Ortodonti
Disusun oleh:
Annisa Salsabila (2022-16-030)
Integrasi A
Ayah Ibu
● Brakifasial : 79-83,9 mm
● Mesofasial : 84-87,9 mm
● Dolikofasial : 88-92,9 mm
Kesimpulan:
Midline wajah berhimpit dengan lengkung gigi
atas.
Analisis Intraoral
Gingiva : Normal
Lidah : Normal
Palatum : Dalam
Umur Dentalis : 48
Total mesial-distal:
RA penderita benar, RB ideal yang sesuai dengan tabel RB penderita benar, RA ideal yang sesuai dengan tabel Bolton
Bolton adalah 35.5 mm adalah 91 mm
Selisih RB penderita dengan RB ideal tabel Bolton: Selisih RA penderita dengan RA ideal tabel Bolton:
35.7 – 35.5 = 0.2 mm 96 – 91 = 5 mm
Kesimpulan: Kesimpulan:
Total lebar M-D gigi 33-43 lebih besar 0.2 mm dari Total lebar M-D gigi 16-26 lebih besar 5 mm dari seharusnya.
seharusnya.
ALD
1 Rahang Atas Rahang Bawah 2
15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35
8 7.5 7 7.5 9 8.5 7 7 7 7.5 7.2 7 7 5.7 5.5 5.5 5.5 6.2 6.7 7
Jumlah lebar M-D gigi 15-25 = 76 mm (X) Jumlah lebar M-D gigi 45-35 = 63.3 mm (X)
Panjang lengkung rahang = 74 mm (Y) Panjang lengkung rahang = 61 mm (Y)
Kesimpulan: Kesimpulan:
Kekurangan ruangan pada rahang atas sebesar 2 mm Kekurangan ruangan pada rahang bawah sebesar 2.3
mm
Rontgen Sefalometri
Analisis Sefalometri
1 SNA
Hasil perhitungan: 83 °
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut SNA didapatkan hasil
83 ° (82 ± 2 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan maksila terhadap basis krani normal.
Analisis Sefalometri
2 SNB
Hasil perhitungan: 81 °
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut SNB didapatkan hasil 81 °
(80 ± 2 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
mandibula terhadap basis krani normal.
Analisis Sefalometri
3 ANB
Hasil perhitungan: 2 °
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut ANB didapatkan hasil 2 °,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki
hubungan skeletal kelas I.
Analisis Sefalometri
4 UI-NA (SUDUT)
Hasil perhitungan: 31 °
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut UI-NA didapatkan hasil 31 °,
( >22 ° ) sehingga dapat disimpulkan bahwa inklinasi
aksial dan posisi gigi insisivus maksila protrusif.
Analisis Sefalometri
5 UI-NA (JARAK)
Hasil perhitungan: 9 mm
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan antara garis NA ke titik anterior
ke permukaan labial insisif maksila adalah 9mm
(>4mm), sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi
insisif maksila terhadap skeletal protrusif.
Analisis Sefalometri
6 LI-NB (SUDUT)
Hasil perhitungan: 30 °
● Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran sudut LI-NB didapatkan hasil
30 °(>25 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa
inklinasi aksial dan posisi insisif mandibula protrusif.
Analisis Sefalometri
7 LI-NB (JARAK)
● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan antara garis NB ke titik anterior
permukaan labial insisif mandibula adalah 9,5 mm
(>4mm), sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi insisif
mandibuka terhadap skeletal protrusif
Analisis Sefalometri
8 SUDUT INTERINCISAL
● Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran sudut perpotongan sumbu
panjang gigi insisif maksila dan insisif mandibula
didapatkan hasil 115 °(<131 °), sehingga dapat
disimpulkan posisi insisif protrusif.
Parameter Nilai Normal Sebelum Perawatan Keterangan
SNA (82±2) ° 83 ° Hubungan maksila terhadap basis krani normal
Pasien laki-laki berusia 27 tahun datang dengan keluhan gigi depan atas dan bawah berjejal, tipe wajah
dolikofasial, wajah asimetris dan tidak seimbang. Profil wajah konveks. Hubungan gigi geligi M1 kanan
neutroklusi, M1 kiri neutroklusi, kaninus kanan neutroklusi dan kaninus kiri neutroklusi. Overjet sebesar
+ 4.7 mm dan overbite sebesar + 4 mm. Kekurangan ruang pada rahang atas 2 mm dan kekurangan
ruang pada rahang bawah 2,3 mm.
A. Slicing pada bagian distal gigi 11,21 dan pada bagian mesial
gigi 12,22
B. Komponen aktif:
T spring untuk mendorong bagian mesial gigi 11,21 ke arah
labial
C. Komponen pasif: Labial bow pada gigi 14-24 untuk
mempertahankan lengkung gigi
D. Komponen retentif: Adam’s klamer pada gigi 16,26
sebagai retensi dan penjangkaran
E. Plat akrilik: sebagai retensi
Tahap Perawatan
2 Rahang Bawah