Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK

MODUL ORTHODONSIA
PLAT EKSPANSI

No Model

Nama Pasien : Dina Arini Rivanda


Nama Operator : Auliana Maemanati Rivanda
Pembimbing : drg. Novarini Prahastuti, Sp.Ort

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK

No. RM : 4 7 0 0 3
No. Model : 47003P19/100218
Drg/Operator : Auliana Memanati Rivanda

Nama : Dina Arini Rivanda


Alamat : Jubelan, RT 01/01, Kec. Sumowono, Kab. Semarang
Telepon/HP : 085640233402

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Semarang, 08 Februari 1999
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Mahasiswi
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Achmad Mondo Rivai Suku: Jawa Usia: 55 tahun
7. Nama Ibu : Ida Mualina Suku: Jawa Usia: 47 tahun
8. Pekerjaan orang tua : Swasta
9. Alamat orang tua : Jubelan, RT01/01, Kec. Sumowono, Kab. Semarang

Tanggal Pendaftaran : 10 Februari 2018


Tanggal Pencetakan : 10 Februari 2018

DATA MEDIK UMUM


1. Golongan darah :O
2. Penyakit jantung : Tidak ada
3. Diabetes : Tidak ada
4. Haemophilia : Tidak ada
5. Hepatitis : Tidak ada
6. Penyakit lainnya : Gastritis
7. Alergi terhadap obat : Tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : Tidak ada
ANAMNESIS

 Keluhan Utama :
Pasien datang mengeluhkan gigi depan rahang atasnya berantakan dan ingin dirapikan.
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien mengeluhkan gigi depan atasnya berantakan sejak SD setelah gigi permanen
depannya tumbuh. Pasien merasa tidak nyaman dengan posisi gigi depannya yang
sedikit miring.
 Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien pernah mencabutkan gigi susunya ke dokter gigi saat SD saat berumur 8 tahun
 Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi :
a. Gigi Desidui :Gigi depan atas dan bawah sehat tidak ada yang gigis dengan
susunan gigi yang rapi,
b. Gigi bercampur : Gigi sehat dan pergantian gigi sesuai dengan waktunya,
pasien selalu ke dokter gigi jika mencabut gigi.
c. Gigi permanen : Gigi depan terasa tidak rapi sewaktu SD setelah gigi seri nya
tumbuh sempurna.
d. Kebiasaan Jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : Tidak ada
 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ayah : Ayah pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Kesehatan gigi baik,
susunan gigi rapi, gigi geligi dan rahang berukuran besar
Ibu : Ibu pasien memiliki riwayat penyakit vertigo dan tekanan darah rendah.
Kesehatan gigi baik, gigi geligi berukuran besar dan rahang berukuran kecil.
Kakak : Kakak pasien memiliki riwayat penyakit gastritis. Kesehatan gigi baik
namun susunan gigi kurang rapi.
 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :
Pasien adalah seorang mahasiswi di Universitas Gadjah Mada.
 Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis, paien pernah di rawat di rumah sakit terkait
penyakit thypus.
PEMERIKSAAN FISIK
 Vital Sign :
 Tekanan darah : 110/70 : normal
 Nadi : 66 x/menit
 Pernafasan : 18 x/menit
 Suhu : Afebris
 Berat badan : 38 kg
 Tinggi badan : 152 cm
 Pemeriksaan Ekstra Oral :
(Kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe)
Kepala :
Indeks kepala : Lebar Kepala x 100 = 14 x 100 = 82,35 mm
Panjang Kepala 17
 Bentuk Kepala : Brakisefali
Muka :
Indeks muka : Jarak N-Gn x 100 = 11,5 x 100 = 82,14 mm
Lebar bizygomatik 14
 Bentuk Muka : Euriprosop
 Profil Muka : Cembung
 Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis Simon
Maksila : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
Mandibula : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
 Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
 Tonus Otot Mastikasi : Normal
 Tonus Otot Bibir : Normal
 Bibir Posisi Istirahat : Normal
 Free Way Space : 2 mm
 Oklusi Sentrik : 51,7 mm
 Rest Position : 49,7 mm
Fasial Neuromuskular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi

Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial
diagnosisnya) : TAK ( Tidak Ada Kelainan )

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)


PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :
(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, orofaring)
Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan : (berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial
diagnosisnya)

2,4 : Terdapat lesi linear pada mukosa bukal bilateral sejajar dengan dataran oklusal gigi P1-
M1. Dx: Cheek Bite
33,34: Terdapat lesi plak berwarna putih pada dorsal lidah, mudah dikerok, tidak
meninggalkan bekas kemerahan. Dx: Coated Tongue
28,29: Terdapat lesi linear pada ventral lidah bilateral, berwarna keunguan. Dx: Varikositas
30,31: Terdapat lesi linear pada lateral lidah bilateral, membentuk bekas gigitan. Dx:
Crenated Tongue
25,26,27: Terdapat lesi papuler, multiple, pada dasar mulut, sewarna mukosa. Dx: Karunkel
17,20,24: Terdapat gingiva berwarna kemerahan , sedikit membulat, pada bagian margin
gingiva. Dx: Gingivitis
34: Terdapat lesi desquamative pada dorsal lidah, single, asimptomatik. Dx: Geographic
Tongue
ODONTOGRAM

Malposisi Gigi Individual :


12 : Distolabiotorsiversi
11 : Mesiolabiotorsiversi
21 : Mesioversi
22 : Mesiolabiotorsiversi
25 : Mesiopalatotorsiversi
31 : Distolabiotorsiversi
35 : Linguoversi
41 : Labioversi

Torus Palatinus : Tidak ada


Torus Mandibula : Tidak ada
Palatum : Sedang
Supernumary Teeth : Tidak ada
Diastema : Tidak ada
Gigi Anomali : Tidak ada
Gigi Tiruan : Tidak ada
Oral Hygiene : Baik
Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik :
ANTERIOR : Overjet : 4,3 mm Overbite : 3,2 mm
Palatal bite : Tidak ada
Deep bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Edge to edge bite : Tidak ada
Cross bite : Tidak ada
POSTERIOR
Cross bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Scissor bite : Tidak ada
Cup to cup bite : Tidak ada
Relasi Molar Pertama Kanan : Kelas I Angle
Relasi Molar Pertama Kiri : Kelas I Angle
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : Bergeser 1mm ke kiri
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris
ANALISIS FOTO MUKA

TAMPAK DEPAN TAMPAK DEPAN SENYUM

TAMPAK SAMPING TAMPAK SAMPING SENYUM

Bentuk Muka : Euriprosop


Profil Muka : Cembung
ANALISIS INTRAORAL

Bagian Anterior

Relasi Molar Kanan : Klas I Angle Relasi Molar Kiri : Klas I Angle
Relasi Caninus kanan : Klas I Angle Relas Caninus Kiri : Klas I Angle
SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSAL
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

GAMBAR STUDY MODEL

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH


ANALISIS MODEL STUDI
 Bentuk Lengkung Gigi : Rahang Atas : Parabola
Rahang Bawah : Parabola
 Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH


Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
1 8,2 8,2 7,40-9,75 Normal 1 5 5,1 4,97-6,60 Normal
2 6,7 6,8 6,05-8,10 Normal 2 5,7 5,6 5,45-6,85 Normal
3 7,5 7,6 7,05-9,32 Normal 3 6,2 6,4 6,15-8,15 Normal
4 7,4 7,7 6,75-9,00 Normal 4 7,6 7,7 6,35-8,75 Normal
5 7,4 7,6 6,00-8,10 Normal 5 7 7,5 6,80-9,55 Normal
6 10,3 10,1 9,95-12,10 Normal 6 11,3 11,3 10,62-13,05 Normal
7 9,4 10,3 8,75-10,87 Normal 7 10,5 9,7 8,90-11,37 Normal

Kesimpulan : Semua ukuran gigi normal

PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
 Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 29,9 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 34,5 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : Ʃ I x 100 = 37,37 mm Diskrepansi : -2,87 mm
80
Jarak M1-M1 pengukuran : 47,5mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ƩI X 100 = 46,71 mm Diskrepansi : +0,79 mm
64
Keterangan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 ke arah lateral kurang
(kontraksi) ringan sebesar 2,87 mm.
2. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 ke arah lateral lebih
(distraksi) ringan sebesar 0,79 mm.
 Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 17.44 mm
Jarak I – (P1 – P1) pengukuran : 17.3 mm Diskrepansi : -0,14 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior kurang (kontraksi) ringan
sebesar 0,14 mm

 Metode Howes
Jarak Lebar Mesiodistal M1-M1 : 95,5mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 38,4 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 38,4 x 100% = 40,20%
Md M1-M1 95,5
Jarak indeks inter fossa canina : 42 mm
Indeks FC : Jarak FC = 42 x 100% = 43,97%
Md M1-M1 95,5
Keterangan :
1. Lengkung gigi tidak cukup untuk menampung gigi-gigi karena indeks P < 43%
2. Lengkung basal tidak cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal
karena indeks FC < 44%
3. Indeks FC>IP sehingga indikasi ekspansi
 Determinasi Lengkung Gigi
Hasil Penapakan

Keterangan:
: Lengkung mula-mula
: Lengkung ideal
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 21 maka terdapat kekurangan/kelebihan
ruang :
RA Kanan : +3,4 mm
Kiri : +2,7 mm

Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 32 maka terdapat kekurangan/kelebihan
ruang :
RB Kanan : +2,6 mm
Kiri : 0 mm

Overjet awal : 4,2mm


Overjet akhir: 2,2mm
(dihitung tepat pada mesial gigi 11 rahang atas terhadap mesial gigi 41)
 Determinasi Lengkung Ekspansi
Hasil penapakan lengkung ekspansi

Keterangan:
: Lengkung mula-mula
: Lengkung ekspansi
Jika lengkung rahang atas disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi anterior
mengikuti lengkung gigi 21, lengkung gigi posterior di ekspand sebesar 1,89mm, maka
terdapat :
RA Kanan : +1,9 mm
Kiri : +1,5 mm

Jika lengkung rahang bawah dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi posterior tetap dan
lengkung gigi anterior mengikuti lengkung gigi 32, dan lengkung gigi posterior di ekspand
sebesar 1,89mm, maka terdapat :
RB Kanan : +1,6 mm
Kiri : 0 mm

Overjet awal : 4,2mm


Overjet akhir: 2,2mm
(dihitung tepat pada mesial gigi 11 rahang atas terhadap mesial gigi 41)
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM
ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI

Malposisi gigi individual :


Rahang Atas
11 : Mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk
erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
12 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk
erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
21 : Mesioversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
22 : Mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk
erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
25 : Mesiopalatotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia
untuk erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.

Rahang Bawah
31 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk
erupsi, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
35 : Linguoversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
41 : Labioversi, kemungkinan karena tidak mencukupinya ruang yang tersedia untuk erupsi,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.

.
RENCANA PERAWATAN
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi dan tindakan lanjut)
1. Edukasi, Motivasi, dan Instruksi kepada pasien untuk:
 Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi sesuai waktu dan
cara yang dianjurkan (minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur), dalam membersihkan gigi dapat dibantu menggunakan dental floss
untuk membersihkan sela-sela gigi.
 Pasien diberi edukasi dan penjelasan bahwa kawat gigi lepasan harus dipakai
minimal 20 jam pemakaian, supaya alat dapat bekerja dengan baik dalam proses
memperbaiki dan merapikan posisi gigi geligi. Pasien diinstruksikan untuk
melepas alat orthodontic lepasan ketika makan, dan alat harus dibersihkan setiap
hari dengan sikat gigi.
 Pasien diinstruksikan untuk rutin kontrol perawatan guna melihat perkembangan
pergerakan gigi dan menjaga kebersihan alat lepasan.
2. Pencarian ruang
Berdasarkan perhitungan- perhitungan yang telah dilakukan :
a. Metode Pont
 Pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter P1 kontraksi
ringan sebesar – 2.87 mm (dikarenakan kontraksinya kurang dari 5 mm)
 Pertumbuhan dan perkembangan ke arah lateral pada regio inter M1 distraksi
ringan sebesar +0,79 mm (dikarenakan distraksinya kurang dari 5 mm )
b. Metode Korkhaus
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah
mengalami retraksi ringan sebesar – 0,14 mm (pertumbuhan dan
perkembangan ke arah anterior kurang).
c. Metode Howes
 Indeks P adalah 40,20 %, sehingga lengkung gigi tidak dapat menampung
gigi geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, karana P < 43%.
 Indeks FC adalah 43,97 %, sehingga lengkung basal tidak dapat menampung
gigi geligi dalam keadaan lengkung ideal dan stabil, karena FC <44%.
 Indeks FC>IP sehingga indikasi ekspansi
d. Metode Determinasi Lengkung
 Rahang Atas
Berdasarkan determinasi lengkung gigi, jika di susun dalam lengkung ideal
mengikuti gigi 21 dan lengkung gigi posterior tetap, maka terdapat kelebihan
ruang sebelah kanan 3,4 mm dan kiri 2,7 mm, maka dilakukan ekspansi ke
lateral dan grinding untuk memperoleh ruang.
 Rahang Bawah
Berdasarkan determinasi lengkung gigi, jika di susun dalam lengkung ideal
mengikuti gigi 32 dan 42 dan lengkung gigi posterior tetap, maka terdapat
kelebihan ruang sebelah kanan 2,6 mm dan kiri 0 mm, maka dilakukan
ekspansi ke lateral dan grinding untuk memperoleh ruang.
3. Koreksi malposisi gigi individual
a. Rahang Atas
Tahap I
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:
 Plat akrilik pada bagian palatal
 Skrup Ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire ᴓ 0,7 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm.
Tahap II

Koreksi malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi:

 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
 Simple spring diletakkan pada gigi 12 dengan stainless wire ᴓ 0,6 mm
diaktifkan.

Tahap III

Koreksi malposisi gigi rahang atas menggunakan plat aktif yang dilengkapi:

 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm,
diaktifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
Jalannya perawatan rahang atas :

Tahap I

 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Pengaktifan skrup ekspansi untuk menggerakkan lengkung gigi kearah lateral
sehingga di dapatkan cukup ruang untuk susunan gigi geligi ideal. Ekspansi
kearah lateral sejauh 1,89 mm dari lengkung awal. Pengaktifan plat ekspansi
2 x ¼ putaran (1/4 putaran 0,18 – 0,2 mm) untuk mencapai 2 mm maka
dilakukan pemutaran sebanyak 2 kali selama seminggu kurang lebih 5
minggu.
Tahap II

 Setelah didapatkan ruang untuk susuan gigi geligi dalam lengkung ideal
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Pengaktifan Simple spring diletakkan pada mesial gigi 12, stainless wire Ø 0,6
mm, dengan cara menekuk bagian U loop ke arah labial, untuk mendorong
mesial gigi ke arah labial.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
Tahap III

 Dilakukan koreksi malposisi gigi 12,11,,22,23 dengan cara mengaktifkan


Labial arch, dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan cara menekuk U loop
bagian mesial dan memposisikan bar pada sepertiga atau setengah fasial gigi
dan pengurangan plat bagian verkeilung secara selektif untuk mengkoreksi
gigi-gigi yang labioversi.
 Adam klamer digunakan sebagai retensi plat diletakkan pada gigi 16 dan 26,
stainless wire Ø 0,7 mm dipasifkan.
b. Rahang Bawah:
Tahap 1

Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:

 Plat akrilik pada bagian palatal


 Skrup Ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire ᴓ 0,7 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm.
Tahap II
Koreksi malposisi gigi rahang bawah menggunakan plat aktif yang dilengkapi:

 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm,
diaktifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm

Jalannya perawatan rahang bawah:


Tahap I
 Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Pengaktifan skrup ekspansi untuk menggerakkan lengkung gigi kearah lateral
sehingga di dapatkan cukup ruang untuk susunan gigi geligi ideal. Ekspansi
kea rah lateral sejauh 1,8 mm dari lengkung awal. Pengaktifan plat ekspansi 2
x ¼ putaran (1/4 putaran 0,18 – 0,2 mm) untuk mencapai 2 mm maka
dilakukan pemutaran sebanyak 2 kali selama seminggu kurang lebih 5
minggu.
Tahap II
 Setelah didapatkan ruang untuk susuan gigi geligi dalam lengkung ideal
 Dilakukan koreksi malposisi gigi 31,41 dengan cara mengaktifkan Labial arch
dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm diaktifkan
dengan cara menekuk U loop bagian mesial dan memposisikan bar pada
sepertiga atau setengah fasial gigi dan dengan pengurangan verkeilung secara
selektif untuk mengkoreksi gigi-gigi yang labioversi.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan sebagai retensi plat.
4. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi dan malrelasi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang ada,
sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu diperlukan:
 Pengecekan kontak oklusal dengan kertas artikulasi.
 Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru). Kemudian
dicek apakah warna biru menjadi seimbang di semua tonjol, jika masih terdapat
daerah yang sangat biru dilakukan grinding pada daerah traumatik tersebut,
sehingga warna biru menjadi seimbang di semua tonjol.
5. Retainer
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Hawley
retainer yang terdiri dari:
 Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
 Klamer adam menggunakan stainless wire  0,7 mm.
 Labial arch mengggunakan stainless wire  0,8 mm dipasang dalam keadaan pasif.
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang
telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukkan tulang baru melalui proses aposisi
di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah:
1. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas pada saat
sikat gigi) selama tiga bulan pertama kontrol tiap sebulan sekali untuk
mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
2. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian
dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika mobilitas gigi hilang,
untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai jika keluar rumah dan dipakai
lagi jika di dalam rumah. Dicek apakah setiap pemakaian kembali alat terasa
sesak atau tidak. Kontrol dilakukan tiap sebulan sekali.
3. Jika setiap tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali, maka
pemakaian diteruskan lagi selama tiga bulan dengan kontrol tiap sebulan sekali.
Jika alat sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk bulan ketiganya alat
dipakai pada malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakaian
kembali terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan tiap sebulan sekali.
4. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer
dihentikan. Kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir.
GAMBAR ALAT

Rahang Atas Tahap I

Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
4. Skrup Ekspansi

Rahang Atas Tahap II

Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Simple spring Ø 0,6mm
4. Basis plat rahang atas

Rahang Atas Tahap III

Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang atas
Rahang Bawah Tahap I

Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang bawah
4. Skrup Ekspansi

Rahang Bawah Tahap II

Keterangan:
1. Labial arch Ø 0,7 mm
2. Adam klamer Ø 0,7 mm
3. Basis plat rahang bawah
Retainer Rahang Atas

Keterangan :

1. Labial Arch ( 0,8 mm)


2. Adam Klamer ( 0,7 mm)
3. Plat Akrilik

Retainer Rahang Bawah

Keterangan :

1. Labial Arch ( 0,8 mm)


2. Adam Klamer ( 0,7 mm)
3. Plat Akrilik
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat
giginya, jaringan pendukung yang baik dan sehat, usia pasien yang masih muda, kooperatif
dan komunikatif, serta keadaan sosial dan ekonomi pasien yang mendukung.

Yogyakarta, 26 September 2018


Menyetujui,

Dosen Pembimbing Operator

(drg. Novarini Prahastuti, Sp. Ortho) (Auliana Maemanati Rivanda, S.Kg)

Anda mungkin juga menyukai