Anda di halaman 1dari 15

CASE REPORT

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

“ ACTINIC CHEILITIS ”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Oleh :

DEA AVRILIA
19100707360804065

Dosen Pembimbing : drg. Fitria Mailiza, Sp. PM

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PA D A N G
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report ”Actinic
Cheilitis” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan
klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.

Dalam penulisan Laporan Kasus penulis menyadari, bahwa semua proses


yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Fitria Mailiza, Sp. PM. Selaku
dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna


sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya


kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Padang, April 2020

PENULIS
HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Case Report “Actinic Cheilitis” guna melengkapi persyaratan


Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, April 2020

Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

(drg. Fitria Mailiza, Sp. PM)


BAB 1

PENDAHULUAN

Cheilitis adalah peradangan pada bibir. Peradangan ini termasuk kulit

perioral (kulit disekitar mulut), perbatasan vermilion, dan atau mukosa labial.

Daerah tersebut mempunyai banyak pembuluh darah kapiler sehingga berwarna

lebih merah dibandingkan area lain dan ditutupi oleh epitel squamous. Cheilitis

terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya angular cheilitis, cheilitis

granulomatosa, actinic cheilitis, exfoliative cheilitis, cheilitis grandularis,

cheilocandidosis dan factitous cheilitis (Agustina dan Subagyo, 2012).

Cheilitis actinic adalah lesi pra ganas pada tepi vermilion bibir bawah yang

disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah

berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan

tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,

daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan

mengandung bercak putih. Bibir perlahan menjadi keras sedikit membengkak,

berfisura dan menonjol (Langlais, 2016).

Prevalensi actinic cheilitis pada ras berkulit putih lebih tinggi

dibandingkan ras kulit hitam dan ras Amerika Latin. Kondisi patologis tersebut

merupakan proses kronis akibat paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama.

Perkembangan lesi menjadi kasinoma bibir umumnya berkaitan dengan kofaktor

seperti merokok (Wood, 2011).


BAB 2

LAPORAN KASUS

A. DATA MAHASISWA
Tanggal : 20 April 2020
Nama Operator : Dea Avrilia
NPM : 19-065
No. Rekam Medis :-

B. DATA PASIEN
1. Nama : Bapak Rusdi
2. Tempat/tgl lahir : Padang, 15 April 1991
3. NIK :-
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Suku/ras : Minang
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Kernet Bus
8. Status : Menikah
9. Alamat rumah : Taruko
10. Telepon rumah :-
11. Alamat kantor :-
12. Telepon seluler :-

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama Seorang pasien datang ke RSGM dengan
keluhan bibir bagian bawah pecah pecah dan
terasa perih.
2. Riwayat Penyakit saat ini Tidak ada
3. Riwayat perawatan gigi Tidak ada
dan mulut
4. Riwayat penyakit sistemik a. Golongan darah : O
b. Tekanan darah : normal
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya : -
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -

Riwayat penyakit terdahulu Tidak ada

5. Riwayat penyakit dalam Tidak ada


keluarga
6. Riwayat social Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK UMUM DAN STOMATOGNATIK


1. Pemeriksaan objektif a. Kesadaran umum
Kesadaran : compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : normal
Nadi : normal
Suhu : normal
Resirasi : normal
2. Pemeriksaan ekstra oral a. Kelenjar getah bening
Submandibula : TAK
Submentale : TAK
Servikal : TAK

b. TMJ : TAK
c. Wajah : Simetris
d. Mata : TAK
e. Sirkum oral : TAK
f. Bibir : bagian bawah pecah pecah,
sebagian ada yang mengelupas, dan
berdarah.
g. Lain-lain : TAK
3. Pemeriksaan intra oral a. Mukosa labial : Normal
b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : Normal
e. Dasar mulut : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Normal
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
l. Kebersihan mulut : Baik
4. Pemeriksaan penunjang a. Radiologi : TDL
b. Patologi klinik : TDL
c. Patologi anatomi : TDL
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL

A. DIAGNOSA

Actinic Cheilitis

B. DIAGNOSA BANDING

Exfoliative cheilitis

C. PERAWATAN

RENCANA PERAWATAN DAN PERAWATAN


NON FARMAKOLOGIS - Memberikan KIE kepada pasien
- Mengatakan kepada pasien bahwa ini bukanlah
suatu penyakit yang parah
- Menginstruksikan pasien untuk selalu menjaga
kebersihan rongga mulutnya
- Menginstruksikan pasien untuk selalu makan
makanan yang bergizi seperti buah dan sayur
dan banyak mengkonsumsi air putih
FARMAKOLOGIS - Terapi pencegahan melalui penggunaan
pelembab bibir dengan tabir surya dan
menghindari paparan sinar matahari untuk
sementara waktu.
- Jika lesi terasa sakit maka diberikan
triamnicolone gel.
- Kalau lesi berubah (membesar) ada indurasi
maka dilakukan biopsy  vermelionectomy.

D. GAMBAR

Gambaran klinis Actinic Cheilits pada pasien

BAB 3

TNJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISI ACTINIC CHEILITIS


Actinic Cheilitis adalah lesi pra ganas pada tepi vermilion bibir bawah yang

disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah

berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan

tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,

daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan

mengandung bercak putih. Bibir perlahan menjadi keras sedikit membengkak,

berfisura dan menonjol (Langlais, 2016).

3.2 ETIOLOGI ACTINIC CHEILITIS

Lesi ini timbul sebagai efek kumulatif dari pajaran radiasi sinar ultraviolet

(terutama UV-B; panjang gelombang 280-320 nm) yang menyebabkan kerusakan

sel lapisan epitelium beserta jaringan ikat dibawahnya. Selama radiasi UV-B;

nukleotida pirmidin yang berdeketan paa untai DNA bertautan silang secara

kovalen. Tautan silang biasanya terjadi antara dua timin untuk membentuk dimer

timin. Dimer menyebabkan distorsi structural di dalam rantai DNA dan

menganggu tahapan replikasi dan transkipsi. Karakteriksik dari radiasi sinar UV-

B menargetkan protein p53 sebagai tumor supresor gen yang secara normal

berfungsi dalam aktivasi perbaikan DNA yang rusak atau mengontrol proses

apoptosis (jika kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki). Prevalensi actinic cheilitis

pada ras berkulit putih lebih tinggi dibandingkan ras kulit hitam dan ras Amerika

Latin. Kondisi patologis tersebut merupakan proses kronis akibat paparan sinar

matahari dalam jangka waktu lama. Perkembangan lesi menjadi karsinoma bibir

umumnya berkaitan dengan kofaktor seperti merokok (Groover dkk, 2011).


3.3 GAMBARAN KLINIS ACTINIC CHEILITIS

Gambaran klinis dari actnic cheilitis adalah pada tahap awal terlihat mild

edema dan erythema serta bersisik dan kering pada vermilion border bibir bawah.

Pada lesi yang telah berkembang, epitel menjadi tipis dan halus dengan area putih

keabu-abuan diikuti erythema dan scaly formation. Terkadang timbul erosi dan

nodul. Lesi premalignant, dan sering timbul pada pria diatas 50 tahun.

3.4 DIAGNOSA BANDING

Keterangan Actinic Cheilitis Exfoliative Cheilitis

Gambar
klinis

Etiologi Pajaran sinar matahari. Kebiasaan buruk


menggigit/menghisap bibir saat
sedang stress.

Gambaran Terlihat mild edema dan erythema Permukaan bibir yang ditandai
klinis serta bersisik dan kering pada dengan terbentuknya sisik yang
vermilion border bibir bawah persistensi yang mempengaruhi
batas vermilion bibir.
Perawatan - Memberi KIE - Memberi KIE
- Menghindari paparan sinar - Menghindari stress
matahari untuk sementara waktu, - Terapi pencegahan memberikan
dan memakai topi jika keluar obat steroid topical (Indah, 2011).
rumah
- Terapi pencegahan memberikan
pelembab bibir
- Jika lesi terasa sakit diberikan
Triamnicolone gel
- Jika lesi terjadi perubahan atau
membesar maka dilakukan biopsy

3.5 PENATALAKSANAAN ACTINIC CHEILITIS

Perawatan yang dilakukan yaitu memberikan komunikasi informasi dan

edukasi. Mengatakan bahwa ini bukanlah suatu penyakit yang parah.

Menginstruksikan pasien untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulutnya serta

menghindari paparan sinar matahari untuk sementara waktu. Menginstruksikan

pasien untuk selalu makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayur dan

banyak mengkonsumsi air putih. Terapi pencegahan melalui penggunaan

pelembab bibir dengan tabir surya. Jika lesi terasa sakit maka diberikan

Triamnicolone gel.

Diagnosis histopatologi berupa biopsy eksisi diperlukan apabila terdapat

kecurigaan terhadap lesi dysplasia atau keganasan. Hal ini dapat terlihat saat

pemeriksaan awal, observasi perkembangan lesi, atau lesi tidak sembuh setelah

dihilangkan penyebab iritasi.

BAB 4

PEMBAHASAN
Pasien laki-laki usia 29 tahun datang ke RSGM dengan keluhan bibir atas

dan bibir bawah pecah-pecah dan terasa perih. Pasien tersebut bekerja sebagai

kernet bus. Pada pemeriksaan ekstra oral tampak bibir atas dan bawah pecah-

pecah, sebagian ada yang mengelupas, dan terkadang keluar darah. Pemeriksaan

intra oral tidak ada kelainan.

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Hasil pemeriksaan

kelenjar limfe submandibula kiri dan kelenjar limfe servikal kanan tidak teraba,

dan tidak sakit. Pemeriksaan kelenjar submandibula kanan, submental, dan

servikal kiri seluruhnya tidak teraba. Pada pemeriksaan ekstra oral terdapat bibir

bagian bawah pecah pecah sebagian ada yang mengelupas, dan terkadang keluar

darah, wajah simetris, sirkum oral tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan intra oral

tidak terdapat kelainan.

Gambaran klinis Actinic Cheilitis pada pasien

Temuan klinis menunjukkan terlihat adanya mild edema dan erythema serta

bersisik dan kering pada vermilion border bibir bawah. Dari anamnesa dan temuan

klinis maka dapat ditegakkan diagnosis lesi merupakan Actinic Cheilitis (cheilitis

yang disebabkan karena pajaran sinar matahari) pada bibir bagian bawahnya. Dengan
bertambahnya paparan sinar matahari, daerah yang bersisik yang tidak teratur akan

bertambah, menebal, dan mengandung bercak putih. Bibir perlahan menjadi keras

sedikit membengkak, berfisura dan menonjol

Perawatan untuk lesi ini yaitu menghindari paparan sinar matahari untuk

sementara waktu dan memberikan pelembab pada bibir pasien. Apabila lesi juga

tidak menghilang dan terjadi pembesaran sebaiknya dilakukan biopsi untuk dapat

mendeteksi perubahan ke arah maligna.

BAB 5

KESIMPULAN
Actinic Cheilitis adalah lesi pra ganas pada tepi vermilion bibir bawah yang

disebabkan oleh paparan sinar matahari. Tahap awal lesi ini, bibir bawah

berwarna merah dan atrofik dengan noda samar di sela-sela daerah yang pucat dan

tepi vermilion bibir yang hilang. Dengan bertambahnya paparan sinar matahari,

daerah yang bersisik yang tidak teratur akan bertambah, menebal, dan

mengandung bercak putih. Bibir perlahan menjadi keras sedikit membengkak,

berfisura dan menonjol (Langlais, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa jika lesi

semakin lama mengalami perubahan bentuk maka dapat dicurigai kasus yang

lebih ganas.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D., Subagyo. 2012. ‘Exfoliative Cheilitis dan Penatalaksanaanya’. Maj
Ked Gr, Vol. 19, No. 1.

Grover, N. Mittal, N & Gupta, S. 2011. Snuff Dipper’s Lession : A Case Report. J
Indian Dent Assoc. Vol 5. No 1. Hal 139-40.

Langlais. P. R., Miller. S. C., Nield, Gehrig. S. J. 2009. Atlas Berwarna Lesi
Mulut Yang Sering ditemukan Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran Gigi
EGC. Hal 110.

Laskaris, G. 2016. Atlas Saku Pnyakit MULUT Edisi 2. Jakarta: EGC

Indah, I.W., Setyawati, T. 2013. Kendala Dalam Penatalaksanaan Exfoliative


Cheilitis. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia. 10 (Edisi Khusus). 949-955.

Wood, N.H., Khammissa, R & Meyerov, R. 2011. Actinic Cheilitis: A case report
and a review of the literature. Eur J Dent. Vol 5. No. 1. Page 101-6

Anda mungkin juga menyukai