LINEA ALBA
Oleh
RIZKI WULANDARI
19100707360804030
PENDAHULUAN
Mulut terdiri dari dua bagian, yaitu vestibulum adalah ruang yang dibatasi
gigi, gingiva, bibir, pipi, dan rongga mulut adalah ruang yang dibatasi
lengkunggigi atas dan bawah atau maxilla dan mandibula (Moore dkk., 2010).
Mulut berbatasan dengan pipi di lateral, palatum di atas, dasar mulut di bawah,
internal dan kulit di bagian eksternal. Membran mukosa pipi tersusun atas epitel
pipih berlapis tidak berkeratin. Muskulus buccinator dan jaringan ikat terletak di
antara kulit dan membran mukosa bukal (Tortora dan Derrickson, 2012). Glandula
2016).
lapisan yang terdapat pada dinding saluran pencernaan, hidung, dan bagian tubuh
lain yang berhubungan dengan lingkungan luar. Membran mukosa yang terdapat
di dalam mulut disebut membran mukosa mulut atau mukosa mulut. Mukosa
terletak di bawahnya dan sebagai organ sensoris serta menyediakan tempat untuk
jaringan ikat, ketebalan epitel, derajat keratinisasi, dan jumlah pigmen melanin di
dalam epitel (Nanci, 2008). Mukosa mulut dapat menunjukkan berbagai variasi
struktur normal dan dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi di dalam tubuh yang
lesi putih. Perubahan tersebut dapat dideteksi secara klinis dengan mudah. Lesi
putih dapat terjadi karena hiperkeratosis atau nekrosis sel epitel. Hiperkeratosis
keratin. Nekrosis dapat terjadi karena sel tidak mampu beradaptasi terhadap jejas
dan menyebabkan kematian sel. Proses trauma dan inflamasi biasanya berkaitan
Lesi putih yang melibatkan mukosa mulut dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(a) lesi putih berkeratin yang tidak dapat dikerok dan terjadi karena hiperkeratosis,
dan (b) lesi putih tidak berkeratin yang dapat dikerok dan terjadi karena akumulasi
debris (John, 2014). Linea alba adalah salah satu lesi putih di mukosa mulut.
Berdasarkan lokasinya, linea alba dapat dibagi menjadi tiga, yaitu linea alba
buccarum yang terletak di mukosa bukal, linea alba labiorum yang terletak di
mukosa labial, dan linea alba linguarum yang terletak di tepi lateral lidah. Linea
alba buccarum adalah garis pada keratinisasi yang ditemukan di mukosa bukal
sejajar terhadap garis oklusal yang meluas sampai area triangular di komisura
labial (Pedersen GW. 1996). Linea alba dapat disebabkan trauma dari gigi geligi
pada mukosa bukal, seperti tekanan dan gesekan permukaan gigi.Restorasi gigi
yang kasar tidak menyebabkan berkembangnya linea alba (Scopp IW. 2015).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Etiologi
Pada umumnya Linea Alba Bukalis terjadi akibat gesekan atau friksi kronik
pada mukosa oral. Lesi tersebut analog dengan callus pada kulit. Linea Alba
Bukalis juga dapat diakibatkan karena variasi dalam diet (pola makan),
kebersihan mulut, frekuensi kontak gesekan antara makanan dan gigi, efek dari
merokok, tekstur makanan, tekanan dari musculus buccinators yang menekan
mukosa melalui cusp gigi posterior rahang atas ke dalam garis oklusi dan trauma
friksional dan penyebab iritasi lainnya (bruxism) (Chynthia, 2008).
Sumber : Normal Variations of Oral Anatomy and Comon Oral Soft Tissue
Lesions. Departement of oral medicine, University of Pennsylvani.
2.4 Penatalaksanaan
LAPORAN KASUS
menonjol di pipi kanan dan kirinya setentang dengan sudut bibir pasien merasa
khawatir dengan garis yang ada di pipinya menunjukan sesuatu yang berbahaya,
pasien mengalaminya sejak 1 tahun yang lalu yang semakin lama garisnya
semakin menebal sehingga pasien risih dan kerap menghisap pipinya dan
A. DATA MAHASISWA
Tanggal : 3 September 2019
Nama Operator : Rizki Wulandari
NPM : 19-030
No. Rekam Medis : 053153
B. DATA PASIEN
1. Nama : Hikmatul Fadila
2. Tempat/Tgl Lahir : Balingka, 22 Juli 2007
3. No. KTP : -
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Suku / Ras : Batak
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Siswa
8. Status : Belum Kawin
9. Alamat Rumah : Pondok Pesantren Al-falah, Aia Pacah, Koto
Tangah
10. Telepon Rumah : 082285066358
11. Alamat Kantor : -
12. Telepon Seluler : -
ANAMNESIS
Keluhan utama pasien dating ke RSGM dengan keluhan terdapat garis
berwarna putih menonjol di pipi kanan dan kirinya setentang dengan sudut
bibir
Riwayat penyakit saat ini pasien merasa khawatir dengan garis yang ada di
pipinya menunjukan sesuatu yang berbahaya, pasien mengalaminya sejak 1
tahun yang lalu yang semakin lama garisnya semakin menebal sehingga
pasien risih dan kerap menghisap pipinya dan terkadang luka karena sering
dihisap dan stergigit
1
Pemeriksaan ekstra oral
Kelenjar getah bening
Submandibula: normal
Submentale : normal
Servikal : normal
TMJ : Normal
Wajah : simetris
Mata : Normal
Sirkum oral : Normal
Bibir : Normal
Lain-lain (telinga, hidung, dll) :
2
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Patologi klinik : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Patologi Anatomi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Mikrobiologi : tidak dilakukan pemeriksaan
e. Imunologi : tidak dilakukan pemeriksaan
3
FORMULIR PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
48 UNE UNE 38
47 SOU O CAR 37
46 O CAR O CAR 36
45 [85] SOU SOU [75] 35
44 [84] SOU SOU [74] 34
43 [83] SOU SOU [73] 33
42 [82] SOU SOU [72] 32
41 [81] SOU SOU [71] 31
4
Lain-lain : (hal-hal yang tidak tercakup di atas)
……………………………..
D: 5 M: 0 F: 0
5
Informed Consent and Informed Refusal
6
sebagaimana di atas yang saya beri tanda/paraf di kolom kanannya,
dan telah memahaminya
7
STATUS KONTROL BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT
8
Normal
Uvula
Normal
Tonsil
Debris Indeks Kalkulus OHI-S
Indeks
16 11 26 16 11 26
Kebersihan 1 0 0 0 1 0 sedang
mulut 46 31 36 46 31 36
2 2 2 1 1 1 Stain --
9
BAB 3
BAB IV
PEMBAHASAN
Linea alba merupakan variasi dari struktur dan penampakan dari mukosa
pada epitel mukosa sebagai respon terhadap friksi atau gesekan secara
sepanjang mukosa bukal pada ketinggian occlusal plane. Lesi ini merupakan
menyatakan bahwa linea alba dapat terjadi karena chronic chewing serta
sucking pada pipi yang pada akhirnya menghasilkan lapisan tipis putih pada
mukosa bukal.7 Kelihatannya, linea alba tidak ada hubungannya dengan cusp
yang kasar atau horizontal overlap yang gigi-geligi yang tidak mencukupi
(Cawson, 2001)
Apabila terdapat pada suatu mukosa bukal, linea alba (garis putih)
merupakan garis putih atau putih keabu-abuan yang menonjol dan memanjang
dari komisura bibir sampai dengan daerah molar. Lesi ini memiliki demarkasi
yang baik terhadap mukosa bukal berwarna kemerahan yang ada di sekitarnya,
lunak dan lembut dengan batas yang relatif sulit dibedakan (Mathew, 2008).
Biasanya linea alba terjadi secara bilateral. Khususnya pada pagi hari,
area ini akan terlihat sedikit terangkat dan menunjukkan indentasi gigi-geligi.
10
BAB 3
Linea alba tidak memiliki tanda-tanda patologis. Lesi ini benar-benar jinak.
Oleh karena itu, tidak diperlukan perawatan untuk lesi ini. Garis putih ini
Linea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal
atau trauma pada bagian muka gigi karena kebiasaan menghisap (sucking trauma).
Sesuai dengan namanya, perubahan yang terjadi terdiri atas garis putih yang
(biasanya) bilateral. Linea alba terletak pada mukosa bukal setinggi dengan bidang
oklusi gigi yang di dekatnya. Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada
mukosa bukal yang berbatasan dengan gigi posterior. Tidak ada terapi yang
dibutuhkan dan tidak terdapat komplikasi dari kejadian ini (Faride, 2014).
perawatan gigi. Pasien mengaku bercak tersebut tidak sakit dan juga tidak terasa
menggigit pipi dan bibir bagian dalam. Pasien mengaku kebiasaan tersebut tidak
11
BAB 3
Pada pemeriksaan intraoral terdapat plak pada mukosa bukal kiri dan kanan
dan berwarna putih. Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien didiagnosa
berupa plak pada mukosa bukal kiri dan kanan hingga sudut mulut, berbentuk
garis dan bergelombang, dengan ukuran 15 mm dan berwarna putih. Garis putih
Pasien tidak diberikan terapi, karena lesi tersebut merupakan variasi normal.
Pasien diedukasikan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dan menyikat
lidahnya. Linea alba (“garis putih”) merupakan perubahan yang umum terjadi
pada mukosa bukal. Umumnya dihubungan dengan tekan, iritasi friksional gigi,
atau trauma akibat permukaan facial gigi. Tidak terdapat masalah lain yang
berhubungan seperti overlap horizontal yang tidak baik, atau restorasi yang kasar
dari gigi penting untuk menentukan perkembangan linea alba bukalis (Chynthia,
2008).
12
BAB 4
13
BAB 4
BAB V
KESIMPULAN
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Cawson RA, Binnie WH, Barret AW, Wright JM. Oral Disease. Edinburgh-
London. Mosbly. 2001. P.1.7.1.12
Garcia-Garcia AS, Jose Maria MG, Rafael GF, Angeles SR and Lucia OR.
Current Status of the Torus Palatinus and Torus Mandibularis. Med Oral
Patol Cir Bucal, 2000.
Goldman HS, Marder MZ. Physician’s Guide to Disease of the Oral cavity. New
Jersey: Medical Economics Company. 1982 p.56-58,187.
Harty, F.J. dan R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Wasiaatmaja, Syarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI
Press [halaman 11-15].
Langlais P, Miler C. 2014. Lesi Mulut Yang Sering Ditemukan. Jakarta: penerbit
Hipokrates. p.44-5,55-4,78-9
Mathew AL. Pai MK. Sholapurkar AA, Vengal M. The prevalence of oral
mucosal lesions in patient visiting a dental school in Shouthern India.
Indian JDent Res 2008;19(2):99-103
Pedersen GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta. EGC..
16
Scopp IW. 2015. Oral Medicine A Clinical Approach with Basic Science
Correlation. Saint Louis: Mosby. P.119-124
Sonis ST, Fazio RC, Fang L. Principles and Practice of Oral Medicine. Canada.
WB Saunders Company. 1984. p. 477-479
17
18
19