Mahasiswa:
2 cm
Ratu Sarisyamsiah Nurhani 160112190061
3 cm
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
Pe rlakuan Pe mbe s aran / Pe ng e c
Pembesaran / pengecilan Logo har
2021
dilakukan secara skalatis (prosenta
secara keseluruhan), sehingga
tampilannya selalu nampak propor
tidak berkesan meninggi ataupun m
5 cm
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................2
2.1 Odontoma............................................................................................................4
2.1.1 Definisi.........................................................................................................4
2.1.2 Epidemiologi................................................................................................4
2.1.3 Etiologi.........................................................................................................5
2.1.7 Penatalaksanaan..........................................................................................12
BAB IV DISKUSI.......................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................24
BAB VI REFERENSI.................................................................................................25
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
pada regio mandibula. Lesi ini mewakili 1% dari lesi tumor odontogenik. Umumnya
lesi ini ditemukan pada regio premolar dan molar mandibula dengan karakteristik
yaitu berkembang dari jaringan yang merupai sementum. Gejala umum yang
ditimbulkan oleh lesi ini adalah nyeri dan bengkak yang dapat bersifat asimptomatik.
Gigi yang terlibat pada cementoblastoma seringkali menunjukan tanda vital, namun
pada beberapa kasus tahap lanjut ditemukan juga pada kondisi gigi yang non-vital.
gambaran radioopak, tetapi gambaran radiolusen juga dapat muncul dalam beberapa
kasus tertentu.1
terjadi pada tulang panjang. Osteosarcoma pada rahang masih tergolong langka, yaitu
hanya terhitung dari 1% pada total kasus keganasan pada daerah kepala dan leher.
Penyakit ini memiliki predileksi lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan
wanita. Gejala klinis osteosarcoma pada rahang meliputi pembengkakan (dengan atau
3
Penting bagi dokter gigi ntuk dapat membedakan antara osteosarcoma dan
cemetoblastoma karena karakteristik kedua lesi ini hampir menunjukan gejala dan
odontogenik jinak, dengan perawatan optimal yang terdiri dari pencabutan gigi dan
pemeriksaan follow up, sementara itu osteosarcoma merupakan penyakit ganas yang
langka dengan prognosis yang buruk serta gambaran klinis dari lesinya sangat
bervariasi.2
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteosarcoma
2.1.1 Definisi
merupakan tumor tulang yang paling umum ditemui pada pasien berusia dibawah 40
tahun. Osteosarcoma merupakan neoplasma ganas yang dihasilkan oleh strima ganas.
Pada umumnya tumor ini cukup jarang ditemui pada rahang atas dan bawah dan
penyebabnya belum diketahui. Tumor ini memuluki tiga tipe histologi yaitu
2.1.2 Etiopatogenesis
Namun, jenis yang paling sering ditemui adalah tipe primer dan sekunder. Etiologi
dati tipe primer belum diketahui dan dicurigai dipengaruhi oleh genetic dan faktor
ditemukan pada pasien yang menderita paget’s disesase, fibrous dysplasia tulang dan
penyebab osteosarcoma seperti rapid bone growth. Insidensi meningkat pada periode
5
growth spurt karena lokasi tumor namun, insidensi osteosarcoma pada rahang
pertumbuhan tulang sebagai faktor etiologi osteosarcoma pada rahang. Selain itu
faktor lingkungan seperti radiasi dapat menjadi faktor etiologi osteosarcoma. Mutase
genetic pada gen supresor tumor p53 dan mutase retinoblastoma dapat menjadi
seperti tulang tibia dan femur. Osteosarcoma kraniofasial ditemukan pada pasien laki
laki berusia diatas 48 tahun. Tanda utama dari lesi ini adalah pembengkakan yang
lain adalah rasa sakit, lunak, eritema pada mukosa, ulserasi, gigi goyang, pendarahan,
obstruksi nasal, trismus dan kebutaan, selain itu hipostesia dapat ditemukan pada
1. Lokasi
Tumor ini lebih sering ditemukan pada rahang bawah dibandingkan dengan
rahang atas terutama pada bagia posterior mandibula seperti ramus vertical
dan tempat tumbuhnya gigi. Selain itu lesi juga ditemukanbagian posterior
maksila seperti alveolar ridge, antrum, dan palatum. Lesi dapat melewati
midline.
6
2. Bentuk dan batas
Lesi metastatic tidak memiliki enkapsulasi pad margin tumor, dan memiliki
yang dipisahkan oleh tulang normal yang kemudian meluas menjadi massa
yang berbatas tidak jelas dan tidak tegas. Rahang pun dapat membesar
7
3. Struktur internal
normal yang bersatu dengan tulang lisis. Apabila terdapat metastasis sclerotic,
area radiolusen menjadi sclerosis yang membentuk tulang baru yang berasal
daerah rahnag tumor tampakt multifocal dengan tulang sehat diantara foci.
4. Struktur sekitar
kortikal pada jaringan sekitar seperti kanal neurovascular, sinus, dan fossa
8
osteosarcoma dapat diklasidikasikan menjadi osteoblastic, chondroblastic, dan
fibroblastic. Subtype osteoblastic terdiri dari tumor osteoid yang dikelilingi sel
lacunae dan membentuk lobul. Pada tengah lobul terdapat trabekula yang menyerupai
bulu dan pada perifer tumor menjadi hiperselular. Kebanyakan jaringan chondroid
2.1.7 Perawatan
osteosarcoma rahang dengan margin keberhasilan 1,5-2 cm. bedah dan kemoterapi
seperti sinus maksilaris, fossa pterygoplatain, dan fossa orbital. Setelah itu pasien
diresepkan orburator untuk mengisi defek. Orburator bedah ditempatkan pada saat
bedah dan digunakan hingga kontraksi jaringan minimal dan sebelum ditempatjan
9
BAB III
JOURNAL READING
Abstrak:
yang terdiri dari ekstraksi gigi dan pemeriksaan lanjutan. Namu, pada kasus tertemtu
rahang merupakan tumor mesenkimal yang langka dan ganas yang diasosiasikan
dan osteosarcoma pada rahang memiliki perbedaan tipe histologi dan prognosis
wajar pada rahang bawah kiri sejak dua tahun yang lalu. Awalnya pasien
total pada rahang bawah kiri, dengan fibular osteomyocutaneous flap digunakan
10
untuk rekonstruksi. Pada pemeriksaan post-operatif enam bulan pasien menunjukan
oklusi dan oral commissure dan tidak ada rekurensi atau metastasis pada pengamatan
histopatologi, radiologi
Pendahuluan:
mayoritas pasien tidak menunjukan adanya tanda klinis, dengan tumor seringnya
umumnya terdiri dari pengangkatan lesi dengan ekstraksi gigi yang bersangkutan.
Namun, pasien dapat menolak tindakan bedah dan hanya melakukan follow up.
Osteosarcoma merupakan tumor ganas non hematopoetik pada tulang, dengan sel
metastasis, dan mortalitas yang tinggi. . tumor ini pada umumnya dapat ditemukan
pada pemukaan metafisial tulang Panjang seperti lutut dan pelvis. Pada umumnya
osterosarkoma pada rahang jarang dan hanya mencakup 5-13 % dari seluruh kasus.
Hingga saat ini etiologi osteosarcoma pada rahang belum diketahui. Pada sekelompok
pasien terdapat perbedaan yang banyak berdasarkan jenis kelamin, subtype tumor,
dan potensi metastatic osteosarcoma ditemukan dan penggambaran yang lebih jelas,
diagnosis dini, dan perawatan yang lebih agresif diindikasikan dapat meningkatkan
11
keberhasilan bedah pada tumor, studi kasus ini melaporkan kasus pasien wanita yang
menunjukan adanya pembengkakan yang tidak wajar pada rahang bawah kiri.
Laporan Kasus:
Pada bulan desember 2012. Wanita berusia 20 tahun datang dengan kasus
pembengkakan pada mandibula kiri tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan sejak dua
tahun yang lalu. Gejala yang dikeluhkkan adalah kegoyangan gigi molar. Pada satu
dan beserta rasa sakit yang signifikan dan kesemutan. Pasien pada awalnya diperiksa
menunjukan perubahan yang tegas, berdensitas tinggi pada tulang alveolar sekitar
departemen oral maksilofasial onkologi leher dan kepala rumah sakit ninth people’s
berukuran 2.5 x 2.5 cm, pembengkakan keras pada rahang bawah kiri dengan
ekspansi primer pada bagian kortikal bukal, tidak ada pembesaran nodul limfa pada
lesi radiolusen dengan margin kasar, melibatkan akar gigi premolar kedua dan molar
pertama dan ditemukan tempat berdensitas tinggi di area radiolusen. Pada radiografi
12
dada tidak ditemukan abnormalitas. Pasien kemudia diberi perawatan
dilakukan. Keadaan pasien membaik dan pasien dipulangkan setelah dua minggu
menunjukan oklusi normal dan pada pengamatan selama dua tahun tidak ditemukan
Diskusi:
merupakan tumor odontogenik bersifat jinak yang umumnya ditandai dengan rasa
sakit disertai pembengkakan pada daerah alveolar ridge (1). Lesi ini memiliki
predileksi lebih sering terjadi pada rahang bawah disekitar regio gigi molar pertama.
Vitalitas pulpa dari gigi yang terlibat umumnya tetap utuh. Cementoblastoma paling
sering ditemukan pada pria dengan usia rata-rata 21 tahun (8). Mayoritas pasien
13
pasien mengalami gejala seperti pembengkakan, rasa nyeri, mobilitas gigi,
paresthesia atau ekspansi kortikal mandibula. Pada kasus ini, satu-satunya gejala
pada akar gigi, batas yang tegas, serta zona radioopak mixed-density yang dikelilingi
batas radiolusen yang tipis disekitarnya (1). Pada kasus ini, 1 bulan sebelumnya,
rahang bawah terlihat mulai membengkak dengan cepat, rasa nyeri juga meningkat
dan gejala mati rasa dialami pasien. Detail temuan penting kemudian dicatat untuk
dilihat lebih lanjut pada tahap inisial orthopantomography, akar dari gigi yang terlibat
telah terkikis oleh tumor dan menunjukan gambaran struktur gigi yang tidak lengkap.
Saat dikombinasikan dengan gejala yang dialami pasien, temuan ini menunjukan
cementoblastoma.
terjadi di sekitar tulang panjang. Osteosarcoma pada rahang masih tergolong langka,
terhitung dari 1% pada total kasus keganasan pada daerah kepala dan leher (9).
Penyakit ini memiliki predileksi lebih sering terjadi pada pria, dengan puncak
insidensi pada umur dekade ke dua sampai ke tiga (10). Pada rahang atas dan bawah
daerah yang terinfeksi tumor ini hampir setara, dimana alveolar ridge dan antrum
maksila serta badan dari mandibula merupakan daerah yang sering dihinggapi tumor
14
ini. Terdapat sejumlah faktor risiko yang diketahui terkait dengan osteosarcoma
seperti faktor geneik, paget’s disease pada tulang, retinoblastoma herediter, trauma,
Tetapi, etiologi penyakit ini belum jelas diketahui. Gejala klinis osteosarcoma
pada rahang meliputi pembengkakan (dengan atau tanpa rasa sakit) dan kehilangan
gigi. Beberapa tumor yang berdiferensiasi dengan baik dapat tumbuh perlahan dan
osteosarcoma bersifat invasif dan dapat mengakibatkan gejala mati rasa yang
irreversible jika neoplasma menyerang saraf alveolaris inferior (10). Gejala mati rasa
ini berbeda dengan parasthesia yang dialami oleh pasien cementoblastoma, yang
kadar serum (12), dimana parameter serum yang tidak menguntungkan dianggap
bergantung dari tiga proses : i) Formasi tulang dan mineralisasi; ii) destruksi tulang;
dan iii) formasi tulang periosteal. Pada mayoritas kasus, tumor dapat berupa lesi
lytic/blastic campuran yang bergantung pada derajat osifikasi (13). Selama tahap awal
osteosarcoma, pengamatan dari pelebaran ruang ligamen periodontal dan saluran gigi
inferior adalah ciri umum dari penyakit ini, namun sangat sulit untuk dikenali (14).
Pada kasus tertentu, tampilan ‘sunray’ mungkin dapat terlihat di perifer tumor pada
15
gambaran radiografi dasar dan CT Scan. Ciri dari cementoblastoma adalah batas
tajam antara dentin tubular dari akar gigi dan komponen sementum (15).
meniru perkembangan tulang yang ‘jinak’, serta tidak terdapat observasi gambaran
radiografi khas yang menyerupai ‘sunray’. Namun, perlu dicatat bahwa tumor dapat
menunjukan bentuk yang tidak teratur dengan margin yang kasar. Akar dari gigi
molar pertama dan kanalis mandibula telah terinvasi oleh tumor. Struktur saluran akar
abu-abu kecoklaan dan tergranulasi secara acak, sementara pada yang lainnya terlihat
lebih padat, sklerotik, dan juga lebih berwarna putih kekuningan (16). Secara
lengkung dengan nubs yang kecil disertai arborisasi (Gambar. 4) (16). Sclerosing
osteoid compact dan tulang disekitar tumor; beberapa studi telah melaporkan bahwa
deposisi dari matriks tulang terjadi diantara adiposit pada rongga sumsum tulang (16).
Karena lesi umumnya mengalami dekalsifikasi, tulang imatur yang dikelilingi oleh
Pada kasus tertentu, matriks tulang dapat disimpan pada trabekula tulang yang
normal, dan sel-sel tumor mungkin terlihat kecil, piknotik, dan dikelilingi oleh
16
banyak matriks tulang; fenomena ini diketahui sebagai ‘normalisasi’ (16). Jika
dari lembaran sementum dan kolom perifer dari jaringan yang tidak termineralisasi,
mirip dengan normalisasi (18). Untuk alasan tersebut, sulit untuk membedakan antara
cementoblastoma dan osteosarcoma jika hanya spesimen jaringan kecil yang tersedia.
Karakteristik lebih lanjut dari osteosarcoma adalah jumlah variabel matriks kartilago
dan jaringan fibrosa. Pada kasus ini, tumor menunjukkan karakteristik khusus
osteosarcoma; yang mana terdiri dari tulang kompak, struktur jaringan menyerupai
trabekula, yang dikelilingi oleh limpahan osteoblas aktif dengan morfologi yang
bervariasi dan pembelahan inti sel yang tidak biasa, jaringan ikat fibrosa dan lesi
yang terinfeksi.
yang optimal adalah berupa pencabutan gigi dan post-operative follow up. Beberapa
pasien tertentu yang tidak menunjukan gejala klinis mungkin tidak memutuskan
untuk menjalani operasi dan malah menjalani pemeriksaan follow up saja. Namun,
cementoblastoma dan menjalani pencabutan gigi, maka sel tumor akan mengalami
Tanpa intervensi agresif, ostesarcoma pada rahang dapat menjadi fatal, dan
reseksi radikal secara cepat saat ini dapat menjadi alternatif pengobatan. Reseksi
17
sebesar 1.5 – 2 cm. Sebelumnya telah dilaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup
sebesar 5 tahun pada pasien dengan osteosarcoma di mandibula adalah sebesar 34.8%
dan di maksila sebesar 25.8% (20). Usia berfungsi sebagai faktor prognostik
osteosarcoma, dengan pasien yang lebih tua menunjukkan prognosis yang lebih baik
Kekambuhan lokal dan metastasis juga dapat terjadi pada pasien. Metastasis
umumnya terjadi melalui aliran darah dan paling sering muncul di paru-paru (22).
Metastasis pada kelenjar getah bening regional paling jarang ditemukan. Metastasis
terjadi hanya sekitar 18% pada pasien dengan osteosarcoma di rahang, dan telah
dan sumsum tulang dari 60 pasien yang diduga mengalami osteosarcoma. Telah
ditunjukan bahwa jenis teknik ini dapat berhasil digunakan untuk mendeteksi
metastasis pada kasus osteosarcoma. Pada kasus ini, radiografi di area dada tidak
pasca operasi. Karena keadaan anatomi terdapat di daerah kraniofasial, maka sulit
untuk mencapai pembedahan margin reseksi yang bebas tumor. Mayoritas ahli
ostersarcoma hanya diobati dengan operasi ablatif saja. Namun, penelitian lain telah
18
menunjukan bahwa reseksi ekstensif saja sudah cukup, dengan tingkat kelangsungan
hidup selama 5 tahun pada pasien yang menjalani reseksi tercatat ~60% (24,25).
tumor yang tidak dapat direseksi, residual dan rekuren, karena radioterapi itu sendiri
merupakan faktor risiko osteosarcoma. Dari hasil penelitian sebelumnya, tidak dapat
osteosarcoma (26, 27); ini mungkin karena keragaman dalam regimens kemoterapi
modern menigkatkan waktu kelangsungan hidup pasien, dan dalam kasus tertentu,
dengan perawatan optimal yang terdiri dari pencabutan gigi dan pemeriksaan follow
up. Osteosarcoma pada rahang termasuk penyakit ganas yang langka dengan
prognosis yang buruk, dan gambaran serta gambaran klinis dari lesi ini sangat
berlawanan pada kedua penyakit ini dengan prognosis yang bervariasi, penting bagi
Kasus ini cementoblastoma. Temuan yang dibahas pada penelitian ini bertujuan
19
untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang karakteristik yang
20
BAB IV
DISKUSI
21
BAB V
KESIMPULAN
dengan perawatan optimal yang terdiri dari pencabutan gigi dan pemeriksaan follow
up. Osteosarcoma pada rahang termasuk penyakit ganas yang langka dengan
prognosis yang buruk, dan gambaran serta gambaran klinis dari lesi ini sangat
berlawanan pada kedua penyakit ini dengan prognosis yang bervariasi, penting bagi
Kasus ini cementoblastoma. Temuan yang dibahas pada penelitian ini bertujuan
22
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Gracea RS, Firman RN. Gambaran sementoblastoma tahap awal pada cone
2020;3(January):49–51.
2016;3761–5.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22923896
and mandible. Oral Surg Oral Med Oral Pathol. Agustus 1986;62(2):179–84.
5. Huvos AG, Woodard HQ, Cahan WG, Higinbotham NL, Stewart FW, Butler
6. Garrington GE, Scofield HH, Cornyn J, Hooker SP. Osteosarcoma of the jaws.
24
analysis of osteosarcoma of jaw bones. Oral Dis. Januari 2007;13(1):82–7.
25
1