Disusun oleh:
Pembimbing:
LABORATORIUM PERIODONSIA
JAKARTA
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
sering dialami oleh banyak orang. Sensasi rasa sakit yang pendek dan tajam
individu.1
Hipersensitivitas dentin ini sendiri adalah rasa nyeri yang berlangsung singkat
dan tajam akibat adanya rangsang terhadap dentin yang terbuka yang dapat
disebabkan oleh atrisi, abrasi, fraktur mahkota, resesi gingiva dan trauma
ortodontik.3 Keluhan ngilu atau nyeri dirasakan tidak hanya terjadi ketika gigi
berkontak dengan minuman atau makanan yang dingin, tetapi dapat juga oleh
udara atau angin pada saat membuka mulut. Ciri khas dentin hipersensitif
adalah rasa sakit yang diderita bersifat akut, tajam namun singkat pada dentin
bakteri.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
dan tajam akibat adanya rangsang terhadap dentin yang terbuka yang dapat
disebabkan oleh atrisi, abrasi, fraktur mahkota, resesi gingiva dan trauma
terutama kaninus dan premolar karena hilangnya lapisan email dan atau
sementum.3
literatur:
b. Reseptor Odontoblas
dari saraf ini akan memulai potensial aksi. Ada banyak kekurangan dari
3
teori ini. Kurangnya bukti bahwa dentin luar, yang biasanya merupakan
sampai gigi tersebut meletus; namun, gigi yang baru erupsi itu sensitif.
rasa sakit saat diterapkan pada dentin, dan memandikan dentin dengan
larutan anestesi lokal tidak mencegah rasa sakit, yang terjadi ketika
dioleskan ke kulit.
sebagai sel-sel yang berekspansi, dan tidak ada sinapsis yang telah
4
menyentuh atau memberi tekanan pada rambut. Respon saraf pulpa,
5
C. Etiologi
nyeri/ngilu dengan kavitas karena ada atau karies, misalnya karena abrasi,
ngilu setelah perawatan bleaching, scaling dan root planing, restorasi yang
cacat, sindroma gigi retak, penggunaan bur tanpa air pendingin dan lain-
lain.4
secara fisiologis akibat bertambahnya umur, dan dapat pula terjadi secara
neuron. Proses ini dinamakan teori hidrodinamik dari nyeri. Cairan dalam
6
cairan ke arah luar diakibatkan adanya rangsangan dingin, dan hal tersebut
gigi.
7
KELAS 1 KELAS 2
KELAS 3 KELAS 4
E. Terapi
gigi.12
8
Strategi perawatan hipersensitivitas dentin adalah:4
faktor etioligi
penyikatan gigi yang benar dan pemilihan pasta gigi yang sesuai
yang menganggu respon neural terhadap stimulus nyeri dan agen yang
yang ideal yaitu, efek cepat, memiliki efek jangka panjang, tidak
1. At-home8
kumur dan permen karet. Pada saat ini, hampir semua pasta gigi
9
desensitisasi mengandung garam potassium seperti, potassium klorida,
Pasta gigi ini seharusnya digunakan menggunakan sikat gigi berbulu sikat
halus dan dengan sedikit air sehingga pasta gigi dapat memberikan efek
yang halus. Tidak terdapat bukti hasil yang lebih baik dalam penggunaan
2. In-office
10
transmisi impuls saraf.8
c. Prosedur lain
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Alamat : Taman Karta Cikarang 1. drg. Umi Ghoni T., Sp. Perio
I. Anamnesa:
Pasien wanita berusia 22 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan keluhan gigi depan bawah
sering terasa ngilu yang singkat dan tajam saat makan atau minum dingin
sejak ± 6 bulan yang lalu, namun ngilu hilang saat tidak mengkonsumsi
karang gigi 1 bulan yang lalu. Namun pasien merasa giginya masih terasa
ngilu ketika makan atau minum dingin. Pasien menyikat gigi 2x sehari ketika
mandi pagi dan malam sebelum tidur. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
sistemik ataupun alergi. Pasien datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin
dirawat.
12
II. Status Umum :
- Pernafasan : 15x/menit
- Suhu : .
13
Kelenjar Sublingualis : Tidak teraba, lunak, tidak sakit
Palatum : Sedang
Gingiva :
14
RA M : merah muda, edema (-), konsistensi kenyal, interdental
15
3. Keadaan gigi geligi :
T At/A
V G O Mp M Tk K T Kr
m b
33 + - + - - + - - - - -
32 + - + LV - + - - - - -
31 + - + MLV - + - - - - -
41 + - + - - + - - - - -
42 + - + - - + - - - - -
43 + - + MLV - + - - - - -
Keterangan :
16
- Poket periodontal bagian bukal/labial
33 1 2 1
32 1 1 1
31 1 1 1
41 1 2 1
42 2 2 2
43 1 1 1
33 2 1 1
32 2 2 1
31 1 1 2
17
Gigi Mesial Median Distal
41 2 1 1
42 1 1 1
43 1 1 1
18
GAMBARAN RADIOGRAFI
INTERPRETASI: gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43 tidak terdapat kerusakan mahkota
dan penurunan tulang < 1/3 CEJ yang ditandai dengan gambaran radiolucent,
- Etiologi Sekunder :
Lokal :
- Kalkulus
Sistemik : -
V. Etiologi :
Etiologi Sekunder :
19
Resesi gingiva : gigi 43, 42, 41, 31, 32, 33 klas 1 miller bagian
bukal
Kalkulus
Palatum : Sedang
VI. Prognosa :
mengkonsumsi obat
perawatan.
Fase Darurat
dan NUP
Scalling + OHI
20
Fase Restoratif (Fase III) : -
Kondisi gingival
Pemberian OHIS
Fase Emergency
Tidak ada
Fase I (initial)
Scaling + OHI, polishing, DHE, Desensitisaisi gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43
Ortodonti
Fase IV (maintenance)
21
VIII. Rujukan :
1. Alat
a. Lap Putih
f. Glass plate
g. microbrush
2. Bahan
a. Disclosing agent
b. Pumish/pasta profilaksis
3. Prosedur Desensitisasi:
22
2. Oral profilaksis: bersihkan gigi dengan brush dan pumice atau
hipersensitif
7. Biarkan 1 menit
23
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan kavitas karena ada atau karies, misalnya karena abrasi, atrisi, erosi atau
abfraksi; nyeri/ngilu tanpa kavitas, umumnya karena terjadi resesi gingiva yang
scaling dan root planing, restorasi yang cacat, sindroma gigi retak, penggunaan
bur tanpa air pendingin dan lain-lain. Hipersensitivitas dentin terutama ditemukan
Permukaan akar aspek fasial dari gigi kaninus, premolar dan molar merupakan
area yang paling sering kehilangan perlekatan periodontal dan dapat meningkat
setelah menjalani perawatan scaling serta root planing. Dentin hipersensitif terjadi
hidrodinamik cairan dalam tubulus dentinalis. Gejala inflamasi pulpa dalam hal
ini tidak spesifik tetapi pada kasus dentin sudah terbuka maka keluhannya dapat
dianggap sebagai inflamasi reversibel yang terlokalisasi. Dua hal yang harus
diingat untuk mendiagnosis dentin hipersensitif, yaitu ada dentin yang terpapar
dan tubulus dentinalis harus terbuka. Tidak selalu dentin yang terpapar akan
karena hilang atau tertariknya atau retraksi gingiva ke arah akar yang
24
mengakibatkan permukaan akar tidak terlindung. Resesi gingiva umumnya terjadi
di usia 40 tahun ke atas, tetapi bisa juga ditemukan pada usia yang lebih muda.
berlokasi di dalam pulpa gigi melalui prosesus odontoblas merupakan dasar teori
akan merangsang akhiran saraf di dalam pulpa yang akan diteruskan ke otak dan
dipersepsi sebagai ngilu, nyeri atau sakit. Untuk memudahkan pendeteksian dentin
hipersensitif dapat dengan cara menghembuskan air atau udara ringan dari three
way syringe, sentuhan ringan dengan sonde/alat yang terbuat dari logam. Pada
kasus dentin hipersensitif, rasa tidak nyaman segera hilang setelah penyebab
ditiadakan sedangkan pada kasus misalnya sindroma gigi retak rasa tidak
panduan dalam mendeteksi pasien dentin hipersensiitf adalah 1) sifat dari rasa
menghilang; 3) penyebab rasa sakit dipicu oleh dingin, panas, sentuhan atau
tidak nyaman hanya mengenai satu gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi; 6) rasa
25
8) adakah makanan tertentu yang menimbulkan ketidaknyamanan; dan berapa
Terapi
kavitas, baik yang disebabkan karies atau non karies memerlukan restorasi yang
sesuai; semisal melapisi dengan semen ionomer kaca, bahan adesif atau komposit.
Pada kasus tanpa kavitas, berbagai bahan dan teknik dikembangkan untuk
mengatasi keluhan dentin hipersensitif dentin, misalnya pasta gigi khusus, iradiasi
laser dengan karbon dioksida, dentin adesif, agen antibakteri, aldehida, suspensi
resin, membilas dengan fluoride, varnish fluoride, kalsium fosfat, potasium nitrat,
dan oksalat.
26
BAB V
KESIMPULAN
tajam akibat adanya rangsang terhadap dentin yang terbuka yang dapat
disebabkan oleh atrisi, abrasi, fraktur mahkota, resesi gingiva dan trauma
pendek yang bermula dari dentin yang terpapar sebagai respon terhadap rangsang,
biasanya termal, evaporatif, taktil, osmotik ataupun kimiawi yang tidak dapat
dianggap berasal dari defek atau penyakit dental yang lain.5 Sampai saat ini, teori
terpapar oleh suatu stimulus, seperti perubahan temperatur dan tekanan osmotik,
berbagai rangsangan panas, dingin, asam, manis maupun udara akibat terjadinya
akibat resesi gingiva ada dua, yaitu perawatan secara invasif dan non-invasif.
resin untuk menutup permukaan akar yang terbuka, sedangkan perawatan non-
27
invasif dilakukan dengan pemberian bahan desensitisasi untuk menutup tubulus
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Iskandar CHM, Mulya HB, Kusumawati WP, Kusuma ARP. Purple Sweet
Potato (Ipomea Batatas P.) as Dentin Hypersensitivity Desensitization
Gel. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi). 2015; 48(4): 170–72.
29
12. Borges AB, Barcellos DC, Torres CRG, et al. Dentin hypersensitivity-
etiology, treatment possibilities and other related factors; a literature
review. World Journal Of Dentistry. 2012; 3(1): 60-67.
30