Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS MINOR NON-ULCER

ILMU PENYAKIT MULUT

COATED TONGUE

Oleh:

Ratu Sarisyamsiah Nurhani

160112190061

Dosen Pembimbing

Erna Herawati, Drg., M.Kes


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

BAB II LAPORAN KASUS......................................................................................2

2.1 Kunjungan Pertama.......................................................................................2

2.2 Kunjungan Kontrol Pertama..........................................................................6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11

3.1 Definisi........................................................................................................11

3.2 Etiologi dan Patofisiologi............................................................................12

3.3 Gambaran Klinis..........................................................................................13

3.4 Diagnosis.....................................................................................................13

3.5 Diagnosis Banding.......................................................................................13

3.6 Perawatan.....................................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................15

BAB V SIMPULAN.............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Coated tongue pada permukaan dorsal lidah waktu kunjungan pertama.....6

Gambar 2 Coated tongue pada 1/3 posterior kiri dan kanan regio dorsal lidah saat

kontrol pertama............................................................................................................10

Gambar 3 Klasifikasi coated tongue............................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rongga mulut terdapat jaringan keras dan lunak yang memberikan kondisi

lingkungan yang berbeda untuk flora bakteri yang terdapat pada rongga mulut. Pada

permukaan dorsum lidah terdapat papila yang memiliki permukaan luas yang terdapat

bakteri yang dapat membentuk lapisan yang menutupi lidah atau kodisi yang disebut

dengan coated tongue.

Coated tongue merupakan sebuah kondisi klinis yang terjadi pada bagian

permukaan lidah yang ditutupi oleh lapisan pseudomembran yang terbentuk akibat

penumpukan debris atau sisa makanan, sel-sel keratin yang tidak terdeskuamasi, dan
1
kadang dapat ditemukan adanya bakteri dan jamur . Faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan coated tongue adalah kelainan sistemik, infeksi, terapi

radiasi, rokok, kebersihan mulut, dan faktor genetik. Pada umumnya lapisan coated

tongue dapat angkat dengan sikat lidah atau tongue scraper 1–3.

Coated tongue lebih sering terjadi pada pasien lanjut usia dibandingkan dengan

pasien yang lebih mudah, dan perubahan pada kebiasaan makan. Ketidakmampuan

untuk menjaga kesehatan rongga mulut, penurunan laju saliva akan menyebabkan

akumulai debris dan deposisi pada gigi, jaringan lunak, dan bagan dorsal lidah. Selain

itu penelitian menujukan bahwa coated tounge lebih sering terjadi pada pasien dengan

kelainan periodontal seperti periodontitis apabila dibandingkan dengan pasien sehat.

1
2

Laju saliva tidak mempengaruhi akumulasi toungue coating pada pasien dengan

periodontitis 4–7

Makalah laporan kasus ini akan membahas secara rinci mengenai coated tongue

pada pasien wanita yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut

.
BAB II

LAPORAN KASUS

II.1 Kunjungan Pertama

Tanggal Pemeriksaan: 07/11/2018

II.1.1 Status Umum Pasien

No Rekam Medis: 2018-00XXXX

Nama : Ny. I

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl A.

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Status Pernikahan : Janda

II.1.2 Anamnesa

Pasien wantia berusia 43 tahnun datang ke klinik dengan keluhan lidah pasien

tertutup lapisan berwarna putih-kekuningan sejak satu tahun yang lalu. Pasien

mengeluhkan lidahnya terasa kotor dan tidak nyaman namun, tidak terasa sakit.

Keluhan memburuk saat bangun tidur dan ketika pasien demam. Kondisi terasa

membaik setelah pasien menyikat lidah dengan sikat lidah. Pasien terbiasa minum
3
4

kopi tuga kali sehari. Pasien jarang mengonsumsi sayuran dan jarang mengonsumsi

air putih. Pasien jarang membersihkan lidah dan memiliki kebiasaan buruk merokok

tida bungkus perhari.

II.1.3 Riwayat Penyakit Sistemik

Hipertensi : disangkal

ISPA : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Asma : disangkal

Penyakit Ginjal : disangkal

Penyakit Liver : disangkal

Kelainan gastrointestinal : disangkal

Alergi ; disangkal

Pasien merasa sehat dan menyangkal memiliki kelainan sistemik

II.1.4 Pemeriksaan Fisik

II.1.4.1 Tanda Vital

Kesadaran : komposmentis

Keadaan umum : baik

II.1.4.2 Pemeriksaan Ekstraoral

1. Nodus limpa:
5

Submandibula : Tidak terasa

Submental : Tidak terasa

Servikal : Tidak terasa

2. Mata : Nornal (non-anemis, non-ikterik)

3. TMJ : Normal [clicking (-), deviasi (-), krepitasi (-), rasa sakit (-)]

4. Bibir : Kompeten, terdapat pigmentasi, berbentuknya macula, difus

di permukaan bibir atas dan bawah

5. Wajah : Simetris, kotak

6. Sirkum Oral : Normal, tidak ada lesi

II.1.4.3 Pemeriksaan Intraoral

1. Kebersihan mulut : Buruk (berdasarkan indeks O’Leary plak skor

57.69%), Buruk (berdasarkan Greene dan Vermillion OHI

2.5), Terdapat Kalkulus (+), plak (+), dan Staining

(+)

2. Gingival : Berwarna Merah tua, odem diseluruh regio, papilla

interdental membulat, permukaan licin dan halus,

terdapat resesi di anterior rahang bawah, stippling (-),

pitting (-), McCall Festoon (-), Stillman’s cleft (-)

3. Mucosal bukal : Tidak ada kelainan

4. Mukosa labial : Tidak ada kelainan

5. Palatum keras : Tidak ada kelainan

6. Palatum lunak : Tidak ada kelainan


6

7. Frenulum : Tidak ada kelainan

8. Lidah : terdapat lapisan berwarna putih kekuningan seperti

plak yang dapat di angkat dengan kain kassa dan tidak

meninggalkan daerah eritem di dorsum lidah. Terdapat

pigmentasi pada bagian anterior lidah berbentuk

makula dan berwarna coklat. Terdapat celah pada

dorsum lidah sedalam 1mm

9. Dasar mulut : Tidak ada kelainan

10. Gigi : Kehilangan gigi 36

II.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Radiografi : Tidak dilakukan

2. Tes darah : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Lab : Tidak dilakukan

II.1.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding

D/ Coated tongue

DD/ Pseudomembranous Candidiasis

DD/ Leukoplakia

D/ Physyiologic pigmentation at lips

DD/ Smoker’s melanosis

D/ Fissured tongue

D/ Physiologic pigmentation at anterior tongue

DD/ Tongue Melanoma


7

II.1.7 Rencana Perawatan

 Pasien disarankan untuk menggunakan sikat lidah atau sikat gigi berbulu

halus ketika menyikat gigi dua kali sehari

 Pasien disarankan untuk mengurangi merokok dan meingkatkan konsumsi

sayuran dan air putih

 Instruksi kebersihan mulut ( oral hygiene instruction) dan edukasi kesehatan

gigi

 Control setelah satu minggu untuk observasi dan evaluasi kondisi

II.1.8 Gambaran Kasus

Gambar 1 Coated tongue pada permukaan dorsal lidah waktu kunjungan pertama
8

II.2 Kunjungan Kontrol Pertama

Tanggal pemeriksaan: 21/11/2018

II.2.1 Anamnesis

Pasien datang kembali ke rumah sakit gigi dan mulut setelah satu minggu

untuk kontrol lapisan putih-kekuningan pada lidah. Lapisan pada dorsum lidah

berkurang. Pesien membersihkan lidah dengan sikat lidah dua kali sehari. Pasien

merasa nyaman dan lidah terasa bersih. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit

sistemik, keluarga, dam sosiokultural.

II.2.2 Riwayat Penyakit Sistemik

Hipertensi : disangkal

ISPA : disangkal

Diabetes Melitus : disangkal

Asma : disangkal

Penyakit Ginjal : disangkal

Penyakit Liver : disangkal

Kelainan gastrointestinal : disangkal

Alergi ; disangkal

II.2.3 Pemeriksaan Fisik

II.2.3.1 Tanda vital

Kesadaran : komposmentis

Keadaan umum : baik


9

II.2.3.2 Pemeriksaan ekstraoral

1. Nodus limpa:

Submandibula : Tidak terasa

Submental : Tidak terasa

Servikal : Tidak terasa

2. Mata : Nornal (non-anemis, non-ikterik)

3. TMJ : Normal [clicking (-), deviasi (-), krepitasi (-), rasa sakit (-)]

4. Bibir : Kompeten, terdapat pigmentasi, berbentuknya macula, difus

di permukaan bibir atas dan bawah

5. Wajah : Simetris, kotak

6. Sirkum Oral : Normal, tidak ada lesi

II.2.3.3 Pemeriksaan Intraoral

1. Kebersihan mulut : Buruk (berdasarkan indeks O’Leary plak skor

57.69%), Buruk (berdasarkan Greene dan

Vermillion OHI 2.5), Terdapat Kalkulus (+), plak (+),

dan Staining (+)

2. Gingival : Berwarna Merah tua, odem diseluruh regio, papilla

interdental membulat, permukaan licin dan halus,

terdapat resesi di anterior rahang bawah, stippling (-),

pitting (-), McCall Festoon (-), Stillman’s cleft (-)


10

3. Mucosal bukal : Tidak ada kelainan

4. Mukosa labial : Tidak ada kelainan

5. Palatum keras : Tidak ada kelainan

6. Palatum lunak : Tidak ada kelainan

7. Frenulum : Tidak ada kelainan

8. Lidah : terdapat lapisan berwarna putih kekuningan seperti

plak yang dapat di angkat dengan kain kassa dan tidak

meninggalkan daerah eritem di dorsum lidah. Terdapat

pigmentasi pada bagian anterior lidah berbentuk

makula dan berwarna coklat. Terdapat celah pada

dorsum lidah sedalam 1mm

9. Dasar mulut : Tidak ada kelainan

10. Gigi : Kehilangan gigi 36

II.2.4 Pemeriksaan Penunjang

1. Radiografi : Tidak dilakukan

2. Tes darah : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Lab : Tidak dilakukan

II.2.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding

D/ Coated tongue (proses penyembuhan)

DD/ Pseudomembranous Candidiasis


11

DD/ Leukoplakia

D/ Physyiologic pigmentation at lips

DD/ Smoker’s melanosis

D/ Fissured tongue

D/ Physiologic pigmentation at anterior tongue

DD/ Tongue Melanoma

II.2.6 Rencana Perawatan Lanjutan

Pasien diinstruksikan untuk membersihkan lidah dengan sikat lidah dua kali sehari

dan diinstruksikan untuk mengonsumsi sayur dan buah lebih banyak dan minum air

putih sebanyak 2 liter per hari. Pasien diinsruksikan untuk mengurangi merokok.

Pasien diberikan edukasi kesehatan gigi. Pasien diinstruksikan untuk kembali

minggudepan untuk konrol kedua


12

II.2.7 Gambaran Kasus

Gambar 2 Coated tongue pada 1/3 posterior kiri dan kanan regio dorsal lidah saat kontrol

pertama
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Definisi

Coated tongue merupakan sebuah lapisan berwarna putih, kuning atau

kecoklatan yang berada di atas lidah. Lapisan ini terbentuk di papilla dorsum lidah

yang memiliki flora bakteri yang unik dan permukaan luas yang memudahkan

akumulasi debris dan bakteri yang membentuk plak.1,7,8

Coated tongue pada umumnya sering ditemukan pada lansia. Dan bakteri yang

berkolonisasi pada lidah berperan dalam pembentukan bau mulut. Pada umumnya

coated tongue dapat digolongkan berdasarkan etiologi dan tingkat keparahannya.1,9,10

Keparahan coated tongue dapat dilihat menggunakan metode yang dibuat oleh

yaegaki dan sanada dimana sejumlah kecil lapisan diangkat dan dihitung estimasi

beratnya dari (0-3). Selain itu coated tongue dapat diklasifikasikan berdasarkan

keparahanyan (berat, medium,ringan, tidak ada), warna (putih, kuning, abu-abu, dan

kecoklatan), penutupan permukaaan (0, 1/3, lebih dari 2/3), dan kualitas lidah (kering,

licin, kasar, dan berbulu) 7,11–13

13
14

Gambar 3 Klasifikasi coated tongue

III.2 Etiologi, Faktor predisposisi dan Patofisiologi

Secara mikroskopis pembentukan coated tongue berhubungan erat dengan tingkat

multipikasi sel epitel, kuantitas dari desmosom dan granul pada selaput membrane.

Berikut adalah beberapa faktor predisposisi terjadinya coated tongue 1,7,14,15:

1. Daerah edentolus

2. Diet makanan

3. Kebersihan mulut yang buruk

4. Puasa

5. Demam

6. Xerostomia

7. Konsumsi obat

Patofisiologi coated tongue adalah permukaan lidah yang rentan iritasi

memyebabkan permukaan lidah membentuk lapisan perlindungan dari keratin yang


15

telah mati. Ketidakseimbangan dalam pepmbentukan lapisan pelindung menyebabkan

terbentuknya lapisan berlebih sehingga terbentuk coated tongue 3,14

III.3 Gambaran Klinis

Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang menutupi

bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan sampai

berwarna coklat. Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari

poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengerokan

tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu

yang singkat 1,7,16

III.4 Klasifikasi

Coated tongue dapat diklasifikasikan berdasarkan area distribusi dan warna


1,4,12
. Berikut adalah klasifikasi coated tongue:

III.4.1.1 Berdasarkan area distribusi

Penelitian oleh miyazaki menemukan bahwa coated tongue dapat diklasifikasi

dengan pemberian skor berdasarkan area perluasan kotoran yang menutupi lidah.

Skornya adalah 0= tidak terlihat, 1=kurang dari 1/3 oermukaan dorsum lidah, 2=

menutupi kurang dari 2/3 dorsum lidah, 3= menutupi lebih dari 2/3 permukaan

dorsum lidah. 12,17,18


16

III.4.1.2 Berdasarkan warna

Coated tongue dapat diklasidfikasian berdasarkan warna yang terdapat pada

lapisan yang menutupi lidah seperti: putih, kuning, abu-abu, dan hitam dan kualitas

lidah: kering, licin, kasar, berambut sebagian, dan ditutupi rambut 1,4

III.5 Diagnosis Banding

Pada umumnya coated tongue dapat dibandingkan diagnosisnya dengan

candidiasis pseudomembran dan hairy leukoplakia1,14,16

1. Candidiasis Pseudomembran

Candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh

pertumbuhan berlebih dari Candida albicans. Pertumbuhan candidiasis

berlebih dapat disebabkan oleh iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek, dan

xerostomia. Lesi ini tampak sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan

bergumpal yang dapat dikerok namun meninggalkan permukaan eritem, kasar,

atau berdarah. Pada kondisi candidiasis Daerah rongga mulut yang biasanya

terkena adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut bibir

2. Hairy leukoplakia

Hairy leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia

yang menunjukkan infeksi dan imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak

pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan

ventralnya. Berasal dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti

rambut dari lapisan permukaan parakeratotik serta menimbulkan plak berkerut


17

tebal dan luas berwarna putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak

hilang bila dikerok (Langlais dan Miller

III.6 Perawatan

Terapi untuk coated tongue adalah sebagai berikut:

1. Terapi faktor yang melatarbelakangi terjadinya coated tongue

2. Meningkatkan oral hygiene

3. Membersihkan lidah

Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan

instrument tongue-scraping yang terbuat dari bahan plastik, atau dapat digunakan

bagian cekung dari sendok sebagai alternatif. Membersihkan lidah dengan sikat gigi

pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat mengurangi rasa mual saat

membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahap-tahap membersihkan lidah dengan

tongue scraper

1. Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya

2. Perhatikan daerah dengan akumulasi debris pada lidah

3. Letakkan tongue scraper pada bagian posterior dorsum lidah

4. Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah

5. Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan

perlahan-lahan

6. Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir

7. Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi


18

8. Bersihkan dan keringkan lidah dengan tongue scraper

9. Gunakan obat kumur


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kunjungan pertama, pasien datang dengan keluhan lidah berwarna putih

kekuningan, terasa kotor dan tidak nyaman, tidak ada rasa sakit. Pasien mengeluhkan

bahwa lidah sudah seperti itu sejak satu tahun yang lalu. Pasien merasa keluhannya

bertambah parah apabila sedang sakit demam dan ketika bangun tidur. Pasien

mengaku tidak pernah membersihkan lidah dan menyikatnya, pasien suka

mengonsumsi kopi, dan jarang mengonsumsi sayuran dan minum air putih, selain itu

pasien merokok tiga bungkus/hari.

Berdasarkan hasil anamnesis pasien merasa bahwa lidah terasa kotor dantidak

nyaman dan terasa memburuk ketika sedang tiduk. Ketika ditanyakan mengenai

riwayat penyakit sistemik pasien, pasien mengaku tidak pernah menderita penyakit

sistemik tersebut dan pasien tidak pernah melakukan pengobatan untuk penyakit yang

berat. Saat ini pasien sedang tidak mengonsumsi obat apapun. Pada pemeriksaan

kondisi umumnya pun tidak ditemukan keabnormalan pada tanda-tanda vital.

Pemeriksaan ini meliputi keadaan umum, kesadaraan, tekanan darah, suhu,

pernapasan dan nadi. Dari pemeriksaan di atas dapat dikatakan pasien memiliki

kondisi sistemik yang baik.

Pada pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan keabnormalan. Pada pemeriksaan

klinis intra oral ditemukan torus pada 1/3 posterior palatum durum dan terdapat

selaput berwarna putih kekuningan pada dorsum lidah anterior sampai posterior, lesi
19
20

dapat dikerok dengan tongue scraper. Selaput putih kekuningan tersebut diduga

merupakan coated tongue yang tersusun dari akumulasi bakteri, debris makanan, dan

deskuamasi sel epitel 7,9

Keluhan utama pasien yang merasa terganggu pada lidahnya yang terasa

kotor, pahit dan bau merupakan gejala subjektif yang biasa dikeluhkan pasien dengan

gambaran lidah berselaput. Rasa kotor yang dikeluhkan pasien berasal dari sisa debris

makanan, bakteri, dan epitel yang tidak terdequamasi. Sedangkan, rasa pahit

dirasakan pasien karena papilla-paila lidah yang ditutupi oleh selaput. Rasa bau mulut

yang dikeluhkan oleh pasien berkaitan dengan akumulasi bakteri pada lidah, bakteri

dapat memproduksi gas volatile sulfur yang dapat menyebabkan efek halitosis1,7,19

Dalam anamnesa pasien mengaku tidak pernah membersihkan lidahnya

dengan alat apapun. Dari riwayat medik dan pemeriksaan kondisi umum, dapat

dikatakan pasien memiliki kondisi sistemik yang baik. Dari keterangan tersebut dapat

diketahui bahwa faktor predisposisi dari lidah berselaput pada pasien ini adalah

karena kebersihan mulut yang kurang baik, tanpa ada keterlibatan kondisi

sistemiknya. Hal ini sesuai dengan faktor-faktor predisposisi coated tongue yang telah

disebutkan dalam BAB sebelumnya yaitu edentulous, diet makanan lunak, oral

hygiene yang buruk, puasa, demam, xerostomia, dan konsumsi berbagai obat

Berdasarkan pemeriksaan objektif dan subjektif pasien dapat didiagnosis

dengan kelainan coated tongue. Coated tongue pada pasien terjadi akibat dari

penumpukan bakteri yang terjadi karena pasien jarang membersihkan gigi, suka

merokok dan minum kopi, dan jarang mengonsumsi air putih dan sayur sehingga
21

terbemtuk lapisan putih kekuningan. Penyakit ini memiliki diagnosis banding hairy

leukoplakia dan candidiasis pseudomembran yang disebabkan oleh infeksi jamur

pada lidah dan memiliki faktor predisposisi yang mirip seperti laju saliva, air, faktor

genetika seperti variasi papila, perubahan diet, dan obat obatan seperti antibiotic
3,9,11,20

Pasien kemudian diberikan rencana perawatan berupa:

1. Oral Hygiene Instruction (OHI)

2. Anjuran penggunaan tongue scraper 2x/hari setelah menyikat gigi

3. anjuran untuk meningkatkan konsumsi sayur dan air putih

4. anjuran untuk mengurangi merokok

Instruksi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan oral hygiene pasien

secara keseluruhan termasuk anjuran untuk membersihkan lidahnya dengan tongue

scraper yang sebelumnya belum pernah dilakukan pasien. Usaha meningkatkan oral

hygiene pasien ini dilakukan untuk menghilangkan faktor predisposisi dari coated

tongue nya yaitu oral hygiene pasien yang kurang baik

Satu minggu kemudian pasien datang kembali untuk kontrol. Selaput pada

lidah sudah bersih, tidak ada selaput putih lagi dan permukaan lidah tampak berwarna

merah muda. Keluhan pasien berkurang dan pasien merasa lebih nyaman. Pada

kontrol diberikan kembali Oral Hygiene Instruction untuk tetap menjaga kebersihan

rongga mulut dan lidah.

.
BAB V

SIMPULAN

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, pasien didiagnosis dengan

kondisi Coated Tongue. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut pasien yang

buruk dan kebiasaan buruk seperti merokok, jarang mengonsumsi sayur dan buah,

serta jarang mengonsumsi air putih. Pasien kemudian diberikan instruksi untuk

membersihkan lidah dengan sikat lidah atau tongue scraper dua kali sehari,

disarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih, sayuran, dan buah, dan untuk

mengurangi merokok. Selain itu pasien diberikan edukasih mengenaik kesehatan gigi

dan mulut dan di instruksikan untuk datang kembali untuk control satu minggu.

Ketika kontrol pasien mengatakan bahwa lidah terasa lebih nyaman dan bersih dan

terdapat pengurangan lapisan pseudomembran pada lidah pasien


21

22
DAFTAR PUSTAKA

1. M. VT, J. D, W. C, M. Q. Tongue coating: Related factors. J Clin Periodontol.

2013;

2. Marsh PD. Role of the oral microflora in health. Microbial Ecology in Health

and Disease. 2000.

3. Ragunathan M, Herawati E, Epsilawati L. Gambaran klinis dan faktor

predisposisi dari coated tongue pada mahasiswa gigi klinik Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. J Radiol Dentomaksilofasial

Indones. 2020;

4. Chen Ze-lin, Hu Qing-fu. Recent development in research on tongue

inspection. Chinese Medical Journal. 1986.

5. Yaegaki K, Sanada K. Volatile sulfur compounds in mouth air from clinically

healthy subjects and patients with periodontal disease. J Periodontal Res. 1992;

6. Quirynen M, Mongardini C, van Steenberghe D. The Effect of a 1-Stage Full-

Mouth Disinfection on Oral Malodor and Microbial Colonization of the

Tongue in Periodontitis Patients. A Pilot Study. J Periodontol. 1998;

7. Danser MM, Gómez SM, Van der Weijden GA. Tongue coating and tongue

brushing: a literature review. International journal of dental hygiene. 2003.

8. Jacobson SE, Crawford JJ, McFall WR. Oral physiotherapy of the tongue and

palate: relationship to plaque control. J Am Dent Assoc. 1973;

9. Nur’aeny N, Sari KI. Profil lesi mulut pada kelompok lanjut usia di Panti

Sosial Tresna Wreda Senjarawi Bandung. Maj Kedokt Gigi Indones. 2016;
23
24

10. Reamy B V., Derby R, Bunt CW. Common tongue conditions in primary care.

Am Fam Physician. 2010;

11. Yaegaki K, Sanada K. Biochemical and Clinical Factors Influencing Oral

Malodor in Periodontal Patients. J Periodontol. 1992;

12. Miyazaki H, Sakao S, Katoh Y, Takehara T. Correlation Between Volatile

Sulphur Compounds and Certain Oral Health Measurements in the General

Population. J Periodontol. 1995;

13. Bosy A, Kulkarni G V., Rosenberg M, McCulloch CAG. Relationship of Oral

Malodor to Periodontitis: Evidence of Independence in Discrete

Subpopulations. J Periodontol. 1994;

14. Baker GF, Tortora GJ, Nostakos NPA. Principles of Anatomy and Physiology.

Am J Nurs. 1976;

15. Sun S, Wei H, Zhu R, Pang B, Jia S, Liu G, et al. Biology of the Tongue

Coating and Its Value in Disease Diagnosis. Complementary Medicine

Research. 2018.

16. Van Tornout M, Dadamio J, Coucke W, Quirynen M. Tongue coating: Related

factors. J Clin Periodontol. 2013;

17. Zhou S, Lee YY. The relation between tongue color and tongue

microcirculation. Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi. 1986;

18. Van Gils LM, Slot DE, Van der Sluijs E, Hennequin-Hoenderdos NL, Van der

Weijden F. Tongue coating in relationship to gender, plaque, gingivitis and

tongue cleaning behaviour in systemically healthy young adults. Int J Dent


25

Hyg. 2020;

19. Van der Velden U, Van Winkelhoff AJ, Abbas F, De Graaff J. The habitat of

periodontopathic micro‐organisms. J Clin Periodontol. 1986;

20. Darwazeh AMG, Almelaih AA. Tongue lesions in a Jordanian population.

Prevalence, symptoms, subject’s knowledge and treatment provided. Med Oral

Patol Oral Cir Bucal. 2011;

21. Emilio P, Valencia M, Alejandra V, Rivera B, María L, Mazuera R, et al.

CASE REPORT CASO CLÍNICO GINGIVAL LIPOMA : A CASE REPORT

LIPOMA GINGIVAL : REPORTE DE UN CASO The lipoma is a benign

neoplasm of slow growth , composed of mature fatty cells , usually surrounded

possible pathogenetic mechanism is the “ theory of Another t. 2017;29:211–21.

Anda mungkin juga menyukai