COATED TOUNGUE
Disusun Oleh :
160112160102
Dosen Pembimbing :
Universitas Padjadjaran
Bandung
2016
1
JUDUL : Coated Tongue
Menyetujui,
Pembimbing
2
Daftar Isi
Lembar Pengesahan………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………….iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………......v
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………1
BAB IV Pembahasan…………………………………………………………..26
BAB V Simpulan………………………………………………………………31
Daftar Pustaka……………………………………………………………………32
3
Daftar Gambar
Daftar Tabel
4
Tabel 3.1 Skoring coated tongue menuru Miyazaki et al
………………………22
BAB I
PENDAHULUAN
5
Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan
mulut dan faring. Lidah berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-
benda yang masuk ke dalam mulut kita (Tortora dan Derrickson, 2010).
permukaan dorsal lidah menyediakan tempat yang baik untuk berkolonisasi flora
terdeskuamasi apabila terjadi friksi dengan makanan, palatum, dan gigi geligi
anterior yang selanjutnya akan digantikan dengan lapisan keratin baru. Pada
kondisi tertentu dimana pergerakan lidah terbatas atau kondisi rongga mulut yang
dorsum lidah menjadi tempat retensi debris dan memberikan gambaran lidah yang
berselaput yang disebut dengan coated tongue (Langlais and Miller, 2003;
sistemik, contohnya pada anemia (Field and Longman, 2003). Contoh variasi
gambaran klinis pada lidah adalah Coated tongue, Crenated tongue, dan Fissured
tongue. Coated tongue terkadang juga terdapat pada beberapa penyakit namun
kelainan ini tidak dapat digunakan sebagai indikasi adanya suatu penyakit (Danser
et al, 2003).
6
Pada makalah ini akan memaparkan laporan kasus mengenai kelainan pada
lidah berupa coated tongue seorang pasien yang datang ke klinik integrasi A
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Nn. C
Agama : Kristen
Telp : 081214603xxx
Usia : 22 th
Alamat : Panyileukan
Pekerjaan : Mahasiswa
NRM : 2013-07xxx
2.1.2 Anamnesa
lidah terasa kotor dan berwarna putih sejak beberapa tahun lalu. Pasien mulai
merasakan tidak nyaman pada lidahnya sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu.
Pasien tidak merasakan sakit pada lidahnya, namun pasien merasa kurang nyaman
pada lidahnya karena terasa kasar dan nafas kurang segar. Pasien mengaku jarang
membersihkan lidahnya setelah menyikat gigi, jika terasa kotor hanya dibersihka
8
menggunakan sikat gigi saja. Pasien juga mengaku kurang mengkonsumsi air
obatan tertentu. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki kelainan serupa. Pasien
mengatakan tidak ada hal hal yang memperingan ataupun memperberat keluhan
pasien dan belum pernah mengobati keluhannya. Pasien ingin keluhannya diatasi.
Hipertensi : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
Disangkal.
9
2.1.5 Kondisi Umum
Suhu : Afebris
Pernafasan : 20 x / menit
Nadi : 80 x / menit
Kelenjar Limfe
:Konjungtiva : Non-Anemis
:Sklera : Non-Ikterik
Wajah :Simetri/Asimetri
10
Lain-lain :
dorsal lidah
11
Gambar 2.1 Gambar lidah pasien
UE UE
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
UE UE
: karies
UE : Unerupted
Radiologi : TDL
Darah : TDL
12
Patologi Anatomi : TDL
Mikrobiologi : TDL
D/ Coated tongue
DD/ Candidiasis
DD/ Leukoplakia
2.2.1 Anamnesis
Pasien datang untuk kontrol. Setelah satu minggu pasien melakukan
instruksi yang diberikan, pasien merasa lidahnya lebih baik dan lebih nyaman
sejak menggunakan pembersih lidah. Saat ini (7 hari setelah kunjungan pertama),
pasien sudah tidak mengeluhkan selaput putih pada lidahnya. Saat ini pasien
13
masih melaksanakan instruksi yang diberikan (tongue scraping setelah menyikat
gigi 2x sehari dan anjuran mengkonsumsi air putih 8 gelas sehari).
DI =4/6
OHI-S = DI+CI = 4/6 = 0,6
CI = 0/6
14
Gingiva : Tidak ada kelainan
Mukosa bukal : Tidak ada kelainan
Mukosa labial : Tidak ada kelainan
Palatum durum : Tidak ada kelainan
Palatum mole : Tidak ada kelainan
Frenulum : Tidak ada kelainan
Lidah : TAK
15
2.2.6 Rencana Perawatan dan Perawatan
1. Lanjutkan Oral Hygiene Instruction (OHI)
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Lidah adalah organ muscular yang melekat ke dasar mulut, lebih tepatnya
melekat pada permukaan dalam mandibula dekat midline dan didukung oleh
tulang hyoid. Lidah berfungsi dalam mastikasi, menelan dan berbicara, serta
Lidah dilapisi epitel skuamosa berlapis dan terdapat organ kecap yang
disebut taste buds dan pada dorsum lidah terdapat papila-papila. Ada 4 tipe papila
pada dorsum lidah yaitu, papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata
memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar dengan permukaannya yang
licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan atasnya tersebar
secara tidak teratur di antara papila filiformis. Papila foliata kurang berkembang
pada manusia, terdiri atas dua atau lebih tabung (ridge) dan alur (furrow) paralel
manusia, terdiri atas dua atau lebih tabung (ridge) dan alur (furrow) paralel pada
Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks.
Radiks lidah melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah kedua
17
tulang terdapat otot geniohioid dan otot milohioid. Korpus lidah bentuknya
cembung dan bersama apeks membentuk duapertiga anterior lidah. Radiks dan
korpus dipisahkan oleh alur yang berbentuk ”V” yang disebut sulkus terminalis.
(Tortora dan Derrickson, 2012). Gambar skema anatomi lidah seperti tampak pada
gambar 3.1.
Fungsi utama dari lidah adalah sebagai indera pengecap. Seluruh rasa
dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa akan lebih
sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada daerah
ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah, rasa
asam paling baik diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat
dideteksi dengan sangat baik pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini
18
dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah
dan Derrickson, 2012). Skema daerah reseptor rasa pada lidah dapat dilihat pada
gambar 3.2.
Gambar 3.2 Letak reseptor rasa pada lidah (Tortora dan Derrickson,2012)
Proses pengecapan pada lidah dimulai dari ujung saraf pengecap yang
berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Zat-zat kimia yang terlarut
dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang ujung-ujung serabut saraf
pengecap kemudian timbul impuls yang akan menjalar ke nervus facial (VII) dan
nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan
melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula
oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan
postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya kita dapat
mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Tiap rasa utama tersebut
tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion atau
19
molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel
neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi
untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda (Tortora dan Derrickson,2012).
Gambar skema proses transfer impuls dari taste buds hingga thalamus dapat
Gambar 3.3 Proses transfer rangsang dari taste buds sampai dipersepsikan oleh
thalamus (Tortora dan Derrickson, 2012)
atas permukaan lidah yang disebabkan oleh akumulasi dari bakteri, debris
makanan, leukosit poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel (Danser et al,
2003). Coated tongue disebut juga white hairy tongue atau lingua villosa,
20
Hairy tongue bisa berwarna putih, kuning, hijau, coklat, atau hitam,
sehingga penamaannya sering disebut sebagai white coated tongue, dan yellow,
Lidah pada individu yg normal memiliki lapisan yang terdiri atas mukus,
sel epitel yang mengalami deskuamasi, organisme, dan debris. Pada individu yang
normal, lidah mengalami pergerakan, terjadi aliran saliva sehingga lapisan yang
2001):
1. Edentulous
4. Puasa
5. Demam
6. Xerostomia
Kurangnya pergerakan dari lidah yang dapat disebabkan oleh lesi yang
terasa sakit, berkurangnya aliran saliva, akibat penggunaan tembakau atau alcohol
21
dan antasid menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang berlebihan juga
dihubungkan dengan kondisi ini. Terapi radiasi pada keganasan kepala dan leher
mulut yang buruk dapat memperparah kondisi ini. Faktor etiologi yang umum
bakteri kromogenik yang berlebih (Greenberg and Glick, 2003). Terapi kanker,
Pada dasarnya, permukaan atas lidah adalah daerah yang rentan iritasi.
Iritasi ini sering disebabkan oleh minuman yang terlalu panas atau makanan yang
berupa lapisan dari keratin yang telah mati. Dalam keadaan normal jumlah keratin
yang diproduksi sama dengan keratin yang mengelupas (telah mati). Pada keadaan
tongue. Coated tongue juga dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang
menutupi bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih
kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris
makanan, leukosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Selaput ini
dapat dikerok tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul
22
dan hilang dalam waktu yang singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully,
2001).
dan tembakau). Coated tongue lebih sering terjadi pada pria dan prevalensinya
meningkat sejalan dengan usia. Lesi dimulai di dekat foramen cecum di atas
permukaan dorsal lidah dan meluas ke lateral dan anterior. Papilla filiformis yang
Coated tongue biasanya terjadi pada 2/3 anterior dorsal lidah, dengan
predileksi pada midline sedikit anterior dari papila sirkumvalata. Lidah kemudian
menjadi tebal dan terlihat berlipat. Meskipun lesinya asimtomatik, papila dapat
papila. Coated tongue juga bisa menyebabkan halitosis dan perubahan rasa kecap.
Apabila tidak ditangani, penumpukan plak pada dorsal lidah semakin bertambah
perpanjangan papilla filliformis yang disebut white hairy tongue, yang dapat
Gambar 3.6 Gambaran Klinis White Hairy Tongue (Langlais et al, 2009)
23
Gambar 3.7 Gambaran Klinis Black Hairy Tongue (Scully, 2001)
cara menyikat lidah. Kombinasi dari obat kumur yang mengandung ascorbic acid
dengan penyikatan lidah efektif untuk mengatasi coated tongue (Field and
Longman, 2003). Oral hygiene tidak hanya dilakukan pada gigi atau jaringan
keras rongga mulut namun juga jaringan lunak mulut, salah satunya lidah.
24
Tabel 3.1 Skoring coated tongue menurut Miyazaki et al (Lawande dan
Lawande, 2013)
Skor Deskripsi
0 Tidak terlihat
Tampilannya berupa plak putih seperti beludru yang menyebar yang dapat
pada permukaan buccal, lidah dan palatum lunak. Secara klinis berupa plak yang
muncul berkelompok yang memiliki batas eritema seperti tampak pada gambar
3.9. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan klinis, biakan jamur, atau
al, 2009). Hal utama yang membedakan coated tongue dengan kandidiasis
25
meninggalkan bekas merah, sedangkan coated tongue tidak meninggalkan bekas
merah.
3.4.2 Leukoplakia
Leukoplakia merupakan istilah klinis bagi lesi plak atau patch putih yang
tidak bisa diusap atau dihilangkan, dan tidak bisa diklasifikasikan sebagai
penyakit lain. Semua usia bisa terkena leukoplakia, tetapi sebagian besar terjadi
alcohol, sifilis, defisiensi vitamin, arus galvanis, friksi, radiasi ultraviolet, dan
Leukoplakia bervariasi dalam hal ukuran, lokasi, dan tampilan klinis. Lebih sering
terjadi di ventral lidah, dasar mulut seperti pada gambar 3.10, mukosa alveolar,
bibir, palatum lunak, dan pada attached gingiva rahang bawah. Permukaannya
bisa halus dan homogen, tipis dan gembur, berfisur, berkerut, verukoid, nodular
maupun berbintik- bintik (Langlais et al, 2009). Hal utama yang membedakan
26
leukoplakia dengan coated tongue adalah lesi putih leukoplakia tidak dapat
scraper.
27
Berikut pada tabel 3.1 menunjukkan perbedaan Coated Tongue, Kandidiasis
Gambaran Klinis lapisan berwarna plak putih seperti Plak atau patch
putih, kuning, beludru yang putih yang tidak
atau kecoklatan di menyebar yang bisa terangkat
atas permukaan dapat diangkat dengan scraper
lidah. Dapat dengan scraper dan
diangkat meninggalkan
menggunakan permukaan merah,
scraper kasar dan berdarah
Etiologi OH buruk, Infeksi oportunistik Tembakau,
konsumsi obat- Candida sp. alcohol, defisiensi
obatan, vitamin, friksi
edentulous, kronis
demam,
xerostomia
Epidemiologi Sering terjadi Bisa terjadi pada Terjadi pada usia
pada usia di atas semua usia dan 45-65 tahun,
30 tahun, semua jenis kelamin perbandingan pria
mengenai pria dan wanita 2:1
lebih banyak
Treatment Menyikat lidah Terapi antifungal Eliminasi faktor
dan OHI lokal, biopsi
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesa
Anamnesa
Pasien perempuan berumur 22 tahun datang
- Pasien jarang membersihkan lidah
dengan keluhan :
- Kurang konsumsi air
-selaput putih pada permukaan lidah. - Merasa mulut kering
-kasar dan tidak nyaman pada lidahnya - Tidak sedang konsumsi obat
-nafas kurang segar - Tidak ada riwayat keluarga
-sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu - Belum pernah mengobati keluhan
-tidak merasakan sakit pada lidahnya
EO : TAK
Diagnosis : - Coated Tongue
IO : Selaput putih di dorsal lidah
Kontrol
29
Pasien perempuan berumur 22 tahun datang dengan keluhan bagian tengah lidah
terasa kotor dan berwarna putih sejak beberapa tahun lalu. Pasien mulai
merasakan tidak nyaman pada lidahnya sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu.
Pasien tidak merasakan sakit pada lidahnya, namun pasien merasa kurang nyaman
pada lidahnya karena terasa kasar dan nafas kurang segar. Pasien mengaku jarang
membersihkan lidahnya setelah menyikat gigi, jika terasa kotor hanya dibersihka
menggunakan sikat gigi saja. Pasien juga mengaku kurang mengkonsumsi air
obatan tertentu. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki kelainan serupa. Pasien
mengatakan tidak ada hal hal yang memperingan ataupun memperberat keluhan
pasien dan belum pernah mengobati keluhannya. Pasien ingin keluhannya diatasi.
pasien, pasien menyangkal penyakit sistemik tersebut dan pasien tidak pernah
melakukan pengobatan untuk penyakit yang berat. Saat ini pasien sedang tidak
kesadaraan, tekanan darah, suhu, pernapasan dan nadi. Dari pemeriksaan di atas
intraoral, ditemukan selaput putih yang menutupi permukaan dorsal lidah, dapat
30
menyerupai gambaran lidah berselaput. Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis,
dapat disimpulkan diagnosis penyakit dari pasien ini adalah coated tongue.
Leukoplakia. Tampilan kelainan ini hampir serupa tetapi memiliki ciri khas yang
Coated tongue pada pasien ini terjadi karena pasien tidak pernah
tidak pernah membersihkan lidahnya dengan alat apapun. Dari riwayat medik dan
yang baik. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa faktor predisposisi dari
lidah berselaput pada pasien ini adalah karena kebersihan mulut yang kurang baik,
tanpa ada keterlibatan kondisi sistemiknya dan kurangnya asupan cairan kerena
asupan cairan yang cukup dapat meningkatkan self cleansing bagi rongga mulut.
tongue untuk kasus pada pasien Nn.C. Terjadinya coated tongue pada pasien ini
diawali dengan kebiasaan pasien yang tidak pernah membersihkan lidahnya sejak
31
epitel, dalam waktu yang lama tumpukan tersebut menjadi plak yang berwarna
putih kekuningan.
Terapi coated tongue pada kasus ini terdiri dari non farmakologis (KIE).
Terapi non farmakologis pada pasien ini adalah Oral hygiene instruction, anjuran
menyikat lidah setelah menyikat gigi dan konsumsi air sebanyak 8 gelas sehari.
Oral hygiene instruction (OHI) yang diberikan pada pasien meliputi teknik dan
waktu yang tepat untuk membersihkan gigi dan mulut. Jenis bulu sikat gigi yang
digunakan pasien adalah medium, tetapi dengan teknik menyikat gigi yang salah
bulu sikat tersebut dapat menyebabkan trauma pada mukosa oral. Jenis sikat gigi
dengan bulu soft menjadi salah satu alternatif utama untuk mengurangi truma pada
mukosa oral terutama pada gusi karena kondisi mulut pasien yang sudah banyak
kehilangan gigi geligi. Penggunaan jenis bulu sikat soft diharapkan dapat lebih
fleksibel membersihkan secara lembut pada bagian margin gingiva dan dapat
mencapai bagian proksimal dengan lebih baik. Pengguna jenis bulu sikat gigi
medium hingga hard biasanya lebih memiliki resesi gusi daripada pengguna jenis
bulu sikat gigi soft. Diameter masing-masing bulu sikat adalah 0,2-0,3 mm untuk
bulu sikat soft dan 0,4 mm untuk bulu sikat medium. Jenis bulu sikat gigi berasal
dari dua bahan yaitu alami dan sintesis, namun yang paling sering digunakan
adalah bahan sistesis yaitu nilon. Sikat gigi tidak memiliki kemampuan untuk
32
Teknik menyikat gigi biasanya disesuaikan dengan kondisi jaringan
periodontal pasien. Terdapat beberapa teknik menyikat gigi yaitu roll, vibratori,
oleh pasien untuk mendapatkan gigi yang bebas plak. Teknik menyikat gigi yang
penggunaan modifikasi teknik ini dapat menghindarkan dari trauma pada jaringan
periodontal terutama gusi. Gerakan modifikasi teknik ini yaitu dengan memutar
sikat gigi pada seluruh permukaan bukal-labial gigi diikuti dengan permukaan
oklusal gigi dimana bulu sikat menutupi tiga hingga empat gigi dimulai dari gigi
paling distal pada rahang, selanjutnya sikat gigi ditempatkan pada margin gingiva
membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi dan digerakan dengan tekanan
vibrasi. Gerakan tersebut dilakukan pada rahang atas amaupun rahang bawah
(Carranza, 2006).
Penggunaan alat bantu lain untuk menjaga oral hygiene pun disarankan
kepada pasien contohnya adalah penggunaan sikat lidah. (Danser, et al., 2003).
Menurut Yaegaki (2002) terdapat beberapa penuntun mengenai sikat lidah yaitu
belakang gigi untuk mengurangi akumulasi bakteri. Arahkan spoon dari tongue
scraper menjangkau bagian paling posterior dari lidah, dan sepanjang permukaan
lidah. Gunakan bentuk tongue scraper sesuai ukuran dari mulut anda. Gunakan
tongue scraper timbal balik, scraper berlekuk atau menggunakan pegangan untuk
dari belakang ke depan dengan tekanan ringan. Bilas tongue scraper dan pastikan
33
mencuci bersih semua bakteri dan saliva yang terakumulasi pada tongue scraper.
Lakukan pembersihan lidah paling tidak dua sampai tiga kali setiap pembersihan.
menekan terlalu keras karena dapat mengiritasi lidah. Pasien tidak diberikan terapi
Pasien datang 7 hari kemudian, selama 7 hari ini pasien setiap hari
menyikat lidah dengan sikat gigi berbulu halus setelah menyikat gigi dan banyak
minum air putih serta mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari. Saat pasien
datang, pasien merasa lidahnya tidak terdapat selaput putih. Pada kontrol
Skor coated tongue menurut Miyazaki pada pasien ini saat kunjungan
pertama adalah 3, karena hamper semua bagian dorsal lidah tertutup selaput putih.
Namun terjadi perbaikan setelah selama kurang lebih 7 hari menjalani instruksi
yang diberikan, sehingga pada saat kontrol, skor coated tongue nya menjadi 0.
Dapat disimpulkan perawatan coated tongue pada pasien ini berhasil. Perbedaan
gambaran klinis pasien pada saat kunjungan pertama dan kontrol dapat dilihat
34
A. B.
Gambar 4.1 A. Kondisi lidah pada kunjungan pertama (skor =3);
B.Kondisi lidah pada kontrol(skor=0)
35
BAB V
SIMPULAN
diminta untuk tetap melanjutkan menyikat lidah dan minum air secara rutin 8
gelas sehari agar keluhan pasien tidak terjadi kembali. Skor coated tongue
Dapat disimpulkan bahwa perawatan coated tongue pada pasien ini berhasil
dilakukan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Danser, MM et al. 2003. Tongue coating and tongue brushing: a literature review .
Int J Dent Hygiene 1, 151–158.
Langlais, R P. and C.S. Miller. 2009. Color Atlas of Common Oral Diseases 4th
edition. Lippincott Williams & Wilkins : Philadelphia.
Laskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease. 2nd ed. New York: Thieme
Nirwanda, D. 2010. Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada
Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara (Februari–Maret 2010). Skripsi. Medan: USU.
Omor, R.A. Arabeyat, M.A. Hiasat, A.N. Ajarmeh, M.S. Fanas, H.A. 2015.
Prevalence and factor related to tongue coating among a sample of
Jordanian Royal Medicine Services Dental Outpatients. Journal of The
Royal Medicine Services 22(1):35-40.
37
Sunil, A., J. Kurien, A. Mukunda, A. Bin Basheer, Deepthi. 2013. Common
superficial tongue lesions. Indian Journal of Clinical Practice.
Tortora, G.J. and Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy and Physiology 13th
ed. Denver : John Wiley and Son, Inc.
38