OLEH :
JAMILAH IBRAHIM
NIM. 1310015
SHALAHUDDIN AL AMIN
NIM. 1310015113
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya lah, laporan observasi kasus ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil observasi penulis yang
dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Mulawarman Samarinda
pada hari Selasa, 27 November 2018.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Penanggung Jawab Blok 21 Pra KO-AS drg. Musnar Munir, Sp.KGA,
Penanggung Jawab sekaligus sebagai Instruktur Modul 3 “Penyakit
Periodontal” drg. Sinar Yani, M.Kes, drg. Listyawati, MARS dan drg.
Nuryanni Dihin Utami Sp. Perio,
2. Seluruh pengajar dan staf di Rumah Sakit Gigi Mulut Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Samarinda.
3. Kelompok 3 Observasi dan seluruh rekan-rekan yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu.
Akhir kata, saya sadar bahwa kesempurnaan tidak ada pada manusia oleh
sebab itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di
kemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik refrensi atau
perkembangan pengetahuan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 20
4.2 Saran ............................................................................................................. 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit pada gigi dan rongga mulut merupakan salah satu jenis penyakit
yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat di dunia. Salah satu
contohnya adalah penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan salah
satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada individu dewasa. Penyakit
ini menempati urutan kedua setelah karies gigi sebagai penyebab kehilangan
gigi pada orang dewasa di negara-negara berkembang.
Gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar merupakan
bagian dari jaringan periodonsium yang menutupi gigi dan berfungsi sebagai
jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling sering terjadi
adalah penyakit periodontitis. Periodontitis adalah salah satu masalah
rongga mulut yang disebabkan karena infeksi mikroba. Proses perjalanan
periodontitis dapat mempengaruhi keadaan jaringan periodontal dengan
mengakibatkan pembentukan poket, destruksi tulang alveolar, dan
tanggalnya gigi .
Penelitian Tomita dkk. (2013) menunjukkan bahwa P. gingivalis dan T.
forsythia adalah pathogen dengan prevalensi tertinggi pada penyakit
periodontal. Penanganan penyakit periodontal adalah dengan scaling dan root
planing, namun perawatan ini tidak cukup efektif untuk pasien karena
tidak bisa mengeliminasi patogen dalam jaringan periodontal, sehingga
harus dilakukan pemberian antibiotik.
Pada tahap awal penyakit radang terbatas pada gingiva, kemudian meluas
ke jaringan yang lebih dalam yang menyebabkan pembengkakan gingiva,
perdarahan gusi dan halitosis. Pada tahap akhir penyakit, kolagen yang
mendukung periodonsium mulai menurun, terjadi resorpsi tulang alveolar
dan jaringan epitel gingiva bermigrasi kearah apikal yang menyebabkan
pembentukan poket periodontal. Pemilihan strategi pengobatan tergantung
pada stadium penyakit. Berbagai pendekatan yang diterapkan untuk
pengobatan penyakit termasuk tindakan bedah, terapi mekanis dan
3
penggunaan agen farmakologis.
Namun, terapi periodontal lebih diarahkan untuk mengendalikan bakteri
yang terbukti sulit dilakukan dengan pembersihan mekanis saja. Berbagai
antibakteri secara lokal seperti metronidazol, tetrasiklin, doxycycline,
minocycline dan klorheksidin telah digunakan untuk menghambat bakteri
atau modulasi respon inflamasi.
1.2 Tujuan
1. Membuat catatan medik pada rekam medik sesuai dengan kasus.
2. Dapat menegakkan diagnosa yang tepat sesuai dengan kasus.
3. Dapat menentukan rencana perawatan sesuai dengan kasus yang
ditemukan pada pasien serta indikasinya.
1.3 Manfaat
Mahasiwa mampu dan mengerti pengisian rekam medik, menegakkan
diagnosa, dan menentukan rencana perawatan yang akan diambil sesuai
dengan kasus.
4
BAB II
LAPORAN KASUS
5
2.2 Pengamatan Data Periodontik
a. Berlubang (karies) : 45
b. Trauma :-
d. Keluhan pada
6
o Kebiasaan buruk (oral) : Merokok
o Impaksi makanan (regio) : Pada gigi 44
a. Tanggal terakhir :-
b. Jenis perawatan : -
2) Pemeriksaan khusus :
a) Darah Lengkap : Tidak di lakukan
b) Vital Sign
Tekanan darah : 180/20
7
Respirasi : 21 /mnt
Denyut nadi : 65 /mnt
c) Suhu Tubuh : 36o Celcius
Mukosa : Normal
Gingiva
Bentuk : Pembengkakan pada gigi 11-16, 21-25, 27, 31-
35, 37,41-44.
Warna : Merah gelap
Konsistensi : Lunak
Pitting Test : (+)
Stippling : (-)
Permukaan : Licin, mengkilap
Interdental Papil : Membulat, regio 13-15, 23, 31-34
Stillman’s Cleft : pada gigi 32,41,42,25,14
Mc. Call’s Festoon : (+) pada gigi 13,23,33,43
8
c. Pemeriksaaan Jaringan Periodontal
Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Kedalaman Poket
Facial 3.4.4 4.3.4 4.3.3 4.3.3 5.3.4 4.4.4 3.2.2 3.2.2 3.4.3 4.2.4 4.2.4 -.-.4 4.3.4 -
Palatal 3.3.3 3.3.4 3.3.2 2.2.2 4.3.3 2.2.2 2.2.2 2.2.2 3.3.3 2.2.2 5.4.5 4.2.4 4.4.4 4.4.3
Mobility - - - - - - - - - - - - - -
Resesi - + + + + + + + - + + + + +
BOP + + + + + + + + + + + + + +
Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Kedalaman Poket
Facial 3.4.3 3.2.2 4.1.4 4.1.4 2.1.2 3.0.4 4.1.2 2.1.3 2.1.2 1.1.2 4.1.3 2.1.2 1.1.4
Lingual 4.3.3 3.3.3 2.2.2 2.1.2 2.1.2 1.2.1 2.1.2 1.1.1 1.1.1 3.2.2 2.1.4 1.1.2 1.1.4
Mobility - - - - - - - - - - - - -
Resesi - + + + + + + + + + + + -
BOP + + + + + + + + + + + + +
Frenulum : Sedang
Eksudat sulkus :-
Perkusi :-
8. Oklusi
a. Kontak prematur : 12
a. Karies : gigi 37
9
b. Atrisi :-
c. Abrasi :-
d. Erosi :-
1. Debris index
11 26
16
2 1 -
- 1 -
2. Kalkulus index
16 11 26
2 2 -
- 2 -
CI = 6/3 = 2 (Buruk)
10
OHIS = DI + CI = 2 + 1.3 = 3.3 (Buruk)
FOTO KLINIS
11
Gambar 3b. tampak palatal Rahang Atas
12
Gambar 4b. Gambar tampakan lingual Rahang Bawah
13
Gambar 6. Model studi rahang bawah
14
malposisi gig, crossbite anterior, merokok dan cara sikat gigi yang salah.
c. Sikap pasien : Belum diketahui
d. Prognosa : Buruk (poor) kooperatifan pasien diragukan
BAB III
15
PEMBAHASAN
Faktor Utama
1. Plak bakteri
Merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat pada
permukaan gigi dan gingival seseorang yang mengabaikan kesehatan mulutnya
(Rose dan Meale, 2004). Plak pada gigi mengakumulasikan bakteri penyebab
penyakit periodontal. Pada periodontitis bakteri yang paling serimg ditemukan
adalah P. gingivalis, T. forsythia, P. intermedia, P. nigrecens, C. rectus, A.
actinomycetemcomitans, P. micra, E. nodatum treponema, salenomonas spp., dan
enteric spp. (Newman dkk, 2012).
16
2. Kalkulus
Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak
terkalsifikasi. Jenis kalkulus di klasifikasikan sebagai supragingiva dan
subgingiva berdasarkan relasinya dengan gingival margin (Michalowicz, 2006).
Kalkulus supragingiva ialah kalkulus yang melekat pada permukaan
mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini
berwarna putih kekuning-kuningan atau bahkan kecoklat-coklatan. Konsistensi
kalkulus ini seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi
dengan skeler. Pembentukan kalkulus tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah plak di
dalam mulut,tetapi juga dipengaruhi oleh saliva. Saliva dari kelenjar saliva
mengalir melalui permukaan fasial molar atas melalui ductus Stensen sedangakan
orifisium ductus Wharton’s dan ductus Bhartolin kosong pada permukaan lingual
insisivus bawah dari masing-masing kelenjar submaxillary dan sublingual
((Newman, Takei, Carranza, 2012).
17
ini adalah mengeliminasi dan mencegah semua elemen yang dapat menyebabkan
penjalaran penyakit kearah yang lebih parah seperti inflamasi pada gingiva di
permukaan gigi. Serta tetap memberikan edukasi kepada pasien untuk menjaga
kebersihan mulutnya.
Diagnosa yang ditegakkan dari kasus ini adalah Periodontitis kronis akibat
plak mikrobial dengan kode ICD-X K.05.3. Disebabkan oleh etiologi utama/insial
berupa (bakteri plak), disertai dengan faktor etiologi lainnya antara lain:
predispossing (merokok & cara sikat gigi yang salah). P. gingivalis dan T.
forsythia adalah pathogen dengan prevalensi tertinggi pada penyakit periodontitis
kronis. Penanganan penyakit periodontal adalah dengan scaling, namun perawatan
ini tidak cukup efektif untuk pasien karena tidak bisa mengeliminasi patogen
dalam jaringan periodontal, sehingga harus dilakukan pemberian antibiotik
Hasil anamnesis didapatkan gusi mudah berdarah pada saat menyikat gigi
dari pemeriksaan ditemukan adanya pendarahan pada saat probing yang
merupakan pertanda bahwa proses kerusakan jaringan sedang aktif.
18
rumah sakit menggunakan BPJS karena harganya lebih terjangkau.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengumpulan informasi yang lengkap tentang data pasien pada rekam
medik merupakan suatu hal yang penting, yang dapat mempengaruhi
diagnosa dan rencana perawatan yang akan di ambil. Seorang dokter gigi
harus memiliki kemampuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya
tentang keluhan utama pasien serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami pasien. Selain itu, dokter gigi juga harus bersikap ramah dan
menciptakan suasana nyaman untuk pasien, agar pasien dapat menceritakan
segala keluhan utama yang dia rasakan berhubungan dengan rongga mulut.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan mengacu pada anamnesa, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan). Prognosis dari
perawatan yang diambil dikatakan buruk dengan melihat kooperatifan pasien
yang dipertanyakan.
Perawatan pada periodontitis kronis meliputi kontrol plak adekuat,
menghilangkan plak dan kalkulus, dan memperbaiki faktor-faktor retensi
plak. Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan. Pembersihan plak
tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor retensi plak diperbaiki, membuat
mulut bebas plak temyata tidak memberikan manfaat bila tidak dilakukan
upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak. Untuk penunjang perawatan
periodontitis diberikan obat antibiotik untuk menfhilangkan penyebab bakteri
dan pasien harus memperhatikan gizi seimbang.
4.2 Saran
20
enam bulan sekali.
21
DAFTAR PUSTAKA
Langlais RP, Miller Cs. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga mulut yang
Lazim. Hipokrates, Jakarta
Leung W.K, Daniel. C, dkk. 2006. Toot Loss in Treated Periodntitis Patient
Responsible for Their Suportive Care Arragement. Journal of Clinical
Periodontologi, Ed-33. Hongkong
Newman MG, Takei HH, Carranza FA. 2012. Clinical periodontology 11th 9th
ed. Philadelphia: WB Saunders Co
22