BAB I
PENDAHULUAN
Lidah merupakan organ muscular pada rongga mulut yang membantu dalam
pengunyahan, bicara, serta sebagai indera pengecapan (taste bud) yang terdapat pada
oleh papilla filiformis, papilla fungiformis, papilla foliate, dan papilla sirkumvalata
menyebabkan bau mulut. Perubahan pola diet, oral hygiene yang buruk dan
penurunan jumlah saliva akan mengakibatkan akumulasi debris oral (Danser et al,
2003). Kondisi pada lidah dapat dianggap sebagai salah satu petunjuk yang
tongue yang berhubungan dengan manifestasi dari demam, xerostomia dan infeksi
umum lainnya (Scully, 2001). Coated tongue merupakan suatu kelainan lidah yang
umum terjadi karena adanya kumpulan epitel, makanan, dan debris microbial yang
mengakibatkan bau mulut dan sensasi rasa lidah yang kurang peka (Quirynen et al,
2004).
Makalah laporan kasus ini akan membahas mengenai coated tongue pada
seorang pasien yang datang ke Instalasi Ilmu Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan
1
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Umur : 22 tahun
2.1.2 Anamnesa
keluhan terdapat selaput berwarna putih pada lidahnya sudah sejak beberapa bulan
lalu. Pasien sadar lidahnya dengan kondisi tersebut saat bercermin. Selaput keputihan
tersebut hampir pada seluruh permukaan lidah. Pasien menyatakan bahwa ia merasa
bau mulut. Pasien memiliki kebiasaan sikat gigi dua kali sehari tetapi pasien tidak
3
menggosok gigi lagi sesudah makan sebelum tidur. Pasien tidak memiliki kebiasaan
untuk menyikat lidahnya sesudah sikat gigi. Pasien mengaku jarang minum air putih,
jarang makan sayuran dan buah, tidak merokok, tidak dalam keadaan stress, tidak
memiliki kebiasaan buruk pada oralnya dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan.
Pasien saat ini dalam kondisi sehat dan mengaku tidak mempunyai kelainan penyakit
sistemik. Tidak ada hal yang menyertai untuk meringankan dan memberatkan
keluhannya tersebut. Pasien ingin selaput putih pada lidahnya tersebut hilang
Hipertensi : YA/TIDAK
Asma/Alergi : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
4
Disangkal
Kelenjar Limfe
Konjungtiva : Non-Anemis
Sklera : Non-Ikterik
Wajah : Simetri/Asimetri
Lain-lain : Disangkal
cs cs TS cs
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
UE cs cm cs cs UE
Tidak dilakukan
Pro instruksi minum air putih yang cukup yaitu minimal 2 L (8 gelas) sehari,
sempurna).
Pro instruksi sikat lidah dengan tongue scraper/ sikat gigi setiap habis
Pro instruksi meningkatkan oral higiene dengan menyikat gigi 2 kali sehari
dengan waktu yang benar dan teknik menyikat gigi yang benar.
Usia : 22 tahun
2.2.1 Anamnesa
Pasien datang untuk kontrol selaput plak putih pada lidahnya setelah 16 hari
dilakukan perawatan. Pasien mengaku selaput plak putih pada lidahnya sudah
8
berkurang. Pasien sudah melakukan instruksi untuk menyikat lidahnya setiap selesai
menggosok giginya. Pasien mulai untuk membiasakan minum air putih yang teratur 2
L (8 gelas per hari), makan buah dan sayuran (4 sehat 5 sempurna). Pasien mengaku
bau mulutnya pun sudah berkurang. Saat ini pasien dalam kondisi sehat dan tidak
mengonsumsi obat apapun. Pasien merasa senang dan puas terhadap plak putih yang
Kelenjar Limfe
Wajah : Simetris/Asimetris
Lain-lain : Disangkal
9
Kebersihan mulut :
O O O O O 2
46 31 36 46 31 36 Stain +/-
1 O 2 2 O 2
DI = 3/6 ; CI = 6/6 OHI-S = DI + CI = 0,5 +1 = 1,5 (sedang)
Lidah : Lesi plak putih pada bagian kurang dari sepertiga posterior
lidah
Tidak dilakukan
Pasien dinyatakan sembuh pada control pertama, agar coated tongue tidak
Pro instruksi menjaga pola makan bergizi ( makan sayur dan buah) dan
Pro pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dengan sikat gigi secara
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lidah
Lidah adalah organ muscular yang berada pada dasar mulut dan terlibat dalam
proses mastikasi, perasa, menelan, dan artikulasi. Warna lidah yang sehat adalah
merah muda dengan permukaan yang tidak rata karena adanya papilla. Ada empat
a. Papilla Filiform adalah papilla terkecil dan mempunyai jumlah banyak pada
permukaan dorsal lidah antero posterior. Bentuk papilla panjang dan runcing
seperti konus, tampak seperti rambut dan diliputi oleh lapisan keratin,
panjangnya kurang lebih 2-3 mm, tidak mengandung papilla pengecap, epitel
lidah dengan jumlah lebih sedikit daripada papilla filiformis. Papilla ini
mempunyai kapiler darah yang banyak sehingga papilla ini terlihat seperti
seperti jamur, tidak bertanduk, dan sedikit menonjol. Papilla ini berisi kuncup-
terutama melanoderm.
13
c. Papilla sirkumvalata adalah papilla yang terletak pada pertemuan dua pertiga
tiga perempat lipatan vertikal pendek. Papila sirkumvalata dan papila foliata
Coated Tongue adalah selaput pada permukaan lidah yang terlihat berwarna
putih, kuning, atau kecoklatan yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari debris
makanan, bakteri, deskuamasi sel epitel, dan lekosit dari poket periodontal. Bakteri
yang berkolonisasi pada lidah dapat membentuk volatile sulvur compounds yang
Beberapa metode yang telah digunakan untuk mengetahui etiologi dan tingkat
a. Menurut Miyazaki
Menilai berdasarkan distribusi daerah yang tertutupi selaput, yaitu skor 0
(tidak terlihat), skor 1 (kurang dari 1/3 permukaan dorsum lidah), skor 2
(kurang dari 2/3 permukaan dorsum lidah), skor 3 (lebih dari 2/3
b. Menurut Chen
Berdasarkan warna putih, kuning, abu-abu, hitam
15
dorsal lidah melalui pemeriksaan visual; berat, sedang, ringan, atau tidak
ada.
3.2.1 Etiologi
1. Puasa
2. Xerostomia
3. Oral Hygiene Buruk
4. Diet Makanan Lunak
5. Penderita dehidrasi
6. Penderita penyakit infeksi, penyakit kronis atau penyakit sistemik
7. Demam
8. Konsumsi obat-obatan antibiotik
9. Pemakaian gigi tiruan
10. Agen-agen penoksida yang terdapat pada obat kumur
16
3.2.2 Patofisiologi
Permukaan atas lidah rentan untuk terkena iritasi. Iritasi terjadi dapat
disebabkan oleh minuman yang panas atau makanan yang kasar. Hal tersebut dapat
keratin yang telah mati. Dalam kondisi normal jumlah keratin yang diproduksi sama
dengan keratin yang mengelupas (telah mati). Pada kondisi tidak normal terjadi
tangue. Coated tongue dapat disebabkan juga oleh diet makanan lunak yang
terjadinya pertahanan tubuh yaitu terlihat papilla filiformis akan memanjang pada
bagian dorsal lidah, sehingga akan tampak seperti berambut. Keadaan tersebut
keratin yang dibuang pada papilla filiform. Pada kasus tidak normal, contoh pada
seseorang yang melakukan diet makanan lunak, keratin yang harusnya terdeskuamasi
justu membuat retensi untuk makanan lunak tersebut karena makanan lunak tidak
mendorong keratin yang mati dan hanya menggantinya dengan yang baru, sehingga
papilla terlihat lebih panjang karena ketidakseimbangan keratin yang diproduksi dan
yang dibuang.
Pada kasus pasien jarang minum air putih. Keadaan dehidrasi menyebabkan
reduksi aliran saliva yang berhubungan dengan mulut kering sehingga self-cleansing
17
pada lidah, dan epitel yang mati tidak terdeskuamasi dan masih menempel di lidah
bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan ataupun
berwarna kecoklatan. Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit
dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada
pengerokan tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat hilang dan
muncul dalam waktu yang singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully 2001).
mulut dan memiliki konsentrasi yang rendah pada mulut yang sehat sehingga tidak
menyebabkan kelainan atau penyakit. Candida sp. dapat menjadi agen infeksius
oportunistik jika ada kesempatan untuk berkembang biak dengan cepat sehingga
dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Lesi akibat candida sering ditemui pada
lidah, mukosa pipi dan palatum. Penyakit pada mukosa mulut yang diakibatkan oleh
dengan kelainan sistemik yang harus mengonsumsi obat antibiotik dalam jangka
18
waktu lama, infeksi, terapi radiasi, perokok berat, kebersihan mulut yang buruk, dan
genetik. Coated tongue tidak menimbulkan keluhan bagi penderitanya, tetapi bila
sudah terinvasi Candida sp. dapat menimbulkan beberapa gejala klinis seperti rasa
kecap terganggu, rasa pedih, rasa sakit, dan rasa seperti terbakar pada lidah yang
dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi dan penyembuhan yang lambat. Hal ini
dapat dihilangkan atau dicegah dengan memakai obat kumur dan tindakan
3.2.5 Terapi
Meningkatkan kebersihan rongga mulut dan melakukan pembersihan lidah
dengan sikat gigi atau tongue scraper dapat mengurangi ketebalan lapisan selaput
pada lidah. Apabila coated tongue disebabkan oleh penyakit sistemik, maka dengan
mengobati penyakit sistemik tersebut, selaput pada lidah pun akan berkurang.
Apabiila akibat penggunaan antibiotik atau kemoterapi, maka tidak perlu tindakan
karena akan sembuh sendirinya apabila penggunaan obat tersebut dihentikan. Apabila
akibat mengonsumsi rokok/ alkohol, kebiasaan harus dihilangkan. Minum banyak air
putih, makan buah-buahan, dan sayuran dapat membantu melepaskan debris putih
dari lidah. Berkumur dengan asam askorbat, mungkin akan membantu, terutama jika
scraper. Hal ini disebabkan oleh ukuran permukaan sikat gigi yang lebih kecil.
Penggunaan sikat gigi untuk pembersihan lidah dapat menyebabkan pendarahan kecil
19
menggunakan tongue scraper dari penggunaan sikat gigi dalam membersihkan lidah.
pembersihan
BAB IV
PEMBAHASAN
permukaan lidah sudah sejak beberapa bulan lalu dan menyadari saat bercermin.
Selaput tidak menimbulkan rasa sakit dan pasien mengeluhkan merasa bau mulut.
minum air putih kurang dari 8 gelas sehari dan memiliki kebiasaan makan makanan
yang pedas. Pasien jarang mengkonsumsi buah, sayut, dan vitamin. Pasien tidak
sedang mengonsumsi obat-obatan. Tidak ada hal yang menyertai untuk meringankan
dan memberatkan keluhan pasien tersebut. Selaput putih ini belum pernah diobati
sebelumnya. Pasien ingin dirawat agar selaput putih dan bau mulutnya hilang.
21
kepada pasien, pasien mengaku tidak pernah menderita penyakit apa pun dan pasien
tidak pernah melakukan pengobatan untuk penyakit yang berat. Saat ini pun pasien
tidak meminum obat apa pun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasein memiliki
tongue untuk kasus pada pasien, ditemukan selaput berwarna putih pada seluruh
permukaan dorsum lidah yang ketika dikerok tidak menimbulkan permukaan yang
eritem. Terjadinya coated tongue pada pasien ini diawali dengan kebiasaan pasien
yang tidak pernah membersihkan lidahnya setelah sikat gigi, kurangnya asupan cairan
dalam tubuh serta jarang untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sehingga
Berdasarkan anamnesis pasien jarang meminum air putih kurang dari 8 gelas
dengan keadaan mulut kering sehingga self-cleansing pada lidah berkurang. Keluhan
utama pasien yang merasa terganggu pada lidahnya terdapat selaput putih tebal dan
merasa bau mulutnya merupakan gejala yang biasa dikeluhkan pasien dengan
gambaran lidah berselaput. Menurut Scully (2001), hal yang dikeluhkan oleh pasien
tersebut berasal dari sisa debris makanan, bakteri, dan epitel yang tidak
Terapi coated tongue pada kasus ini adalah dengan memberikan Oral Hygiene
Instruction (OHI), anjuran penggunaan tongue scraper 2x/hari sesudah menyikat gigi.
Tongue scraper merupakan salah satu alat pembersih lidah yang dirancang sesuai
anatomi lidah dan optimal untuk mengangkat kapisan plak, tidak menyebabkan
lunak (makanan 4 sehat 5 sempurna) secara seimbang serta asupan cairam yang
cukup yaitu 8 gelas perhari (2 L) dan anjuran untuk kontrol 1 minggu. Seluruh terapi
Usaha untuk meningkatkan oral hygiene pasien ini dilakukan untuk menghilangkan
faktor predisposisi dari coated tonguenya yaitu oral hygiene pasien yang buruk
Setelah dilakukan kontrol, keadaan lidah sudah membaik. Lapisan putih pada
permukaan lidah sudah berkurang. Dari hasil anamnesis pasien mengaku lidahnya
merasa bersih setelah kunjungan pertama. Terapi yang diberikan adalah melanjutkan
oral hygiene instructions, minum air putih 8 gelas perhari (2L), dan anjuran makan
sayuran, buah (4 sehat 5 sempurna) secara seimbang. Coated tongue dapat muncul
dan hilang dalam waktu yang singkat dan ketebalan lapisan dapat diperparah pada
BAB V
KESIMPULAN
Pada kasus ini, dapat disimpulkan diagnosis pasien adalah Coated Tongue at
regio dorsal lidah. Coated tongue disebabkan karena pasien tersebut sangat jarang
membersihkan lidahnya serta pasien jarang minum air putih (asupan cairan kurang)
Terapi yang diberikan pada pasien adalah diberikan instruksi untuk menjaga
kebersihan mulut dengan cara sikat gigi yang benar, waktu yang benar, dan menyikat
lidah 2 kali sehari sesudah sikat gigi dengan tongue scraper yang bertujuan untuk
onsumsi asupan seimbang sayuran dan buah (4 sehat 5 sempurna) dan asupan cairan
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan, terlihat bahwa selaput putih pada lidah sudah
berkurang dan pasien sudah tidak merasakan bau mulut lagi dan selaput putih pada
Pada kasus ini, pasien telah diberikan informasi bagaimana terjadinya coated
mulut itu penting, serta pengaruhnya kurangnya asupan cairan dalam tubuh dan
DAFTAR PUSTAKA
Danser et al. Tongue coating and tongue brushing: a literature review. Int J Dent
Hygiene.
Greenberg, M.S and Michael Glick. 2003. Burket’s Oral Medicine : Diagnosis and
Treatment. Spanyol : BC Decker Inc.
Laskaris, George. 2006. Color Atlas of Oral Disease: second edition. New York :
Thieme.
Nirwanda, D. 2010. Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada
Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Skripsi. Medan: USU.
25
Scully, Crispian. 2001. Handbook of Oral Diseases Diagnosis and Management. New
York: Thieme.
Quirynen et al. 2004. Impact of tongue cleansers on microbial load and taste. J Clin
Periodontol