Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

PULPITIS AKUT PARTIALIS


Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter ( PPPD )
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD

Dosen Pembimbing
Drg. Yayun Siti Rochmah, Sp.BM

Oleh :
Afrina Lusia
01.210.6070

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................................ii
Bab I. Deskripsi Kasus ...................................................................................................1
Bab II. Tinjauan Pustaka ................................................................................................8
Bab III. Pembahasan ......................................................................................................15
Bab IV. Kesimpulan ......................................................................................................16

BAB I
DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
a. Nama

: Nn. A

b. Jenis Kelamin

: Perempuan

c. Umur

: 14 tahun

d. Agama

: Islam

e. Pekerjaan

: Pelajar

f. Alamat

: Mugas XI/8, RT 5/RW 1

g. No.CM

: 103476

h. Tanggal diperiksa

: 27 September 2014

II. KELUHAN SUBJEKTIF ANAMNESA


Anamnesa : Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 September 2014 jam 10.15
WIB
a) Keluhan Utama

: Gigi geraham 1 kiri bawah terasa sakit

b) Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang dengan keluhan gigi geraham 1 kiri bawah terasa sakit sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluhkan selalu sakit dan rasa sakit pada giginya
tetap ada meskipun tidak makan dan tidak minum. Jika malam hari rasa sakit
dan cekot cekot pada giginya semakin bertambah. 2 hari yang lalu sudah
pernah diobati dengan obat pereda nyeri, tetapi rasa nyeriya tidak berkurang.
Akhirnya pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Pandanaran.

c) Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat alergi obat

: disangkal
Riwayat gigi dan mulut
keluhan

Riwayat lain

: tidak ada keluhan lain

d) Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.
e) Riwayat sosial ekonomi :
Pasien merupakan pasien BPJS PBI.

III.PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Keadaan Gizi

: Baik

Derajat Sakit

: Ringan

Sianosis (-), Anemis (-), Ikterik (-)

2. Status present
Tensi

: 110 / 70 mmHg

RR

: 20x / menit

3. Extra oral
Asimetris muka

: (-)

: tidak pernah ada

Tanda tanda radang : Calor - , Rubor - , Dolor - , Tumor - , Fungsiolesa Tepi rahang

: basis mandibula teraba dengan palpasi

Fluktuasi

Pingpong phenomena

Trismus

4. Intra oral
a) Jaringan Lunak
-

Gingiva

: tidak ada kelainan

Mukosa

: tidak ada kelainan

Lidah

: tidak ada kelainan

Palatum

: tidak ada kelainan

b) Jaringan Keras
-

Gigi

: 3.6

Inspeksi

Sondase

: profunda, (+)

Perkusi

: (+)

Tekanan

: (-)

Palpasi

: (-)

Thermal test

: (-) tidak dilakukan

: Pada gigi geraham 1 kiri bawah ditemukan caries (+)

5. Status lokalis
a) Nomenklatur Sigmondy

8 7

8 7

5 6

Ket :

6 caries

b) Nomenklatur WHO

5.5 5.4 5.3 5.2 5.1 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
8.5 8.4 8.3 8.2 8.1 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5
Ket : 3.6 gigi caries
IV. ORAL HYGIENE
Sedang

V. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA


Pulpitis akut parsialis 3.6

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

VII.

TERAPI

Medikamentosa :
R/ Amoxcillin tab 500 mg

No. X

3 dd 1 tab
R/ Pamol tab 500 mg

No. X

3 dd 1 tab

Program Endodontik terapi ( perawatan saraf

Dilakukan penambalan / konservasi

VIII. KOMPLIKASI
-

IX. PROGNOSIS
Baik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I.

DEFINISI
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.
Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yaitu pada jaringan pulpa dengan
gambaran klinik yang akut. Merupakan penyakit lanjut karena didahului oleh
terjadinya karies, hyperemia pulpa baru setelah itu menjadi pulpitis, yaitu ketika
radang sudah mengenai kavum.

II.

ETIOLOGI
Penyebab pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email
dan dentin, penyebab kedua adalah cidera. Penyebab kerusakan pulpa dapat
dikelompokan sebagai berikut:

1. Fisik

Mekanik ( trauma, atrisi, abrasi, perubahan tekanan udara).

Termis (preparasi cavum,tambalan yang dalam tanpa semen base).

Elektris (aliran listrik dari vital tester,tambalan-tambalan logam

yang berlainan).
2. Kimia:

Asam fosfat yang berasal dari silikat, AgNO3, monomeracrylic

Erosi karena asam-asam.

3. Bakterial

Toksin yang berhubungan dengan karies

Invasi langsung kuman-kuman pada pulpa.

III.

KLASIFIKASI
Pulpitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit:
-Pulpitis akut : merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi
dengan tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari
inflamasi kronis.
-Pulpitis kronik : berasal dari pulpa yang terbuka akibat karies atau
trauma. Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan
keseimbangan keseimbangan tekanan intrapulpa.
2. Berdasarkan luasnya kerusakan pulpa:
-Pulpitis parsial : hanya mengenai jaringan pulpa di bagian
kamar pulpa saja

-Pulpitis totalis
pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai saluran akar.

IV.

PATOFISIOLOGI

Pulpitis

dapat

terjadi

karena

adanya

jejas

berupa

kuman

beserta

produknya yaitu toksin,dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia (tanpa
kuman). Namun pada praktek sehari-hari Pulpitis biasanya terjadi diawali
dengan karies yang tebentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi
karbohidratoleh bakteri-bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus
mutans) yang menyebabkan proses demineralisasi.
Demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi. Bila karies sudah
terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses demineralisasi terus
berlanjut

dan

menyebabkan

karies

semakin

meluas

ke

dalam

gigi sehingga menembus lapisan-lapisan email, dentin dan pada akhirnya


akan mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila karies sudah mencapai ke dalam ruang
pulpa maka bakteri akan masuk kedalam ruangan tersebut dan mengakibatkan
peradangan

pada

(pada cavum dentis)

jaringan
maka

pulpa.

Jika

kita sebut pulpitis

peradangan hanya sebagian


akut

parsial,dan jika

mengenai seluruh jaringan pulpa maka kita sebut pulpitis akut totalis.

V.

GEJALA
Tanda dan gejala pada pasien pulpitis :
a)

Gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri berdenyut, terutama malam hari.
Nyeri ini mungkin menjalar sampai ke daerah sinus dan pelipis (pulpitis gigi
atas) atau ke daerah telinga (pulpitis gigi bawah).

b)

Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam, manis, atau dingin akan
terasa sakit sekali. Sakit saat mengunyah menunjukkan bahwa peradangan
telah mencapai jaringan periapikal.

c)

Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa terbuka.


Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena
oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angin pun
sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke
punggung

Keluhan subyektif:
Nyeri spontan dan berdenyut yang di sebabkan oleh rangsangan yg minimal
dan berlangsung siang malam, sering hilang tetapi timbul kembali
Nyeri menyebar (tidak terlokalisir) jika pada mandibula sering terasa
ditelinga,kadang kadang di leher.jika pada rahang atas terasa ke pelipis, kepala
bagian depan sampai belakang. Pada permulaan pasien masi bisa melokalisir gigi
yg sakit tetapi lama kelamaan tidak dapat lagi.
Perubahan suhu yg kecil pada minum dapat menyebakan nyeri danperi
dontitis yang dapat menyebabkan nyeri pada waktumengunyah.peridontitis ini
disebabkan oleh hyperemia dari pulpa yangmerambat ke peridontium ke foramen
apikalis.
Klasifikasi pulpitis menurut waktunya yaitu Pulpitis akut dan pulpitis kronis.
Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-tiba
atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis. Pulpitis
akut dapat berlanjut menjadi pulpitis kronis. Pulpitis akut memiliki tanda-tanda
klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan biasanya terjadi selama beberapa
menit (10-15 menit). Asal nyeri susah dicari bahkan nyeri dapat menyebar jauh
dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat terjadi karena rangsang panas, dingin dan
stimulus manis.
Pulpitis akut adalah kondisi gawat darurat karena rasa sakitnya yang teramat
sangat. Gigi yang terkena pulpitis akut akan terasa nyeri tajam yang kontinu saat
diberikan stimulus atau tidak. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien akan
merasa sangat kesakitan dan emosional. Pasien biasanya tidak bisa menunjukkan
gigi mana yang terasa sakit akibat sakitnya yang menyebar hampir keseluruh gigi
tetangga dari gigi yang terkena pulpitis akut, rasa sakit pulpitis akut biasanya
berlangsung 10-15 menit atau lebih dan rasa sakitnya dapat bertambah-tambah
sesuai dengan ambang toleransi sakit pasien. Pasien yang menderita pulpitis akut
akan merasa tidak nyaman dan membutuhkan perawatan segera dari dokter gigi.

VI.

DIAGNOSA
a) Subjektif :
o sakit spontan dan tidak segera hilang jika rangsang dihilangkan >
tajam dari hyperemia pulpa
o Spontan tidak ada rangsangan tetap merasa sakit
b) Obyektif
Diagnose ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada inspeksi kita dapat melihat cavum yang besar, lebar dengan suatu
masa yang lembek dankotor,cavum dentis hanya tertutup oleh lapisan
dentin yang tipis atap pulpa dapat di tembus dengan sonde.
o Ekstraoral : tidak ada kelainan
o Intraoral

Inspeksi

: caries (+)

Sonde

: profunda, sakit (+)

Perkusi

: untuk pulpitis akut partialis dan totalis (+), pulpitis

kronis (-)
Tekanan
Palpasi

: pulpitis akut partialis (-), pulpitis akut totalis (+)


: (-)

RoentgenGigi : pada pemeriksaan dengan roentgen maka


didapatkan gambaran radiologist berupa gambaran radioluscent
yang telah mencapai kavum pulpa. Pemeriksaan radiologist
dilakukan untuk memperkuat diagnosa dan menunjukkan apakah
peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.

VII.

DIFERENTIAL DIAGNOSIS
-

Pulpitis kronis

Pulpitis dengan permulaan periodontitis

VIII. PENGOBATAN

Berikan analgetik bila perlu :


- Parasetamol 3 x 500 mg/hari pada orang dewasa.
- Parasetamol 3 x 250 mg/hari pada anak-anak.

Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik selama 5


hari :

- Amoksisilin : 3 x 500 mg/hari pada orang dewasa.


- Amoksisilin : 3 x 250 mg/hari pada anak-anak.

Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin, maka diberikan :

- Tetrasiklin 3 x 500 mg/hari selama 5 hari untuk orang dewasa.


- Eritromisin 3 x 250 mg/hari selama 5 hari untuk anak-anak.
Peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada
stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf
bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan
kemudian diganti dengan tambalan permanen. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas
dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah
dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan
pencabutan gigi.
Bila tidak ada peradangan dental, lubang gigi dbersihkan dengan ekskavator ,
lalu dikeringkan dengan kapas dan diberi kapas yang ditetesi eugenol. Berikan
analgetik bila perlu. Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, berikan antibiotik
selama 5 hari

Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut adalah
pulpektomi vital dengan membuang seluruh jaringan pulpa apabila keadaan saluran
akar memungkinkan untuk dilakukan preparasi saluran akar dan tersedia waktu yang
mencukupi. Setelah pembuangan jaringan pulpa, gulungan kapas kecil yang berisi
Ca(OH)2 yang merupakan obat pilihan dimasukkan ke dalam ruang pulpa sebelum
kavitas ditutup dengan oksida seng eugenol.
Tahap pekerjaan yang dilakukan dalam merawat pulpitis akut ini secara umum
adalah: (1) pembuatan foto rontgen, (2) anestesi lokal, isolasi lapangan kerja,
pembukaan atap pulpa, (3) ekstirpasi jaringan pulpa, (4) irigasi dengan larutan
perhidrol 3%, aquadest, dan NaCl 2%, (5) penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan
kapas kecil pada ruang pulpa, (6) Tumpatan sementara minimal dengan semen seng
fosfat. Setelah keadaan darurat mereda, dilakukan perawatan endodontik biasa.

IX.

KOMPLIKASI
Infeksi sekuel pulpitis termasuk apical periodontitis, abses periapikal, selulitis,
dan osteomyelitis rahang. Spread dari gigi rahang atas dapat menyebabkan
sinusitis purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan thrombosis sinus.
Penyebaan dari gigi rahang bawah bisa menyebabkan angina ludwings, abses
parapharyngeal, mediastinum, perikarditis, empiema, dan tromboflebitis jugularis

BAB III
PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan gigi geraham 1 kiri bawah terasa sakit sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengeluhkan selalu sakit dan rasa sakit pada giginya
tetap ada meskipun tidak makan dan tidak minum. Jika malam hari rasa sakit
dan cekot-cekot pada giginya semakin bertambah. 2 hari yang lalu sudah
pernah diobati dengan obat pereda nyeri, tetapi rasa sakit dan nyerinya tidak
berkurang. Akhirnya pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Pandanaran

Pada pemeriksaan obyektif ditemukan :


-

Gigi

: 3.6

Inspeksi

Sondase

: profunda, (+)

Perkusi

: (+)

Tekanan

: (-)

Palpasi

: (-)

: Pada gigi geraham 1 kiri bawah ditemukan caries (+)

Berdasarkan pemeriksaan di atas didapatkan hasil pada pemeriksaan inspeksi,


sondase, perkusi didapatkan hasil yang positif karena ada peradangan akut
pada jaringan pulpa. Sedangkan pada pemeriksaan tekanan dan palpasi
hasilnya negatif karena tidak ada peradangan akut pada jaringan periodontal.
Penderita hanya merasa bahwa giginya sakit setiap saat meskipun tidak ada

rangsangan pada gigi, terutama pada malam hari. maka dapat disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami pulpitis akut partialis.

BAB IV
KESIMPULAN
Pasien ini menderita pulpitis akut parsialis pada gigi 3.6 Penatalaksanaan
pada pulpitis akut parsialis adalah mengatasi rasa sakitnya terlebih dahulu dengan
medikamentosa (antibiotik dan analgesik). Setelah nyeri diatasi, terapi yang tepat
adalah penambalan / konservasi gigi dan bisa dilakukan terapi endodontics bila
keadaan gigi masih baik, dan kerusakannya belum terlalu luas, sehingga gigi
masih bisa dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Torabinejad, M., and Walton, R.E., 2008, Endodontics: Principles and Practice,
4th edition, Elsevier Health Sciences, UK
2. David, P. C. 2008.Prevention in Clinical Oral Health Care.Missiori: Mosby
3. Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi Revisi, Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta
4 . http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/

Anda mungkin juga menyukai