Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

BLOK 21 PERSIAPAN KLINIK / PRA-COASS

MODUL 1 KARIES GIGI

OLEH:

JAMILAH IBRAHIM 1310015110

MARINI ANDRIYANA 1310015092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah laporan bedah jurnal ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. drg. Musnar Munir, Sp. KGA, selaku pembimbing dan penanggung jawab
dalam pelaksanaan blok 21 modul 1 tentang karies gigi,

2. Teman-teman program studi kedokteran gigi yang bersama-sama mengikuti


modul ini,

3. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, “tidak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penulis
membuka diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Samarinda, Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
1.1.........................................................................................................................
Latar Belakang.........................................................................................3
Tujuan......................................................................................................4
BAB II RESUME KASUS..................................................................................5
Anamnesa.................................................................................................5
2.1.1. Data Pasien...............................................................................................5
2.1.2. Data Medik Pasien...................................................................................5
2.1.3. Keluhan Utama........................................................................................6
2.1.4. Riwayat Dental.........................................................................................7
2.1.5. Riwayat Kesehatan...................................................................................7
Pemeriksaan Umum dan Sistem Stomatognatik......................................8
2.2.1. Pemeriksaan Ekstra Oral..........................................................................8
2.2.2. Pemeriksaan Intra Oral............................................................................8
BAB III ODONTOGRAM..................................................................................10
BAB IV DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING......................................11
BAB V RENCANA PERAWATAN DAN TINDAKAN...................................13
BAB VI PEMBAHASAN....................................................................................14
BAB VII KESIMPULAN....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karies merupakan salah satu penyakit di rongga mulut yang prevalensinya


masih cukup tinggi. Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan
keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas
bakteri pada suatu karbohidrat yang mengalami fermentasi. Karies ditandai oleh
adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan material
organiknya. Karies gigi merupakan penyakit infeksi multifaktorial yaitu terjadinya
karies melibatkan banyak faktor. Karies disebabkan oleh serangkaian proses yang
terjadi selama beberapa kurun waktu. Ada empat faktor utama yang memegang
peranan penting dalam terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat dan
waktu. Karies dapat terjadi apabila terdapat keempat faktor tersebut yang saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam waktu tertentu, sehingga apabila
salah satu faktor tidak ada, maka tidak akan terjadi karies gigi [ CITATION Fat11 \l
1033 \m Tja06].

Pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang jika penyebabnya dilenyapkan,


inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan atau
sebentar seperti karies insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar
proses operatif, kuretase periodontium yang dalam dan fraktur email yang
menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah factor-faktor yang dapat
mengakibatkan pulpitis reversible (Walton & Torabinejad, 2008).

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis
irreversibel yang tidak dirawat atau karena trauma yang menyebabkan
terganggunya suplai darah ke pulpa. Setelah pulpa nekrosis, pulpa tidak akan
memberi respon pada tes termal serta terkadang tidak ada rasa sakit. Nekrosis
pulpa dapat berupa parsial atau total [ CITATION Lar14 \l 1033 ].

3
1.2. Tujuan

Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui anamnesis, pemeriksaan,


diagnosis serta perawatan pada karies gigi anak

4
BAB II

RESUME KASUS

2.1. Anamnesa

2.1.1. Data Pasien

Nama : Adik R

Tempat/tanggal Lahir : Sangatta, 26 Maret 2009

Usia : 9 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua : Riduan

Suku / Ras : Banjar & Kutai

Pekerjaan Orang Tua : PNS

Alamat : Jl. P. Suryanata Prum. Graha Indah Blok AJ

Telepon Seluler Orang Tua : 08125070xxxx

Pendidikan Ibu Terakhir : S1

Pendidikan Bapak Terakhir : S1

2.1.2. Data Medik Pasien

Golongan Darah :B

Tekanan Darah : 90/80.

Penyakit Jantung : Tidak ada

Diabetes Mellitus : Tidak ada

Haemopilia : Tidak ada

Hepatitis : Tidak ada

Gastritis : Ada

5
Penyakit lainnya : Tidak ada

Alergi terhadap obat-obatan : Tidak ada

Alergi terhadap makanan : Tidak ada

2.1.3. Keluhan Utama

Terdapat lubang pada gigi bawah belakang sebelah kiri.

2.1 gambaran klinis gigi 65 & 36

2.2 gambaran klinis gigi 65 & 36

6
2.1.4. Keadaan Umum Anak

a. Keadaan anak : Baik


b. Kemampuan komunikasi anak : Baik
c. Status sedang dalam perawatan dokter : Tidak
d. Keadaan tidur anak tadi malam : Tenang dan nyenyak hanya saja
mengiler
e. Sikap anak pada saat hendak dibawa ke dokter gigi : Baik

2.1.5. Riwayat Medik

Riwayat alergi obat : Tidak ada

Riwayat alergi makanan : Tidak ada

Riwayat sakit berat (sistemik/kompromis medis) : Tidak ada

Riwayat perawatan di rumah sakit : Ada, operasi tulang


pergelangan kaki

Kebiasaan buruk pasien : Tidak ada

2.1.6. `Pengalaman Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Menyikat gigi mulai menyikat gigi :-

Kebiasaan menyikat gigi : 2 kali sehari

Waktu menyikat gigi : Setiap mandi pagi & mandi sore

Cara menyikat gigi : Horizontal

Pengalaman macam perawatan gigi : Pencabutan

Terakhir dirawat gigi : 2 tahun yang lalu dilakukan pencabutan


gigi susu

Sikap waktu perawatan gigi : menangis dan tidak kooperatif

2.2. Pemeriksaan Umum dan Sistem Stomatognatik

7
Pemeriksaan Keadaan Umum Pasien : Baik

Pemeriksaan Tanda-tanda Vital:

Tensi Nadi Pernafasan Temperature


100/80 72 27 36 o

Pemeriksaan Ekstra Oral

a. Asimetris wajah : Tidak ada

b. Pembengkakan ekstra oral : Tidak ada

c. Kelenjar getah bening submandibular : Tidak ada

Pemeriksaan Intra Oral

a. Jaringan Lunak mulut

Bibir : Tidak ada kelainan

Mukosa labial : Tidak ada kelainan

Mukosa bukal : Tidak ada kelainan

Gingiva : Tidak ada kelainan

Palatum : Tidak ada kelainan

Lidah : Tidak ada kelainan

Dasar mulut : Tidak ada kelainan

b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Gigi Mulut

Struktur email/ dentin : Tidak ada kelainan

Bentuk gigi : Tidak ada kelainan

Ukuran gigi : Tidak ada kelainan

Jumlah gigi : Normal (gigi bercampur)

Persistensi gigi : Tidak ada

Gigi yang tanggal dini : Tidak ada

8
Gigitan Silang : Tidak ada

Gigitan terbuka : Tidak ada

Gigitan dalam : Tidak ada

c. Hasil pemeriksaan/ interpretasi

Hasil pemeriksaan radiologi, foto panoramik

BAB III

9
ODONTOGRAM

11 (51) sou sou (61) 21


12 (52) sou sou (62) 22
13 (53) sou sou (63) 23
14 (54) O car, V car sou (64) 24
15 (55) sou O car, V car (65) 25
16 sou sou 26
17 une une 27
18 non non 28

48 non non 38
47 une une 37
46 une ODVL car 36
45 (85) O car ODV car (75) 35
44 (84) O car sou (74) 34
43 (83) sou sou (73) 33
42 (82) sou sou (72) 32
41 (81) sou sou (71) 31

BAB IV

10
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Gigi Diagnosis ICD 10 Diagnosa Banding


54 Nekrosis K04.0
65 Nekrosis K04.0
36 Pulpitis reversibel K02.0
75 Nekrosis K04.0
Karies gigi hingga mencapai
84 K02.52
dentin
Karies gigi pada pit dan fissure K.02.5
85
terbatas enamel 1

4.1 gambaran klinis gigi rahang bawah kiri

11
4.2 Gambaran klinis gigi rahang bawah

BAB V

RENCANA PERAWATAN DAN TINDAKAN

12
Gigi Rencana Perawatan ICD 11
54 Ekstraksi 23.11
65 Ekstraksi 23.11
36 Pulp capping
75 Ekstraksi 23.11
Melakukan tumpatan klas 1 dengan
84
menggunakan GIC
Melakukan tumpatan klas 1 dengan
85
menggunakan GIC

BAB VI

PEMBAHASAN

Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi,
yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas bakteri pada

13
suatu karbohidrat yang mengalami fermentasi. Karies ditandai oleh adanya
demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan material
organiknya. Karies gigi merupakan penyakit infeksi multifaktorial yaitu terjadinya
karies melibatkan banyak faktor. Karies disebabkan oleh serangkaian proses yang
terjadi selama beberapa kurun waktu. Ada empat faktor utama yang memegang
peranan penting dalam terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat dan
waktu. Karies dapat terjadi apabila terdapat keempat faktor tersebut yang saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam waktu tertentu, sehingga apabila
salah satu faktor tidak ada, maka tidak akan terjadi karies gigi [ CITATION Fat11 \l
1033 \m Tja06].

Karies gigi yang sudah terjadi memerlukan perawatan. Perawatan karies


gigi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penumpatan. Tujuan utama
dilakukan restorasi gigi adalah mengembalikan fungsi gigi yang normal,
menghilangkan proses terjadinya karies, dan menghilangkan rasa nyeri yang
dialami oleh pasien. Terdapat beberapa bahan tumpatan yang dapat digunakan
untuk perawatan karies, yaitu amalgam, resin composite dan glass ionomer
cement (GIC), tetapi pada saat ini amalgam sudah sangat jarang digunakan
[ CITATION Ang16 \l 1033 ]..

Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan salah satu bahan restorasi yang
banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara kimia, melepas
fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel, daya larut rendah, translusen,
dan bersifat anti bakteri.

Karies yang tidak dilakukan perawatan dapat meneyebabkan pulpa


terbuka. Keluhan rasa nyeri dapat disebabkan oleh rangsang termis, elektris, dan
kimia. Riwayat rasa nyeri yaitu jenis, letak, proses terjadinya, frekuensi serta
kualitasnya digunakan untuk menentukan diagnosis penyakit pulpa. Rasa nyeri,
gambaran radiografik serta keadaan klinik diharapkan dapat menentukan
diagnosis penyakit pulpa lebih akurat, yaitu pulpitis atau nekrosis [ CITATION
Dew14 \l 1033 ].

Pulpitis Reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai

14
sedang disebabkan oleh stimulasi, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan
tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan (Burns et.al, 1994). Pulpitis reversibel
biasanya asimtomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat menyebabkan nyeri
sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera hilang.

Histopatologi pulpitis reversibel dapat terlihat dentin reparatif, gangguan


lapisan odontoblast, pembesaran pembuluh darah, ekstravasi cairan edema,dan
adanya sel inflamasi kronis dan dapat dilihat juga sel inflamasi akut (Burns et.al, 1
994). Etiologi Pulpitis Reversibel dapat disebabkan oleh sesuatu yang dapat
melukai pulpa, misalnya dikarenakan karna trauma, thermal, dikarenakan karena
stimulus kimiawi misalnya bahan makanan yang manis atau asam (Burns et.al, 19
94).

Gejala pulpitis reversibel simptomatik ditandai dengan rasa sakit yang


tajam yang hanya sebentar, timbulnya tidak spontan, penyebab rasa sakit
dikarenakan faktor stimulus seperti air dingin atau aliran udara. Gejala pulpitis
reversibel asimptomatik disebabkan karna karies yang baru mulai dan menjadi
normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi normal kembali (Burns et.al, 1
994).

Perawatan untuk pulpitis reversibel adalah usaha preventif. Dilakukan


perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, dengan penumpatan
awal sebelum karies meluas.
Tujuan pulp capping adalah untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan
menempatkan selapis material proteksi / terapeutik yang sesuai, baik secara
langsung pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas
lapisan dentin yang tipis dan lunak. Bahan yang dipakai Ca(OH)2 yang
mempunyai khasiat merangsang odontoblas membentuk dentin reparatif. Teknik
pulp capping ini ada dua cara : indirect pulp capping dan direct pulp capping
(Walton & Torabinejad, 2008).
1. pulp capping indirect: prosedur perawatan pemberian bahan terapitik
pada selapis tipis dentin yang terinfeksi di atas pulpa pada kavitas yang dalam,
dimana pulpa belum terbuka (Walton & Torabinejad, 2008).
2. pulp capping direct: pemberian bahan terapeutik / medikamen pada

15
daerah pulpa yang terbuka 1 mm akibat perforasi mekanis alat kedokteran gigi
(Walton & Torabinejad, 2008).

Teknik pulp capping:


1. Rontgen foto untuk mengetahui kedalaman karies
2. Isolasi daerah kerja.
3. Gunakan bur fisur untuk membuka daerah karies.
4. Gunakan ekskavator untuk mengangkat dentin karies, kemudian irigasi
dengan aquadest steril.
5. Keringkan kavitas setelah dibersihkan.
6. Tempatkan basis kalsium hidroksida Ca(OH)2 di atas selapis tipis dentin
yang tinggal (tersisa 1 mm) kemudian tutup dengan semen fosfat sebagai
basis tumpatan.
7. Dilakukan kunjungan selanjutnya, 6 minggu kemudian dilakukan evaluasi
dengan pemeriksaan subjektif, apakah masih terdapat rasa sakit atau keluh
an, dan pemeriksaan objektif apakah terdapat pembengkakan, kemerahan d
isekitar jaringan gigi yang dirawat, didapatkan gejala klinis baik. pada gam
baran radiografik tidak ada kelainan pulpa dan periapikal. Maka dapat dila
njutkan restorasi permanen dengan menggunakan GIC. Lalu dilakukan eva
luasi kembali setiap 6 minggu hingga 2 tahun. (Hilton, 2009)

Penggunaan komposite pasca pulp capping, dikarenakan komposite


merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi
yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan
dengan jaringan gigi yaitu kavitas sudah mencapai dentin secara khemis, melepas
fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel karena molekul asam
polyakrilic berukuran besar mencegah bentuk asam menghasilkan respon pulpa,
daya larut rendah, translusen, dan bersifat anti bakteri (Anusavice, 2003).
Rencana perawatan selanjutnya yaitu memberikan Dental Health
Education (DHE) yaitu edukasi pasien tentang pemeliharaan kebersihan gigi
meliputi cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi, penggunaan dental flossing
dan edukasi pasien untuk pengaturan diet yang baik dan benar setelah perawatan
saluran akar. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari infeksi ulang.

16
Selanjutnya menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan berkala tiap 6
bulan secara teratur. (Tarigan, 2002)

Prognosis untuk pulpa adalah baik bila iritan diambil segera sebelum
kondisi nya berkembang menjadi pulpitis ireversibeL

BAB VII

KESIMPULAN

Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi
yang disebabkan oleh aktivitas bakteri. Karies gigi merupakan penyakit infeksi

17
multifaktorial, terdapat empat faktor utama yang memegang peranan penting
dalam terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan mengacu kepada anamnesa,


pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang sangat
dibutuhkan apabila masih ada keraguan dalam meneggakkan diagnosis dan
rencana perawatan.
Rencana perawatan pada pulpitis reversible adalah pulp capping dan
restorasi komposite. Perawatan dilakukan sedini mungkin untuk menghilangkan
iritan dan mencegah berkembangnya karies dan menjadi pulpitis irreversible.
Selanjutnya dilakukan edukasi kepada pasien untuk menjaga kebersihan rongga
mulutnya, dan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, L. D., Restia, & Septi. (2016). Evaluasi Keberhasilan Tumpataan Klas
I, II, III IV GV Black dengan Bahan Resin Komposit dan Semen Ionomer
Kaca. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

18
Anusavice, K. J. 2003. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10.
Jakarta: EGC.

Burns, C. R., Cohen, S., 1994, Pathways of The Pulp, 6th Ed, Mosby-Year Book,
Philadelphia.

Dewiyani, S. (2014). Perawatan Endodontik pada Kasus Periodontitis Apikalis


Kronis. Jurnal PDGI , 99-103.

E. Walton, Richard, dan Mahmoud Torabinejad. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsia Edisi 3. Jakarta : EGC

Fatmawati, D. W. (2011). Hubungan Biofilm Streptococcus Mutans Terhadap


Resiko Terjadinya Karies Gigi. Stomatognatic , 127-130.

Hilton, TJ. 2009. Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A Review of the
Literature. Journal of NCBI. 1-6.

Tarigan, Rasinta. 2006. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta : EGC.

Tjahja N., I., Sintawati, F., & Yovita, T. A. (2006). Gambaran Karies Gigi
Permanen di Beberapa Pusekesmas Kota dan Kabupaten Bandung,
Sukabumi serta Bogor Tahun 2002. Media Litbang Kesehatan XVI , 26-31.

19

Anda mungkin juga menyukai