“ ACTINIC CHEILITIS ”
Oleh :
DEA AVRILIA
19100707360804065
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report ”Actinic
Cheilitis” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan
klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.
PENULIS
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
perioral (kulit disekitar mulut), perbatasan vermilion, dan atau mukosa labial.
lebih merah dibandingkan area lain dan ditutupi oleh epitel squamous. Cheilitis
Cheilitis actinic adalah lesi pra ganas pada tepi vermilion bibir bawah yang
disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah
berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan
tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,
daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan
dibandingkan ras kulit hitam dan ras Amerika Latin. Kondisi patologis tersebut
merupakan proses kronis akibat paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama.
LAPORAN KASUS
A. DATA MAHASISWA
Tanggal : 20 April 2020
Nama Operator : Dea Avrilia
NPM : 19-065
No. Rekam Medis :-
B. DATA PASIEN
1. Nama : Bapak Rusdi
2. Tempat/tgl lahir : Padang, 15 April 1991
3. NIK :-
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Suku/ras : Minang
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Kernet Bus
8. Status : Menikah
9. Alamat rumah : Taruko
10. Telepon rumah :-
11. Alamat kantor :-
12. Telepon seluler :-
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama Seorang pasien datang ke RSGM dengan
keluhan bibir bagian bawah pecah pecah dan
terasa perih.
2. Riwayat Penyakit saat ini Tidak ada
3. Riwayat perawatan gigi Tidak ada
dan mulut
4. Riwayat penyakit sistemik a. Golongan darah : O
b. Tekanan darah : normal
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya : -
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -
b. TMJ : TAK
c. Wajah : Simetris
d. Mata : TAK
e. Sirkum oral : TAK
f. Bibir : bagian bawah pecah pecah,
sebagian ada yang mengelupas, dan
berdarah.
g. Lain-lain : TAK
3. Pemeriksaan intra oral a. Mukosa labial : Normal
b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : Normal
e. Dasar mulut : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Normal
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
l. Kebersihan mulut : Baik
4. Pemeriksaan penunjang a. Radiologi : TDL
b. Patologi klinik : TDL
c. Patologi anatomi : TDL
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL
A. DIAGNOSA
Actinic Cheilitis
B. DIAGNOSA BANDING
Exfoliative cheilitis
C. PERAWATAN
D. GAMBAR
BAB 3
TNJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah
berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan
tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,
daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan
Lesi ini timbul sebagai efek kumulatif dari pajaran radiasi sinar ultraviolet
sel lapisan epitelium beserta jaringan ikat dibawahnya. Selama radiasi UV-B;
nukleotida pirmidin yang berdeketan paa untai DNA bertautan silang secara
kovalen. Tautan silang biasanya terjadi antara dua timin untuk membentuk dimer
menganggu tahapan replikasi dan transkipsi. Karakteriksik dari radiasi sinar UV-
B menargetkan protein p53 sebagai tumor supresor gen yang secara normal
berfungsi dalam aktivasi perbaikan DNA yang rusak atau mengontrol proses
apoptosis (jika kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki). Prevalensi actinic cheilitis
pada ras berkulit putih lebih tinggi dibandingkan ras kulit hitam dan ras Amerika
Latin. Kondisi patologis tersebut merupakan proses kronis akibat paparan sinar
matahari dalam jangka waktu lama. Perkembangan lesi menjadi karsinoma bibir
Gambaran klinis dari actnic cheilitis adalah pada tahap awal terlihat mild
edema dan erythema serta bersisik dan kering pada vermilion border bibir bawah.
Pada lesi yang telah berkembang, epitel menjadi tipis dan halus dengan area putih
keabu-abuan diikuti erythema dan scaly formation. Terkadang timbul erosi dan
nodul. Lesi premalignant, dan sering timbul pada pria diatas 50 tahun.
Gambar
klinis
Gambaran Terlihat mild edema dan erythema Permukaan bibir yang ditandai
klinis serta bersisik dan kering pada dengan terbentuknya sisik yang
vermilion border bibir bawah persistensi yang mempengaruhi
batas vermilion bibir.
Perawatan - Memberi KIE - Memberi KIE
- Menghindari paparan sinar - Menghindari stress
matahari untuk sementara waktu, - Terapi pencegahan memberikan
dan memakai topi jika keluar obat steroid topical (Indah, 2011).
rumah
- Terapi pencegahan memberikan
pelembab bibir
- Jika lesi terasa sakit diberikan
Triamnicolone gel
- Jika lesi terjadi perubahan atau
membesar maka dilakukan biopsy
pasien untuk selalu makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayur dan
pelembab bibir dengan tabir surya. Jika lesi terasa sakit maka diberikan
Triamnicolone gel.
kecurigaan terhadap lesi dysplasia atau keganasan. Hal ini dapat terlihat saat
pemeriksaan awal, observasi perkembangan lesi, atau lesi tidak sembuh setelah
BAB 4
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki usia 29 tahun datang ke RSGM dengan keluhan bibir atas
dan bibir bawah pecah-pecah dan terasa perih. Pasien tersebut bekerja sebagai
kernet bus. Pada pemeriksaan ekstra oral tampak bibir atas dan bawah pecah-
pecah, sebagian ada yang mengelupas, dan terkadang keluar darah. Pemeriksaan
kelenjar limfe submandibula kiri dan kelenjar limfe servikal kanan tidak teraba,
servikal kiri seluruhnya tidak teraba. Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat bibir
bagian bawah pecah pecah sebagian ada yang mengelupas, dan terkadang keluar
darah, wajah simetris, sirkum oral tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan intra oral
Temuan klinis menunjukkan terlihat adanya mild edema dan erythema serta
bersisik dan kering pada vermilion border bibir bawah. Dari anamnesa dan temuan
klinis maka dapat ditegakkan diagnosis lesi merupakan Actinic Cheilitis (cheilitis
yang disebabkan karena pajaran sinar matahari) pada bibir bagian bawahnya. Dengan
bertambahnya paparan sinar matahari, daerah yang bersisik yang tidak teratur akan
bertambah, menebal, dan mengandung bercak putih. Bibir perlahan menjadi keras
Perawatan untuk lesi ini yaitu menghindari paparan sinar matahari untuk
sementara waktu dan memberikan pelembab pada bibir pasien. Apabila lesi juga
tidak menghilang dan terjadi pembesaran sebaiknya dilakukan biopsi untuk dapat
BAB 5
KESIMPULAN
Actinic Cheilitis adalah lesi pra ganas pada tepi vermilion bibir bawah yang
disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah
berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan
tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,
daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan
berfisura dan menonjol (Langlais, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa jika lesi
semakin lama mengalami perubahan bentuk maka dapat dicurigai kasus yang
lebih ganas.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D., Subagyo. 2012. ‘Exfoliative Cheilitis dan Penatalaksanaanya’. Maj
Ked Gr, Vol. 19, No. 1.
Grover, N. Mittal, N & Gupta, S. 2011. Snuff Dipper’s Lession : A Case Report. J
Indian Dent Assoc. Vol 5. No 1. Hal 139-40.
Langlais. P. R., Miller. S. C., Nield, Gehrig. S. J. 2009. Atlas Berwarna Lesi
Mulut Yang Sering ditemukan Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran Gigi
EGC. Hal 110.
Wood, N.H., Khammissa, R & Meyerov, R. 2011. Actinic Cheilitis: A case report
and a review of the literature. Eur J Dent. Vol 5. No. 1. Page 101-6