Anda di halaman 1dari 9

RIZKI WULANDARI (19-005)

PASCASARJANA ILMU HUKUM ANGKATAN 2019

A. PENGERTIAN SEJARAH

1. Sejarah (bahasa Yunani: ἱστορία, historia (artinya "mengusut, pengetahuan

yang diperoleh melalui penelitian (Joseph, 2004);

2. bahasa Arab: ‫تاريخ‬, tārīkh; bahasa Jerman: geschichte) adalah kajian tentang

masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia (Kris, 2019)

3. Dalam bahasa Indonesia, sejarah, babad, hikayat, riwayat, tarikh, tawarik,

tambo, atau histori dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-

benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama

bagi raja-raja yang memerintah (KBBI)

4. Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi

untuk memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara

objektif menentukan pola sebab dan akibat yang menentukan mereka

(Richard, 2001)

5. Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫شجرة‬, šajaratun) yang

artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (‫اريخ‬CC‫)ت‬.

Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu

atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia

yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi

history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan

tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi (Setlas, 2000)


6. Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai

dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun

begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam

bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa

Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti

yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis. (Setlas, 2000)

7. Menurut para ahli (Jason, 2006)

 J.V. Bryce

Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan

diperbuat oleh manusia.

 W.H. Walsh

Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting saja

bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-

pengalaman manusia pada masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga

merupakan cerita yang berarti.

 Patrick Gardiner

Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.

 Roeslan Abdulgani

Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan

menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta

kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud

untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut,


untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan

penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

 Moh. Yamin

Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan

beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

 Ibnu Khaldun (1332–1406)

Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau

peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

 R. Moh. Ali

Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, mempertegas

pengertian sejarah sebagai berikut:

1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di

sekitar kita.

2. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam

kenyataan di sekitar kita.

3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau

peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

B. PENGERTIAN SEJARAH HUKUM

1. Sejarah hukum adalah studi tentang bagaimana hukum berkembang dan

mengapa hal itu berubah. (Farah, 2006)


2. Sejarah hukum berhubungan erat dengan perkembangan peradaban dan diatur

dalam konteks sejarah sosial yang lebih luas. Di antara para ahli hukum dan

ahli sejarah proses hukum tertentu, telah dilihat sebagai rekaman evolusi

undang-undang dan penjelasan teknis tentang bagaimana undang-undang ini

telah berevolusi dengan pandangan untuk memahami asal-usul berbagai

konsep hokum (Barretto, 2006)

3. Beberapa menganggapnya sebagai cabang sejarah intelektual. Ahli sejarah

abad ke-20 telah melihat sejarah hukum dengan cara yang lebih

kontekstualisasi lebih sesuai dengan pemikiran sejarawan sosial. Mereka telah

melihat institusi hukum sebagai sistem peraturan, pemain dan simbol yang

kompleks dan telah melihat elemen-elemen ini berinteraksi dengan

masyarakat untuk mengubah, menyesuaikan, menolak atau mempromosikan

aspek-aspek tertentu dari masyarakat sipil. (Glenn, 2000)

4. Sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari

perkembangan dan asal-usul system hukum dalam suatu masyarakat tertentu,

dan memperbandingkan antara hukum yang berbeda karena dibatasi oleh

perbedaan waktu. Pemikiran tentang Sejarah hukum pertama kali dipelopori

oleh Friedrich Carl Von Savigny. Dalam studi ini, hukum dilihat sebagai

suatu bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah bangsa, oleh karenanya

hukum berubah menurut waktu dan tempatnya. Dan apabila hukum itu

dikatakan tumbuh maka dapat diartikan bahwa system hukum yang sekarang

senantiasa berhubungan dengan system hukum dimasa lalu. (Sudarsono,

2001).
5. Sumbangan Von Savigny sebagai “Bapak Sejarah Hukum” telah

menghasilkan aliran historis (sejarah). Cabang ilmu ini lebih muda usianya

dibandingkan dengan sosiologi hukum. Berkaitan dengan masalah ini

Soedjono, D., menjelaskan bahwa : “Sejarah hukum adalah salah satu bidang

studi hukum, yang mempelajari perkembangan dan asal usul sistem hukum

dalam suatu masyarakat tertentu dan memperbandingkan antara hukum yang

berbeda karena dibatasi oleh perbedaan waktu. (Sudarsono, 2001).

6. Demikian juga hal yang senada diungkapkan oleh Menteri Kehakiman dalam

pidato sambutan dan pengarahan pada simposium Sejarah Hukum (Jakarta 1-3

April 1975) dimana dinyatakan bahwa “Perbincangan sejarah hukum

mempunyai arti penting dalam rangka pembinaan hukum nasional, oleh

karena usaha pembinaan hukum tidak saja memerlukan bahan-bahan tentang

perkembangan hukum masa kini saja, akan tetapi juga bahan-bahan mengenai

perkembangan dari masa lampau. Melalui sejarah hukum kita akan mampu

menjajaki berbagai aspek hukum Indonesia pada masa yang lalu, hal mana

akan dapat memberikan bantuan kepada kita untuk memahami kaidah-kaidah

serta institusi-institusi hukum yang ada dewasa ini dalam masyarakat bangsa

kita” (Soerjono Soekanto, 1986)

7. Sejarawan hukum semacam itu cenderung menganalisis sejarah kasus dari

parameter penyelidikan sains sosial, dengan menggunakan metode statistik,

menganalisis perbedaan kelas antara para pemohon, pemohon dan pemain lain

dalam berbagai proses hukum. Dengan menganalisis hasil kasus, biaya


transaksi, jumlah kasus yang diselesaikan, mereka telah memulai analisis

terhadap institusi, praktik, prosedur dan briefing hukum yang memberi kita

gambaran hukum dan masyarakat yang lebih kompleks daripada studi

yurisprudensi, perkara kasus dan kode sipil yang dapat dicapai. (Barretto,

2000)

8. Membicarakan sejarah hukum pidana tidak akan lepas dari sejarah bangsa

Indonesia. Bangsa Indonesia mengalami perjalanan sejarah yang sangat

panjang hingga sampai dengan saat ini. Beberapa kali periode mengalami

masa penjajahan dari bangsa asing. Hal ini secara langsung mempengaruhi

hukum yang diberlakukan di negara ini, khususnya hukum pidana. Hukum

pidana sebagai bagian dari hukum publik mempunyai peranan penting dalam

tata hukum dan bernegara. Aturan-aturan dalam hukum pidana mengatur agar

munculnya sebuah keadaan kosmis yang dinamis. Menciptakan sebuah tata

sosial yang damai dan sesuai dengan keinginan masyarakat (Aruan,1990)

9. Hukum pidana menurut Van Hammel adalah semua dasar-dasar dan aturan-

aturan yang dianut oleh suatu negara dalam menyelanggarakan ketertiban

hukum yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan

mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar peraturan tersebut.

Mempelajari sejarah hukum akan mengetahui bagaimana suatu hukum hidup

dalam masyarakat pada masa periode tertentu dan pada wilayah tertentu.

Sejarah hukum punya pegangan penting bagi yuris pemula untuk mengenal

budaya dan pranata hokum (Bambang, 1988)


10. Hukum Eropa Continental merupakan suatu tatanan hukum yang merupakan

perpaduan antara hukum Germania dan hukum yang berasala dari hukum

Romawi “Romana Germana”. Hukum tidak hanya berubah dalam ruang dan

letak, melainkan juga dalam lintasan kala dan waktu ((Bambang, 1988)

11. Aliran teori sejarah dipelopori Friedrich Carl von Savigny (Volk geist) hokum

kebiasaan sebagai sumber hukum formal. Hukum tidak dibuat melainkan

tumbuh dan berkembang bersama sama dengan masyarakat. Pandangannya

bertitik tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap-tiap bangsa

memiliki 'volksgeist" jiwa rakyat.(Moh, 2012) Savigny berpendapat bahwa

semua hukum berasal dari adat-istiadat dan kepercayaan dan bukan berasal

dari pembentukan undang-undang : Penggegas teori ini melihat hukum

sebagai entitas yang organis-dinamis. Hukum menurut teori ini, dipandang

sebagai sesuatu yang natural, tidak dibuat, melainkan hidup dan berkembang

bersama masyarakat. Hukum bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis

karena akan senantiasa berubah seiring dengan perubahan tata nilai di

masyarakat. Hukum bersumber dari jiwa rakyat (volksgeist) dan karenanya

undang-undang tidak begitu penting. Cerminan jiwa suatu bangsa tercermin

dari hukumnya dan karenanya, teori hukum hukum tidak dibuat, melainkan

ditemukan dan bersumber dari jiwa rakyats (Lili, 2002)

DAFTAR PUSTAKA
Kris hirst, 2019, What Is History? A Collection of Definitions J.R Bee Volume One,

p. 82, BiblioLife, ISBN 978-0-559-47806-2

Joseph, Brian (Ed.); Janda, Richard (Ed.) (2008). The Handbook of Historical

Linguistics. Blackwell Publishing (dipublikasikan tanggal 30 Desember 2004).

hlm. 163. ISBN 978-1-4051-2747-9.

Richard J. Evans (2001). "The Two Faces of E.H. Carr". History in Focus, Issue 2:

What is History?. University of London. Diakses tanggal 10 November 2008.

Jason Nicholls, ed. School History Textbooks across Cultures: International Debates

and Perspectives (2006)

Aruan Sakijo & Bambang Poernomo, Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1990), h. 7

Bambang Poernomo, Pola Dasar Teori dan Azas Umum Hukum Acara Pidana,

(Yogyakarta: Liberty, 1988), h. 24

Farah, Paolo (August 2006). "Five Years of China WTO Membership. EU and US

Perspectives about China's Compliance with Transparency Commitments and

the Transitional Review Mechanism". Legal Issues of Economic Integration. 33

(3): 263–304. SSRN  916768  .

Barretto, Vicente (2006). Dicionário de Filosofia do Direito. Unisinos Editora.

ISBN  85-7431-266-5.
Glenn, H. Patrick (2000). Legal Traditions of the World. Oxford University Press.

ISBN  0-19-876575-4.

Moh Hsbullah dan Dedi Supriyadi, Filsafat sejarah. Bandung, cv Pustaka Setia

2012., halal 21-22

Lili Rasjidi, Ira Thania Rasjidi. Bandung, Pengantar Filsafat Hukum: Mandar Maju.

2002, hal 63.

Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Sejarah Hukum, Bandung, Alumni.

Sudarsono, 2001, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai