Disusun Oleh :
Brinets Sudjana
160110070070
Pembimbing:
Wahyu Hidayat, drg
Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga
turut membantu dalam tindakan bicara. Lidah adalah suatu organ otot kompak yang
ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel skuamosa berlapis. Fungsi utamanya yaitu
pada penelanan, pengecapan, dan bicara. Lidah memiliki 2 bagian yaitu dorsum dan
ventral. Dorsum lidah memiliki banyak tonjolan mukosa yang membentuk papila-
papila, yaitu papila filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata.
Lidah adalah bagian dari mukosa oral yang mempunyai kemungkinan terlibat
dalam berbagai penyakit yang terjadi didalamnya terlepas dari keterlibatannya dalam
kondisi oral umum, beberapa lesi sangat spesifik pada lidah dan banyak dari kelainan
yang barhubungan dengan perubahan pada epitel khusus yang terdapat pada lidah,
khususnya dalam papila filiformis. Struktur ini tampak sangat rentan dengan perubahan
yang ditimbulkan oleh kelainan sistemik. contohnya pada penderita anemia dimana
mukosa oral secara keseluruhan mungkin mengalami beberapa perubahan, kelainan oral
yang menonjol salah satunya lidah. Ketika suatu lesi dalam bentuk apa pun tampak pada
lidah, sebaiknya segera diberitahukan kepada pasien karena lidah memiliki pergerakan
yang aktif dan kaya akan pasokan ujung saraf sensoris (Langlais dan Miller, 1994; Field
dan Longmann, 2003).
Coated tongue merupakan kelainan pada mukosa lidah dimana permukaan dorsal
lidah dilapisi selaput tebal berwarna putih atau putih kekuningan. Lapisan ini terdiri dari
lapisan lendir, sel epitel yang terdesquamasi, atau akumulasi dari debris dan bakteri.
Lesi terjadi akibat pemanjangan dari papilla filiformis yang dapat diakibatkan pada
orang dengan aliran saliva berkurang, perokok dan peminum alkohol, kelainan sistemik
terutama traktus gastrointestinal, atau kondisi demam. Warna seperti lapisan dapat
tergantung pada berbagai faktor, seperti penggunaan tembakau, dan kebiasaan makanan
yang dikonsumsi.
1
Fissured tongue atau lidah berplika atau scrotal tongue adalah variasi dari
anatomi lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura
multiple pada permukaan dorsal dari dua pertiga anterior lidah. Ada berbagai pola,
panjang dan dalam dari fisura. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi lidah berfisur
barangkali suatu proses perkembangan dan bertambah banyak dengan bertambahnya
usia (Langlais dan Miller, 2000).
Pada laporan kasus ini dibahas mengenai seorang pasien wanita, usia 22 tahun
yang datang ke Instalasi Penyakit Mulut Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran pada bulan Januari tahun 2012 dengan
keluhan lidah terasa tebal dan ada lapisan putih. Lidah terasa pahit dan membuat mual.
Pasien tidak pernah menyikat lidahnya dan kemudian didiagnosis sebagai lidah
berselaput (coated tongue). Pada permukaan lidah pasien terdapat garis vertikal
berlekuk pada median dorsal lidah dan didiagnosis sebagai fissured tongue.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1.2 Anamnesa
Pasien wanita usia 22 tahun datang dengan keluhan lidah terasa tebal dan ada
lapisan putih. Keluhan dirasakan sejak tiga minggu yang lalu. Pasien mengaku jarang
meminum air putih, namun sering minum susu di pagi dan malam hari. Lidah terasa
pahit dan membuat mual. Pasien tidak pernah menyikat lidahnya. Tidak pernah terasa
sakit, perih atau gejala lain yang menyertai. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-
obatan dan tidak pernah dirawat sebelumnya. Pasien ingin lidahnya dibersihkan.
3
Kelainan GIT : YA/TIDAK
Penyakit Ginjal : YA/TIDAK
Kelainan Darah : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
TMJ TAK
Bibir TAK
Wajah Simetri/Asimetri
4
Sirkum Oral TAK
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
5
2.1.10 Diagnosis
D/ Coated tongue a/r 2/3 posterior dorsum lidah
DD/ Oral Candidiasis
Hairy Tongue
Hairy Leukoplakia
D/ Fissure Tongue
DD/ Geographic Tongue
Gambar 2.1 Gambar coated tongue pada dorsum lidah dan fissured tongue
6
No Rekam Medis : 2011- 12xxx
2.2.1 Anamnesis
Pasien datang 7 hari yang lalu dengan keadaan terdapat lapisan putih yang agak tebal
pada bagian belakang dan tengah lidah. Lidah suka terasa pahit dan membuat mual.
Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pada keadaan ini. Pada saat itu pasien
diberikan terapi OHI, tongue scrapper. Pada saat kontrol, pasien mengatakan sudah
tidak terasa pahit lagi.
7
Mukosa bukal : TAK
Mukosa labial : TAK
Palatum durum : TAK
Palatum mole : TAK
Frenulum : TAK
Lidah : TAK
Dasar mulut : TAK
2.2.5 Diagnosis
D/ Post coated tongue
D/ Fissured tongue
DD/ Geographic tongue
8
BA B III
TINJAUAN PUSTAKA
Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari
epitel skuamosa berlapis. Fungsi utamanya yaitu pada penelanan, pengecapan, dan
bicara. Lidah memiliki 2 bagian yaitu dorsum dan ventral. Dorsum lidah memiliki
banyak tonjolan mukosa yang membentuk papila-papila, yaitu papila filiformis,
fungiformis, sirkumvalata, dan foliata.
3.1.2 Etiologi
Etiologi dari coated tongue belum jelas diketahui. Tetapi faktor predisposisi
penyebab coated tongue yaitu lesi oral yang muncul saat sakit demam, oral hygiene
yang buruk, dehidrasi dan diet lunak. Lidah dapat menjadi berselaput akibat deskuamasi
sel, akumulasi debris dan mikroorganisme (Candida sp), pada perokok berat, gangguan
sistemik terutama keadaan gangguan sistem gastrointestinal, infeksi dalam mulut yang
menyebabkan mulut kering dan sedikitnya intake makanan. Furred tongue/coated
tongue biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang mengalami demam. Selain itu
pergerakan lidah yang terbatas akibat lesi minor yang sakit, gangguan aliran saliva,
9
merokok berat, alkoholik, dan gangguan pernafasan juga menyebabkan lapisan putih
atau berwarna pada lidah (Cawson dan Odell, 2002; Field dan Longmann, 2003).
Hairy Tongue
Pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis akibat deposisi
keratin yang meningkat maupun keterlambatan lepasnya lapisan tanduk. Warna lapisan
putih, kuning, coklat, atau hitam pada dorsum lidah akibat faktor intrinsik
dikombinasikan dengan faktor ekstrinsik. Biasanya tanpa gejala, tapi terkadang dapat
terasa gatal.
Oral Candidiasis
10
Merupakan infeksi superficial dari jamur candida albicans di lapisan terluar
epithelium yang memberikan gambaran plak berwarna putih, difus, bergumpal atau
seperti beludru. Plak ini dapat dikerok dan meninggalkan permukaan merah, kasar, dan
terkadang berdarah. Faktor predisposisi timbulnya kandidiasis secara local yaitu
kebersihan rongga mulut yang buruk, xerostomia, kerusakan mukosa, gigi tiruan, obat
kumur, dan penggunaan antibiotik. Sedangkan faktor predisposisi secara sistemik yaitu
penggunaan antibiotic spectrum luas, steroid, obat-obatan immunosupresif, radiasi,
infeksi HIV, kelainan hematologis, neutropenia, anemia defisiensi Fe, immunodefisiensi
sel, kelainan endokrin (Laskaris, 2006).
Hairy Leukoplakia
Etiologinya berasal dari infeksi Epstein-Barr Virus pada penderita HIV. Lesi ini
terutama terletak di tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal
dan ventralnya. Hairy leukoplakia juga berhubungan dengan kondisi penurunan system
imun pasien, misalnya pada pasien yang mengalami transplantasi organ dan pasien yang
diberikan terapi steroid jangka panjang Dinamakan hairy leukoplakia karena ada lapisan
seperti rambut dari lapisan permukaan parakeratotik (Greenberg dan Glick, 2003).
11
Gambar 3.3. Hairy leukoplakia pada permukaan lateral lidah
12
Fissured tongue atau lidah berplika atau scrotal tongue adalah variasi dari
anatomi lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura
multiple pada permukaan dorsal dari dua pertiga anterior lidah. Keadaan ini bersifat
keturunan, tetapi tidak selalu merupakan kondisi kongenital. Fisur-fisur yang ada
bervariasi kedalamannya dan biasanya meluas secara lateral dari median groove.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi lidah berfisur kemungkinan karena suatu proses
perkembangan dan bertambah banyak dengan bertambahnya usia. (Kalmar, RJ & CM
Allen, 2007; Langlais dan Miller, 2000).
3.2.2 Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui secara jelas, tetapi lidah berfisur kemungkinan
merupakan suatu proses perkembangan dan bertambah banyak seiring dengan
bertambahnya usia. Lidah berfisur mengenai kira-kira 1-5% penduduk, dimana insidensi
kejadiannya sama baik pada perempuan maupun laki-laki. Lidah berfisur pada
umumnya terjadi pada sindrom Down dan dalam kombinasi dengan lidah geografik.
Fissured tongue merupakan komponen dari sindrom Melkerson-Rosenthal (lidah
berfisur, cheiilitis granulomatosa, dan paralisis saraf fasial unilateral) (Langlais dan
Miller, 2000).
Selain faktor herediter, kondisi akibat perubahan patologis juga dilaporkan
berperan seperti pada anemia dan xerostomia. Bentuk normal fisura dapat mengalami
modifikasi, baik inisiasi, proses patologis, dan kondisi anaerob dengan perubahan
kedalaman sebagai kondisi yang opportunistik bagi pertumbuhan bakteri (Tyldesley,
2003; Neville, 2003).
13
memberi kesan bahwa keadaan tersebut merupakan peradangan (Gayford, 1979). Lidah
berfisur mungkin merupakan penyebab dari halitosis (Langlais dan Miller, 2000).
14
kontinyu berubah pola dan bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lainnya, oleh
karena itu lesi ini disebut juga benign inflammatory glossitis, erythema migrans,
dan wandering rash (Kelsch, RD, 2008; Langlais dan Miller, 2000).
3.2.6 Terapi
Fissured tongue merupakan keadaan yang tidak berbahaya, walaupun pasien
kadang-kadang mengeluh rasa nyeri pada lidah atau mengeluh seperti terbakar dan tidak
terdapat tanda-tanda yang meberi kesan bahwa keadaan tersebut merupakan
peradangan. Untuk mencegah makanan dan debris masuk kedalam fisur-fisurnya,
dianjurkan untuk menyikat permukaan lidah setiap kali menyikat gigi, minimal dua kali
sehari. Hal ini akan meminimalisasi kemungkinan terjadinya infeksi pada lidah (Kelsch,
RD, 2008).
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan lidah terasa tebal dan ada lapisan
putih yang dirasakan sejak tiga minggu yang lalu. Pasien mengaku jarang meminum air
putih, namun sering minum susu di pagi dan malam hari. Lidah terasa pahit dan
membuat mual. Pasien tidak pernah menyikat lidahnya dan tidak pernah terasa sakit,
perih atau gejala lain yang menyertai. Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan
dan tidak pernah dirawat sebelumnya.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis pada pasien, maka diagnosa
mengarah pada fissure tongue disertai dengan coated tongue. Lidah berfisur merupakan
variasi herediter dimana bagian dorsum lidah mengandung fisur yang tidak teratur
(Gayford, 1979). Fissured tongue atau lidah berplika atau scrotal tongue adalah variasi
dari anatomi lidah normal yang terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau
fisura multiple pada permukaan dorsal dari dua pertiga anterior lidah. Ada berbagai
pola, panjang dan dalam dari fisura. Keadaan ini bersifat keturunan, tetapi tidak selalu
merupakan kondisi kongenital. Fisur-fisur yang ada bervariasi kedalamannya dan
biasanya meluas secara lateral dari median groove. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
lidah berfisur kemungkinan karena suatu proses perkembangan dan bertambah banyak
dengan bertambahnya usia. (Kalmar, RJ & CM Allen, 2007; Langlais dan Miller, 2000).
Coated tongue merupakan kelainan pada mukosa lidah dimana permukaan dorsal
lidah dilapisi selaput tebal berwarna putih atau putih kekuningan. Pasien memiliki
gambaran selaput berwarna putih pada mukosa lidahnya dibagian dua pertiga posterior
dorsal. Hal ini terjadi karena pemanjangan papila filiformis sepanjang 3-4 mm, dan
terdapat akumulasi debris dan bakteri. Maka dari itu pasien ini didiagnosa mengalami
Coated Tongue. Oral hygiene yang buruk dari pasien dan keadaan mulut yang kering
karena seringnya menggunakan obat kumur diduga sebagai penyebabnya. Warna yang
16
terdapat pada coated tongue dapat berasal dari makanan, mikroorganisme kromogenik,
atau obat-obatan.Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit.
Rencana perawatan pada pasien ini yaitu dengan oral hygiene instruction,
kemudian anjuran untuk menggunakan tongue scrapp dan penyikatan lidah minimal
2kali sehari. Kemudian pasien disuruh datang kembali setelah 1 minggu untuk
dilakukan kontrol pada lidahnya.
17
BAB V
SIMPULAN
Pasien di diagnosa Fissure Tongue yang disertai dengan Coated Tongue. Terapi
yang diberikan pada pasien ini adalah OHI dengan instruksi untuk menyikat lidahnya
sehabis menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu halus, anjuran perbanyak asupan cairan
dan nutrisi dan kontrol 1 minggu. Terapi dengan menggunakan obat-obatan tidak
dilakukan karena tidak adanya peradangan dan pasien tidak mengeluhkan adanya rasa
sakit.
18
DAFTAR PUSTAKA
Cawson and Odell. 2002. Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. London:
Churchill Livingstone.
Greenberg and Glick. 2008. Burket’s Oral Medicine. Oral Medicine. 11 th edition.
Ontario: BC Decker Inc.
Kelsch, Robert. 2008. Fissured Tongue: Differential Diagnoses & Workup. Long Island
Jewish Medical Center: Department of Dental Medicine, Division of Oral
Pathology. http : //emedicine.medscape.com/article/107853-overview
Langlais and Miller. 200. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.
Jakarta: Hipokrates.
Laskaris. 2006. Color Atlas of Oral Disease 2nd ed. Thieme : New York.
Mayvira. S, 2009. Prevalensi Dan Distribusi Lesi Mukosa Mulut Pada Manusia Lanjut
Usia Di Panti Jompo Abdi Dharma Asih, Binjai Sumatra Utara. S. Medan
Tyldesley. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine. New York: Oxford University Press Inc.
19