PENDAHULUAN
Lidah merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia dan
merupakan suatu organ muskular padat yang dilapisi oleh epitel squamosa
2 bagian yaitu dorsum dan ventral. Dorsum lidah memilki banyak penonjolan pada
ekologi oral yang menghasilkan permukaan yang luas untuk akumulasi debris oral
al, 2013).
Pada keadaan normal, lidah berwarna merah muda hingga sedikit terdapat
lapisan putih, dan memiliki lapisan yang terdiri atas lapisan mukus, sel epitel yang
terdeskuamasi, organisme, dan debris. Pada individu sehat, lidah bergerak, dan
terjadi aliran saliva yang banyak sehingga lapisan pada lidah tetap minimal. Bila
atau coated tongue. Coated tongue muncul secara klinis sebagai adanya lapisan
putih atau kekuningan yang terdiri atas deskuamasi epitelium, debris makanan, dan
mikroorganisme pada permukaan dorsum lidah (Omor, et. al., 2015). Coated
tongue terjadi akibat akumulasi dari keratin papilla filiformis pada permukaan
1
dorsal lidah hingga menyebabkan lidah tampak berselaput dan berambut (Ghom,
2010).
Menurut penelitian oleh Omor, et. al. pada tahun 2015, coated tongue
mengenai 21.8% populasi dan terdapat korelasi antara coated tongue dengan
bertambahnya usia. Coated tongue juga secara signifikan lebih tinggi pada pria
dibanding wanita. Coated tongue ini sangat berhubungan dengan adanya kebiasaan
merokok, status kebersihan mulut dan kebiasaan membersihkan mulut (Omor, et.
al., 2015).
lapisan berwarna putih kekuningan pada <2/3 permukaan posterior dorsal lidah
yang dapat diangkat, dan tidak meninggalkan area eritema maupun perdarahan.
Faktor yang dicurigai menjadi etiologi munculnya coated tongue tersebut adalah
kebiasaan merokok, tingkat kebersihan mulut yang buruk, dan pola makan. Terapi
mulut terutama lidah yaitu dengan cara rajin melakukan penyikatan lidah
menggunakan tongue scraper dua kali sehari setelah menyikat gigi, selanjutnya
tongue pasien.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. R. A
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Telepon : 085101805849
2.1.2 Anamnesa
3
Pasien datang dengan keluhan terdapat lapisan putih kekuningan pada lidah
sejak kurang lebih satu bulan yang lalu. Tidak mengeluhkan adanya rasa sakit,
hanya saja merasa terganggu dengan warna lidahnya yang putih kekuningan. Ia
putih kurang dari 8 gelas setiap harinya, dan tidak sedang mengkonsumsi obat-
obatan apapun, serta tidak sedang demam. Memiliki kebiasaan merokok sejak 7
tahun yang lalu. Dalam sehari dapat menghabiskan 10 batang rokok dan jarang
sekali membersihkan lidahnya setelah sikat gigi karena tidak tahu cara
Hipertensi : YA/TIDAK
Asma/Alergi : YA/TIDAK
Hamil : YA/TIDAK
Kontrasepsi : YA/TIDAK
Lain-lain : YA/TIDAK
4
2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu
Disangkal
Bibir : Kompeten
Wajah : Simetris
5
Mukosa Bukal : Tidak ada kelainan
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
2.1.10 Diagnosis
1. D/ Coated tongue a/r <2/3 posterior dorsal lidah (Skor 2 Indeks Miyazaki
et al.)
2. D/ Fissure tongue
6
2.1.11 Rencana Perawatan
1. Pro OHI yaitu sikat gigi berbulu halus 2x sehari untuk gigi dan lidah.
2. Pro pemakaian tongue scraper 2x per hari setelah menyikat gigi.
3. Pro makanan berserat tinggi dan minum air putih 8 gelas/hari.
4. Pro kontrol 1 minggu.
Gambar 2.1 Terdapat selaput putih kekuningan pada < 2/3 pada dorsum lidah
(anak panah), garis melintang pada permukaan lidah (dilingkari)
Nama : Tn. R. A
Umur : 24 Tahun
7
2.2.2 Anamnesis
Setelah tujuh hari dari kunjungan pertama, lapisan putih pada bagian atas
lidah sudah berkurang. Pasien merasa nafasnya sudah lebih segar dan bau mulut
sudah tidak dirasakan. Ia telah mengikuti instruksi penyikatan gigi dan penyikatan
lidah yang baik dan benar, dan memperbanyak minum air putih serta mengonsumsi
Bibir : kompeten
Wajah : Simetris
Kebersihan Mulut :
1 0 1 0 0 0 k
46 31 36 46 31 36
stain + / -
1 0 1 0 0 0
8
Mukosa Bukal : Tidak ada kelainan
2.2.6 Diagnosis
1. Pro melanjutkan OHI yaitu sikat gigi berbulu halus 2x sehari untuk gigi dan
lidah.
2. Pro melanjutkan pemakaian tongue scraper 2x per hari setelah menyikat gigi.
3. Pro melanjutkan makanan berserat tinggi dan minum air putih 8 gelas/hari.
9
Gambar 2.4 Tidak terdapat selaput putih kekuningan pada lidah, terdapat garis
melintang pada permukaan lidah (dilingkari)
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lidah
Lidah merupakan suatu organ muskular yang melekat pada dasar mulut dan
bicara. Permukaan lidah dilapisi oleh membran mukosa khusus dengan berbagai
Lidah dibagi menjadi permukaan ventral dan dorsum. Dorsum lidah dibagi
menjadi dua per tiga anterior dan satu per tiga posterior. Pertemuan dari dua
disebut sulkus terminalis. Pada bagian dua per tiga anterior lidah, membran
muda yang ditandai dengan adanya berbagai macam papilla yang memberikan
11
Gambar 3.1 Lidah (Moore, et al., 2010)
fungiformis dan filiformis. Papilla foliata merupakan lipatan vertikal pada mukosa
yang terletak pada tepi lidah dekat dengan sulkus terminalis, berukuran 1-2 mm.
Setiap papilla dikelilingi oleh groove pada bagian luar yang terdapat peninggian
seperti parit. Papilla ini berdiameter 1-3 mm dan dilapisi oleh epitel non-keratin.
Taste buds terletak di dinding internal dari parit di dalam ephitelium. Papilla ini
berjumlah 6-12 papilla, tersusun dalam suatu deretan berbentuk V dan terletak di
12
Gambar 3.2 Bagian posterior lidah: taste bud ditemukan pada parit dari papilla
sirkumvalata (Eroschenko, 2008)
sedikit menonjol, dan berada tersebar pada dorsum lidah, dan terbanyak pada
keratin). Taste bud juga dapat ditemukan pada permukaan papilla ini (Ghom,
2010).
tersebar secara merata pada bagian dorsal dan seringkali tersusun pada baris
sejajar dengan sulkus terminalis, kecuali pada ujung lidah yang tersusun secara
bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada
derajat iritasi yang dialami lidah. Papilla filiformis sangat mudah terabrasi selama
mastikasi ketika bolus tertekan oleh lidah ke palatum (Berkovitz, et al., 2002).
Papilla ini lebih terkonsentrasi pada bagian tengah dari dorsum lidah dan tidak
terdapat taste buds. Beberapa kelainan yang terjadi pada lidah berhubungan
langsung dengan epitel khusus yang terdapat pada lidah, terutama papilla
13
filiformis (Ghom, 2010). Struktur dari papilla filiformis rentan terhadap perubahan
akibat dari manifestasi penyakit sistemik. Sebagai contoh pada penderita anemia,
perubahan, terutama pada lidahnya. (Langlais and Miller, 2000; Field and
Longman, 2003).
Gambar 3.3 Papilla fungiformis dan filiformis pada lidah (Eroschenko, 2008)
3.2.1 Definisi
Coated tongue merupakan gambaran klinis dari lidah berselaput yang terjadi
pada dorsum lidah, dapat berwarna putih hingga kecoklatan. Selaput pada lidah
tersebut dapat terjadi karena deskuamasi sel epitel dan debris yang berasal dari
mukosa oral dalam jumlah banyak. Selaput pada lidah ini bervariasi warna dan
terdeskuamasi ketika terjadi friksi dengan makanan, palatum, dan gigi geligi
anterior rahang atas. Lapisan ini akan diganti dengan sel epithelial yang baru dari
bawahnya. Ketika pergerakan lidah terbatas karena suatu penyakit atau kondisi
14
sekitar 3-4 mm dan diselimuti oleh bakteri seperti streptococcus. Papilla yang
dan dapat menjadi tempat retensi debris dan pigmentasi oleh makanan. Coated
tongue paling sering terjadi pada dorsum lidah bagian tengah. Coated tongue
3.2.2 Etiologi
seperti adanya lesi di dalam rongga mulut yang terasa sakit, kebersihan mulut yang
imun, demam, serta sakit parah yang mengharuskan bed rest dapat menjadi
15
yang membatasi pergerakan lidah dapat mengurangi aliran saliva. Aliran
2015).
3.2.3 Patofisiologi
Dalam keadaan normal lidah dilapisi oleh lapisan mukus, sel-sel epitel
yang terdeskuamasi, mikroorganisme serta debris. Pada orang yang sehat lidahnya
selalu bergerak dan saliva mengalir secara normal, maka lapisan putih yang
terbentuk biasanya tipis. Tetapi bila seseorang lidahnya kurang bergerak dan cairan
saliva kurang akan memungkinkan terbentuknya lapisan berwarna putih pada lidah
Di sisi lain, coated tongue dapat terbentuk karena keratin diproduksi lebih
cepat daripada yang dapat terdeskuamasi dan ikut tertelan bersama makanan.
16
berlebihan akibat dari minum minuman panas, makanan yang keras atau kasar
serta merokok tembakau. Pada keadaan normal, jumlah keratin yang diproduksi
terganggu, dan kondisi ini dapat menyebabkan coated tongue. Hal ini dapat
hipertrofi dan elongasi sehingga lidah tampak berselaput atau berambut. Hal ini
Secara klinis, coated tongue terlihat sebagai lapisan berwarna putih atau
akumulasi bakteri yang menyertai retensi keratin pada permukaan lidah tersebut.
Bakteri memiliki pigmen berwarna kuning atau coklat yang ikut mewarnai keratin
lidah. Namun, bakteri ini tidak menimbulkan manifestasi kearah yang berbahaya
pada penderitanya. Coated tongue juga tidak menimbulkan keluhan yang serius
dari pasien, bahkan bisa timbul dan menghilang sendiri dalam waktu singkat.
17
Gambar 3.4 Coated tongue (Harold, 2009)
coated tongue, melalui berbagai parameter seperti ketebalan lapisan, area lapisan,
dan diskolorisasi. Berikut ini adalah cara pengukuran perluasan selaput lidah dari
1. Miyazaki et al (1995) :
Skor 1 : Putih
Skor 3 : Cokelat
Skor 4 : Hitam
18
Ketebalan : Skor 0 : Tidak ada selaput
Gambar 3.5 Diskolorasi pada lidah : Skor 1 pink, skor 2 putih, skor 3
kuning/coklat muda, skor 4 hitam (Gomez, 2001)
Gambar 3.6 Ketebalan coated tongue : skor 0 tidak ada lapisan, skor 1 lapisan
tipis, skor 2 lapisan tebal
3. Oho et al (2001) :
19
Ketebalan : Skor 0 : Tidak ada selaput pada lidah
tongue, yaitu :
1. Kandidiasis Oral
Kandidiasis merupakan infeksi opportunistik yang paling sering terjadi
pada mukosa oral. Lesi ini disebabkan karena jamur Candida albican.
Patogenesis dari penyakit ini masih belum diketahui tetapi faktor predisposisi
Infeksi kandidiasis dibagi menjadi dua bagian yaitu, infeksi primer yang
hanya terdapat di mukosa oral dan perioral. Serta infeksi sekunder yang
terlihat adanya kehilangan perlekatan membran dan debris seluler. Jika diangkat
20
debris akan meninggalkan area eritema dan terkadang menimbulkan perdarahan
Hairy leukoplakia merupakan lesi mukosa oral kedua yang paling sering
dikaitkan dengan HIV. Lesi ini tidak selalu berhubungan dengan HIV, tetapi
juga bisa dikarenakan adanya penyakit defisiensi imun yang lain, misal karena
Penyakit ini sering muncul pada lateral lidah tetapi kadang ada juga
pada dorsum lidah dan mukosa bukal. Terlihat lesi vertikal berwarna putih pada
garis lidah, berbentuk plak, tidak bisa diangkat, dan bersifat asimtomatik.
21
Gambar 3.8 Oral hairy leukoplakia (Greenberg dan Glick, 2008)
kebersihan mulut (Laskaris, 2006). Menyikat gigi saja memang efektif dalam
mengurangi jumlah bakteri di dalam rongga mulut, tetapi jika ditambahkan dengan
pembersihan lidah, maka efeknya akan jauh lebih baik dalam mengurangi bakteri
setiap hari untuk menghilangkan penumpukan sel-sel keratin yang mati. Menyikat
lidah menggunakan sikat gigi juga merupakan metode yang mudah untuk
tongue scrapper dan sikat gigi. Cara membersihkan lidah dapat menggunakan
instrumen tongue scraping yang tersedia dan terdiri dari pegangan yang dapat
dipegang dengan kedua tangan sehingga dapat menarik dan membersihkan selaput
yang ada di permukaan dorsum lidah. Menyikat gigi juga merupakan metode yang
mudah untuk membersihkan lidah, karena refleks muntah dapat terkontrol (Danser
22
et al, 2003). Prosedur untuk membersihkan lidah adalah sebagai berikut (Danser et
al, 2003) :
iritasi lidah seperti merokok, konsumsi alkohol, dan makanan serta minuman yang
terlalu panas, ataupun kasar juga dapat mengurangi terbentuknya kembali coated
3.3.1 Definisi
Fissured tongue adalah variasi umum lidah yang mempunyai banyak groove
atau fissure pada dorsum lidah. Keadaan ini terjadi di seluruh dunia tanpa
predileksi terhadap ras tertentu dengan frekuensi laki-laki lebih banyak perempuan
3.3.2 Etiologi
23
Etiologi keadaan ini tidak diketahui. Keadaan ini kemungkinan dapat
kongenital, terlihat saat lahir, atau menjadi terlihat selama masa kanak-kanak atau
lidah. Fissure dapat dalam atau dangkal, tuunggal atau banyak. Sering terdapat
fissure dominan pada tengah lidah. Secara khas, umumnya fissure ditemukan pada
sepertiga tengah lidah. Seiring bertambahnya umur, kondisi ini ditemukan lebih
lebih baik dengan menyikat pada permukaan dorsum lidah untuk membuang
debris makanan dari fissure. Pembersihan lidah membantu mencegah iritasi dan
bau mulut akibat sisa makanan yang terperangkap pada groove (AAOM, 2015).
24
BAB IV
PEMBAHASAN
keluhan terdapat selaput putih kekuningan pada lidah sejak satu bulan yang lalu.
berwarna putih kekuningan di 2/3 posterior dorsal lidah yang dapat diangkat dan
tidak meninggalkan area eritema dan tidak menimbulkan perdarahan pada area
sekitarnya.
diagnosis penyakit pasien yaitu coated tongue kurang dari 2/3 permukaan dorsal
lidah, adanya lapisan berwarna putih pada permukaan dorsal lidah yang dapat di
angkat dan tidak meninggalkan bekas eritema. Menurut Miyazaki et al., bila
dorsum lidah tertutupi lapisan putih kurang dari dua pertiga bagian, maka
diklasifikasikan dengan skor 2 (Miyazaki, et al., 1995). Hal ini dapat terjadi karena
adanya akumulasi debris dan bakteri sehingga terjadi penumpukan. Selain itu,
dapat terjadi juga diduga akibat kebersihan mulut pasien buruk disebabkan oleh
jarangnya membersihkan lidah saat sikat gigi, kurang konsumsi air minum, dan
25
Adanya kebiasaan merokok pada pasien menjadi salah satu etiologi
penyebab terjadinya coated tongue. Hal ini dikarenakan zat kimia yang terkandung
pada asap rokok dapat menyebabkan dry mouth karena adanya penurunan saliva,
sehingga self-cleansing pada lidah berkurang. Selain itu, pada pasien perokok
terjadinya coated tongue (Greenberg dan Glick, 2003). Kurangnya air pada pasien
menyebabkan keadaan dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh. Keadaan ini dapat
putih karena adanya akumulasi debris dan bakteri sehingga terjadi penumpukan
yang terjadi karena pasien tidak tahu bagaimana cara membersihkan lidah saat
menyikat gigi.
Dalam keadaan normal, keratin mengalami deskuamasi. Lapisan ini akan diganti
dengan sel epithelial yang baru dari bawahnya. Akan tetapi keseimbangan ini
seringkali terganggu ketika pergerakan lidah terbatas atau kondisi rongga mulut
yang tidak seimbang seperti dry mouth, keratin pada lidah tidak terdeskuamasi dan
memberikan gambaran lidah yang berselaput dan dapat menjadi tempat retensi
debris dan pigmentasi oleh makanan. Keadaan lidah yang seperti ini disebut
26
coated tongue (lidah berselaput). (Field dan Longman, 2003; Greenberg dan Glick,
2003).
Terapi yang diberikan pada kasus ini meliputi pemberian Oral Hygiene
Instructions (OHI) yaitu menyikat gigi 2 kali sehari dengan menggunakan jenis
bulu sikat gigi soft dan anjuran penggunaan tongue scraper 2 kali sehari setelah
menyikat gigi. Usaha meningkatkan oral hygiene pada pasien dilakukan untuk
menghilangkan faktor predisposisi dari coated tongue pada kasus ini yaitu oral
hygiene yang kurang baik. Diberi instruksi untuk mengkonsumsi air putih, sayur
dan makanan berserat lain yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan
sebagai self cleansing di dalam rongga mulut, serta kontrol untuk melihat tingkat
skor dari skor 2 menjadi skor 0. Terlihat sudah tidak ada selaput putih lagi dan
permukaan lidah tampak berwarna merah muda dan bersih, papilla-papilla lidah
terlihat jelas. Pasien merasa kondisinya sudah jauh lebih nyaman dibandingkan
27
BAB V
SIMPULAN
Coated tongue merupakan salah satu penyakit pada mukosa mulut yang
ditandai dengan adanya lapisan berwarna putih sampai coklat pada lidah. Etiologi
dari coated tongue yang paling utama adalah tingkat kebersihan mulut yang buruk,
pasien yang menderita demam, diet lunak, penurunan aliran saliva, kelebihan
pemeriksaan klinis secara teliti. Terapi yang dapat diberikan untuk menghilangkan
coated tongue antara lain yaitu instruksi untuk menyikat lidah menggunakan
tongue scraper dan bisa juga dibantu dengan pemberian obat kumur.
pada <2/3 posterior dorsal lidah, berwarna putih kekuningan. Coated tongue
serta kebiasaan mengonsumsi rokok, dan kurangnya konsumsi buah dan sayur.
28
Pasien diberikan oral hygiene instruction terutama tentang cara penyikatan
lidah yang baik dan benar dengan menggunakan tongue scraper, dianjurkan untuk
memperbanyak minum air putih dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
DAFTAR PUSTAKA
Danser, M.M., Gomez, S.M., Weijden, G.A. 2003. Tongue coating and tongue
brushing: a literature review. Int J Dent Hygiene.
Field, A. And Longman, L. 2003. Tyldesleys Oral Medicine. 5th ed. Inggris:
Oxford University Press.
Ghom, A.G. 2010. Textbook of Oral Medicine Second Edition. New Delhi : Jaypee
Brothers Medical Publisher.
Greenberg, M.S.; M.A. Glick, M. 2008. Burkets Oral Medicine: Diagnosis and
Treatment. 11th Ed. USA: J.B. Lippincott Company.
Langlais, Robert P. Dan Miller, Craig S. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga
Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates
Lawande, S.A. Lawande, G.S. 2013. Tongue Hygiene and Its Significance in the
control of halitosis. J Orofac Res 2013;3(4):256-262
Mojarrad, F., Vaziri, P.B. 2008. Prevalence of tongue anomalies in Hamadan. Iran:
Iranian J Publ Health.
29
Moore, K. L.; A. F. Dalley; and A. M. R. Agur. 2010. Clinically Oriented Anatomy.
International Edition. Sixth Edition. Philadelpia: Lippincott William and
Wilkin, a Wolters Kluwer Business.
Omor, R.A. Arabeyat, M.A. Hiasat, A.N. Ajarmeh, M.S. Fanas, H.A. 2015.
Prevalence and factor related to tongue coating among a sample of Jordanian
Royal Medicine Services Dental Outpatients. Journal of The Royal Medicine
Services 22(1):35-40. .
Rathee, M., A. Hooda, A. Kumar. 2009. Fissured tongue: a case report and review
of literature. The Internet Journal of Nutrition and Wellness 10 (1).
30
31