Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1

CPP- ACP (Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate)

II.1.1 Pengertian
CPP-ACP merupakan singkatan dari Casein Phosphopeptide-Amorphous
Calcium Phosphate atau yang lebih dikenal dengan kompleks fosfopeptida kasein
dan kalsium fosfat amorf. Konsep dari CPP-ACP sebagai agen remineralisasi
pertama kali diungkapkan pada tahun 1998. Beberapa studi telah membuktikan
bahwa CPP-ACP merupakan suatu bahan yang dapat menghambat aktivitas
kariogenik setelah dilakukan penelitian di laboratorium, pada hewan maupun
manusia dalam percobaan secara in situ. Oleh karena itu CPP-ACP ini telah
diperkenalkan sebagai salah satu bahan dalam bidang kedokteran gigi yang
berasal dari produk derivat kasein dan juga merupakan alat baru untuk melawan
penyakit karies.7,9
Fosfopeptida kasein (CPP) adalah kelompok peptida yang berasal dari
kasein, bagian dari protein yang terjadi secara alami dalam susu. Susu adalah
makanan protein yang sangat baik dalam menyediakan asam amino esensial dan
nitrogen organik untuk manusia dan hewan dari segala usia. Susu juga
mengandung faktor yang memiliki sifat antikariogenik : kalsium, fosfat, kasein,

dan lipid. Produk susu mulai diakui di akhir 1950-an sebagai kelompok makanan
yang efektif dalam mencegah karies gigi.6,10
CCP dianggap memiliki bioavailabilitas kalsium yang tinggi dan memiliki
kemampuan dalam menstabilkan kalsium dan fosfat pada saliva serta mengikat
plak pada permukaan gigi. Hal ini dikarenakan ikatan CPP yang mampu menjaga
kalsium dan fosfat pada saliva tetap dalam keadaan amorf non-kristalin yang
artinya stabil, kemudian ion kalsium dan fosfat dapat dengan mudah beradhesi ke
enamel gigi sehingga terbukti mengurangi risiko demineralisasi enamel dan
membantu proses remineralisasi email gigi.7
II.1.2 Kandungan CPP-ACP
Fosfopeptida kasein (CCP) yang mengandung kelompok urutan Ser(p)Ser(p)-Ser(p)-Glu-Glu memiliki kemampuan signifikan untuk membuat stabilisasi
kalsium fosfat amorf (ACP) dalam larutan yang bersifat metastabil. Melalui
beberapa residu fosfoseril, CPP berikatan dengan bentuk kelompok ACP nano
yang mencegah perkembangan bakteri pada ukuran kritis yang dibutuhkan untuk
nukleasi dan fase transformasi. CPP dapat menstabilisasi kalsium fosfat lebih dari
100 kali dibandingkan yang dapat dilakukan secara normal dalam larutan cair.7
CPP yang merupakan derivat dari protein casein, dimana casein
memberikan beberapa manfaat lain seperti membantu respon imun, meningkatkan
resistensi terhadap patahogen, mengrurangi bakteri lain yang dapat merugikan
tubuh, menjaga keseimbangan mikroba di usus, meningkatkan kinerja system
pencernaan dan penyerapan makanan. Beberapa studi menunjukkan bahwa casein

juga memiliki pengaruh dalam ekologi rongga mulut. Asidogenik Lactobacillus


dan Bifidobacteria berkaitan erat dengan proses karies. Terdapat penelitian di
Finlandia yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kesehatan gigi dan
penurunan jumlah Streptococcus mutans pada anak-anak sekolah yang
mengkonsumsi produk olahan berupa casein. Bahkan beberapa memiliki efek
positif dalam mengurangi jumlah Streptococcus mutans di saliva rongga mulut
manusia. 8,9,25
II.1.3 Peranan CPP-ACP Pada Gigi
II.1.3.1 CPP-ACP membantu proses remineralisasi enamel gigi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kargul B. bertempat di
Universitas Marmara, Turkey dimana menguji efektisivitas dari pasta yang
mengadung bahan CPP-ACP dengan kadar 10% terhadap kekasaran permukaan
dari enamel secara in vitro. Dan hasil dari penilitian tersebut mengungkapkan
bahwa 10% CPP-ACP mempunyai efek positif terhadap remineralisasi email.
Dimana mekanisme antikariogenik yang dihasilan oleh CPP-ACP adalah
merupakan suatu proses terlokalisasinya ion kalsium dan fosfat pada permukaan
gigi, sehingga menjaga berlangsungnya proses buffer oleh saliva. Oleh karena itu
hal ini membantu untuk mempertahankan keadaan netral pada email gigi, yang
kemudian

akan

menurunkan

proses

demineralisasi,

dan

meningkatkan

remineralisasi.10,11

II.1.3.2 CPP-ACP membantu mereduksi aktivitas karies.


Selain meningkatkan kadar konsentrasi kalsium dan fosfor pada saliva
guna membantu proses remineralisasi. Pada tahun 1980an, Reynold menarik
perhatian dengan mengungkapkan fakta bahwa kalsium fosfat amorf kasein
fosfopeptida, yang merupakan salah satu produk dari kasein susu, mampu masuk
ke dalam permukaan email dan mempengaruhi proses karies. Sesuai dengan
gambar II.1 ketika CPP-ACP diaplikasikan pada permukaan gigi maka CPP-ACP
akan menghasilkan k-casien, b-casein serta ikatan nano-kompleks yang akan
bertindak sebagai barrier penghalang dalam mencegah perlekatan dari
Sterptococcus mutans.

Gambar II.1 CPP-ACP menghalangi perlekatan dari bakteri Streptococcus mutans. 5 Sumber:
Ingegerd, Johansson., Milk and dairy products: possible effect on dental health. Scand J Nutr.
2002; 46(3):120

10

Penelitian yang dilakukan pada hewan, dimana 0.5% mg/ml larutan dari
CPP-ACP nanokompleks diibaratkan setara dengan 500ppm larutan fluoride dapat
mereduksi aktivitas karies. Larutan CPP-ACP ini diaplikasikan 2 kali sehari pada
permukaan gigi tikus yang sebelumnnya sudah diinjeksikan bakteri Streptococcus
sobrinus, yang merupakan bakteri penyebab karies pada manusia. Secara
signifikan mampu mengurangi aktivitas karies dengan 0.1% mg/ml CPP-ACP
mereduksi sebesar 14% . Sedangkan pada kadar 1% mg/ml CPP-ACP mereduksi
sebesar 55% aktivitas karies.9
II.1.4 Kegunaan CPP-ACP
Selain pada kemampuan CPP-ACP dalam membantu proses remineralisasi
pada email gigi serta kemampuannya dalam mereduksi perlekatan bakteri, dalam
bidang kedokteran gigi CPP-ACP juga memiliki kegunaan lain, seperti: 9,12,25
a. CPP-ACP dalam bentuk sedian pasta dapat memperbaiki keseimbangan
mineral didalam lingkungan mulut.
b. Memberi perlindugan extra terhadap gigi.
c. Membantu menetralisir asam dari bakteri asidogenik dalam plak dan
sumber asam internal dan external lain.
d. Terdapat dalam kemasan berbagai rasa dan membuat permukaan gigi lebih
halus dan bersih.
e. Pasca perawatan bleaching (perawatan pemutihan gigi)
f. Pasca scalling (pembersihan karang gigi) baik secara elektrik maupun
g.
h.
i.
j.

secara manual
Untuk pasien abrasi (kerusakan pada bagian servikal gigi),
Xerostomia ( mulut kering)
Untuk pasien dengan kondisi hipersensitif dentin
Untuk pencegahan terhadap kerusakan gigi karena asam yang dihasilkan
bakteri.

11

II.1.5 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan CPP-ACP


Indikasi penggunaan CPP-ACP ini, meliputi:6,12,25
a. Memperbaiki keseimbangan mineral pada pasien-pasien yang mengalami
defisiensi saliva seperti xerostomia atau ketika tindakan membersihkan
gigi sulit dilakukan.
b. Memperbaiki keseimbangan setelah tindakan perawatan seperti scalling,
root planing dan kuretase, juga mengurangi akibat apapun dari
hipersensitif dentin.
c. Riset membuktikan Recaldent (CPP - ACP) juga dapat mengubah warna
gigi karena white-spot ke arah gigi yang terlihat translusens alamiah.
d. Dapat digunakan untuk gigi permanen, aman untuk diaplikasikan pada
bayi terutama anak-anak di bawah usia dua tahun dengan lesi karies awal.
e. Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti yang dengan
gangguan intelektual, gangguan perkembangan dan fisik,serebral palsi,
Down sindrom dan pasien dengan masalah medis seperti terapi radiasi
Kontra indikasi penggunaan CPP-ACP,yaitu :
Pada anak atau pasien yang terdapat riwayat alergi pada jenis makanan
yang mengandung susu.

II.2

FLUOR (F)
Fluor adalah mineral alamiah yang terdapat di semua sumber air

termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia
bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride. Fluor (F) merupakan
salah satu unsur yang melimpah pada kerak bumi. Unsur ini ditemukan dalam
bentuk ion Fluoride (F). Fluor yang berikatan dengan kation monovalen, misalnya

12

NaF, AgF, dan KF bersifat mudah larut, sedangkan fluor yang berikatan dengan
kation divalen, misalnya CaF2 dan PbF2,bersifat tidak larut dalam air.13,14
Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan
fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur
mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis. Tujuan penggunaan
fluor dalam bidang kedokteran gigi adalah untuk melindungi gigi dari karies.
Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada enamel
menjadi fluor apatit. Reaksi kimia: Ca10(PO4)6.(OH)2 + F Ca10(PO4)6.(OHF)
menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam sehingga dapat
menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang
merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies.1
II.2.1 Sifat Fluor
Senyawa yang banyak mendapat perhatian antara lain Neutral Sodium
Fluoride (NaF), Acidulated Sodium Fluoride Phosphate, Stannous Fluoride
(SnF2). Acidulated Sodium Fluoride Phosphate dan SnF secara konsisten
memberikan daya perlindungan lebih besar terhadap karies dibandingkan Neutral
Sodium Fluoride. Acidulated solution dari NaF dan SnF2 lebih efektif daripada
larutan netralnya. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya reduksi karies
sebesar 70% (untuh OH baik) dan reduksi karies sebesar 36% (untuk OH jelek)
pad apemberian 1,23% NaF dan 0,1 M Asam Fosfat dengan 1x pemberian /
tahun. Rata rata terjadi 30-45% reduksi karies sekunder setelah perawatan
topikal aplikasi fluor. 15

13

II.2.2 Peranan Fluor Pada Gigi


Tubuh kita sangat membutuhkan senyawa gula untuk menjaga stamina
dan energi didalam tubuh. Mayoritas individu jika ingin menjaga stamina tubuh
akan mengkonsumsi susu serta berbagai jenis minuman berkarbonasi dan
makanan yang mengadung karbohidrat manis yang identik dengan kariogenik.
Dimana jenis minuman atau makanan seperti ini akan mempengaruhi pH pada
mulut dalam suasana asam . Fluor berperan dalam pembentukan email gigi dan
membuat struktur gigi lebih kuat sehingga gigi lebih tahan terhadap pengikisan
oleh asam. Asam dibentuk ketika bakteri di dalam plak memecah gula dan
karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang akan
merusak gigi sehingga menyebabkan terjadinya karies. Di sini fluor berperan
mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi
merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses
terjadinya karies.14,16
Gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin merupakan lapisan bawah email,
sehingga struktur email sangat menentukan terhadap proses terjadinya karies.
Struktur email gigi terdiri dari susunan kimia kompleks dengan gugus kristal
penting yaitu hidroksi apatit, dengan rumus kimia Ca 10(PO4)6.(OH)2. Permukaan
email ini lebih banyak mengandung mineral dan bahan-bahan organik dengan air
yang relatif lebih sedikit. Mineralisasi email tidak hanya melalui pulpa dan dentin
saja, tetapi ion-ion dari saliva secara tetap melalui penyerapan mineral langsung
ke permukaan gigi. Ion kimia penting yang diharapkan banyak diikat oleh

14

hidroksi apatit pada email gigi adalah ion fluor, dengan adanya penambahan fluor,
hidroksi apatit akan berubah menjadi fluoroapatit. Fluoroapatit ini lebih tahan
terhadap asam sehingga gigi akan lebih tahan terhadap proses demineralisasi.13
II.2.3 Manfaat Fluor
Penggunaan fluor mempunyai beberapa manfaat, yaitu:14,15
a. Praerupsi
1) Selama pembentukan gigi, fluoride melindungi enamel dari pengurangan
sejumlah matriks yang dibentuk.
2) Pembentukan enamel yang lebih baik dengan kristal apatit yang lebih
resisten terhadap asam
3) Pemberian yang optimal, kristal apatit lebih tahan terhadap kelarutan yang
disebabkan oleh asam.
b. Pascaerupsi
1) Fluoroapatit menurunkan kelarutan enamel dalam asam.
2) Fluoroapatit lebih padat sehingga gigi lebih tahan oleh proses
demineralisasi
3) Fluoride menggantikan ion karbonat dalam struktur apatit.
4) Adanya fluoride dalam saliva meningkatkan remineralisasi, sehingga
merangsang perbaikan atau penghentian lesi karies awal.
5) Fluoride menghambat banyak sistem enzim. Hambatan terhadap enzim
yang terlibat dalam pembentukan asam serta pengangkutan dan
penyimpanan glukosa dalam streptococcus oral dan juga membatasi

15

penyediaan bahan cadangan untuk pembuatan asam dalam sintesa


polisakarida.
6) Mencegah demineralisasi
Gigi yang diberi fluor memiliki penurunan daya larut enamel dalam asam
rongga mulut. Dengan cara mengurangi permeabilitas enamel maka
mineral yang terkandung dalam gigi tidak cepat terlarut dalam saliva,
melainkan digantikan oleh ion-ion Fluor pada permukaan enamel.
7) Memiliki sifat antibakteri
Pada keadaan ph rendah, fluoride akan berdifusi ke dalam Hydrofluoric
Acid. Hal ini menyebabkan fluoride menghambat metabolisme karbohidrat
oleh bakteri kariogenik sehingga menghalangi pembentukan asam.
8) Mempercepat remineralisasi
Dengan cara mengubah lingkungan permukaan dari enamel, sehingga
transfer ion antara saliva dan enamel dapat berlangsung efektif. Keadaan
ini

mengakibatkan

proses

ionisasi

pada

permukaan

yang

terdemineralisasi menjadi lebih cepat.


II.2.4 Penggunaan Fluor Dalam Kedokteran Gigi
Cara penggunaan fluor dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara sistemik dan
topical.
II.2.4.1 Pemberian fluor secara sistemik.

16

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan


dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan
topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride
sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan
fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli
sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor yang kemudian dibedakan
menjadi metode perorangan dan kolektif.
Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum


Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu
daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk tersebut akan
terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi
antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga
mempunyai efek samping yang negatif yaitu dengan adanya apa yang disebut
mottled enamel. Pada mottled enamel, permukaan gigi nampak kelihatan berbintikbintik kecoklatan dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat
menyebabkan keracunan. Menurut penelitian Murray and Rugg-guncit konsentrasi
optimum fluoride yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,71,2 ppm. 1, 13, 25

2. Pemberian fluor melalui makanan


Terkadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup
tinggi, hingga dengan makanan tersebut kebutuhan akan kadar fluor untuk tubuh
sudah terpenuhi. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka
(terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau
tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.

17

Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan
mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah
fluorosis. 13,16
3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan
Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan
dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor
disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak
mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan
fluor sebesar 1 mg per hari).Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu
hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu sampai 2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25
mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg. 16,17

II.2.4.1 Pemberian fluor secara topikal.13,23


Penggunaan fluor secara topikal adalah mengaplikasikan fluor langsung pada
gigi, ditujukan untuk gigi yang sudah erupsi. Menurut Angela, tujuan penggunaan
fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat
metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan
hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan
terhadap

pelarutan

asam.

Reaksi

Ca 10(PO4)6(OH)2+F

Ca10(PO4)6(OHF)

menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses
demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. 1,13

18

Dimana remineralisasi merupakan proses perbaikan kristal hidroksiapatit


dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah
kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal
hidroksiapatit email gigi, yang

terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu

kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh
bakteri yang menghasilkan asam.13,14,15
Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama
dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme
sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan
permukaan gigi dari proses karies.
Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan
dengan beberapa cara: 15
1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor

Merupakan fluoride yang diaplikasikan langsung ke gigi, misalnya pasta gigi dan
aplikasi topikal. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan
sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan
mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam
mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Yang dimaksud dengan topikal
aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan
fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, atau selama 1 jam
2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%.
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi. Berkumur
dengan bahan fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena

19

telah mampu berkumur dengan baik serta orang dewasa yang rentan terhadap karies,
serta bagi pasien-pasien yang memakai alat orthodontik. 14,15
3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra
sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur
dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi
yang kini terdapat di pasaran mengandung sekitar 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12
mm pasta gigi pada sikat gigi)1

2.2.5

Indikasi Dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor


Menurut Donley 13,14 meliputi :
A. Indikasi
1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi.
2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka.
3. gigi yang sensitif.
4.anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi
(contoh: Down syndrome)

20

5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik.


B. Kontraindikasi
1. pasien anak dengan resiko karies rendah

II.3 STREPTOCOCCUS MUTANS


Di dalam rongga mulut manusia terdapat berbagai macam jenis bakteri yang
dapat menyebabkan terjadinya karies atau disebut bakteri kariogenik. Organisme
yang paling kariogenik adalah adherent streptococci yaitu Streptococcus mutans.
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat fakultatif anaerob, dan
paling sering ditemukan pada individu yang memiliki karies. Organisme ini tidak
hanya acidogenic (memproduksi asam organik dari karbohidrat) tetapi juga aciduric
(mampu bertahan dalam lingkungan yang sangat asam) serta menghasilkan suatu
polisakarida yang lengket. 14

Gambar II.2 Streptococcus mutan.


Sumber : http://en.academic.ru/dic.nsf/enwiki/924230

Streptococcos mutans merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada


lesi karies gigi dan berperan penting dalam proses awal terjadinya gigi berlubang
karena kemampuannya yang cepat dalam memfermentasi karbohidrat dan umumnya
ditemukan dalam plak gigi. Mekanisme perlekatan Streptococcos mutans pada
permukaan gigi merupakan potensial target yang penting untuk intervensi
antikariogenik. Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18-40 C, pada pH
5,2-7 sesuai pH plak. Clarke memberinya nama Streptococcus karena morfologinya
yang sangat bervariasi. Nama mutans itu sendiri adalah hasil dari transisi yang

21

sering terjadi dari bentuk kokus ke bentuk kokobasil, sehingga Streptococcus mutans
merupakan kumpulan dari sel-sel berbentuk oval atau bulat yang tersusun seperti
rantai.14,18,19
Secara umum, Streptococcus mutans dikenal karena kemampuannya untuk
mensistensa polisakarida ekstraseluler dari sukrosa, mengalami agregasi sel ke sel
ketika bercampur dengan sukrosa atau dekstran dan dapat berkembang dalam
lingkungan yang mengandung asam. Dan secara khusus, Streptococcus mutans
mempunyai sifat dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang bersifat asam dan
dapat menghasilkan asam. Melalui pelikel ini bakteri Streptococcus mutans akan
membuat kolonisasi di permukaan gigi serta membentuk lapisan dasar untuk formasi
kompleks biofilm, yang dikenal sebagai plak gigi. 14,21

Gambar II. 3 The pathogenesis of streptococcal infections. Sumber : Timothy J. Mitchell


Nature Reviews Microbiology 1, 219-230 (December 2003). Available form :
http://www.nature.com/nrmicro/journal/v1/n3/fig_tab/nrmicro771_F1.html

Setelah mengkonsumsi sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah


sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein

22

( kombinasi molekul protein dan karbohidrat) yang lengket bertahan pada gigi untuk
mulai pembentukan plak. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang
dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. Walaupun,
banyak bakteri lain yang juga melekat, tetapi Streptococcus mutans yang paling
berpotensial menyebabkan karies.18,20

Proses selanjutnya, yaitu bakteri Streptococcus mutans menggunakan fruktosa


dalam suatu metabolisme glikolosis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari
glikolisis di bawah kondisi-kondisi anaerob adalah asam. Asam ini menciptakan
kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH yang sejumlah tertentu
menghancurkan zat kapur fosfat di dalam email gigi sehingga mendorong ke arah
pembentukan suatu rongga atau lubang yang dikenal dengan karies. 14,20,21

23

24

Anda mungkin juga menyukai