MODUL ORTHODONSIA
PLAT EKSPANSI
No Model
No. RM : 4 7 0 0 3
No. Model : 47003P19/100218
Drg/Operator : Auliana Memanati Rivanda
DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Semarang, 08 Februari 1999
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Mahasiswi
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Achmad Mondo Rivai Suku: Jawa Usia: 55 tahun
7. Nama Ibu : Ida Mualina Suku: Jawa Usia: 47 tahun
8. Pekerjaan orang tua : Swasta
9. Alamat orang tua : Jubelan, RT01/01, Kec. Sumowono, Kab. Semarang
Keluhan Utama :
Pasien datang mengeluhkan gigi depan rahang atasnya berantakan dan ingin dirapikan.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien mengeluhkan gigi depan atasnya berantakan sejak SD setelah gigi permanen
depannya tumbuh. Pasien merasa tidak nyaman dengan posisi gigi depannya yang
sedikit miring.
Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien pernah mencabutkan gigi susunya ke dokter gigi saat SD saat berumur 8 tahun
Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi :
a. Gigi Desidui :Gigi depan atas dan bawah sehat tidak ada yang gigis dengan
susunan gigi yang rapi,
b. Gigi bercampur : Gigi sehat dan pergantian gigi sesuai dengan waktunya,
pasien selalu ke dokter gigi jika mencabut gigi.
c. Gigi permanen : Gigi depan terasa tidak rapi sewaktu SD setelah gigi seri nya
tumbuh sempurna.
d. Kebiasaan Jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : Tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ayah : Ayah pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Kesehatan gigi baik,
susunan gigi rapi, gigi geligi dan rahang berukuran besar
Ibu : Ibu pasien memiliki riwayat penyakit vertigo dan tekanan darah rendah.
Kesehatan gigi baik, gigi geligi berukuran besar dan rahang berukuran kecil.
Kakak : Kakak pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Kesehatan gigi baik
namun susunan gigi kurang rapi.
Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :
Pasien adalah seorang mahasiswi di Universitas Gadjah Mada.
Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis, paien pernah di rawat di rumah sakit terkait
penyakit thypus.
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign :
Tekanan darah : 110/70 : normal
Nadi : 66 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : Afebris
Berat badan : 38 kg
Tinggi badan : 152 cm
Pemeriksaan Ekstra Oral :
(Kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe)
Kepala :
Indeks kepala : Lebar Kepala x 100 = 14 x 100 = 82,35 mm
Panjang Kepala 17
Bentuk Kepala : Brakisefali
Muka :
Indeks muka : Jarak N-Gn x 100 = 11,5 x 100 = 82,14 mm
Lebar bizygomatik 14
Bentuk Muka : Euriprosop
Profil Muka : Cembung
Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis Simon
Maksila : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
Mandibula : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
Tonus Otot Mastikasi : Normal
Tonus Otot Bibir : Normal
Bibir Posisi Istirahat : Normal
Free Way Space : 2 mm
Oklusi Sentrik : 51,7 mm
Rest Position : 49,7 mm
Fasial Neuromuskular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi
Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial
diagnosisnya) : TAK ( Tidak Ada Kelainan )
2,4 : Terdapat lesi linear pada mukosa bukal bilateral sejajar dengan dataran oklusal gigi P1-
M1. Dx: Cheek Bite
33,34: Terdapat lesi plak berwarna putih pada dorsal lidah, mudah dikerok, tidak
meninggalkan bekas kemerahan. Dx: Coated Tongue
28,29: Terdapat lesi linear pada ventral lidah bilateral, berwarna keunguan. Dx: Varikositas
30,31: Terdapat lesi linear pada lateral lidah bilateral, membentuk bekas gigitan. Dx:
Crenated Tongue
25,26,27: Terdapat lesi papuler, multiple, pada dasar mulut, sewarna mukosa. Dx: Karunkel
17,20,24: Terdapat gingiva berwarna kemerahan , sedikit membulat, pada bagian margin
gingiva. Dx: Gingivitis
34: Terdapat lesi desquamative pada dorsal lidah, single, asimptomatik. Dx: Geographic
Tongue
ODONTOGRAM
Bagian Anterior
Relasi Molar Kanan : Klas I Angle Relasi Molar Kiri : Klas I Angle
Relasi Caninus kanan : Klas I Angle Relas Caninus Kiri : Klas I Angle
SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSAL
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 29,9 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 34,5 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : Ʃ I x 100 = 37,37 mm Diskrepansi : -2,87 mm
80
Jarak M1-M1 pengukuran : 47,5mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ƩI X 100 = 46,71 mm Diskrepansi : +0,79 mm
64
Keterangan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 ke arah lateral kurang
(kontraksi) ringan sebesar 2,87 mm.
2. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 ke arah lateral lebih
(distraksi) ringan sebesar 0,79 mm.
Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 17.44 mm
Jarak I – (P1 – P1) pengukuran : 17.3 mm Diskrepansi : -0,14 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior kurang (kontraksi) ringan
sebesar 0,14 mm
Metode Howes
Jarak Lebar Mesiodistal M1-M1 : 95,5mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 38,4 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 38,4 x 100% = 40,20%
Md M1-M1 95,5
Jarak indeks inter fossa canina : 42 mm
Indeks FC : Jarak FC = 42 x 100% = 43,97%
Md M1-M1 95,5
Keterangan :
1. Lengkung gigi tidak cukup untuk menampung gigi-gigi karena indeks P < 43%
2. Lengkung basal tidak cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal
karena indeks FC < 44%
3. Indeks FC>IP sehingga indikasi ekspansi
Determinasi Lengkung Gigi
Hasil Penapakan
Keterangan:
: Lengkung mula-mula
: Lengkung ideal
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 21 maka terdapat kekurangan/kelebihan
ruang :
RA Kanan : +3,4 mm
Kiri : +2,7 mm
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 32 maka terdapat kekurangan/kelebihan
ruang :
RB Kanan : +2,6 mm
Kiri : 0 mm
Keterangan:
: Lengkung mula-mula
: Lengkung ekspansi
Jika lengkung rahang atas disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi anterior
mengikuti lengkung gigi 21, lengkung gigi posterior di ekspand sebesar 1,89mm, maka
terdapat :
RA Kanan : +1,9 mm
Kiri : +1,5 mm
Jika lengkung rahang bawah dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 32, dan lengkung gigi posterior di ekspand
sebesar 1,89mm, maka terdapat :
RB Kanan : +1,6 mm
Kiri : 0 mm
Rahang Bawah
31 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk
erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
35 : Linguoversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
41 : Labioversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
.
RENCANA PERAWATAN
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi dan tindakan lanjut)
1. Edukasi, Motivasi, dan Instruksi kepada pasien untuk:
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi sesuai waktu dan
cara yang dianjurkan (minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur), dalam membersihkan gigi dapat dibantu menggunakan dental floss
untuk membersihkan sela-sela gigi.
Pasien diberi edukasi dan penjelasan bahwa kawat gigi lepasan harus dipakai
minimal 20 jam pemakaian, supaya alat dapat bekerja dengan baik dalam proses
memperbaiki dan merapikan posisi gigi geligi. Pasien diinstruksikan untuk
melepas alat orthodontic lepasan ketika makan, dan alat harus dibersihkan setiap
hari dengan sikat gigi.
Pasien diinstruksikan untuk rutin kontrol perawatan guna melihat perkembangan
pergerakan gigi dan menjaga kebersihan alat lepasan.
2. Pencarian ruang
Berdasarkan perhitungan- perhitungan yang telah dilakukan :
a. Metode Pont
Pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter P1 kontraksi
ringan sebesar – 2.87 mm (dikarenakan kontraksinya kurang dari 5 mm)
Pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter M1 distraksi
ringan sebesar +0,79 mm (dikarenakan distraksinya kurang dari 5 mm )
b. Metode Korkhaus
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah
mengalami retraksi ringan sebesar – 0,14 mm (pertumbuhan dan
perkembangan ke arah anterior kurang).
c. Metode Howes
Indeks P adalah 40,20 %, sehingga lengkung gigi tidak dapat menampung
gigi geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, karana P < 43%.
Indeks FC adalah 43,97 %, sehingga lengkung basal tidak dapat menampung
gigi geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, karena FC <44%.
Indeks FC>IP sehingga indikasi ekspansi
d. Metode Determinasi Lengkung
Rahang Atas
Berdasarkan determinasi lengkung gigi, jika di susun dalam lengkung ideal
mengikuti gigi 21 dan lengkung gigi posterior tetap, maka terdapat kelebihan
ruang sebelah kanan 3,4 mm dan kiri 2,7 mm, maka dilakukan ekspansi ke
lateral dan grinding untuk memperoleh ruang.
Rahang Bawah
Berdasarkan determinasi lengkung gigi, jika di susun dalam lengkung ideal
mengikuti gigi 32 dan 42 dan lengkung gigi posterior tetap, maka terdapat
kelebihan ruang sebelah kanan 2,6 mm dan kiri 0 mm, maka dilakukan
ekspansi ke lateral dan grinding untuk memperoleh ruang.
3. Koreksi malposisi gigi individual
a. Rahang Atas
Tahap I
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:
Plat akrilik pada bagian palatal
Skrup Ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire ᴓ 0,7 mm.
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm.
Tahap II
Koreksi malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi:
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
Simple spring diletakkan pada gigi 12 dengan stainless wire ᴓ 0,6 mm
diaktifkan.
Tahap III
Koreksi malposisi gigi rahang atas menggunakan plat aktif yang dilengkapi:
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm,
diaktifkan.
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
Jalannya perawatan rahang atas :
Tahap I
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
Pengaktifan skrup ekspansi untuk menggerakkan lengkung gigi kearah lateral
sehingga di dapatkan cukup ruang untuk susunan gigi geligi ideal. Ekspansi
kearah lateral sejauh 1,89 mm dari lengkung awal. Pengaktifan plat ekspansi
2 x ¼ putaran (1/4 putaran 0,18 – 0,2 mm) untuk mencapai 2 mm maka
dilakukan pemutaran sebanyak 2 kali selama seminggu kurang lebih 5
minggu.
Tahap II
Setelah didapatkan ruang untuk susuan gigi geligi dalam lengkung ideal
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
Pengaktifan Simple spring diletakkan pada mesial gigi 12, stainless wire Ø 0,6
mm, dengan cara menekuk bagian U loop ke arah labial, untuk mendorong
mesial gigi ke arah labial.
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
Tahap III
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:
Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm,
diaktifkan.
Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
4. Skrup Ekspansi
Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Simple spring Ø 0,6mm
4. Basis plat rahang atas
Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
Rahang Bawah Tahap I
Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang bawah
4. Skrup Ekspansi
Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang bawah
Retainer Rahang Atas
Keterangan :
Keterangan :