IMPAKSI
Pembimbing :
drg. Ernani Indrawati. Sp.Ort
Disusun oleh :
Muhibuddin Perwira Negara
208.121.0020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
1.3 Klasifikasi..............................................................................................10
2.3.1. Klasifikasi.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn L
Alamat : Tajinan
Umur : 25 Tahun
Kelamin : Laki- Laki
Pekerjaan : Kebersihan
Status : belum menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal periksa : 28 Juli 2015
II.RIWAYAT KASUS
1. Keluhan Utama : Gigi Berlubang sebelah kiri bawah.
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli gigi RSUD
Kanjuruhan Kepanjen dengan keluhan gigi berlubang sebelah kiri bawah,
disertai riwayat keluhan nyeri ketika dibuat makan, nyeri dirasakan sejak
2 bulan ini, bertambah nyeri 1 mingg ini, nyeri hilang timbul. tidak
pernah diobati sebelumnya.
3. Riwayat perawatan
a. Gigi : Pasien belum pernah periksa
b. Jaringan lunak rongga mulut dan sekitarnya : Pasien belum pernah
periksa.
4. Riwayat kesehatan
Kelainan darah : (-)
Kelainan endokrin : (-)
Gangguan nutrisi : (-)
Kelainan jantung : (-)
Kelainan kulit/ kelamin : (-)
Gangguan pencernaan : (-)
1
Gangguan respiratori : (-)
Kelainan imunologi : (-)
Gangguan TMJ : (-)
Tekanan darah : (-)
Diabetes mellitus : (-)
Lain-lain : Alergi Udang
5. Obat-obatan yang telah /sedang dijalani : (-)
6. Keadaan sosial/kebiasaan : Pasien merupakan keluarga menengah
kebawah. Pasien sikat gigi 2 x sehari.minum kopi (+), 2 x sehari .
Perokok (+)
7. Riwayat Keluarga :
a. Kelainan darah : (-)
b. Kelainan endokrin : (-)
c. Diabetes melitus : (-)
d. Kelainan jantung : (-)
e. Kelainan syaraf : (-)
f. Alergi : (-)
g. lain-lain : (-)
2
i. Kelenjar parotis : tidak teraba pembesaran
2. INTRA ORAL :
a. Mukosa labial atas : dalam batas normal
Mukosa labial bawah : dalam batas normal
b. Mukosa pipi kiri : dalam batas normal
Mukosa pipi kanan : dalam batas normal
c. Bukal fold atas : dalam batas normal
Bukal fold bawah : dalam batas normal
d. Labial fold atas : dalam batas normal
Labial fold bawah : dalam batas normal
e. Ginggiva rahang atas : dalam batas normal
Ginggiva rahang bawah kiri : dalam batas normal
f. Lidah : dalam batas normal
g. Dasar mulut : dalam batas normal
h. Palatum : dalam batas normal
i. Tonsil : T1/T1
j. Pharynx : dalam batas normal
3
KG KG
KG KG
8 : Karies superfisial
8 : Impaksi
4
321 12345 : Kalkulus
4321 123
V. RENCANA PERAWATAN
8 : Pro Ekstraksi
I. PENGOBATAN
2. Pemeriksaan Penunjang :
Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : ya
Lab.Patologi anatomi : (-)
• Sitologi : (-)
• Biopsi : (-)
Lab.Mikrobiologi : (-)
• Bakteriologi : (-)
• Jamur : (-)
Lab.Patologi Klinik : (-)
3. Rujukan :
Poli Penyakit Dalam : (-)
Poli THT : (-)
Poli Kulit & Kelamin : (-)
5
VI. DIAGNOSA AKHIR
Gigi geraham bawah bagian kanan no.8 terdapat nekrosis pulpa dengan
impaksi
LEMBAR PERAWATAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya
sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang
anterior. Namun gigi anterior yang mengalami impaksi terkadang masih dapat
ditemui.
Pada gigi posterior, yang sering mengalami impaksi adalah sebagai berikut :
Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah sebagai
berikut :
7
2. Gigi incisivus maksila dan mandibula (11,21,31,41)
impaksi atau tidak sangatlah penting mengetahui masa erupsi masing-masing gigi pada
setiap lengkung rahang.berikut masa erupsi pada didi masing2 rahang. Apabila gigi geligi
dokter gigi
Gigi 1 2 3 4 5 6 7 8
RA 7-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-13 17-21
RB 6-7 7-8 9-10 10-12 11-12 6-7 11-13 17-21
Tabel masa erupsi gigi permanen
ruang, kista, gigi supernumerer, retensi gigi sulung, infeksi, trauma, anomali dan
kondisi sistemik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya impaksi gigi
adalah ukuran gigi. Sedangkan faktor yang paling erat hubungannya dengan
ukuran gigi adalah bentuk gigi. Bentuk gigi ditentukan pada saat konsepsi. Satu
hal yang perlu diperhatikan dan perlu diingat bahwa gigi permanen sejak erupsi
tetap tidak berubah. Pada umumnya gigi susu mempunyai besar dan bentuk yang
sesuai serta letaknya terletak pada maksila dan mandibula. Tetapi pada saat gigi
susu tanggal tidak terjadi celah antar gigi, maka diperkirakan akan tidak cukup
ruang bagi gigi permanen penggantinya sehingga bisa terjadi gigi berjejal dan hal
8
4. Adanya gigi desidui yang persistensi
Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi oleh karena : (Chu
FCS,dkk,.2003).
1. lokal
gigi
anak.
1. Kausa prenatal
a. Keturunan
b.Miscegenation
9
2. Kausa postnatal (Aktan AM,dkk.2010).
a. Ricketsia
b. Anemi
c. Syphilis kongenital
d. TBC
f. Malnutrisi
1.3 Klasifikasi
erupsi gigi secar normal. Hal ini sering terlihat pada kasus insisivus sentral
permanen, di mana kehilangan gigi sulung secara dini yang disertai trauma
Ketika gigi gagal untuk erupsi karena obstruksi yang disebabkan oleh
tulang sekitar, hal ini dikategorikan sebagai impaksi jaringan keras. Di sini,
gigi impaksi secara utuh tertanam di dalam tulang, sehingga ketika flap
jaringan lunak direfleksikan, gigi tidak terlihat. Jumlah tulang secara ekstensif
10
harus diangkat, dan gigi perlu dipotong-potong sebelum dicabut (Balaji SM.
2007).
2.3.1. Klasifikasi
Lokasi yang jelas dari impaksi gigi kaninus sangat penting dalam menunjang
diagnosa dan rencana perawatan, sebab itu perlu diketahui klasifikasi dan
tersebut. Foto rontgen yang dilakukan adalah dengan foto oklusal dan dua foto
semi vertikal.
semi vertikal.
3. Klas III : Gigi dengan posisi melintang berada diantara dua gigi dengan
edentolus.
11
Gambar. Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman Impaksi Kaninus
1. Level A : Korona kaninus impaksi berada pada garis servikal dari gigi
tetangganya.
3. Level C : Korona kaninus impaksi berada dibawah apikal dari akar gigi
tetangganya.
hingga ke regio premolar. Bagian bawah bawah insisi tidak melebihi ¼ inchi dari
margin gingiva (gambar b). Insisi di gingiva harus lebih besar dari pembukaan
tulang yang akan dibuat untuk memfasilitasi pengeluaran gigi impaksi tersebut.
Pada saat odontektomi dilakukan dari aspek luar maksila, lapisan tipis
12
letak mahkota gigi yang impaksi. Pembukaan tulang diperbesar hingga seluruh
(gambar d). Jika gigi tidak bisa dikeluarkan dengan mudah, maka tulang disekitar
akar dibuang, atau jika gigi terlalu dalam tertanam di tulang maka dapat
digunakan bor tulang untuk membuat jarak antara gigi dan tulang yang
mengurangi bahaya terjadinya luksasi, displacement atau cedera lain pada gigi
tersebut bila ruang yang tersedia bisa memungkinkan dimasukannya paruh tang
tersebut dengan menggunakan sedikit gerakan rotasi dan penarikan keluar akan
dinding tulang ke posisinya (gambar e). Lalu penjahitan luka pun dilakukan
( gambar f)
13
Gambar. Penatalaksaan Odontektomi Pada Impaksi Caninus Maksila Di Posisi Labial
Palatal
Insisi dilakukan pada regio molar pertama dan diperpanjang hingga margin
gingiva pada mukosa palatal, melewati papila palatima insisivus central pada sisi
yang berlawanan. Dari situ buat lengkungan disekitar papila pada jarak yang
cukup dekat. Hindari pemotongan pembuluh darah yang keluar dari foramen
terdapat bagian yang cukup untuk membuka akses gigi yang akan dikeluarkan.
Kita harus berhati-hati agar tidak mencerderai pembuluh darah dan saraf yang
benang bedah pada ujung flap dan mengikatkannya pada gigi di sisi yang
berlawanan adalah pilihan yang dilakukan (gambar b). Jika gigi berada pada
bagian permukaan dan tulang telah buka, dental folicle disekitar gigi akan terlihat
dan saat pemotongan dilakukan mahkota akan terlihat dan dapat dijadikan tanda
untuk pemotongan tulang. Jika mahkota seluruhnya tertutup oleh tulang dan
tetanam cukup dalam maka tonjolan yang terlihat mengindikasi letak mahkota
gigi tersebut. Pada kasus ini chisel tajam digunakan untuk mengangkat tulang
hingga mahkota dari gigi terlihat. Tulang yang telah dibuka diperlebar hingga
Luksasi baru dapat dilakukan jika bagian mahkota yang resisten sudah
dengan gerakan yang berulang. Setelah mahkotaa muncul dari posisi yang
14
memungkinkan penganplikasian tang ekstraksi maka gigi tersebut bisa dicabut.
Penangkatan gigi impaksi ini pun dapat dilakukan dengan pembelahan gigi pada
servikal dengan menggunakan bor dan memotong secara tranversal, diwaktu yang
dimasukan diantara ruang mahkota dan akar yang telah dipotong dan mahkota pun
diangkat (gambar c). Akar dapat dengan mudah dikeluarkan elevator dimasukan
ke dalam lubang yang telah dibuat diujung tulang yang melapisi. Lubang ini
diletakan jauh dari cekungan pada akar. Ujung dari tulang digunakan sebagai
fulkrum dan elevator diputar untuk menggerakan gigi kedepan dan keluar (gambar
d). Jika akar masih sulit dikeluarkan, maka tulang diatas akar dibuang seluruhnya
dengan begtu akar dapat diangkat dengan mengungkit elevator yang bertumpu
pada dataran oklusal gigi dengan memasukan ujung elevator kedalam saluran akar
(gambar e).
folicle, flap dikembalikan dan dijahit ke margin gingiva bagian palatal. Gelfoam
dan trombin juga dapat diaplikasikan. Karena flap palatal kuat maka akan terjadi
15
Gambar. Penataksanaan impaksi gigi kaninus maksila dari bagian palatal
harus dilakukan pembukaan tulang yang cukup ditempat gigi impaksi tersebut
chisel tulang dibuka hingga gigi terlihat, paling tidak 2/3 bagian gigi harus terlihat
elevator atau tang. Dalam melakukan pengangkatan gigi tersbut harus berhati-hati
agar akar dan gigi geligi disebelahnya tidak terjadi trauma dan biasanya gigi
dibagi dua bagian terutama jika mahkotanya dekat apeks gigi sebelahnya. Lalu
16
Gambar. Penatalaksaan Odontektomi Pada Impaksi Caninus Mandibula
Impaksi Impaksi
Jika terdapat satu atau
patologi lainnya
Jika gigi mengalami
Jika resiko pencabutan Fraktur mandibula
Pada pasien karies dan tidak dapat
melebihi manfaatnya, pada region gigi molar
beresiko dan akses direstorasi atau karies
terutama yang tiga atau gigi yang
perawatan dental pada gigi tetangga, yang
berhubungan dengan terlibat dalam reseksi
terbatas tidak dapat dirawat tanpa
kesehatan pasien tumor
pencabutan
Impaksi dalam tanpa Pada pasien yang Jika terjadi penyakit Pencabutan profilaktik
riwayat atau tanda- mengalami riwayat periodontal akibat posisi dapat dilakukan dalam
menjalani tetangganya
17
radioterapi atau
bedah jantung
Gigi molar tiga yang
implan
Jika direncanakan
Jika direncanakan
untuk melakukan
untuk melakukan
pencabutan gigi
pencabutan gigi di Dalam kasus resorpsi
impaksi di bawah
bawah pengaruh eksternal gigi molar tiga
pengaruh anestesi
anestesi umum dan atau molar dua, jika
lokal, maka pencabutan
gigi kontralateral diduga disebabkan oleh
profilaktik gigi
beresiko gigi molar tiga
kontralateral yang tak
menimbulkan
bergejala
gangguan erupsi
dikontraindikasikan
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigi impaksi adalah gigi yang sebagian atau seluruhnya tidak erupsi dan
posisinya berlawanan dengan gigi lainnya, jalan erupsi normalnya terhalang oleh
tulang dan jaringan lunak, terblokir oleh gigi tetangganya, atau dapat juga oleh
gigi belakang kanan bagian bawah, nyeri dirasakan sudah ± 2 bulan yang lalu.
8 : Impaksi
19
3.2 Saran
kemungkinan dapat terjadi pada penderita dewasa muda dan mampu memberikan
edukasi mengenai impaksi tersebut pada pasien dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier. p
230-40. 2007.
Chu FCS, Li TKL, Newsome PRH, Chow RLK, Cheung LK. Prevalence of
impacted teeth and associated pathologies-a radiographic study of the hong kong
Chinese population. Hong Kong Med J.p 158-63 9. 2003.
Pedersen W.G. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC. 1996.
20