Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Hukum Indonesia

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pengantar Ilmu Hukum (PIH)

Oleh :

Muhammad Iqbal Yuda Prakosa


23103080039

Hukum Ekonomi Syari’ah


Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kesehatan jasmani maunpun rohani, sehingga saya dapat menyelesaikan kewajiban
saya sebagai mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum., C.M. dalam bentuk makalah. Dalam rangka
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan saya pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
(PIH).

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sahabat beserta keluarganya yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum., C.M. selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang telah memberikan bimbingan dan
arahannya kepada saya, sehingga makalah sederhana yang berjudul “Sejarah Hukum Indonesia”
ini selesai tepat waktu.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam kegiatan belajar
mengajar. Saya selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai kalangan,
untuk memperbaiki makalah saya agar lebih baik lagi di kemudian hari. Terimakasih.

Yogyakarta, 28 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Pengertian Sejarah Hukum............................................................................................6
1. Definisi Sejarah.............................................................................................................6
2. Definisi Sejarah Hukum................................................................................................8
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum sebagai gejala masyarakat, jadi sebagai keseluruhan kebiasaan kebiasaan


hukum yang berlaku di dalam masyarakat, adalah objek dari ilmu pengetahuan hukum.
Sebagai juga halnya dengan tiap-tiap ilmu pengetahuan lainnya, ia tak puas dengan
mencatat gejala-gejala yang dilihatnya, akan tetapi sebanyak mungkin juga mencoba
menerangkannya dari hubungan sebab akibat dengan gejala-gejala lainnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, ia memakai tiga buah cara, yaitu: cara sosiologis, cara
perbandingan hukum dan cara sejarah.

Van Apeldoorn seorang pakar hukum menjelaskan tiga cara yang dimaksud
adalah:

1. Cara Sosiologis
Yang menyelidiki sangkut paut hukum dengan gejala-gejala masyarakat lainnya.

2. Cara Perbandingan Hukum


Yang membandingkan satu sama lain tatanan-tatanan hukum dari pelbagai masyarakat
hukum.

3. Cara Sejarah
Yang menyelidiki sangkut paut hukum dari sudut perjalanan sejarahnya atau dengan
perkataan lain yang menyelidiki pertumbuhan hukum secara historis.

4
Secara historis zaman terus berkembang melalui hirarkis perkembangan yang
terus dibarengi pula dengan perubahan-perubahan sosial, dimana dua hal ini selalu
berjalan beriringan. Keberadaan manusia yang dasar pertamanya bebas, menjadi hal yang
problematis ketika ia hidup dalam komunitas sosial. Kemerdekaan dirinya mengalami
benturan dengan kemerdekaan individu-individu lain atau bahkan dengan mahluk yang
lain. Sehingga ia terus terikat dengan tata kosmik, bahwa bagaimana ia harus
berhubungan dengan dengan orang lain, dengan alam, dengan dirinya sendiri maupun
dengan Tuhannya. Maka muncullah tata aturan, norma atau nilai-nilai yang menjadi
kesepakatan universal yang harus ditaati. Dimana manusia harus selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaaan. Ia harus memegangi aturan yang berlaku mengatur hidup
manusia.

Walaupun sejarah hukum lebih tua usianya dari sosiologi hukum, namun cabang
ilmu pengetahuan yang agak muda karena terjadinya disebabkan oleh aliran hukum
historis dari Friedrich Carl Von Savigny (1770-1861).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan sejarah hukum?


2. Apakah Sejarah Hukum itu merupakan bagian dari Ilmu Sejarah atau Ilmu Hukum?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari sejarah hukum


2. Mengetahui bagaimana sejarah hukum itu menjadi bagian dari suatu ilmu.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Hukum

1. Definisi Sejarah
Istilah sejarah dalam bahasa Arab dikenal dengan tarikh, dari akar kata arrakha
(a-rk-h), yang berarti menulis atau mencatat, dan catatan tentang waktu serta peristiwa.
Akan tetapi, istilah tersebut tidak hanya berasal dari kata ini, ada yang berpendapat
bahwa istilah sejarah berasal dari istilah bahasa Arab syajaroh, yang berarti pohon atau
silsilah. Makna silsilah ini lebih tertuju pada makna padanan tarikh, termasuk padanan
pengertian abad, mitos, legenda dan seterusnya. Syajaroh berarti terjadi. Sedangkan
syajarah an-nasab berarti pohon silsilah.
Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai
dalam literature bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi. Meskipun demikian,
banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal dari bahasa Yunani, historia. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia,
bahasa Jerman geschihte, yang bermakna yang terjadi, dan dalam bahasa Belanda dikenal
dengan geschiedenis.
Menurut pengertian istilah, kata sejarah juga memiliki beberapa versi. Redaksi
R.G Collingwood, misalnya mendefinisikan sejarah sebagai ungkapan history is the
history of thought atau yang berarti sejarah adalah sejarah pemikiran, history is kind of
research or inquiry atau juga berarti bahwa sejarah adalah sejenis penelitian atau
penyelidikan. Collingwood memaknai sejarah dalam arti penulisan sejarah historiografi,
seperti membangun dunia fantasi (are people who build up a fantasy world).

6
Ada beberapa pengertian sejarah berdasarkan pendapat para ahli, di antaranya
adalah:

 Herodotus (484-425 SM): Sejarah tidak berkembang ke arah depan dan memiliki
tujuan jelas, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi dan
rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia itu sendiri.
 Ibnu Khaldun (1332-1406): Sejarah adalah catatan tentang masyarakat, umat
manusia, atau peradaban dunia, dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat.
 Moh Yamin: Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang tersusun atas hasil
penyelidikan peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.

Dari pendapat-pendapat para ahli, dapat ditarik benang merah bahwa sejarah
adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu.

Adapun pengertian sejarah secara umum adalah segala bentuk pengetahuan hasil
penyelidikan dari masa lalu yang akan menjadi acuan atau pedoman untuk masa sekarang
serta proses untuk kemajuan di masa depan.

Sampai saat ini tidak ada definisi hukum yang bersifat tunggal artinya terdapat
definisi hukum yang diangkat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Fakta itu sekali lagi
menggambarkan bahwa hukum itu komplek dan berdimensi ganda sehingga dapat
diamati dari sudut pandang dan kajian yang berbeda-beda. Utrecht memberikan batasan
pengertian bahwa hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan
larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dank arena itu harus
ditaati oleh masyarakat tersebut.

Selain Utrecht juga beberapa sarjana hukum Indonesia lainnya telah berusaha
merumuskan tentang apakah hukum itu, yang diantaranya ialah:

7
a. S. M. Amin, S. H.
Dalam bukunya yang berjudul Bertamasya ke Alam Hukum, bahwa
hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi
itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban
dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.

b. J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H.


Dalam buku yang disusun bersama berjudul Pelajaran Hukum Indonesia
bahwa hukum adalah peraturan-peraturan tang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat yang dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-
peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman
tertentu.

c. M.H. Tirtaatmadjadja, S.H.


Dalam bukunya Pokok-pokok Hukum Perniagaan bahwa hukum adalah
semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-
tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian,
jika melanggar aturan-aturan itu, akan merugikan diri sendiri atau harta,
umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan
sebagainya.

2. Definisi Sejarah Hukum


Sejarah hukum adalah merupakan bagian dari ilmu hukum sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Van Apeldoorn, bahwa Hukum sebagai gejala dalam masyarakat,
maka keseluruhan kebiasaan-kebiasaan hukum yang berlaku dalam masyarakat adalah
objek dari ilmu hukum. Van Apeldoorn memberikan definisi dan pengertian tentang Ilmu
Sejarah Hukum yaitu Ilmu yang mempelajari dan menyelidiki perkembangan hukum dari
masa ke masa. Suatu hukum akan mudah dimengerti dan dipahami dengan benar apabila
diketahui sejarah perkembangannya. Dengan mempelajari sejarah hukum, akan memudah

8
dan membantu dalam menafsirkan pasal-pasal sebuah undang-undang atau peraturan
perundang-undangan.
Ilmu sejarah dan ilmu hukum merupakan 2 (dua) entitas yang tidak dapat
dipisahkan karena pada dasarnya hukum merupakan produk sejarah yang terus menerus
berkembang sesuai dengan peradaban manusia. Dengan demikian, mempelajari ilmu
hukum berarti juga mempelajari sejarah itu sendiri. Sebab, produk hukum di setiap fase
sejarah akan menjadi cermin perkembangan dan pertumbuhan hukum di era terbaru.
Sejarah hukum di masa lalu memiliki pengaruh besar terhadap dinamika hukum di masa
kini. Maka, dengan mengetahui sejarah hukum di masa lalu adalah keniscayaan untuk
dapat memahami perkembangan sejarah hukum di sebuah bangsa.

Soedjatmoko menilai bahwa sejarah memiliki arti yang sangat penting untuk
melatih warga negara yang baik dan mengembangkan cinta dan kesetiaan untuk negara.
Sejarah sebagai sesuatu yang harus dipelajari untuk negara muda seperti Indonesia untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan bangsa.

Sedangkan sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum dan ilmu tentang
sistem dan gejala hukum dari masa lampau dengan memaparkan dan menjelaskan
perkembangannya untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang berlaku sebagai
hukum di masa lampau. Ketika kita mempelajari sejarah hukum, selain memahami
perkembangan sistem hukum sebagai keseluruhan, kita juga memahami perkembangan
institusi hukum dan kaidah hukum tertentu dalam sebuah sistem hukum.

Kansil, C.S.T., menerangkan bahwa tatahukum itu tumbuh, berkembang dan


lenyap bersama-sama dengan tumbuh, berkembang dan lenyapnya masyarakat tertentu,
tatahukum dengan kata lain adalah suatu gejala. Tatahukum yang berlaku sekarang
berlainan dengan daripada tatahukum dalam masa yang akan datang. Dalam tatahukum
yang sekarang sudah tentu terkandung anasir dari tatahukum dahulu, sekedarnya masih
diakui berlakunya di dalam tatahukum sekarang terletak tunas-tunas tentang tatahukum
yang akan terwujud dikemudian hari. Gejala ini dapat pula merupakan objek dari ilmu
pengetahuan hukum tersendiri, yakni sejarah hukum.

9
Prof. Emeritus John Gilisen dan Prof. Emeritus Frits Gorle dalam sebuah buku
mereka, sepakat memberikan pengertian bahwa Sejarah hukum adalah bagian dari
penyelenggaraan sejarah secara integral dengan memfokuskan perhatian pada gejala-
gejala hukum, dimana penulisan sejarah secara integral pula mempergunakan hasil-hasil
sejarah hukum dan sekaligus meredam efek samping yang terpaksa ikut muncul ke
permukaan sebagai akibat peletakan tekanan pada gejala-gejala hukum.

Secara garis besar Prof. Emeritus John Gilisen dan Prof. Emeritus Frits Gorle
mengemukakan bahwa terdapat manfaat yang besar dalam mempelajari sejarah hukum
dengan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Hukum tidak hanya berubah dalam ruang dan letak (Hukum Belgia, Hukum
Amerika, Hukum Indonesia, dan sebagainya), malainkan juga dalam lintasan
waktu. Hal ini berlaku bagi sumber-sumber hukum formil, yakni
bentukbentuk penampakan diri norma-norma hukum, maupun isi norma-
norma hukum itu sendiri (sumber-sumber hukum materiil).

b. Norma-norma hukum dewasa ini sering kali hanya dapat dimengerti melalui
sejarah hukum.

c. Sedikit banyak mempunyai pengertian mengenai sejarah hukum, pada


hakikatnya merupakan suatu pegangan penting bagi yuris pemula untuk
mengenal budaya dan pranata hukum.

d. Hal ikhwal yang teramat penting di sini adalah perlindungan hak asasi
manusia terhadap perbuatan semena-mena bahwa hukum diletakan dalam
perkembangan sejarahnya serta diakui sepenuhnya sebagai sesuatu gejala
historis.

10
Sejarah hukum tergolong pengetahuan yang masih muda dan belum banyak
dikenal bahkan dikalangan pakar hukum sendiri sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya belum menggembirakan. Hal ini mungkin sekali disebabkan oleh
belum disadarinya betapa pentingnya disiplin ilmu baru ini dalam menunjang dan
memahami ilmu pengetahuan hukum, khususnya hukum positif.
Segala yang hidup selalu berubah, Demikian pula masyarakat manusia, dan
demikian juga bagian dari masyarakat yang kita sebut hukum. Ditinjau dari sudutilmu
pengetauan, hukum adalah gejala sejarah, ia mempunyai sejarah. Hukum sebagai gejala
sejarah berarti tunduk pada pertumbuhan yang terus-menerus. Pengertian Pertumbuhan
memuat dua arti yaitu:

a. Unsur Perubahan
b. Unsur Stabilitet

Hukum pada saat ini dan hukum pada masa lampau merupakan satu kesatuan.
Kita dapat mengerti hukum kita pada masa ini, hanya dengan penyelidikan sejarah,
bahwa mempelajari hukum secara ilmu pengetahuan harus bersifat juga mempelajari
sejarah. Azas dari penyelidikan keilmuan adalah bahwa memperoleh pengertian tentang
gejala-gejala tak mungkin dengan tiada mengetahui hubungan-hubungannya.

Para ahli yang terkenal dalam hal sejarah hukum diantaranya sebagai berikut:

a. Friedrich Carl Von Savigny (1770-1861)


Savigny adalah seorang yuridis (ahli hukum) Jerman yang sukses
membuat Jerman tidak mengkodifikasi hukum perdata selama hampir 100 tahun.
Savigny menganggap bahwa hukum kebiasaan sebagai sumber hokum formal.
Hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Pandangannya bertitik tolak bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap-
tiap bangsa memiliki “Volksgeist” jiwa rakyat. Savigny berpendapat bahwa
semua hukum berasal dari adat istiadat dan kepercayaan dan bukan dari

11
pembentukan undang-undang. Penggagas teori ini melihat hukum sebagai entitas
yang organis namun dinamis. Hukum menurut teori ini dipandang sebagai suatu
yang natural, tidak dibuat, melainkan hidup dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat. Hukum bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis karena akan
senantiasa berubah seiring dengan perubahan tata nilai di masyarakat.

b. Puchta (1798-1846)
Puchta berpendapat bahwa hukum suatu bangsa terikat pada jiwa bangsa
yang bersangkutan. Hukum menurut Puchta dapat berbentuk (1) langsung berupa
adat istiadat (2) melalui undang-undang, (3) melalui ilmu hukum dalam bentuk
karya para ahli hukum. Menurut Puchta, keyakinan hukum yang hidup dalam jiwa
bangsa harus disahkan melalui kehendak umum masyarakat yang terorganisir
dalam negara. Negara mengesahkan hukum itu dengan membentuk undang-
undang. Puchta mengutamakan pembentukan hokum dalam negara sedemikian

c. Henry Summer Maine (1822-1888)


Maine memiliki predikat sebagai pelopor Mazhab Sejarah di Inggris.
Salah satu penelitiannya yang terkenal adalah tentang studi perbandingan
perkembangan lembaga-lembaga hukum yang ada dan terbentuk pada masyarakat
sederhana dan msyarakat yang telah maju. Maine melakukan penelitian tersebut
dengan dasar pendekatan sejarah. Kesimpulan dari penelitian Maine kembali
memperkuat pemikiran Von Savigny yang membuktikan adanya evolusi pada
berbagai masyarakat dari masa ke masa.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Istilah sejarah dalam bahasa Arab dikenal dengan tarikh, dari akar kata arrakha
(a-rk-h), yang berarti menulis atau mencatat, dan catatan tentang waktu serta peristiwa.
Akan tetapi, istilah tersebut tidak hanya berasal dari kata ini, ada yang berpendapat
bahwa istilah sejarah berasal dari istilah bahasa Arab syajaroh, yang berarti pohon atau
silsilah. Makna silsilah ini lebih tertuju pada makna padanan tarikh, termasuk padanan
pengertian abad, mitos, legenda dan seterusnya. Syajaroh berarti terjadi. Sedangkan
syajarah an-nasab berarti pohon silsilah.

Sejarah hukum adalah merupakan bagian dari ilmu hukum sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh Van Apeldoorn, bahwa Hukum sebagai gejala dalam masyarakat,
maka keseluruhan kebiasaan-kebiasaan hukum yang berlaku dalam masyarakat adalah
objek dari ilmu hukum. Van Apeldoorn memberikan definisi dan pengertian tentang Ilmu
Sejarah Hukum yaitu Ilmu yang mempelajari dan menyelidiki perkembangan hukum dari
masa ke masa. Suatu hukum akan mudah dimengerti dan dipahami dengan benar apabila
diketahui sejarah perkembangannya. Dengan mempelajari sejarah hukum, akan memudah
dan membantu dalam menafsirkan pasal-pasal sebuah undang-undang atau peraturan
perundang-undangan.

Ilmu sejarah dan ilmu hukum merupakan 2 (dua) entitas yang tidak dapat
dipisahkan karena pada dasarnya hukum merupakan produk sejarah yang terus menerus
berkembang sesuai dengan peradaban manusia. Dengan demikian, mempelajari ilmu
hukum berarti juga mempelajari sejarah itu sendiri. Sebab, produk hukum di setiap fase
sejarah akan menjadi cermin perkembangan dan pertumbuhan hukum di era terbaru.
Sejarah hukum di masa lalu memiliki pengaruh besar terhadap dinamika hukum di masa
kini. Maka, dengan mengetahui sejarah hukum di masa lalu adalah keniscayaan untuk
dapat memahami perkembangan sejarah hukum di sebuah bangsa.

13
sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum dan ilmu tentang sistem dan
gejala hukum dari masa lampau dengan memaparkan dan menjelaskan perkembangannya
untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang berlaku sebagai hukum di masa lampau.
Ketika kita mempelajari sejarah hukum, selain memahami perkembangan sistem hukum
sebagai keseluruhan, kita juga memahami perkembangan institusi hukum dan kaidah
hukum tertentu dalam sebuah sistem hukum.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan Pemaknaan, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2006.

Emeritus John Gilisen dan Emeritus Frits Gorle, Sejarah Hukum: Suatu Pengantar,
Cetakan Kelima, Bandung: PT. Refika Aditama, 2011.

Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Cetakan Kedepalan,
Jakarta: Balai Pustakan, 1989.

L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1999.

Moh Hasbullah dan Dedi Supriyadi, Filsafat Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.

Nomensen Sinamo, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Intitama Sejahtera,
2011.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/01/200000079/pengertian-sejarah-secara-
umum?page=all.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/sejarah-hukum-pengertian-fungsi-dan-
kegunaannya-lt62d7a4ece6fbf

15

Anda mungkin juga menyukai