Kasus
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA (K), M.Si
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 3.15 Kontrol 1 bulan setelah penambalan............................................21
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak-anak dapat
dan juga dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup. Umumnya kerusakan
gigi sulung dapat disebabkan oleh karies yang luas, trauma atau kecelakaan dan
beberapa penyakit atau kondisi lainnya.1 Karies gigi adalah suatu penyakit yang
menyerang jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum.2 Prevalensi
karies menurut National Health and Nutrition Examination Survey dari tahun
2015-2016 dengan anak usia 2-19 tahun adalah 43,1%.3 Karies pada gigi desidui
berada pada peringkat 12, yang mempengaruhi 500 juta anak-anak pada tahun
bentuk dan fungsi gigi asli sehingga mencegah kerusakan bertambah parah dan
sekunder. Sejak 1890-an, amalgam gigi merupakan bahan restorasi logam banyak
dipilih oleh dokter gigi, karena memiliki beberapa keunggulannya seperti biaya
yang lebih rendah, manipulasi yang mudah. Tetapi kekurangannya estetika yang
jelek, kurangnya adhesi pada permukaan gigi, dan potensi bahaya keracunan
1
Terdapat bahan alternative pengganti amalgam, yaitu Zirconomer
Improved®. Bahan ini merupakan kelas baru GIC restoratif, dengan peningkatan
mirip dengan amalgam, sehingga juga disebut amalgam putih. Kandungan bahan
memberikan estetika untuk restorasi gigi posterior, dan terhindar dari bahaya
merkuri, serta melepaskan fluoride lebih dari GIC konvensional, terutama dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Dokter gigi telah lama mencari bahan alternatif untuk pengganti amalgam,
terutama yang hemat biaya, mampu melepaskan fluoride, mudah digunakan tanpa
menggunakan peralatan yang rumit dan yang menawarkan kekuatan serta estetika
yang baik. Alternatif bahan baru dari amalgam yaitu Zirconomer Family.
(amalgam alternative)
2.1 Zirconia
framework cores untuk mahkota dan gigi tiruan sebagian cekat. Zirconia memiliki
nilai yang tinggi dalam hal estetika dan memiliki beberapa keunggulan, seperti
biokompatibilitas karena bebas dari logam dan memiliki tingkat adhesi bakteri
yang rendah, kekuatan lentur yang tinggi, dan sifat optik yang dapat diterima.
Partikel zirconia memiliki ukuran dan aditif berbeda, seperti itrium oksida dan
yang dihasilkan serta translusensi bahan. Ukuran memiliki efek pada kekuatan
yang lebih tinggi, ketangguhan, kekerasan tinggi, dan ketahanan korosi, dengan
3
4
akan semakin memperkuat daya tahan dan toleransi yang tinggi terhadap beban
dalam mineral zircon. Zirconia terdapat dalam tiga fase: fase kubik yang stabil di
atas 2370°C dan dengan sifat mekanik sedang, fase tetragonal yang stabil antara
1170°C hingga 2370°C dengan sifat mekanik yang ditingkatkan, dan fase
monoklinik yang stabil pada suhu kamar hingga 1170°C, dengan sifat mekanis
zirconia polycrystal (Y-TZP). Y-ZP tersedia pada semen dengan sifat mekanik
optimal.5 Asam polialkenoat dan glass component telah diproses secara khusus
zirkonium oksida, bubuk kaca, asam tartarat (1-10%), asam poliakrilat (20-50%),
dikembangkan sebagai bahan tambal yang dapat diandalkan dan tahan lama, untuk
restorasi bulk fill posterior terdiri dari pengisi zirkonia berukuran nano untuk
d) Transparansi yang lebih tinggi, sehingga mirip dengan gigi asli terutama
dibutuhkan
penelitian ini, mungkin lebih besar ukuran partikel kaca dan lebih sedikit
lebih tinggi. Karena ukuran partikel HA / ZrO2 lebih kecil dari bubuk kaca, luas
permukaan jauh lebih besar dibandingkan dengan kaca; karena itu, mungkin perlu
jumlah cairan yang lebih besar untuk interaksi. Namun, dalam penelitian ini, rasio
yang sama dengan instruksi pabrik digunakan; oleh karena itu, nampaknya jumlah
yang tidak memadai pada cairan dalam campuran, sehingga dapat mengubah sifat
semen yang terdiri dari HA, yang mengandung ion kalsium. Ion-ion ini bereaksi
lebih dari kation aluminium pada gugus karboksilat dalam asam poliakrilat yaitu
dengan cara yang menciptakan lebih sedikit ikatan silang antara aluminium dan
kekuatan tekan tertinggi (160,91 MPa) di antara semua kelompok yang diuji;
silver-reinforced glass ionomer cement memiliki nilai tertinggi kedua, dan nilai
kekuatan tekan paling kecil terlihat dengan glass ionomer cement tipe IX-Extra.
Penulis penelitian ini mengaitkan hal ini karena penggabungan zirconia mikrosize
dengan kekuatan tinggi, daya tahan baik, dan toleransi tinggi terhadap tekanan
b. Kebocoran tepi
tertinggi diikuti oleh komposit dan amalgam (Gambar 5). Karena itu amalgam
masih terbukti menjadi salah satu bahan terbaik menunjukkan kebocoran mikro
9
(Amalgam, DENTSPLY, Inggris) dan menyimpulkan bahwa: Tidak satu pun dari
bahan yang diuji bebas dari kebocoran mikro, rongga yang diisi dengan KetacTM
Silver menunjukkan yang skor kebocoran mikro tertinggi diikuti oleh Zirconomer
dan komposit, dan Amalgam menunjukkan skor kebocoran mikro paling sedikit. 5
dari glass ionomer reinforced glass ionomer cement (Zirkonomer, SHOFU INC,
high density glass ionomer cement (KetacTM Molar, 3MTM ESPETM) dan
packable posterior glass ionomer restorative material (GC Fuji IX GP) dan
maksimal.5 Fluor rilis oleh Zirconomer adalah konstan dari 14 jam hingga 10 hari
kimia dengan struktur gigi, dan biokompatibilitas yang baik adalah ideal untuk
restorasi posterior permanen pada pasien dengan insiden karies tinggi serta dalam
LAPORAN KASUS
3.1 Kasus 1
mengaku sering terselip makanan pada gigi belakang kiri bawah. Pasien tidak
pernak merasakan sakit, bengkak dan ngilu pada gigi tersebut. Setiap hari pasien
menggosok gigi 1 kali. Pasien ingin dilakukan perawatan pada gigi tersebut.
Riwayat kesehatan umum dan gigi tidak ditemukan adanya kelainan. Peringkat
perilaku pasien sebelum dan setelah dilakukan perawatan adalah negative. Nilai
plak dari anak tersebut adalah 3.5 (buruk). Pada pemeriksaan ekstra oral dan fisik
10
11
dentin
63 83
Karies mencapai
64 D6 (-) 84
pulpa
Karies mencapai Karies mencapai
65 D6 (-) D6 (-) 85
pulpa pulpa
b. Penatalaksanaan Kasus
dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries risk assessment,
dental health education serta indeks oral hygiene. Pada pemeriksaan intraoral gigi
74, didapatkan karies mencapai dentin, dan gigi vital. perkusi (-), palpasi (-), nyeri
handpiece high speed, round diamond bur, metal bur, dentin conditioner,
bur pada gigi 74 pada daerah okklusal dan distal (Gambar 3.5b). Membuat
4. Mengolesi matrix strip dengan protelium jelly dan memasangkan pada gigi
Protelium Jelly.
8. Melakukan cek oklusi dengan articulating paper pada gigi 74. (gambar
3.5e)
mengoleskan protelium jelly untuk menjaga water in- water out pada
A B C
E F
D
penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman
digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.
Pemeriksaan intraoral gigi 74, didapatkan tambalan masih utuh, tidak terdapat
step, tidak terdapat perubahan warna tambalan, perkusi (-), palpasi (-), tekan (-).
Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan
kemudian.
intraoral didapatkan tambalan yang utuh pada gigi 74. Pemeriksaan perkusi (-),
16
palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan menjaga kesehatan mulut dengan sikat
3.2 Kasus 2
a. Anamnesis dan Pemeriksaan
nyaman saat menkonsumsi minuman manis. Pasien tidak pernak merasakan sakit
dan bengkak pada gigi tersebut. Setiap hari pasien menggosok gigi 2 kali. Pasien
ingin dilakukan perawatan pada gigi tersebut. Riwayat kesehatan umum dan gigi
tidak ditemukan adanya kelainan. Peringkat perilaku pasien sebelum dan setelah
dilakukan perawatan adalah positif. Nilai plak dari anak tersebut adalah 1.2
(sedang). Pada pemeriksaan ekstra oral dan fisik tidak menunjukan adanya
54,55,64,65,85.
17
b. Penatalaksanaan kasus
fisik yaitu profil dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries
risk assessment, dental health education serta indeks oral hygiene. Pada
19
gigi vital. perkusi (-), palpasi (-), nyeri tekan (-). Diagnosis gigi 54,55,64,65
cotton pellet, handpiece high speed, round diamond bur, metal bur,
poles (stone)
3.12b)
(Gambar 12c)
A B
penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman
digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.
21
terdapat step, dan tidak terdapat karies sekunder. Perkusi (-), palpasi (-), tekan (-).
Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan
kemudian.
perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan menjaga kesehatan mulut
dengan sikat gigi sehari 2x dan periksa ke dokter gigi 6 bulan sekali.
3.3 Kasus 3
FKG UNPAD Bandung, dengan keluhan tidak nyaman saat mengunyah makanan.
Pasien tidak pernak merasakan sakit, dan bengkak pada gigi tersebut. Setiap hari
pasien menggosok gigi 2 kali. Pasien ingin dilakukan perawatan pada gigi
tersebut. Riwayat kesehatan umum dan gigi tidak ditemukan adanya kelainan.
definitly positive. Nilai plak dari anak tersebut adalah 1.5 (sedang). Pada
pemeriksaan ekstra oral dan fisik tidak menunjukan adanya kelainan. Pemeriksaan
b. Penatalaksanaan Kasus
dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries risk assessment,
dental health education serta indeks oral hygiene. Pada pemeriksaan intraoral gigi
54,55, didapatkan karies mencapai dentin, dan gigi vital. perkusi (-), palpasi (-),
nyeri tekan (-). Diagnosis gigi 54,55 adalah Pulpitis Reversibel. Pasien dilakukan
handpiece high speed, round diamond bur, metal bur, dentin conditioner,
bur pada gigi 54,55 pada daerah okklusal dan distal (Gambar 3.19a).
4. Mengolesi matrix strip dengan protelium jelly dan memasangkan pada gigi
55.
Protelium Jelly.
8. Melakukan cek oklusi dengan articulating paper pada gigi 54,55. (Gambar
3.19c)
mengoleskan protelium jelly untuk menjaga water in- water out pada
A B
C D
penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman
digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.
Pemeriksaan intraoral gigi 54,55 didapatkan tambalan masih utuh, tidak terdapat
step, dan tidak terdapat karies sekunder. Perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pada
27
untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan kemudian.
intraoral didapatkan tambalan yang utuh pada gigi 54,55, tidak terdapat perubahan
warna. Pemeriksaan perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan
menjaga kesehatan mulut dengan sikat gigi sehari 2x dan periksa ke dokter gigi 6
bulan sekali.
PEMBAHASAN
merupakan bahan restorasi yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi dari
material yang paling dapat bertahan lama, tetapi saat ini karena khawatir akan
potensi toksisitas dan warnanya yang tidak estetis maka amalgam sudah jarang
digunakan untuk restorasi gigi sulung. Bahkan di beberapan negara sudah tidak
dipakai sama sekali untuk anak. Amalgam sudah digantikan oleh bahan dan
teknik lainnya untuk gigi sulung. 1,101,11 Semenjak amalgam tidak digunakan lagi,
ditemukan bahan GIC. Sifat unik dari semen ionomer kaca (GIC), seperti adhesi
ke gigi, sifat kariostatik, biokompabilitas baik, dan memiliki warna sesuai dengan
gigi. Disisi lain kelemahan utama dari GIC adalah sifat mekanik yang buruk
penggunaan gigi sebagai core material secara konvensional, gigi tiruan sebagian
cekat dan crown. Zirconia sangat disukai dari segi estetika dan memiliki beberapa
bakteri rendah, flexural strength tinggi, dan sifat optik yang dapat diterima, seperti
28
29
partikel zirkonia yang homogen dalam glass component memperkuat daya tahan
dan toleransi tinggi terhadap beban oklusal. Dalam penelitian yang menguji sifat
Hasil evaluasi restorasi 1 minggu pada laporan kasus ini, pada semua
kasus tidak menunjukkan adanya perubahan warna restorasi tidak terdapat karies
sekunder, dan tambalan masih utuh. Secara keseluruhan pasien merasa nyaman
dengan tambalan, tidak merasakan ngilu dan tidak merasakan ada yang
mengganjal saat digunakan untuk makan. Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi
Hasil evaluasi restorasi 1 bulan pada laporan kasus ini, pada semua kasus
tidak terdapat perubahan warna, tidak terdapat karies sekunder, dan tamalan
masuh utuh. Secara keseluruhan pasien merasa nyaman dengan tambalan, tidak
merasakan ngilu dan tidak merasakan ada yang mengganjal saat digunakan untuk
makan. Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi 2x sehari dan kontrol 6 bulan
kemudian.
BAB V
SIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
31