Anda di halaman 1dari 36

Zirconia Reinforced Glass Ionomer (Zirconomer Improved®)-

Bahan Restorasi Baru untuk Gigi Sulung Posterior: Laporan

Kasus

MAKALAH LAPORAN KASUS KARIES

Juwita Ratna Rahayu


160421180009

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA (K), M.Si

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

2.1 Zirconia ............................................................................................................... 3

2.2 Zirconomer Family ............................................................................................ 5

2.3 Sifat Mekanis Zirconomer Family................................................................... 7

BAB III LAPORAN KASUS ................................................................................. 10

3.1 Kasus 1 ................................................................................................................ 10

3.2 Kasus 2 ................................................................................................................ 16

3.3 Kasus 3 ................................................................................................................ 22

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 28

BAB V SIMPULAN ................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 31

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme transformasi...................................................................5

Gambar 2.2 Translusensi Zirconomer Family .....................................................7

Gambar 3.1 Odontogram pada pasien ................................................................11

Gambar 3.2 Foto Intra oral ..................................................................................11

Gambar 3.3 Profil postur tubuh pasien ...............................................................12

Gambar 3.4 Zirconomer Improved ® .................................................................14

Gambar 3.5 Langkah penambalan gigi 74 .........................................................14

Gambar 3.6 Hasil penambalan dengan Zirconomer Improved® ......................15

Gambar 3.7 Kontrol 1 minggu setelah penambalan ..........................................15

Gambar 3.8 Kontrol 1 bulan setelah penambalan ..............................................16

Gambar 3.9 Odontogram pada pasien ................................................................17

Gambar 3.10 Foto Intraoral .................................................................................18

Gambar 3.11 Profil postur tubuh pasien.............................................................18

Gambar 3.12 Langkah penambalan ....................................................................20

Gambar 3.13 Hasil penambalan dengan Zirconomer Improved ®...................20

Gambar 3.14 Kontrol 1 minggu setelah penambalan ..................................................21

iii
Gambar 3.15 Kontrol 1 bulan setelah penambalan............................................21

Gambar 3.16 Odontogram pada pasien ..............................................................23

Gambar 3.17 Foto intraoral .................................................................................23

Gambar 3.18 Foto ekstraoral ...............................................................................24

Gambar 3.19 Langkah penambalan ....................................................................26

Gambar 3.20 Hasil tambalan Zirconomer Improved®......................................26

Gambar 3.21 Kontrol 1 minggu setelah penambalan ........................................27

Gambar 3.22 Kontrol 1 minggu setelah penambalan ........................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Status karies pada pasien kasus 1........................................................10

Tabel 3.2 Status karies pada pasien kasus 2........................................................17

Tabel 3.3 Status karies pada pasien kasus 3........................................................22

v
BAB I

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak-anak dapat

mempengaruhi perkembangan umum anak-anak, kesehatan tubuh secara umum

dan juga dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup. Umumnya kerusakan

gigi sulung dapat disebabkan oleh karies yang luas, trauma atau kecelakaan dan

beberapa penyakit atau kondisi lainnya.1 Karies gigi adalah suatu penyakit yang

menyerang jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum.2 Prevalensi

karies menurut National Health and Nutrition Examination Survey dari tahun

2015-2016 dengan anak usia 2-19 tahun adalah 43,1%.3 Karies pada gigi desidui

berada pada peringkat 12, yang mempengaruhi 500 juta anak-anak pada tahun

penelitian global tahun 2015.4 Restorasi gigi diperlukan untuk mengembalikan

bentuk dan fungsi gigi asli sehingga mencegah kerusakan bertambah parah dan

kehilangan dini gigi sulung..1

Restorasi ideal harus memiliki sifat-sifat seperti kekuatan tekan yang

adekuat, kelarutan rendah, tidak ada kebocoran marginal, mencegah karies

sekunder. Sejak 1890-an, amalgam gigi merupakan bahan restorasi logam banyak

dipilih oleh dokter gigi, karena memiliki beberapa keunggulannya seperti biaya

yang lebih rendah, manipulasi yang mudah. Tetapi kekurangannya estetika yang

jelek, kurangnya adhesi pada permukaan gigi, dan potensi bahaya keracunan

merkuri, terutama digunakan oleh anak-anak.5,6

1
Terdapat bahan alternative pengganti amalgam, yaitu Zirconomer

Improved®. Bahan ini merupakan kelas baru GIC restoratif, dengan peningkatan

kekuatan dan daya tahan. Zirconomer Improved® menunjukkan kekuatan yang

mirip dengan amalgam, sehingga juga disebut amalgam putih. Kandungan bahan

ini terdapat zirconia yang berfungsi untuk memperkuat integritas struktural,

memberikan estetika untuk restorasi gigi posterior, dan terhindar dari bahaya

merkuri, serta melepaskan fluoride lebih dari GIC konvensional, terutama dalam

kasus dengan risiko karies tinggi.5,7


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dokter gigi telah lama mencari bahan alternatif untuk pengganti amalgam,

terutama yang hemat biaya, mampu melepaskan fluoride, mudah digunakan tanpa

menggunakan peralatan yang rumit dan yang menawarkan kekuatan serta estetika

yang baik. Alternatif bahan baru dari amalgam yaitu Zirconomer Family.

(amalgam alternative)

2.1 Zirconia

Zirconia, merupakan keramik berkekuatan tinggi, yang diperkenalkan awal

1990-an, sebagai post endodontic, kemudian sebagai abutment implan dan

framework cores untuk mahkota dan gigi tiruan sebagian cekat. Zirconia memiliki

nilai yang tinggi dalam hal estetika dan memiliki beberapa keunggulan, seperti

biokompatibilitas karena bebas dari logam dan memiliki tingkat adhesi bakteri

yang rendah, kekuatan lentur yang tinggi, dan sifat optik yang dapat diterima.

Partikel zirconia memiliki ukuran dan aditif berbeda, seperti itrium oksida dan

alumina, yang dapat didistribusikan secara homogen di seluruh bahan atau

konsentrasi yang lebih tinggi. Bermacam ukuran partikel mempengaruhi porositas

yang dihasilkan serta translusensi bahan. Ukuran memiliki efek pada kekuatan

yang lebih tinggi, ketangguhan, kekerasan tinggi, dan ketahanan korosi, dengan

demikian, ketika secara partikel homogen dimasukkan ke dalam glass component,

3
4

akan semakin memperkuat daya tahan dan toleransi yang tinggi terhadap beban

oklusal. Oleh karena itu, biomaterial ini menjanjikan karena menunjukkan

kekuatan yang bagus, daya tahan, dan perlindungan fluoride berkelanjutan,

sehingga menggabungkan dan mempertahankan manfaat dari kedua bahan

restorasi yang populer digunakan, yaitu amalgam dan GI konvensional. 9

Zirconia (ZrO2) adalah oksida kristal putih zirkonium yang ditemukan

dalam mineral zircon. Zirconia terdapat dalam tiga fase: fase kubik yang stabil di

atas 2370°C dan dengan sifat mekanik sedang, fase tetragonal yang stabil antara

1170°C hingga 2370°C dengan sifat mekanik yang ditingkatkan, dan fase

monoklinik yang stabil pada suhu kamar hingga 1170°C, dengan sifat mekanis

yang lebih rendah. Penambahan 3 mol% yttria dapat mempertahankan fase

tetragonal pada suhu kamar sampai menghasilkan Yttria-stabilized tetragonal

zirconia polycrystal (Y-TZP). Y-ZP tersedia pada semen dengan sifat mekanik

superior karena transformasi fase tetragonal ke monoklinik. Mekanisme

transformasi fase tetragonal ke monoklinik menghasilkan kekuatan ketika defect

mulai menyebar di inti zirkonia, fase tetragonal langsung mengelilingi defect

ditransformasikan menjadi monoklinik dengan ekspansi 4%, yang secara efektif

menghambat perambatan retak (Gambar 2.1).


5

Gambar 2.1 Mekanisme transformasi

2.2 Zirconomer Family

Zirconomer® dan Zirconomer Improved® termasuk dalam Zirconomer

Family. Keduanya diperkenalkan ke pasaran sebagai amalgam putih. Zirconia

merupakan pengisi dari glass component dari Zirconomer family dengan

mikronisasi terkontrol, memberikan karakteristik dan ukuran partikel yang

optimal.5 Asam polialkenoat dan glass component telah diproses secara khusus

untuk memberikan kekuatan mekanik yang bagus. Bahan ini mengandung

zirkonium oksida, bubuk kaca, asam tartarat (1-10%), asam poliakrilat (20-50%),

dan deionized water sebagai cairannya. Zirkonium oksida, komponen bubuk

utama Zirkonomer, hasil dari Baddeleyite (ZrO2) yang mengandung zirkonia

tingkat tinggi mulai dari 96,5 hingga 98,5%.8 Zirconomer Improved

dikembangkan sebagai bahan tambal yang dapat diandalkan dan tahan lama, untuk

restorasi bulk fill posterior terdiri dari pengisi zirkonia berukuran nano untuk

meningkatkan sifat estetika dan karakteristik handling yang baik. 8

Zirconomer® dan Zirconomer Improved® memiliki keuntungan:


6

a) Sifat Mekanik Unggul dengan kekuatan tepi, adaptasi marginal, dan

ketahanan yang sangat baik terhadap abrasi dan erosi,

b) Self adhesive gigi seperti koefisien termal ekspansi.

c) Perlindungan fluoride berkelanjutan, terutama dalam kasus-kasus

dengan risiko karies tinggi,

c) Kualitas pencampuran dan penanganan yang sangat baik,

d) Transparansi yang lebih tinggi, sehingga mirip dengan gigi asli terutama

Zirconomer Improved, dan

e) Daya tahan seperti amalgam tanpa bahaya merkuri.

Zirconomer Improved® adalah restorasi yang ideal untuk 8:

a) Kavitas kelas I dan II pada gigi sulung,

b) Restorasi Kelas I dan II pada gigi permanen,

c) Perbaikan gigi amalgam yang direstorasi ketika salah satu restorasi

gigi mengalami fraktur,

d) Kavitas di semua kelas pada gigi berlubang di mana radiopacity

dibutuhkan

e) Core build-up, dan

f) Perbaikan margin mahkota.


7

Gambar 2.2 Translusensi Zirconomer Family5

2.3 Sifat Mekanis Zirconomer Family

a. Kekerasan, Ketahanan terhadap Abrasi, Kekuatan Tekan

Studi terbaru menyimpulkan bahwa penggabungan 5 dan 15% wt

microhidroxyapatit ke dalam RMGI dan Zirconomer meningkatkan kekuatan

permukaan, tetapi menambahkan lebih dari 15% HA menghasilkan efek samping.

Selain itu, penggabungan 25% microhydroxyapatite ke dalam Zirconomer dan

RMGI menurunkan nilai kekerasan dibandingkan kelompok tanpa HA. Dalam

penelitian ini, mungkin lebih besar ukuran partikel kaca dan lebih sedikit

kekosongan dan retakan RMGI yang menghasilkan nilai microhardness yang

lebih tinggi. Karena ukuran partikel HA / ZrO2 lebih kecil dari bubuk kaca, luas

permukaan jauh lebih besar dibandingkan dengan kaca; karena itu, mungkin perlu

jumlah cairan yang lebih besar untuk interaksi. Namun, dalam penelitian ini, rasio

yang sama dengan instruksi pabrik digunakan; oleh karena itu, nampaknya jumlah

yang tidak memadai pada cairan dalam campuran, sehingga dapat mengubah sifat

mekanik. Alasan lain untuk pengurangan kekerasan permukaan saat HA yang


8

ditambahkan pada RMGI dan Zirconomer mungkin adalah penurunan kepadatan

semen yang terdiri dari HA, yang mengandung ion kalsium. Ion-ion ini bereaksi

lebih dari kation aluminium pada gugus karboksilat dalam asam poliakrilat yaitu

dengan cara yang menciptakan lebih sedikit ikatan silang antara aluminium dan

karboksilat dan melemahkan struktur.8

Sebuah studi membandingkan kekuatan tekan semen ionomer kaca yang

diperkuat zirconia (white amalgam) dengan bahan restoratif lainnya

menyimpulkan bahwa semen ionomer kaca yang diperkuat zirkonia memiliki

kekuatan tekan tertinggi (160,91 MPa) di antara semua kelompok yang diuji;

silver-reinforced glass ionomer cement memiliki nilai tertinggi kedua, dan nilai

kekuatan tekan paling kecil terlihat dengan glass ionomer cement tipe IX-Extra.

Penulis penelitian ini mengaitkan hal ini karena penggabungan zirconia mikrosize

yang homogeny dalam glass component, yang semakin memperkuat bahan

dengan kekuatan tinggi, daya tahan baik, dan toleransi tinggi terhadap tekanan

oklusal. Penulis lain menghubungkan ini dengan sifat ketangguhan

transformasional, yang merupakan kemampuan untuk menghentikan keretakan,

dan memberikan zirkonia sifat mekanik yang unik. 5

b. Kebocoran tepi

Kebocoran mikro amalgam putih (zirconomer), amalgam, dan komposit

dipelajari dan disimpulkan bahwa zirconomer menunjukkan kebocoran mikro

tertinggi diikuti oleh komposit dan amalgam (Gambar 5). Karena itu amalgam

masih terbukti menjadi salah satu bahan terbaik menunjukkan kebocoran mikro
9

minimal. Sebuah studi vitro menilai kebocoran mikro Zirconomer dan

membandingkannya dengan KetacTM Silver (GIC Konvensional, 3M ESPE,

Jerman), FiltekTM Z500 (Komposit, 3M ESPE, Jerman), dan Dispersalloy®

(Amalgam, DENTSPLY, Inggris) dan menyimpulkan bahwa: Tidak satu pun dari

bahan yang diuji bebas dari kebocoran mikro, rongga yang diisi dengan KetacTM

Silver menunjukkan yang skor kebocoran mikro tertinggi diikuti oleh Zirconomer

dan komposit, dan Amalgam menunjukkan skor kebocoran mikro paling sedikit. 5

c. Fluoride release dan antikariogenik

Sebuah penelitian in-vitro membandingkan jumlah fluor yang dilepaskan

dari glass ionomer reinforced glass ionomer cement (Zirkonomer, SHOFU INC,

high density glass ionomer cement (KetacTM Molar, 3MTM ESPETM) dan

packable posterior glass ionomer restorative material (GC Fuji IX GP) dan

disimpulkan bahwa Zirkonomer menunjukkan jumlah pelepasan fluoride

maksimal.5 Fluor rilis oleh Zirconomer adalah konstan dari 14 jam hingga 10 hari

dengan penurunan setelahnya.8 Pelepasan fluoride yang berkelanjutan, ikatan

kimia dengan struktur gigi, dan biokompatibilitas yang baik adalah ideal untuk

restorasi posterior permanen pada pasien dengan insiden karies tinggi serta dalam

kasus core and base yang kuat diperlukan.5


BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Kasus 1

a. Anamnesis dan Pemeriksaan

Pasien perempuan berusia 5 tahun 5 bulan datang bersama ibunya ke

RSGM FKG UNPAD Bandung. Pasien ingin memeriksakan giginya. Pasien

mengaku sering terselip makanan pada gigi belakang kiri bawah. Pasien tidak

pernak merasakan sakit, bengkak dan ngilu pada gigi tersebut. Setiap hari pasien

menggosok gigi 1 kali. Pasien ingin dilakukan perawatan pada gigi tersebut.

Riwayat kesehatan umum dan gigi tidak ditemukan adanya kelainan. Peringkat

perilaku pasien sebelum dan setelah dilakukan perawatan adalah negative. Nilai

plak dari anak tersebut adalah 3.5 (buruk). Pada pemeriksaan ekstra oral dan fisik

tidak menunjukan adanya kelainan. Pemeriksaan klinis intraoral menunjukkan

adanya karies pada gigi 51,52,53, 61,62,65,75,74,84,85

Tabel 3.1 Status karies pada pasien kasus 1


Gigi ICDAS KETERANGAN KETERANGAN ICDAS GIGI
Karies mencapai
51 D4 (+) 71
dentin
Karies mencapai
52 D5 (+) 72
dentin dalam
Karies mencapai
53 D4 (+) 73
dentin
Karies mencapai
54 D4 (+) 74
dentin
Karies mencapai
55 D6 (-) 75
pulpa
Karies mencapai
61 D6 (-) 81
pulpa
62 D4(+) Karies mencapai 82

10
11

dentin
63 83
Karies mencapai
64 D6 (-) 84
pulpa
Karies mencapai Karies mencapai
65 D6 (-) D6 (-) 85
pulpa pulpa

Gambar 3.1 Odontogram pada pasien

Gambar 3.2 Foto intra oral


12

Gambar 3.3 Profil postur tubuh pasien

b. Penatalaksanaan Kasus

Pada kunjungan pertama dilakukan perkenalan dengan pasien dan

orangtua, kemudian dilanjutkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yaitu profil

dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries risk assessment,

dental health education serta indeks oral hygiene. Pada pemeriksaan intraoral gigi

74, didapatkan karies mencapai dentin, dan gigi vital. perkusi (-), palpasi (-), nyeri

tekan (-). Diagnosis gigi 74 adalah Pulpitis Reversibel. Pasien dilakukan

penambalan dengan zirconomer improved® pada gigi 74.

Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Mempersiapkan alat dan bahan Kaca mulut, pinset, sonde halfmoon,

eskavator, check retractor, kaca intraoral, cotton roll, cotton pellet,

handpiece high speed, round diamond bur, metal bur, dentin conditioner,

matrix strip, plastis filling nstrument,zirconomer improved® (Gambar

3.5), articulating paper, protelium jelly, bur poles (stone)


13

2. Mempreparasi kavitas dengan handpiece high speed dan round diamond

bur pada gigi 74 pada daerah okklusal dan distal (Gambar 3.5b). Membuat

bevel pada tepi kavitas fissure diamond bur.

3. Mengisolasi daerah kerjadengan cotton roll pada gigi 74

4. Mengolesi matrix strip dengan protelium jelly dan memasangkan pada gigi

74, seperti gambar 3.5c.

5. Melakukan manpulasi Zirconomer Improved®, dengan perbandingan 2:1

pada mixing pad menggunakan spatula. Manipulasi Zirconomer

Improved® selama 30 detik.

6. Menempatkan Zirconomer Improved® dengan Plastis Filling Instrument

ke kavitas dan kelebihan bahan dibuang.

7. Menunggu Zirconomer Improved setting, kemudian mengaplikasikan

Protelium Jelly.

8. Melakukan cek oklusi dengan articulating paper pada gigi 74. (gambar

3.5e)

9. Melakukan pemolesan menggunakan bur poles (stone) setelah bahan

mengeras (7 menit setelah penempatan Zirconomer Improved®) dan

mengoleskan protelium jelly untuk menjaga water in- water out pada

tambalan. (Gambar 3.5f)


14

Gambar 3.4 Zirconomer Improved®

A B C

E F
D

Gambar 3.5 Langkah penambalan gigi 74.


(a) Gigi sebelum preparasi, (b) Preparasi dengan round diamond bur, (c)
Memasang Matrix Strip, (d) Penambalan dengan Zirconomer
Improved ®, (e) Cek dengan articulating paper (f) Pemolesan dengan
stone
15

Gambar 3.6 Hasil penambalan dengan Zirconomer Improved ® pada gigi 74

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 minggu setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman

digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.

Pemeriksaan intraoral gigi 74, didapatkan tambalan masih utuh, tidak terdapat

step, tidak terdapat perubahan warna tambalan, perkusi (-), palpasi (-), tekan (-).

Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan

kemudian.

Gambar 3.7 Kontrol 1 minggu setelah penambalan

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 bulan setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien mengatakan nyaman saat digunakan

mengunyah. Pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan

intraoral didapatkan tambalan yang utuh pada gigi 74. Pemeriksaan perkusi (-),
16

palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan menjaga kesehatan mulut dengan sikat

gigi sehari 2x dan periksa ke dokter gigi 6 bulan sekali.

Gambar 3.8 Kontrol 1 bulan setelah penambalan

3.2 Kasus 2
a. Anamnesis dan Pemeriksaan

Pasien laki-laki berusia 4 tahun datang bersama ibunya ke RSGM FKG

UNPAD Bandung. Pasien ingin memeriksakan giginya. Pasien mengaku tidak

nyaman saat menkonsumsi minuman manis. Pasien tidak pernak merasakan sakit

dan bengkak pada gigi tersebut. Setiap hari pasien menggosok gigi 2 kali. Pasien

ingin dilakukan perawatan pada gigi tersebut. Riwayat kesehatan umum dan gigi

tidak ditemukan adanya kelainan. Peringkat perilaku pasien sebelum dan setelah

dilakukan perawatan adalah positif. Nilai plak dari anak tersebut adalah 1.2

(sedang). Pada pemeriksaan ekstra oral dan fisik tidak menunjukan adanya

kelainan. Pemeriksaan klinis intraoral menunjukkan adanya karies pada gigi

54,55,64,65,85.
17

Tabel 3.2 Status karies pada pasien kasus 2


Gigi ICDAS KETERANGAN KETERANGAN ICDAS GIGI
51 71
52 72
53 73
Karies mencapai
54 D4 (+) 74
dentin
Karies mencapai
55 D4 (+) 75
dentin
61 81
62 82
63 83
Karies mencapai
64 D4 (+) 84
dentin
Karies mencapai Karies mencapai
65 D4 (+) D6 (-) 85
dentin pulpa

Gambar 3.9 Odontogram pada pasien


18

Gambar 3.10 Foto Intraoral

Gambar 3.11 Profil postur tubuh pasien

b. Penatalaksanaan kasus

Pasien datang ke RSGM UNPAD dan dilakukan anamnesis, pemeriksaan

fisik yaitu profil dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries

risk assessment, dental health education serta indeks oral hygiene. Pada
19

pemeriksaan intraoral gigi 54,55,64,65 didapatkan karies mencapai dentin, dan

gigi vital. perkusi (-), palpasi (-), nyeri tekan (-). Diagnosis gigi 54,55,64,65

adalah Pulpitis Reversibel. Pasien dilakukan penambalan dengan zirconomer

improved® pada gigi 54,55,64,65.

Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Mempersiapkan alat dan bahan Kaca mulut, pinset, sonde

halfmoon, eskavator, check retractor, kaca intraoral, cotton roll,

cotton pellet, handpiece high speed, round diamond bur, metal bur,

dentin conditioner, matrix strip, plastis filling nstrument,

zirconomer improved ®, articulating paper, protelium jelly, bur

poles (stone)

2. Mempreparasi kavitas dengan handpiece high speed dan round

diamond bur pada gigi 54,55,64,65 pada daerah okklusal. Membuat

bevel pada tepi kavitas fissure diamond bur. (Gambar 3.12a)

3. Mengisolasi daerah kerja dengan cotton roll pada gigi 54,55,64,65

4. Melakukan manpulasi Zirconomer Improved ® dengan

perbandingan 2:1 pada mixing pad menggunakan spatula.

Manipulasi Zirconomer Improved® selama 30 detik.

6. Menempatkan Zirconomer Improved ® dengan Plastis Filling

Instrument ke kavitas dan kelebihan bahan dibuang. (Gambar

3.12b)

7. Menunggu Zirconomer Improved® setting, kemudian

mengaplikasikan Protelium Jelly.


20

8. Melakukan cek oklusi dengan articulating paper pada gigi 74.

(Gambar 12c)

9. Melakukan pemolesan menggunakan bur poles (stone) setelah

bahan mengeras (7 menit setelah penempatan Zirconomer

Improved®) dan mengoleskan protelium jelly untuk menjaga water

in- water out pada tambalan.

A B

Gambar 3.12 Langkah penambalan

Gambar 3.13 Hasil penambalan dengan Zirconomer Improved® pada gigi


54,55,64,65

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 minggu setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman

digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.
21

Pemeriksaan intraoral gigi 54,55,64,65 didapatkan tambalan masih utuh, tidak

terdapat step, dan tidak terdapat karies sekunder. Perkusi (-), palpasi (-), tekan (-).

Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan

kemudian.

Gambar 3.14 Kontrol 1 minggu setelah penambalan

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 bulan setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien mengatakan nyaman saat digunakan

mengunyah. Pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan

intraoral didapatkan tambalan yang utuh pada gigi 54,55,64,65. Pemeriksaan

perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan menjaga kesehatan mulut

dengan sikat gigi sehari 2x dan periksa ke dokter gigi 6 bulan sekali.

Gambar 3.15 Kontrol 1 bulan setelah penambalan


22

3.3 Kasus 3

a. Anamnesis dan Pemeriksaan

Pasien perempuan berusia 7 tahun datang bersama ayahnya ke RSGM

FKG UNPAD Bandung, dengan keluhan tidak nyaman saat mengunyah makanan.

Pasien tidak pernak merasakan sakit, dan bengkak pada gigi tersebut. Setiap hari

pasien menggosok gigi 2 kali. Pasien ingin dilakukan perawatan pada gigi

tersebut. Riwayat kesehatan umum dan gigi tidak ditemukan adanya kelainan.

Peringkat perilaku pasien sebelum dan setelah dilakukan perawatan adalah

definitly positive. Nilai plak dari anak tersebut adalah 1.5 (sedang). Pada

pemeriksaan ekstra oral dan fisik tidak menunjukan adanya kelainan. Pemeriksaan

klinis intraoral menunjukkan adanya karies pada gigi 54,55,65.

Tabel 3.3 Status karies pada pasien kasus 3


Gigi ICDAS KETERANGAN KETERANGAN ICDAS GIGI
51 71
52 72
53 73
Karies mencapai
54 D4 (+) 74
dentin
Karies mencapai
55 D4 (+) 75
dentin
16 36
61 81
62 82
63 83
64 84
Karies mencapai
65 D6 (-) 85
pulpa
26 46
23

Gambar 3.16 Odontogram pada pasien

Gambar 3.17 Foto Intraoral


24

Gambar 3.18 Foto Ekstraoral

b. Penatalaksanaan Kasus

Pada kunjungan pertama dilakukan perkenalan dengan pasien dan

orangtua, kemudian dilanjutkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yaitu profil

dan postur tubuh, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, caries risk assessment,

dental health education serta indeks oral hygiene. Pada pemeriksaan intraoral gigi

54,55, didapatkan karies mencapai dentin, dan gigi vital. perkusi (-), palpasi (-),

nyeri tekan (-). Diagnosis gigi 54,55 adalah Pulpitis Reversibel. Pasien dilakukan

penambalan dengan zirconomer improved® pada gigi 54,55.

Langkah-langkah yang dilakukan:

1. Mempersiapkan alat dan bahan Kaca mulut, pinset, sonde halfmoon,

eskavator, check retractor, kaca intraoral, cotton roll, cotton pellet,

handpiece high speed, round diamond bur, metal bur, dentin conditioner,

matrix strip, plastis filling nstrument,zirconomer improved ®, articulating

paper, protelium jelly, bur poles (stone)


25

2. Mempreparasi kavitas dengan handpiece high speed dan round diamond

bur pada gigi 54,55 pada daerah okklusal dan distal (Gambar 3.19a).

Membuat bevel pada tepi kavitas fissure diamond bur.

3. Mengisolasi daerah kerjadengan cotton roll pada gigi 54,55.

4. Mengolesi matrix strip dengan protelium jelly dan memasangkan pada gigi

55.

5. Melakukan manpulasi Zirconomer Improved®, dengan perbandingan 2:1

pada mixing pad menggunakan spatula. Manipulasi Zirconomer

Improved® selama 30 detik.

6. Menempatkan Zirconomer Improved® dengan Plastis Filling Instrument

ke kavitas dan kelebihan bahan dibuang. (Gambar 3.19b)

7. Menunggu Zirconomer Improved setting, kemudian mengaplikasikan

Protelium Jelly.

8. Melakukan cek oklusi dengan articulating paper pada gigi 54,55. (Gambar

3.19c)

9. Melakukan pemolesan menggunakan bur poles (stone) setelah bahan

mengeras (7 menit setelah penempatan Zirconomer Improved®) dan

mengoleskan protelium jelly untuk menjaga water in- water out pada

tambalan. (Gambar 3.19d)


26

A B

C D

Gambar 3.19 Langkah penambalan

(a) Mempreparasi kavitas, (b) Mengaplikasilkan bahan tambal, (c) Mengecek

articulating paper, (d) Memoles tambalan dengan Stone

Gambar 3.20 Hasil tambalan Zirconomer Improved® pada gigi 54, 55

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 minggu setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien tidak mengalami keluhan apapun, dan nyaman

digunakan saat makan dan berbicara. Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelaianan.

Pemeriksaan intraoral gigi 54,55 didapatkan tambalan masih utuh, tidak terdapat

step, dan tidak terdapat karies sekunder. Perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pada
27

gigi 54,55 tidak ditemukan perubahan warna tambalan. Pasien diinstruksikan

untuk sikat gigi sehari 2x, dan melakukan kontrol 1 bulan kemudian.

Gambar 3.21 Kontrol 1 minggu setelah penambalan

Pasien datang ke RSGM FKG UNPAD 1 bulan setelah melakukan

penambalan. Saat kontrol, pasien mengatakan nyaman saat digunakan

mengunyah. Pemeriksaan ekstraoral tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan

intraoral didapatkan tambalan yang utuh pada gigi 54,55, tidak terdapat perubahan

warna. Pemeriksaan perkusi (-), palpasi (-), tekan (-). Pasien diinstruksikan

menjaga kesehatan mulut dengan sikat gigi sehari 2x dan periksa ke dokter gigi 6

bulan sekali.

Gambar 3.22 Kontrol 1 bulan setelah penambalan


BAB IV

PEMBAHASAN

Seiring berkembangnya teknologi di bidang kedokteran gigi, terdapat

berbagai pilihan restorasi untuk perawatan gigi sulung posterior. Amalgam

merupakan bahan restorasi yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi dari

bertahun-tahun yang lalu.9 Banyak penelitian menyebutkan amalgam merupakan

material yang paling dapat bertahan lama, tetapi saat ini karena khawatir akan

potensi toksisitas dan warnanya yang tidak estetis maka amalgam sudah jarang

digunakan untuk restorasi gigi sulung. Bahkan di beberapan negara sudah tidak

dipakai sama sekali untuk anak. Amalgam sudah digantikan oleh bahan dan

teknik lainnya untuk gigi sulung. 1,101,11 Semenjak amalgam tidak digunakan lagi,

ditemukan bahan GIC. Sifat unik dari semen ionomer kaca (GIC), seperti adhesi

ke gigi, sifat kariostatik, biokompabilitas baik, dan memiliki warna sesuai dengan

gigi. Disisi lain kelemahan utama dari GIC adalah sifat mekanik yang buruk

seperti kerapuhan, dan kekuatan yang rendah. 12

Akhir-akhir ini Zirconia, keramik berkekuatan tinggi, diperkenalkan untuk

penggunaan gigi sebagai core material secara konvensional, gigi tiruan sebagian

cekat dan crown. Zirconia sangat disukai dari segi estetika dan memiliki beberapa

keunggulan lain : biokompatibilitas baik, bebas logam dan memiliki adhesi

bakteri rendah, flexural strength tinggi, dan sifat optik yang dapat diterima, seperti

adaptasi terhadap warna dasar. Zirconomer Improved® (White Amalgam)

menunjukkan peningkatan kekuatan, Glass component bahan ini berkekuatan

28
29

tinggi dan mengalami micronization yang dikontrol dengan baik sehingga

memberikan karakteristik dan ukuran partikel yang optimal. Penggabungan

partikel zirkonia yang homogen dalam glass component memperkuat daya tahan

dan toleransi tinggi terhadap beban oklusal. Dalam penelitian yang menguji sifat

mekanik (kekuatan tekan,) GI, zirconomer, dan amalgam, ditemukan kekuatan

yang tinggi untuk amalgam dan Zirconia reinforced GI.

Hasil evaluasi restorasi 1 minggu pada laporan kasus ini, pada semua

kasus tidak menunjukkan adanya perubahan warna restorasi tidak terdapat karies

sekunder, dan tambalan masih utuh. Secara keseluruhan pasien merasa nyaman

dengan tambalan, tidak merasakan ngilu dan tidak merasakan ada yang

mengganjal saat digunakan untuk makan. Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi

2x sehari dan kontrol 1 bulan kemudian.

Hasil evaluasi restorasi 1 bulan pada laporan kasus ini, pada semua kasus

tidak terdapat perubahan warna, tidak terdapat karies sekunder, dan tamalan

masuh utuh. Secara keseluruhan pasien merasa nyaman dengan tambalan, tidak

merasakan ngilu dan tidak merasakan ada yang mengganjal saat digunakan untuk

makan. Pasien diinstruksikan untuk sikat gigi 2x sehari dan kontrol 6 bulan

kemudian.
BAB V

SIMPULAN

Zirconia Reinforced Glass Ionomer (Zirconomer Improved®) merupakan

bahan alternative pengganti amalgam yang mempunyai kelebihan dan kekurangan

masing-masing, dan direkomendasikan untuk penambalan gigi sulung posterior.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. Elsevier


Health Sciences; 2013.
2. Kidd EAM & Bechal SJ : Dasar-dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya (terj.), cetakan kedua, ECG, Jakarta, 1992:1-2
3. Fleming E, Afful J. Prevalence of Total and Untreated Dental Caries
Among Youth: United State, 2015-2016. 2018. April. 307.
4. Abbas M, Mahmoud S, Moshy S, Rady D. The Prevalence of Dental
Caries Among Egyptian Children and Adolescences and It’s Association
with Age, Socioeconomic Status, Dietary Habits, and Other Risk Factors.
A Cross-sectional Study. 2019.
5. Nagy Abdulsamee and Passant Nagi. “Amalgam Alternatives: Myth or
Truth?”. EC Dental Science 19.1 (2020): 01-12.
6. Restricting the Use of Dental Amalgam in Specific Patient Groups.
Education for Scotland. 2018 June.
7. Kishore G, Sankar A, Gowd M. Comparative Evaluation of Fluoride
Releasing Ability of Various Restorative Materials After the Application
of Surgace Coating Agents- An In Vitro Study. Journal of Clinical
Diagnostic Research. 2016 Des. 10(2): 38-41.
8. Abdulsamee N, Elkhadem A. Zirconomer and Zirconomer
Improved(White Amalgam): Restorative Materials for the Future. Review.
EC Dental Science. 15.4 (2017): 134-150.
9. Sudha K, Kotaiah T. A Comparative Evaluation of Shear Bond Strength of
Resin Modified Glass Ionomer and Zirconomer Incorporated with 1,5%
Doxycycline: An In Vitro Study. Indian J Dent Adv. 2017; 9(3); 159-163.
10. Mackenzie L, Banerjee A. Minimally invasive direct restorations: a
practical guide. 2017. British Dental Journal. Volume 223 No. 3. 163-171.
11. American Academy Of Pediatric Dentistry. Policy on Early Childhood
Caries (ECC): Classifications, Consequences, and Preventive Strategies.
2016. V 39 / NO 6.
12. C Vemima, Marwah N. Study of the Mechanical Properties of the Novel
Zirconia reinforced Glass Ionomer Cement. The Journal of Contemporary
Dental Practice, May 2016;17(5):394-398.

31

Anda mungkin juga menyukai