang (86,75% ).
Tumbuh kembang Balita merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan Balita. Tumbuh
Kembang Balita perlu dipantau secara rutin dengan pengukuran antropometri / penimbangan
berat badan yang dilakukan di Posyandu. Dengan memantau tumbuh kembang dapat diketahui
tingkat kesejahteraan balita. Tahun 2019 tingkat kesejahteraan Balita di kecamatan Sukamakmur
belum dapat diidentifikasi dengan baik oleh karena cakupan penimbangan rata-rata perbulan
<70%. Dari 1348 jumlah Balita hanya 87,98% yang ditimbang dengan jumlah Balita gizi kurang
(bawah garis merah) sebanyak 22 Balita sedangkan Balita dengan gizi buruk tidakditemukan.
Penemuan penderita TB paru merupakan hal yang harus menjadi perhatian. Ada beberapa hal
yang perlu diamati dalam penanganan dan pemberantas penyakit TB paru antara lain dengan
penemuan kasus baru, angka keberhasilan pengobatan (CNR) dan angka kesembuhan (SR).
c. Upaya kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan perwujudan dari visi dan misi
pembangunan di bidang kesehatan. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan millennium
/MDGs (Millenium Development Goals). Dalam MDGs, upaya meningkatkan derajat
kesehatan dilakukan pada Upaya Kesehatan Ibu dan Anak. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesehatan
reproduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut upaya yang ditempuh meliputi Upaya Keselamatan
Ibu Melahirkan (Making Pregnancy Safer/MPS). Selama kehamilan seorang ibu perlu
memperoleh serangkaian tindakan standar agar terwujud MPS demikian pula pada saat kelahiran.
MPS merupakan program utama dalam Upaya Kesehatan Ibu dan Anak.
42
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Tingkat kesejahteraan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa tinggi derajat Kesehatan
Ibu dan Anak. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terdiri dari beberapa
kegiatan utama yaitu kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan (K1 dan K4) untuk
memperoleh pelayanan sesuai standar 10T,Deteksi Risiko tinggi (Bumil Risti), Pertolongan
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes), Penanganan Komplikasi, Kunjungan Bayi dan
Neonatus serta pelayanan KB
2. Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) dan Deteksi risiko Tinggi
Berdasarkan laporan kinerja KIA diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil pada
trisemester 4 (K4) pada tahun 2019 belum mencapai target SPM.nasional maupun daerah.
Cakupan K4 pada 2019 sebesar 66,99 % sedangkan cakupan Nasional/ Daerah 95 %,distribusi
dan cakupan pemberian tablet besi ( Fe 90 Tablet ) sebesar 66,99%. Untuk Puskesmas
Sukamakmur cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi pada tahun 2018 yang sudah ditanggani 47
bumil atau 56,63%.
Untuk persalinan diwilayah puskesmas Sukamakmur rata-rata sudah ditangani oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan, dimana pada tahun 2018 dari 272 ibu bersalin
72,15% di tolong oleh tenaga kesehatan walaupun tidak semua persalinannya dibantu oleh bidan
desa setempat. Seluruh ibu melahirkan dan dalam masa nifas sudah dikunjungi oleh tenaga
kesehatan untuk memberikan perawatan nifas, cakupan kunjungan nifas (KF) tahun 2019
berjumlah 242 yang mendapatkan pelayanan kesehatan atau 64,19 %.
Setiap bayi baru lahir membutuhkan perawatan spesifik oleh tenaga kesehatan yang sudah
memiliki kompetensi dibidang ini. Perawatan bayi baru lahir merupakan satu paket yang
dikemas dalam bentuk kunjungan Neonatus (KN). KN ini dilakukan sebanyak 3 kali yaitu KN
1 6-48 jam pasca lahir, KN 2 dilakukan 3-7 hari kemudian dan KN3 8-28 setelah KN2. Jika
neonatus telah mendapatkan 3 kali KN di sebut KN lengkap. Beberapa jenis pelayanan dalam
KN yaitu:Penimbangan berat badan, Imunisasi dasar lengkap, Stimulasi Deteksi dan Intervensi
diniTumbuh Kembang, pemberian Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus (untuk
43
bayi 6 bulan ke atas) Konseling perawatan bayi termasuk ASI eklusif dan pemberian makan
tambahanTujuan dari KN adalah untuk memantau ibu nifas dan bayi agar tetap sehat dan
selamat.
Pada tahun 2019 dari 364 sasaran bayi yang diharapkan hanya 262 bayi (71,98 %) yang
mendapat KN1. Angka ini belum mencapai target nasional maupun target SPM Kabupaten (
90 % ).Sedangkan KN lengkap berjumlah 262 bayi ( 71,98% ), terlihat bahwa setiap tahun KN
ini terus menerus meningkat. Hal ini tidak terlepas dari semakin meratanya penempatan bidan di
desa dan peningkatan status Puskesmas.
Distribusi vitamin A dosis tinggi dua kali dalam setahun makin merata sehingga dari total
172 bayi dan 1048 Balita, sebanyak 100% bayi dan 100 % Balita sudah mendapatkan jatah kapsul
vit A. Sementara 274 (73,07 %) ibu nifas semuanya juga sudah mendapat vitamin A, ibu
nifas mendapatkan dua kali vitamin A yaitu setelah melahirkan dan satu hari kemudian
6. Imunisasi bayi
44
45
BAB IV. ANALISIS PERMASALAHAN
1. ANALISIS PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil dari kinerja puskesmas Sukamakmur tahun 2019, ditemukan beberapa permasalahan diantara adalah :
46
Terdapat adanya Meningkatkan jumlah
peningkatan sanitasi tenaga kesehatan dalam
namun Kurangnya pengawasan sanitasi di
Sanitasi tempat tempat tenaga kesehatan tempat umum
umum memenuhi syarat 85 % 70,5 % 14.5 % untuk melakukan Meningkatkan
85% inspeksi sanitasi kerjasama dengan
lintas sektor seperti
Kurang kerjasama linprog dan linsek
dengan lintas sektor
Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga
C
berencana
1 Kesehatan ibu Masih ada ibu hamil Penyuluhan kepada ibu
yang tidak memeriksa hamil tentang
kehamilan secara pentingnya memeriksa
teratur kehamilan secara
Pelayanan dan atau rujukan Tidak semua bidan teratur
ibu hamil resiko tinggi atau 100 % 78,23 % 21,77% tinggal di kelurahan Memaksimalkan
komplikasi 100% Kunjungan rumah ibu kunjungan rumah oleh
hamil yang tidak tenaga kesehatan dan
datang ke rumah kader tiap kelurahan
belum maksimal tepat waktu
2 Upaya kesehatan balita dan anak pra sekolah Kurangnya keaktifan Membimbing bidan
dari bidan desa, kader desa dan kader untuk
dan guru TK dalam melakukan deteksi dini
mendata tumbuh tumbuh kembang
kembang balita dan sesuai prosedur
Pelayanan deteksi dan
apras Meningkatkan jumlah
stimulasi dini tumbuh 90 % 60,51 % 29,49%
Alat deteksi tumbuh alat deteksi tumbuh
kembang balita 90 %
kembang kurang kembang
Prosedur deteksi dini
tidak dilakukan
dengan baik
3 Upaya kesehatan anak usia sekolah dan remaja
47
Metode penyuluhan Melakukan penyuluhan
kurang di pahami oleh dengan metode yang
anak anak dapat diterim oleh
PHBS disekolah anak-anak
Pelayanan kesehatan anak masih kurang Melakukan penyuluhan
sekolah dasar oleh tenaga Edukasi tentang dengan sekolah dan
kesehatan atau tenaga 100 % 98,07 % 1,93% kesehatan remaja dan anak-anak tentang
terlatih / guru UKS / dokter bahaya pergaulan pentingnya PHBS
kecil 100 % bebas disekolah
Melakukan penyuluhan
tentang kesehatan
remaja dan bahaya
pergaulan bebas
D Upaya perbaikan gizi masyarkat
Kurangnya Melakukan penyuluhan
pengetahuan ibu kepada ibu hamil dan
hamil tentang keluarga tentang
pentingnya pentingnya
Pemberian tablet besi pada
98 % 95,8 % 2,20% mengonsumsi tablet mengonsumsi tablet
ibu hamil 98%
besi besi
Kurangnya dukungan
keluarga terhadap ibu
hamil
E P2P
1 Pelayanan imunisasi Masih ada masyarakat Melakukan penyuluhan
Imunisasi DPT1 pada bayi 100 % 92,9 % 7,10% yang antivaksin dan pendekatan tentang
Imunisasi DT pada anak Kurangnya pentingnya imunisasi
100 % 82,3 % 17,70%
kelas 1 SD 100% pengetahuan Menjelaskan cara kerja
masyarakat tentang vaksin dan
Imunisasi TT pada anak SD pentingnya imunisasi menyakinkan
100 % 78,5 % 21,50%
kelas 2 dan 5 100% masyarakat tentang
keamanan vaksin
2 Diare
48
PHBS masyarakat Melakukan penyuluhan
yang rendah mengenai diare
Kurangnya sosialisasi Meningkat PHBS
Penemuan kasus diare di mengenai diare di masyarakat
100 % 24,4 % 75,60%
puskesmas kader 100% masyarakat Melakukan evaluasi
Cara penemuan kasus tenaga kesehatan dalam
diare yang salah menemukan kasus
diare
3 ISPA Kurangnya Melakukan penyuluhan
pengetahuan mengenai ISPA dan
mengenai pentingnya penanganannya
penanganan ISPA Meningkat PHBS
PHBS masyarakat masyarakat
Penemuan kasus pneumonia
dan pneumonia berat oleh 40,00 %
rendah Meningkatkan kinerja
90 % 60,00%
puskesmas dari kader 90% Program MTBS di Program MTBS di
puskesmas suka puskesmas suka
makmur belum makmur agar berjalan
berjalan dengan dengan optimal
optimal
4 Demam berdarah dengue Kurangnya Melakukan penyuluhan
pengetahuan tentang angka bebas
mengenai ABJ jentik
Kurangnya kesadaran Melakukan penyuluhan
Angka bebas jentik > 95% 95 % 70,01 % 24,99%
dalam tentang bahaya
pemeberantasan jentik penyakit yang timbul
nyamuk akibat jentik nyamuk.
49
Kurangnya Melakukan
kunjungan usila ke penyuluhan kepada
posbindu usila dan keluarga
Pemantauan kesehatan pada
anggota usia lanjut yang 80,20 % Kurangnya tentang pentingnya
100 % 19,8%
pengetahuan skrining pada usila
dibina sesuai standar 100 %
mengenai
pentingnya skrining
pada usila
50
2. PENYEBAB MASALAH
Berikut adalah analisa penyebab masalah masing - masing program kerja puskesmas suka
makmur dari tahun 2018 sampai tahun 2019.
16,5 % Kasus
•sanitasi lingkungan yang 2018
kurang baik
•PHBS masyarakat rendah
lingkungan
•perumahan tidak
memenuhi syafat
kesehatan
51
Berdasarkan analisis masalah diatas, maka dicari penyebab masalah yang menjadi
pendukung terjadinya kesenjangan pada program kerja puskesmas yang dilaksanakan, penyebab
masalah dinalisis dengan menggunakan metode tulang ikan (fish bone). ISPA merupakan penyakit
berbasis lingkungan yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit,
protozoa, dan penularannya secara air bone . Ispa dapat mengenai semua kelompok umur baik
balita, anak-anak dan orang dewasa dengan berbagai golongan sosial, baik di negara maju maupun
di negara berkembang, dan erat hubungannya dengan kemiskinan serta lingkungan yang tidak
higienis. Pada tahun 2018 terdapat 16,5% kasus ISPA namun pada tahun 2019 terjadi penurunan
menjadi 8,29 kasus dikarenakan beberapa penyebab masalah pada kesehatan lingkungan dapat
teratasi dengan baik.
52
BAB V. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pelaksanaan urusan pemerintah dibidang kesehatan pada tahun 2019 sudah
terlaksana dengan baik dan merata, namun demikian beberapa program kegiatan belum
mampu diselesaikan dengan baik sesuai target standar minimal yang telah ditetapkan,
antara lain adalah:
a. Trend angka kematian bayi makin mudah dianalisis yang disebabkan oleh makin
baiknya sistem dokumentasi pencatatan dan pelaporan pelayanan bayi,
b. Kegiatan pelayanan kesehatan di tingkat Posyandu belum efektif yang terlihat dari
kurangnya cakupan D/S sehingga penjaringan kasus balita dengan gizi kurang dan gizi
buruk tidak maksimal.
c. Penyakit menular yang berpotensial wabah seperti diare dan DBD mampu mampu
ditekan hingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
2. SARAN
a. Terhadap puskesmas
Masih banyak program kesehatan yang belum mencapai target, sehingga
diharapkan kepada puskesmas sukamakmur untuk meningkatkan kinerjanya agar
tercapainya tujuan dari puskesmas
53
Agar dapat berperan aktif dalam melakukan promosi kesehatan, terutama dalam hal
kasus ISPA dan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Terhadap masyarakat
Masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan kesehatannya, sehingga
diharapkan melalui penyuluhan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuannya
dan lebih peduli terhadap kesehatan
Membiasakan masyarakat untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
berbasis lingkungan
54
DAFTAR PUSTAKA
55
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
56