Anda di halaman 1dari 43

Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Gigi

Ortodonti
Disusun oleh:
Annisa Salsabila (2022-16-030)
Integrasi A

Dosen Pembimbing: drg. Herlia Nur Istindiah,


M.Si., Sp.Ort
Identitas Pasien
Nama Pasien Robby Jaya Putra
No. Rekam Medis 40-17-22
Tanggal cetak RA&RB 2 Desember 2022
Tempat/Tanggal Lahir Dumai, 18 Agustus 1995
Umur Kronologis 27 Tahun 7 Bulan
Susunan dalam Keluarga Anak Ke -1
Jenis Kelamin Laki-Laki
Pekerjaan BUMD
Tinggi Berat Badan 175cm / 67kg
Pendidikan Terakhir D3
Alamat Pulogebang Permai D4/1
No.Telepon 082283139478
Data Orang Tua

Ayah Ibu

Nama Ayah Wendra Nama Ibu Erni

Usia 52 Tahun Usia 51 Tahun

Ras/Suku Minang Ras/Suku Minang

Pendidikan Terakhir S1 Pendidikan Terakhir S1

Pekerjaan Swasta Pekerjaan PNS


Anamnesis
Keluhan Utama : Gigi depan berjejal
Motivasi : Pribadi
Kelahiran Normal/Abnormal : Normal
Pemberian Susu
§ ASI s/d umur : 2 Tahun
§ Botol s/d umur : 4 Tahun
Penyakit yang pernah/sedang Diderita : Tidak ada
Kebiasaan buruk yang ada/pernah ada : Pengunyahan satu sisi (kanan)
Riwayat Perawatan Orto : Tidak ada
Anggota keluarga yang menunjukkan tipe : Bapak
oklusi yang sama
Analisis Ekstraoral
1 Analisis Frontal: Tipe Wajah

𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉 𝟏𝟑𝟑


Facial Index: 𝒙𝟏𝟎𝟎 = 𝒙𝟏𝟎𝟎 = 110,8mm
𝑳𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉 𝟏𝟐𝟎

● Brakifasial : 79-83,9 mm
● Mesofasial : 84-87,9 mm
● Dolikofasial : 88-92,9 mm

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan, didapatkan tinggi


wajah 133mm dan lebar wajah 120mm. Kemudian dihitung
menggunakan rumus indeks morfologi wajah didapatkan
hasil 110,8mm (>92,9mm). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien memiliki tipe wajah dolikofasial
Analisis Ekstraoral
2 Analisis Frontal: Simetri Wajah (Proffit)

● Central fifth : 36mm


● Medial fifth kanan : 34 mm
● Medial fifth kiri : 35 mm
● Lateral fifth kanan : 15 mm
● Lateral fifth kiri : 21 mm

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan simetri wajah


menurut acuan Proffit, central fifth ≠ medial fifth kanan
dan kiri ≠ lateral fifth kanan dan kiri, sehingga dapat
disimpulkan bahwa wajah pasien tidak simetris.
Analisis Ekstraoral
3 Analisis Frontal: Simetri Wajah (Rakosi)

● Bidang referensi vertikal : Garis tengah wajah


● Bidang horizontal atas : Bipupilary plane
● Bidang horintal bawah : Garis stomiton

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan simetri wajah


menurut acuan Rakosi, bidang horizontal bawah
(bipupilary plane) tidak sejajar dengan bidang horizontal
bawah (garis stomion), sehingga dapat disimpulkan bahwa
wajah tidak simetris.
Analisis Ekstraoral
4 Analisis Frontal: Wajah Seimbang

● 1/3 wajah bagian atas ( jarak dari trichion ke glabela ) :


55mm
● 1/3 wajah bagian tengah ( jarak dari glabela ke sub
nasal ) : 65mm
● 1/3 wajah bagian bawah ( jarak dari subnasal ke
menton) : 60mm

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan muka seimbang,


didapatkan hasil 1/3 wajah bagian atas yaitu 55mm ≠ 1/3
wajah bagian tengah yaitu 65mm ≠ 1/3 wajah bagian
bawah yaitu 60mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien memiliki wajah tidak seimbang.
Analisis Ekstraoral
5 Analisis Profil Wajah

Analisis profil wajah pasien dilakukan berdasarkan


pengukuran besar sudut dalam yang dibentuk oleh dua
garis acuan, yaitu:
● Garis yang menghubungkan titik Glabela ke Upper Lip
● Garis yang menghubungkan titik Upper lip ke
Pogonion Jaringan lunak
Hasil pengukuran : 160°

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan profil wajah,


didapatkan hasil 160° (<180 °), sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien memiliki profil wajah cembung/konveks.
Analisis Ekstraoral
6 Analisis Midline Wajah

Kesimpulan:
Midline wajah berhimpit dengan lengkung gigi
atas.
Analisis Intraoral

Kebersihan Mulut : Baik

Gingiva : Normal

Frenulum Labialis Atas : Sedang

Frenulum Labialis Bawah : Sedang

Lidah : Normal

Palatum : Dalam

Tonsil Faringeus : Normal


Analisis Intraoral

Garis Tengah Lengkung Gigi Atas : Normal


Garis Tengah Lengkung Gigi Bawah : Ke kiri 2 mm
Analisis Rontgen Panoramik

• Missing Teeth: Tidak ada


• Persistensi: Tidak ada
• Impaksi: Tidak ada
• Kondisi Mahkota: Dalam batas
normal
• Kondisi Akar: Dalam batas normal
• Kondisi Tulang Alveolar: Dalam
batas normal
Odontogram
Analisis Intraoral

Persistensi Gigi Susu : Tidak ada

Kelainan Bentuk/Ukuran Gigi : Tidak ada

Umur Dentalis : 48

Urutan Erupsi Gigi RA :61243578

Urutan Erupsi Gigi RB :61243578


Analisis Fungsional
Sendi temporo mandibular : Normal
Interocclusal clearance / Free way space : 75 mm – 73 mm = 2 mm
Occlusal Interference
• Depan : 12&42, 21&31
• Kanan : 12&41, 11&31, 12&41
• Kiri : 21&31, 22&32
Fungsi bicara : Normal
Fungsi kunyah : Satu sisi (kanan)
Bibir : Kompeten
Gerak buka tutup mulut : Pergerakan ke kiri saat membuka mulut
Analisis Model Belajar: Bentuk
Lengkung Gigi

Ovoid, simetris Tapering, simetris


Analisis Model Belajar: Curve of Spee

Kiri: 3 mm (deep) Kanan: 3.5 mm (deep)


Inklinasi Aksial & Ukuran Mesio Distal Gigi
Inklinasi Aksial Ukuran Mesio-Distal Gigi (mm) Inklinasi Aksial
18 - - 28
17 9 mm 8 mm 27
16 10 mm 10 mm 26
15 8 mm 7.5 mm 25
14 7.5 mm 7 mm 24
13 7 mm 7 mm 23
12 7.5 mm 7 mm 22
Distolabioversi 11 9 mm 8.5 mm 21 Distolabioversi
Mesiolinguoversi 41 5.5 mm 5.5 mm 31 Mesiolinguoversi
42 5.7 mm 5.5 mm 32
Distolinguoversi 43 7 mm 6.2 mm 33
44 7 mm 6.7 mm 34
45 7.2 mm 7 mm 35
46 10 mm 10 mm 36
47 10 mm 10 mm 37
48 - - 38
Hubungan Gigi Geligi

M1 Kanan M1 Kiri C Kanan C Kiri

Sagital Neutroklusi Neutroklusi Neutroklusi Neutroklusi

Transversal Normal Normal Normal Normal

Vertikal Normal Normal Normal Normal

Overjet : +4.7mm (gigi 11 ke 41) Overbite +4mm (gigi 11 ke 41)


Indeks & Perhitungan Pont
SLu= Diameter M-D gigi 12,11,21,22= 32 mm
Indeks P
Penderita Pont Selisih 𝑺𝑳𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎
= = 𝟒𝟎
𝟖𝟎 𝟖𝟎
4-4 37.3 40 -2.7

6-6 50.8 50 +0.8 Indeks M


Tinggi lengkung 18 20 -2 𝑺𝑳𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎
= = 𝟓𝟎
𝟔𝟒 𝟔𝟒

Kesimpulan: Tinggi Lengkung


● Regio 4-4 mengalami konstraksi sebesar 2.7 mm 𝑺𝑳𝒖 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎
= = 𝟐𝟎
● Regio 6-6 memiliki distraksi sebesar 0.8 mm 𝟏𝟔𝟎 𝟏𝟔𝟎
● Tinggi lengkung mengalami retraksi sebesar 2 mm
Analisa Bolton
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
RA 10 8 7.5 7 7.5 9 8.5 7 7 7 7.5 10

RB 10 7.2 7 7 5.7 5.5 5.5 5.5 6.2 6.7 7 10

Total mesial-distal:

• 6 gigi anterior RA (13-23) = 46 mm


• 6 gigi anterior RB (33-43) = 35.7 mm
• 12 gigi RA (16-26) = 96 mm
• 12 gigi RB (36-46) = 83.3 mm
Analisa Bolton

Bolton Anterior Ratio Bolton Overall Ratio


𝑺𝒖𝒎 𝑴𝒂𝒏𝒅𝟔 𝟑𝟓. 𝟕 𝑺𝒖𝒎 𝑴𝒂𝒏𝒅𝟏𝟐 𝟖𝟑. 𝟑
𝒙𝟏𝟎𝟎 = 𝒙𝟏𝟎𝟎 = 𝟕𝟕. 𝟔 > 𝟕𝟕. 𝟐 𝒙𝟏𝟎𝟎 = 𝒙𝟏𝟎𝟎 = 𝟖𝟔. 𝟕 < 𝟗𝟏. 𝟑
𝑺𝒖𝒎 𝑴𝒂𝒙𝟔 𝟒𝟔 𝑺𝒖𝒎 𝑴𝒂𝒙𝟏𝟐 𝟗𝟔

RA penderita benar, RB ideal yang sesuai dengan tabel RB penderita benar, RA ideal yang sesuai dengan tabel Bolton
Bolton adalah 35.5 mm adalah 91 mm

Selisih RB penderita dengan RB ideal tabel Bolton: Selisih RA penderita dengan RA ideal tabel Bolton:
35.7 – 35.5 = 0.2 mm 96 – 91 = 5 mm

Kesimpulan: Kesimpulan:
Total lebar M-D gigi 33-43 lebih besar 0.2 mm dari Total lebar M-D gigi 16-26 lebih besar 5 mm dari seharusnya.
seharusnya.
ALD
1 Rahang Atas Rahang Bawah 2

15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35
8 7.5 7 7.5 9 8.5 7 7 7 7.5 7.2 7 7 5.7 5.5 5.5 5.5 6.2 6.7 7

Jumlah lebar M-D gigi 15-25 = 76 mm (X) Jumlah lebar M-D gigi 45-35 = 63.3 mm (X)
Panjang lengkung rahang = 74 mm (Y) Panjang lengkung rahang = 61 mm (Y)

Perhitungan ALD: Perhitungan ALD:


ALD = Y – X = 74 - 76 = -2 mm ALD = Y – X = 61 – 63.3 = -2.3 mm

Kesimpulan: Kesimpulan:
Kekurangan ruangan pada rahang atas sebesar 2 mm Kekurangan ruangan pada rahang bawah sebesar 2.3
mm
Rontgen Sefalometri
Analisis Sefalometri
1 SNA

Hasil perhitungan: 83 °

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut SNA didapatkan hasil
83 ° (82 ± 2 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan maksila terhadap basis krani normal.
Analisis Sefalometri
2 SNB

Hasil perhitungan: 81 °

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut SNB didapatkan hasil 81 °
(80 ± 2 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan
mandibula terhadap basis krani normal.
Analisis Sefalometri
3 ANB

Hasil perhitungan: 2 °

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut ANB didapatkan hasil 2 °,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki
hubungan skeletal kelas I.
Analisis Sefalometri
4 UI-NA (SUDUT)

Hasil perhitungan: 31 °

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan sudut UI-NA didapatkan hasil 31 °,
( >22 ° ) sehingga dapat disimpulkan bahwa inklinasi
aksial dan posisi gigi insisivus maksila protrusif.
Analisis Sefalometri
5 UI-NA (JARAK)

Hasil perhitungan: 9 mm

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan antara garis NA ke titik anterior
ke permukaan labial insisif maksila adalah 9mm
(>4mm), sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi
insisif maksila terhadap skeletal protrusif.
Analisis Sefalometri
6 LI-NB (SUDUT)

Hasil perhitungan: 30 °

● Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran sudut LI-NB didapatkan hasil
30 °(>25 °), sehingga dapat disimpulkan bahwa
inklinasi aksial dan posisi insisif mandibula protrusif.
Analisis Sefalometri
7 LI-NB (JARAK)

Hasil perhitungan: 9,5 mm

● Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan antara garis NB ke titik anterior
permukaan labial insisif mandibula adalah 9,5 mm
(>4mm), sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi insisif
mandibuka terhadap skeletal protrusif
Analisis Sefalometri
8 SUDUT INTERINCISAL

Hasil perhitungan: 115 °

● Kesimpulan:
Dari hasil pengukuran sudut perpotongan sumbu
panjang gigi insisif maksila dan insisif mandibula
didapatkan hasil 115 °(<131 °), sehingga dapat
disimpulkan posisi insisif protrusif.
Parameter Nilai Normal Sebelum Perawatan Keterangan
SNA (82±2) ° 83 ° Hubungan maksila terhadap basis krani normal

SNB (80±2) ° 81 ° Hubungan mandibula terhadap basis krani normal

ANB (2-4) ° 2° Hubungan skeletal kelas I

UI-NA (Jarak) 4 mm 9 mm Posisi insisif maksila terhadap skeletal protrusif

UI-NA (Sudut) 22 ° 31 ° Inklinasi aksial dan posisi insisivus maksila protrusif.

LI-NB (Jarak) 4 mm 9,5 mm Posisi insisif mandibuka terhadap skeletal protrusif


LI-NB (Sudut) 25 ° 30 ° Inklinasi aksial dan posisi insisif mandibula protrusif
Interincisal Angle 131 ° 115 ° Posisi insisif maksila dan mandibula protrusi
Kesimpulan

Hubungan skeletal kelas I dengan bimaxillary dental


protrusion
Kemungkian Etiologi Maloklusi:
Keturunan
Diagnosis Pemeriksaan

Pasien laki-laki berusia 27 tahun datang dengan keluhan gigi depan atas dan bawah berjejal, tipe wajah
dolikofasial, wajah asimetris dan tidak seimbang. Profil wajah konveks. Hubungan gigi geligi M1 kanan
neutroklusi, M1 kiri neutroklusi, kaninus kanan neutroklusi dan kaninus kiri neutroklusi. Overjet sebesar
+ 4.7 mm dan overbite sebesar + 4 mm. Kekurangan ruang pada rahang atas 2 mm dan kekurangan
ruang pada rahang bawah 2,3 mm.

Hubungan skeletal kelas I dengan bimaxillary dental protrusion.

Gigi 11,21 distolabioversi, gigi 31,41 mesiolabioversi.


● Perawatan : Segera dilakukan
● Kooperatif Pasien : Baik
● Prognosa : Menguntungkan
● Estimasi Lamanya Perawatan : 1 tahun
Diagnosis

Pasien memiliki maloklusi skeletal kelas I dan maloklusi


dental kelas 1 (Angle) dengan modifikasi Dewey tipe 1
Rencana Perawatan

Mengkoreksi crowding pada lengkung gigi atas


dan bawah dengan peranti ortodonti lepasan
Tahap Perawatan
1 Rahang Atas

A. Slicing pada bagian distal gigi 11,21 dan pada bagian mesial
gigi 12,22
B. Komponen aktif:
T spring untuk mendorong bagian mesial gigi 11,21 ke arah
labial
C. Komponen pasif: Labial bow pada gigi 14-24 untuk
mempertahankan lengkung gigi
D. Komponen retentif: Adam’s klamer pada gigi 16,26
sebagai retensi dan penjangkaran
E. Plat akrilik: sebagai retensi
Tahap Perawatan
2 Rahang Bawah

A. Slicing pada bagian distal gigi 31,33,41, 43 dan pada bagian


mesial gigi 32,33,42,43
B. Komponen aktif: T spring untuk mendorong bagian mesial
gigi 31,41 ke arah labial
C. Komponen pasif: Labial bow pada gigi 34-44 untuk
mempertahankan lengkung gigi
D. Komponen retentif: Adam’s klamer pada gigi 36,46
sebagai retensi dan penjangkaran
E. Plat akrilik: sebagai retensi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai