MAKALAH
Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................3
BAHAN CETAK.........................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15
DAFTAR GAMBAR
BAHAN CETAK
Tahapan terpenting dalam pembuatan gigi tiruan cekat dan lepasan adalah
pencetakan, oleh karena struktur jaringan keras maupun lunak dalam rongga
mulut harus terduplikasi secara akurat pada model studi dan model kerja untuk
menghasilkan gigi tiruan yang retentif dan stabil. Bahan cetak yang dapat
Bahan cetak yang digunakan untuk pembuatan gigi tiruan cekat adalah
bahan cetak elastis karena bahan ini dapat merekam area margin dan undercut
secara akurat. Bahan cetak elastis terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu
baik.
9. Cukup kuat sehingga tidak mudah robek saat dilepaskan dari mulut.
kisaran normal.
Elastomer adalah bahan cetak bersifat elastis yang apabila digunakan dan
dikeluarkan dari rongga mulut akan tetap bersifat elastis dan fleksibel. Bahan ini
mencetak dalam pembuatan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan immediate, serta gigi
tiruan cekat yang membutuhkan cetakan yang akurat pada detail gigi dan daerah
undercut. Bahan cetak ini memiliki keakuratan yang tinggi, ketahanan terhadap
1. Polysulfide
2. Silicone Condensation
3. Silicone Addition/Polyvinylsiloxanes
4. Polyether
1.1.1. POLISULFIDA
gambar 12 Jarum suntik dimuat melalui ujung depan dengan mengaspirasi bahan.
gambar 13 Bahan cetak disuntikkan ke dalam sulkus
gambar 14 Jarum suntik udara digunakan untuk mendorong bahan cetak ke dalam sulkus dan
detail preparasi
gambar 15 Sayap di kedua sisi baki (panah) digenggam untuk menghilangkan kesan dari mulut.
1.1.2. SILIKON
1.1.3. POLYETER
yang akurat walaupun dalam keadaan basah. Kemampuan bahan ini dalam
mereproduksi detail sangat baik dan tidak mudah robek sehingga dokter
Polyether memiliki working time 2-3 menit dan setting time sekitar
pengecoran berulang untuk mendapatkan lebih dari satu model selama 1-2
dan relatif kaku sewaktu mengeras sehingga melepas cetakan dari dalam
mulut dan model kerja dari cetakan lebih sulit apalagi jika terdapat
undercut.
A. Komposisi
1. Pasta Base
Polimer polyether
memudahkan pencampuran/mixing.
2. Pasta Katalis
Bahan ini akan mengalami reaksi pengerasan apabila kedua pasta base dan
katalis dicampurkan. Teknik pencampuran pasta base dan katalis yang biasanya
mixing).
Bahan cetak polyether memiliki viskositas yang berbeda-beda tergantung
1. Low/light body
2. Medium/regular body
3. High/heavy body
cetak gigi tertua. Compound biasanya dideskripsikan sebagai bahan cetak yang
rigid dan reversible. Compound akan melunak ketika diaplikasikan panas dan
bahan ini getas (brittle) dan dapat menyebabkan luka bakar pada rongga mulut.
Biasanya bahan ini digunakan pada pencetakan kedua untuk merekam bentuk
bentuk fungsional dari linggir, pelapisan basis, dan pembentukan tepi (border
digunakan untuk membentuk sendok cetak, dimana material yang lebih cair
Klasifikasi
Bahan jenis ini tidak akan mengalami distorsi setelah dikeluarkan dari mulut pada
suhu kamar ini, dikenal juga dengan nama Mouth Temperature Waxes. Contoh;
Korecta No.1 tidak digunakan sebagai bahan cetak, namun sebagai malam
Korecta No.2 dan No.3 tidak dipakai lagi sebagai bahan cetak walaupun
dukungan bagian tak bergigi pada kasus Kennedy kelas I. Pada suhu
mulut, bahan ini menunjukkan flow sehingga dapat diperoleh cetakan
(rebasing)
Menurut McCabe dan Walls (2017) hidrokoloid dibedakan menjadi dua, yaitu
rumput laut. Umumnya bahan cetak agar tersedia dalam bentuk gel yang dikemas
dalam tube seperti pasata gigi. Bahan agar ini bersifat thermoplastis dan dapat
dipakai beberapa kali. Cetakan yang diproduksi oleh bahan agar ini menghasilkan
hasil cetakan yang akurat dan permukaan yang detail. Pada peningkatan suhu,
terjadi perubahan gel menjadi sol yang bersifat reversible. Agar akan berubah
bentuk dari gel menjadi sol pada suhu 99ºC, lalu menjadi gel kembali pada suhu
30 – 50 ºC, di mana suhu tersebut hampir mirip dengan suhu tubuh. Karakteristik
hingga bentuknya menjadi cair. Setelah cair, agar dimasukkan ke dalam sendok
cetak plastik khusus yang memungkinkan air akan melewati sendok cetak dan
membentuk gigi dan jaringan lunak rongga mulut pasien. Setelah mengalami
setting time agar cair akan kembali ke bentuk gel dan mencetak bentuk anatomis
sineresis dan imbibes oleh bahan. Keakuratan bahan cetak Hidrokoloid reversible
meningkat apabila bulk meningkat di mana bahan memiliki rasio permukaan yang
kondensasi) karena tekanan yang dihasilkan saat melepas bahan cetak berkurang.
Keuntungan tambahan pada bahan cetak ini adalah sendak cetak custom tidak
dibutuhkan.
Penggunaan
Hidrokoloid Mura Stabi Prepara Dituang
ng time Kura
panjang ng
Tidak higienis
butuh
costum
tray
1.3.2. ALGINAT
Bahan cetak alginat merupakan bahan cetak elastik yang banyak digunakan dalam
bidang kedokteran gigi. Bahan cetak alginat berfungsi sebagai reproduksi negatif
dari gigi dan jaringan rongga mulut. Alginat merupakan polisakarida berbentuk
gel yang dieksraksi dari alga cokelat atau gulma rumput laut. Menurut Glickman
Bahan ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan geligi tiruan. Alginat
digunakan untuk mencetak cetakan awal dan cetakan akhir, serta hasil cetakan
yang elastis, baik untuk kasus pasien yang memiliki daerah gerong. ANSI/ADA
set tidak kurang dari 1,25 menit dan regular set tidak kurang dari 2 menit.
2. Setting time, tipe fast set sekitar 1-2 menit sedangkan tipe regular set
4. Compressive strength, menurut ISO 1563/78, tidak boleh lebih dari 0,30
MPa.
6. Reproduksi detil, bahan cetak alginat harus dapat merekam detil dengan
8 No. 2 2011:67-73
Haryanto, dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Gunadi HA, dkk. 1995. Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I.
Jakarta: Hipokrates
Dentistry, 3(1), 196-207.
Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials 11th Ed. Mosby. St.
2007;51:629-42.
2002;192:679-90.