Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRESENTASI RENCANA PERAWATAN

MODUL ENDODONTIK

PERAWATAN SALURAN AKAR NON VITAL

Oleh:
MAHFUZHI ELHARIS
J 530170038

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Penyakit
Fraktur gigi adalah suatu kondisi gigi geligi yang memperlihatkan hilangnya
kontinuitas jaringan keras gigi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh trauma pada bagian
wajah atau gigi geligi (Mitchel, 2015).
B. Etiologi
Fraktur gigi biasanya disebabkan oleh trauma seperti terkena benturan dengan benda
tumpul, terjatuh yang melibatkan bagian wajah dan mulut, kecelakaan, dan berbagai
kemungkinan lain yang dapat menyebabkan trauma pada gigi (Kidd et al., 2003).
C. Patofisiologi
Trauma pada gigi  Tubuli dentinalis terbuka  Rasa ngilu (Cameron,2003)
D. Gejala
Gigi yang retak atau fraktur dapat menyebabkan rasa nyeri dengan intensitas yang
bervariasi tergantung luasnya jaringan gigi yang terlibat. Pada kasus yang hanya
melibatkan jaringan dentin gejala yang timbul adalah rasa ngilu saat minum dingin atau
bahkan tanpa gejala. Pada kasus yang berat, dengan jaringan pulpa menjadi terbuka dapat
menyebabkan rasa sakit yang hebat dan terus menerus serta kerusakan pada pulpa. Rasa
sakit yang terus menerus pada saat digunakan merupakan keluhan yang paling sering
terjadi, selain ini gejala yang sering timbul berupa ketidaknyamanan.

E. Tanda-tanda klinis
Terdapat dua jenis fraktur pada mahkota gigi yaitu (American Assosiation of Endodontic,
2013):
1. Unclompicated fracture
Fraktur jenis ini tidak melibatkan pulpa dan terdiri dari infraksi yaitu retakan (crack)
yang tdak sempurna pada email, fraktur email (fraktur ellis klas I) dan fraktur telah
melibatkan dentin (fraktur ellis klas II) dan tidak melibatkan pulpa.
2. Complicated fractures
Frakktur jenis ini melibatkan email, dentin dan pulpa, termasuk juga fraktur akar
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien

1) NamaLengkap : Yovi Prasetyo A

2) Alamat : Gumunggung 02/02, Banjarsari

3) Telepon/HP : 083897542588

4) Tempat/Tanggallahir : Pati, 11 November 1996

5) Jenis Kelamin : Laki-laki

6) Pekerjaan : Mahasiswa

7) Agama : Islam

Data Medik Umum

Golongan Darah :B

Alergi :-

Penyakit sistemik :-

B. Pemeriksaan Subjektif

Keluhan Utama (CC)

Pasien datang dengan keluhan gigi depan rahan atas patah karena kecelakaan

Riwayat Perjalanan Penyakit (PI)

- Menurut keterangan pasien giginya patah karena kecelakaan 1 tahun yang lalu

- Menurut keterangan pasien gigi yang dikeluhkan pernah berdarah ketika jatuh tanpa

ada rasa sakit

- Pasien tidak merasakan ngilu saat minum dingin dan tidak ada riwayat sakit spontan

- Pasien belum pernah memeriksakan gigi yang dikeluhkan ke dokter gigi


Riwayat Kesehatan Umum (PMH)

- Pasien mengaku belum pernah dirawat di rumah sakit

- Pasien mengaku tidak mempunyai alergi obat, makanan maupun cuaca

- Pasien tidak dalam perawatan dokter dan tidak mengonsumsi obat rutin

- Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

Riwayat Kesehatan Gigi (PDH)

Pasien mengaku belum pernah ke dokter gigi

Riwayat Kesehatan Keluarga (FH)

Menurut keterangan pasien:

Umum: Ayah = memiliki riwayat darah tinggi


Ibu = tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
Gigi: Ayah = tidak meiliki keluhan gigi dan mulut
Ibu = tidak memiliki keluhan gigi dan mulut
Riwayat Kehidupan Pribadi / Sosial (SH)

- Pasien tinggal dirumah bersama orangtua dengan lingkungan yang bersih

- Pasien mengkonsumsi teh dan kopi 2-3 gelas sehari

- Pasien merokok 2 batang rokok perhari

C. Pemeriksaan Objektif

1. Pemeriksaan Fisik :

Jasmani : Sehat, tidak ada kelainan.

Mental : Sehat (kooperatif dan komunikatif)

Vital Sign :

Tekanan Darah: 130/90 mmHg : Normal

Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 16 x/menit

Suhu : afebris

Berat Badan : 95 kg

Tinggi Badan : 175 cm

Kesehatan Umum Berdasarkan Sistem Tubuh:

- Sistem Endokrin : tidak ada / ada kelainan


- Sistem Gastrointestinal : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Hematopoetik : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Kardiovaskuler : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Muskoloskeletal : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Neurologik : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Respirasi : tidak ada / ada kelainan
- Sistem Urogenital : tidak ada / ada kelainan

2. Pemeriksaan Ekstra Oral :

Fasial Neuromuskular KelenjarLudah KelenjarLimfe TulangRahang TMJ

Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Gangguanfungsi TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Bentuk muka : Persegi, simetris

Profil : Cembung

Bibir : Sedang

3. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa Bibir : TAK

Mukosa Pipi : terdapat bekas gigitan setinggi oklusal gigi sepanjang M3 sampai

M1 mukosa bukal kanan dan kiri


Dasar Mulut : TAK

Gingival : Terdapat perubahan warna kemerahan, konsistensi lunak,

unstipling pada gingiva rahang atas dan rahang bawah.

Orofaring : TAK

Oklusi : Normal bite

Torus Palatinus : Tidak ada

Torus Mandibula : Tidak ada

Palatum : bentuk U, normal

Frenulum labialis RA : Sedang

Frenulum labialis RB : Sedang

Frenulum lingualis : Sedang

Frenulum bukalis RA : Sedang

Frenulum bucalis RB : Sedang

Lidah : Normal

Alveolus : Tinggi

Supernumerary Teeth : Tidak ada

Diastema : ada, interdental gigi 41 42

Gigi Anomali : Tidak ada

Gigi Tiruan : Tidak ada

Oral Hygiene : 5,1 (Sedang)

Lain-lain :-
4. Pemeriksan Oral Hygiene Index

Debris

Bucal Kanan Ant. Kiri Total


Palatal
Lingual
1 1 2 4
Atas
1 1 1 3
1 1 2 4
Bawah
1 1 1 3
2 2 4 8
Total
2 2 2 6

Kalkulus

Kanan Ant. Kiri Total


Bucal
Palatal
Lingual
1 2 2 5
Atas
1 1 1 3
1 2 1 4
Bawah
2 2 1 5
3 3 2 9
Total
3 3 0 8

DI = 14/6 = 2,3
CI = 17/6 = 2,8
OHI = DI + CI
= 5,1 (sedang)

5. Pemeriksaan Jaringan Lunak

Pada elemen 2,4 terdapat bekas gigitan setinggi oklusal sepanjang gigi M3 sampai M1 kiri
dan kanan.
D/ Cheek bitting
Elemen 14, 15, 23, terdapat perubahan warna kemerahan dengan konsistensi lunak,
unstipling.
D/ Gingivitis

6. Odontogram

Ringkasan Hasil Diagnosis / Rencana


Elemen
Pemeriksaan Differential Diagnosis Perawatan
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ Restorasi
18 permukaan oklusal dengan (K02.0) kavitas Kelas I
kedalaman email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ Restorasi
17 permukaan oklusal (K02.0) kavitas Kelas I
kedalaman email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Dentin TP/ Restorasi
16 prmukaan mesial dan distal (K02.1) kavitas Kelas I
dengan kedalaman dentin GV Black dengan
Sondasi : - palpasi : - resin komposit
Perkusi : - tes vitalitas : +

Terdapat fraktur pada D/ Fraktur ellis kelas TP/ Restorasi


12 bagian insisal melibatkan 1(S03.0) kavitas Kelas IV
email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat fraktur pada D/ Fraktur ellis kelas TP/
11 bagian mesio insiso distal II (S03.0) - PSA non vital
dengan kedalaman dentin - Mahkota jaket
Sondasi : - palpasi : -
Perkusi : - tes vitalitas : +
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ Restorasi
26 bagian oklusal dengan (K02.0) kavitas Kelas I
kedalaman email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ Restorasi
27 bagian oklusal dengan (K02.0) kavitas Kelas I
kedalaman email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ Restorasi
28 bagian oklusal dengan (K02.0) kavitas Kelas I
kedalaman email GV Black dengan
resin komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Email TP/ PSA Non vital
38 bagian oklusal dengan (K02.0)
kedalaman email
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
33 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
32 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
31 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
41 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
42 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
Terdapat pengikisan D/ Atrisi (K03.0) TP/ Observasi
43 jaringan keras gigi pada
bagian insisal
7. Foto Klinis Awal

8. Pemeriksaan Penunjang

Radiograpi periapikal

9. Diagnosis

D/ Gigi 11 Fraktur Ellis Kelas II


10. Rencana Perawatan

TP/ - KIE

- PSA non vital

- Mahkota Jaket

- Kontrol

11. Prognosis

Ad Bonam (baik)
BAB III

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN

A. Diagnosis
Trauma/ Fraktur gigi adalah hilangnya kontinuitas struktur gigi karena adanya gaya yang
kuat, garis fraktur dapat brupa horizontal, vertikal dan oblique. Ellis telah mengklasifikasikan
fraktur pada gigi sebagai berikut (American Assosiation of Endodontic, 2013):

Kelas I : fraktur mahkota melibatkan sedikit atau tidak sama sekali lapisan dentin
Kelas II : fraktur mahkota luas mengenai dentin, tidak menyebabkan pulpa terbuka
Kelas III : fraktur mahkota luas mengenai dentin, dan pulpa terbuka
Kelas IV : trauma menyebabkan gigi nonvital
Kelas V : gigi avulsi karena trauma
Kelas VI : fraktur akar dengan atau tanpa fraktur mahkota
Kelas VII: gigi berpindah tanpa ada fraktur akar maupun mahkota
Kelas VIII: Seluruh mahkota hancur dan perpindahan tempat
Kelas IX : trauma pada gigi decidui

Pada kasus ini pasien mengalami fraktur pada gigi depan kanan rahang atas (gigi 11)
karena kecelakaan 1 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan objektif menunjukan kehilangan
jaringan keras gigi yang telah melibatkan dentin sehingga di tegakan diagnosa adalah gigi 11
Fraktur ellis kelas II. Rencana perawatan yang diambil adalah perawatan saluran akar non vital
(PSA nonvital) sebab etiologi dari fraktur gigi 11 adalah trauma, dimana trauma dapat
menyebabkan nekrosis pulpa dalam jangka waktu tertentu. PSA non vital adalah salah satu
tindakan medis dengan cara mengganti jaringan pulpa nekrotik dengan bahan pengisi saluran
akar untuk mencegah kerusakan gigi dan infeksi yang lebih lanjut (Mitchel, 2015)
Tahap perawatan saluran akar antara lain: preparasi saluran akar yang meliputi
pembersihan dan pembentukan(biomekanis), pengukuran panjang kerja, disinfeksi, dan
pengisian saluran akar. Keberhasilan perawatan saluran ini dipengaruhi oleh preparasi dan
pengisian saluran akar yang baik, terutama pada bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi
yang kurang bersih memungkinkan terjadinya kegagalan dalam perawatan slauran akar
(Widyastuti, 2017)
B. TAHAPAN PERAWATAN
 Persiapan Alat
- Standar alat diagnostik
- Smooth Broach
- Barbed Broach
- K file
- H file
- Lentulo
- Glass plate
- Spatula semen
- Plastis Instrumen
- Handpiece
- Endo access bur
- Plugger
- Spreader
- Spuit injeksi
 Persiapan Bahan
- Akuades steril
- Kalsium hidroksida CaOH dan iod gliserin
- NaOCl 3% (Bahan Irigasi)
- Endometason (Bahan Sealer)
- Paper Point (Bahan pengering saluran akar)
- Gutta Perca Point (Bahan Obturasi)
- Semen Seng fosfat (Bahan Base)
- Cavit (Bahan Tumpatan Sementara)
- Cotton Roll
- PH cain
-
 Cara Kerja
- Preoperatif Radiograf
- Isolasi gigi : Pemasangan rubber dam atau cotton rol
- Anastesi infiltrasi pada gigi target
- Pembukaan atap pulpa dengan endo access bur
- Pencarian akses : Pencarian orifisium (Eksplorasi) dengan menggunakan Smooth
Broach
- Pulp Debridement dengan menggunakan Barbed Broach
- Pengukuran panjang kerja dengan Metode Observasi langsung
Ukur panjang gigi yang akan dirawat pada radiogram, misal X. Panjang kerja (PK)
perkiraan = x-1 mm. Masukkan file dengan panjang kerja X-1 mm tersebut dan
dilakukan pengambilan radiograf. Ketentuan :
a. Bila panjang alat tepat pada ujung apikal maka PK perkiraan dikurangi 1 mm.
b. Bila jarak ujung alat dengan ujung apikal >1mm atau ternyata ujung alat
menembus apikal maka pengukuran PK diulangi.
- Preparasi saluran akar dengan menggunakan K file dilakukan dengan teknik Step
back (PK Estimasi = 21 mm)
IAF 25 Irigasi
30 Irigasi Rekapitulasi file 25 (PK 21 mm)
35 Irigasi Rekapitulasi file 30 (PK 21 mm)
MAF 40 Irigasi Rekapitulasi file 35 (PK 21 mm)
45 Irigasi Rekapitulasi file 40 (PK = 20mm)
50 Irigasi Rekapitulasi file 40 (PK = 19mm)
55 Irigasi Rekapitulasi file 40 (PK = 18mm)
- Finishing preparasi saluran akar dengan menggunakan H file
File 60 Irigasi Rekapitulasi file 40 (PK = 17mm)
File 70 Irigasi Rekapitulasi file 45 (PK = 16mm)
Irigasi
- Setiap pergantian file dilakukan irigasi menggunakan NaOCl 0,5-5,25%
- Sterilisasi saluran akar menggunakan CaOH dan iod gliserin
- Tumpat sementara dengan caviton
Kunjungan berikutnya (1 minggu berikutnya) :
- Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan sakit saat digunakan makan
- Pemeriksaan Objektif : perkusi (-) dan palpasi (-)
- Lakukan tes Perhidrol dengan paper point yang sudah dimasukkan ke saluran akar
dicelupkan ke cairan perhidrol.
Jika terdapat buih pada cairan perhidrol maka saluran akar belum steril dan harus
dilakukan dressing ulang.
- Pengisian saluran akar dengan gutta perca secara kondensasi lateral
- Pilih gutta perca point dengan ukuran nomor file sesuai dengan MAF, sebagai
MAC (Master Apical Cone) potong sesuai dengan panjang kerja menggunakan
gunting
- Saluran akar maupun gutta percha utama dioelsi dengan sealer (endometason dan
eugenol) hanya di bagian apikalnya
- Pengolesan saluran akar menggunakan lentulo ditandai 2/3 dari PK dengan rubber
stop yang diputar dengan putaran lambat (low speed contra angle) dengan gerakan
ditarik ke arah koronal
- Gutta perca utama dimasukkan ke dalam saluran akar, kemudian semaksimal
mungkin gutta perca utama ditekan kearah lateral dengan menggunakan spreader
dari ukuran terbesar
- Sisa ruang saluran akar diisi lagi dengan gutta perca point tambahan duaa nomor
di bawah MAC sampai penuh
- Lakukan rontgen foto untuk mengetahui apakah pengisian saluran akar hermetis
atau tidak
- Kelebihan gutta perca dipotong sampai orifis menggunakan plugger yang dipanasi
- Kavitas ditumpat dengan tumpatan sementara yaitu semen seng fosfat dan cavit.
- Kontrol 1 minggu berikutnya
a. Melakukan pemeriksaan subjektif : untuk mengetahui ada tidaknya keluhan
setelah dilakukan obturasi (pengisian) saluran akar.
b. Melakukan pemeriksaan objektif
Perkusi ( - )
Palpasi ( - )
c. Melakukan foto rontgen untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jaringan
periapikal dan mengetahui hermetis atau tidak pada saat obturasi.
- Lakukan restorasi permanen.
BAB IV

KRSIMPULAN

Diagnosis yang ditegakan pada kasus ini adalah gigi 11 fraktur ellis kelas II. Perawatan
yang akan dilakukan adalah PSA non vital dengan mempertimbangkan etiologi fraktur gigi
11 adalah trauma saat kecelakaan 1 tahun yang lalu agar tidak terjadi nekrosis pulpa dan
infeksi lanjut pada daerah periapikal dimasa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

American Assosiations of Endodontist, 2013, Guidelines Treatment of Traumatic


Dental Injuries

Bakar A., 2013, Kedokteran Gigi Klinis, Ed.2, Quantum, Yogyakarta

Cameron, A.C. and Widmer, R. P., 2003. Handbook of Pediatric Dentistry 2nd edition.
Philadelphia : Mosby.

Grossman, LI., Oliet S., and Rio, CED. 2015. Ilmu Endodontik Dalam Prakter: edisi
kesebelas. EGC: Jakarta

Mitchell L., Mitchell DA., 2015, Kedokteran Gigi Klinik, Ed.5, EGC, Jakrta.

Walton R.E and Torabinejad M. 2014. Principles and Practice of Endodontics, 5th Ed.
Philadelphia. W.B Saunders Company. Pp : 41-2

Widyastuti, Noor Hafida. 2017. Penyakit Pulpa dan Periapikal beserta


Penatalaksanaanya.Muhammadiyah University Press. Surakarta

18

Anda mungkin juga menyukai