a. Plak Kontrol
- Pengertian :
Tindakan
pewarna
untuk
memeriksa
kebersihan
gigi
dari
plak
menggunakan
bahan
2. Bila bahan pewarna berupa tablet, kunyahlah dan ratakan dengan lidah
keseluruh
pemukaan gigi.
-Penilaian
Melalui cermin dapat dilihat keadaan gigi yang masih kotor :
Bagian gigi yang masih berwarna merah menunjukkan adanya plak, apabila hal
tersebut
terjadi maka pasien harus diberikan instruksi cara menyikat gigi yang benar
karena menggosok gigi tiap hari dengan cara yang salah tidaklah membantu dalam
mengurangi
semua
akumulasi plak pada gigi. Metode penyikatan gigi harus dapat membersihkan
permukaan gigi, khsususnya daerah leher gingiva dan daerah interdental.
Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lukank maupun jaringan keras. Metode harus
tersusun dengan baik sehingga setiap bagian gigi geligi dapat disikat bergantian dan tidak ada
daerah yang terlewatkan.
Beberapa metode penyikatan gigi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tekhnik Horizontal
Semua permukaan gigi di gogok dengan maju mundur seperti menggosok lantai. Teknik ini
biasanya dianjurkan pada anak-anak.
2. Teknik Fone
Gigi dalam keadaan okulasi, bulu sikat ditekan kuat-kuat dan digerakan melingkar selebar
mungkin. Untuk permukaan oklusal, lingual digosok dengan gerakan maju mundur. Teknik ini
baik untuk gigi yang lengkap dan memiliki oklusi yang baik.
3. Teknik Charter
Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut 45, sikat ditekan sehingga
serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara kedua gigi kemudian dengan
gerakan memutar pada gagangnya, ujung sikat dipertahankan pada posisi ini. Tehnik ini
dianjurkan untuk pendertia dengan daerah interdental yang terbuka.
4. Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingival yang sensitive. Bagian samping
sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal
dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah pada rahang
atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi.
Permukaan oklusal dapat disikat dengan gerakan rotasi.
5. Teknik Stillman
Posisi bulu sikat sama dengan tehnik roll tetapi dekat dengan mahkota gigi, digerakan maju
mundur, Tehnik ini dilakukan sebanyak delapan kali tiap daerah interproksimal, membersihkan
dan memijat.
6. Teknik Fisiologik
Menggunakan bulu sikat yang halus, digerakkan dari arah servical ke oklusal dengan gerakan
untuk memijat gusi. Tehnik ini tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan penurunan gusi.
7. Teknik Bass
Tehnik lain yang dapat digunakan adalah tehnik Bass. Tehnik ini baik digunakan bila gingival
dalam keadaan sehat, karena tehnik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila digunakan pada
jaringan yang terinflamasi dan sensititf. Pada tehnik ini ujung sikat harus dipegang sedemikian
rupa sehingga bulu sikat terletak 45 derajat terhadap sumbu gigi, dengan ujung bulu sikat
mengarah ke leher ginggiva. Sikat kemudian ditekan kearah ginggiva dan digerakkan dengan
gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher ginggiva dan juga
terdorong masuk diantara gigi.
3. Tujuan DHE
a. Edukasi:
- Menjelaskan apa itu kalkulus (karang gigi)
- Menjelaskan apa itu penyakit periodontal
- Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut
- Menjelaskan bahaya akibat penyakit periodontal
- Menjelaskan pada pasien pentingnya kontrol enam bulan sekali ke dokter gigi
b. Motivasi
- Memberi penjelasan agar pasien dapat mengontrol plak dan kesehatan rongga mulutnya
- Memberi penjelasan pada pasien agar meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat
menyebabkan terakumulasinya plak seperti mengunyah pada satu sisi
- Memberi penjelasan tentang bahay merokok bagi kesehatan rongga mulut khususnya jaringan
periodontal
c. Instruksi
- Mengajarkan cara mengontrol plak pada pasien dengan memperagakan bagaimana cara
menyikat gigi yang benar, penggunaan dental floss dan obat kumur.
- Mengajarkan pada pasien pentingnya menyikat gigi secara rutin minimal dua kali sehari pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- Mengajarkan pada pasien bagaimana cara memilih makanan yang sehat dan bergizi.
Kontrol plak
Kontrol plak adalah pengambilan bakteri plak
dan pencegahan menumpuknya pada gigi dan
permukaan gingiva yang berdekatan. Kontrol plak
juga menghambat terbentuknya kalkulus, dapat
menyembuhkan keradangan gingiva dan bila kontrol
plak dihentikan akan menyebabkan kekambuhan
keradangan. Jadi kontrol plak adalah cara yang efektif
untuk perawatan dan pencegahan gingivitis dan
merupakan bagian yang penting dari semua prosedur
dalam perawatan dan pencegahan periodontitis.2
Kontrol plak merupakan suatu tindakan yang
dilakukan pada setiap tahap perawatan periodontal,
yang efektif untuk pencegahan terjadinya perubahan
inflamasi pada jaringan periodontal.4
Enzim
Jenis obat kumur ini dulu pernah dipasarkan
dengan merek dagang Zendium, namun sekarang
tidak dijumpai lagi. Bahan aktifnya adalah enzim
amiloglukoksidase dan glukosa oksidase yang dapat
menghasilkan hidrogen peroksida dari karbohidrat
yang terfermentasi.8
Ion logam
Beberapa ion logam yang bersifat antiplak
adalah campuran fluor. Penelitian menunjukkan
bahwa stannous fluoride mempunyai efek antiplak
DAFTAR PUSTAKA
1. Mandel ID. Antimicrobial mouthrinses: overview
and update. JADA 1994; Special Suplement,
125: 2S-10S.
2. Carranza FA, Newman MG. Clinical
periodontology. 8th ed. Philadelphia, London,
Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo: WB
Saunders Company; 1996. p. 504-5.
3. Moran JM. Chemical plaque control prevention
for the mases. Periodontology 2000, 1997; 15:
109-17.
4. Hadidjah D, Lambri SE. Implikasi klinis bahan
antimikroba pada plak kontrol. Jurnal
Kedokteran Gigi 1995; 7: 30-3.
5. Hartono SWA, Nilawati E, Armand S. Penilaian
klinis pasta gigi yang mengandung triclosan dan
zinc citrate terhadap gingivitis. Jurnal
Kedokteran Gigi 1998; 10: 1-5.
6. Babay N, Bukhary MT. Clinical effects of
chlorhexidine, sanguinarine and saline as
coolants during ultrasonic scaling on gingivitis in
orthodontics patient. Saudi Dental Journal, 2001;
3: 25-9.
7. Ernst CP, Prockl K, Willershausen B. The
effectiveness and side effect of 0,1% and 0,2%
chlorhexidine mouthrinses: A Clinical Study.
Quintessence International, 1998; 29: 443-8.
8. Daliemunthe SH. Obat kumur dan kesehatan
periodonsium. Majalah Kedokteran Gigi USU
1998; 4: 17-22.
9. Jones CG. Chlorhexidine: is it still the gold
standard?. Periodontology 2000, 1997; 15: 5562.
10. Addy M, Moran JM. Clinical indications for the
use of chemical adjuncts to plaque control:
chlorhexidine formulations. Periodontology