Anda di halaman 1dari 34

Seminar kasus Perawatan

Orthodontic Lepasan Pada


Pasien

Erika 1112017022
Pembimbing: drg. Nugroho Ahmad R,
Sp.Ort
Identitas pasien

Nama pasien : Hasti Nindyan Nama ayah: Agus Hendro Cahyono


Hapsari Suku ayah: Jawa Timur
Suku : Jawa Umur ayah: 57 tahun
Umur : 23 Tahun Pekerjaan ayah :
Jenis kelamin : Perempuan Nama ibu: Cinthya Ernawati
Alamat : Jl. KH Mas Suku ibu: Jawa Tengah
Mansyur No.25A Umur ibu: 51 tahun
HP : 0812xxxxxxx Pekerjaan ibu: Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan : Mahasiswi Alamat:Jl. KH Mas Mansyur No.25A
Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Subjektif klinis
 Keluhan utama
Px perempuan berumur 23 tahun datang dengan gigi depan atas dan
bawah ada yang renggang sejak SMP dan mengganggu penampilan.
Kalau makan kadang suka terselip makanan disela-sela gigi. Tidak
mengganggu fungsi bicara. Sikat gigi 2x sehari (pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur). Pasien belum pernah melakukan perawatan
ortodontik sebelumnya. Pasien rutin untuk dilakukan pembersihan
karang gigi di drg.

 Riwayat kesehatan
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi
Gigi desidui: Tidak ingat
Gigi bercampur: Menunggu lepas dengan sendirinya
Gigi permanen: Tidak ada gigi berlubang, gigi M3 bawah kiri telah
dicabut

 Kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien: Tidak


ada

 Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien


Ayah : Tidak ada
Ibu : Gigi renggang
Saudara : Adik berjejal
B. Pemeriksaan Objektif

 Umum
Jasmani : Baik
Mental : Baik
Tinggi badan : 1,51 m
Berat badan : 60 kg
Indeks masa tubuh:
Status gizi : Lebih
Kategori : Gemuk Keterangan Status gizi Kategori
< 18,5 Kurang Kurus
18,5 – 25,0 Normal Normal
>25 Lebih Gemuk
EKSTRA ORAL

 Kepala
lebar kepala : 12,5 cm
Panjang kepala : 15 cm
 Profil muka : cembung
indek kepala :
 Sendi TMJ : normal
bentuk kepala : brakhisefali
 Bibir posisi istirahat: Normal
 Tonus otot mastikasi: Normal
 Muka
 Tonus otot bibir : Normal
Panjang muka : 10 cm
 Freeway space: 3 mm
Lebar muka : 11,5 cm
 Path of closure: normal
Indeks muka :
Bentuk muka : mesoprosop
Simetris
Hygiene mulut : baik INTRA ORAL
Pola atrisi : Normal
Lingua : besar
Palatum
Vertikal : Sedang
Lateral : Sedang
Gingiva : Normal
Mukosa : Normal
Frenulum
Frenulum labii superior : Normal
Frenulum labii inferior : Normal
Frenulum lingualis : Normal
Tonsila : Normal
Fonetik : Normal
Garis tengah geligi atas : Segaris
Garis tengah geligi bawah : Segaris
Foto Ekstraoral
Foto intraoral
 Anterior
Relasi gigi-gigi pada
■ Overjet : 2 mm
oklusi sentrik
■ Overbite : 2 mm
■ Palatal bite : Tidak ada
■ Deep bite : Tidak ada
■ Open bite : Tidak ada
■ Cross bite : Tidak ada
■ Edge to edge bite: tidak ada
● Posterior
● Cross bite : Tidak ada
● Open bite : Tidak ada
● Scissor bite : Tidak ada
● Cusp to cusp bite : Tidak ada
o Relasi molar pertama kanan: Klas I
o Relasi molar pertama kiri : Klas I
o Relasi kaninus kanan: Klas I
o Relasi kaninus kiri: Klas I
o Garis tengah RB terhadap RA : Normal
o Garis inter insisivus sentral terhadap garis tengah rahang
● RA: Normal
● RB: Normal
Malposisi gigi geligi
Rahang Atas Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri Kanan Kiri
1 labioversi labioversi Spacing&labio Spacing&labi
versi oversi
2 Spacing&la Spacing&la Spacing&labio Spacing&labi
bioversi bioversi versi oversi

3 Spacing&labio Spacing&labi
versi oversi
4
5
6
7
Analisis model
Model studi sebelum perawatan
Analisis Model Studi
Ukuran lebar mesio-distal gigi geligi (mm)
Rahang Atas Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri (mm) Normal Kanan Kiri Normal
(mm) (mm) (mm)
1 8,5 mm 8,4 mm 7,40-9,75 4,8 mm 4,6 mm 4,97-6,60
2 7,0 mm 6,7 mm 6,05-8,10 5,4 mm 5,4 mm 5,45-6,85
3 7,7 mm 7,8 mm 7,05-9,32 6,7 mm 6,3 mm 6,15-8,15
4 7,5 mm 7,1 mm 6,75-9,00 6,7 mm 6,8 mm 6,35-8,75
5 6,5 mm 6,3 mm 6,00-8,10 7,0 mm 6,7 mm 6,80-9,55
6 10 mm 10 mm 9,95-12,10 10,5 mm 10,2 mm 10,62-13,05
Gigi 36,35,31,41,46 ukurannya lebih kecil dari normal
ALD (Arch Length Discrepancy) metode Lundstrom
Menghitung diskrepansi setiap segmen = ruang tersedia – ruang dibutuhkan

Segmen RA Ruang Ruang Diskrepansi


tersedia dibutuhkan
Segmen 16 & 15 16,5 mm 16,5 mm 0 mm
Segmen 14 & 13 15,2 mm 15,2 mm 0 mm
Segmen 12 & 11 16,6 mm 15,5 mm 1,1 mm
Segmen 21 & 22 16,4 mm 15.1 mm 1,3 mm
Segmen 23 & 24 15,3 mm 14,9 mm 0,6 mm
Segmen 25 & 26 16,3 mm 16,3 mm 0 mm
Total 3 mm

Kesimpulan: Pada rahang atas terdapat kelebihan ruang 3 mm


ALD (Arch Length Discrepancy) metode Lundstrom
Segmen RB Ruang Ruang Diskrepansi
tersedia dibutuhkan

Segmen 36 & 35 17,5 mm 17,5 mm 0 mm


Segmen 34 & 33 14,0 mm 13,4 mm 0,6 mm
Segmen 32 & 31 11,1 mm 10,2 mm 0,9 mm
Segmen 41 & 42 10,7 mm 10,0 mm 0,7 mm
Segmen 43 & 44 14,3 mm 13,1mm 1,2 mm
Segmen 45 & 46 17,5 mm 17,5 mm 0 mm
Total 3,4 mm
Kesimpulan: Pada rahang bawah terdapat kelebihan ruang 3,4 mm
METODE BOLTON
Rasio anterior
Rahang Atas Rahang Bawah
Jumlah mesio-distal 6 gigi anterior RB Gigi Kanan Kiri Kanan Kiri
X 100 1 8,5 mm 8,4 mm 4,8 mm 4,6 mm
Jumlah mesio-distal 6 gigi anterior RA 2 7,0 mm 6,7 mm 5,4 mm 5,4 mm
3 7,7 mm 7,8 mm 6,7 mm 6,3 mm
33,2
x 100 = 72,01%
46,1

terdapat kelebihan ukuran gigi geligi pada maksila

Range 77,2 ± 1,65 = 75,55 – 78,85


< 75,55: Kelebihan ukuran gigi geligi pada maksila
> 78,85: Kelebihan ukuran gigi geligi pada mandibula
RB: 33,2
RA: 46,1
Perhitungan:
72,01 (salah di
maksila, patokan
RB) perhitungan-
Tabel:
46,1–43= 3,1
Rasio total
Rahang Atas Rahang Bawah
Gigi
Jumlah m-d 12 gigi RB Kanan Kiri (mm) Kanan (mm) Kiri (mm)
(mm)
X 100
Jumlah m-d 12 gigi RA 1 8,5 mm 8,4 mm 4,8 mm 4,6 mm
2 7,0 mm 6,7 mm 5,4 mm 5,4 mm
3 7,7 mm 7,8 mm 6,7 mm 6,3 mm
81,7 4 7,5 mm 7,1 mm 6,7 mm 6,8 mm
x 100 = 87,37 % 5 6,5 mm 6,3 mm 7,0 mm 6,7 mm

93,5 6 10 mm 10 mm 10,5 mm 10,2 mm

Terdapat kelebihan ukuran gigi keseluruhan rahang atas

Range 91,3 ± 1,9


89,4 – 93,2
< 89,4: Kelebihan ukuran gigi geligi pada maksila
> 93,2: Kelebihan ukuran gigi geligi pada mandibula
RB: 81,7
RA: 93,5
Perhitungan: 87,3
(salah di maksila,
patokan RB)
perhitungan-
Tabel:
93,5 –90= 3,5
● Jumlah m-d gigi dari 16-26 = 93,5 mm Analisis Howe
● Jarak cusp P1 kanan - kiri (lebar lengkung gigi) = 47,5 mm
● Jarak interfossa canina (lebar lengkung rahang) = 45,7 mm
● Indeks Howe
Jarak P1-P1 Jarak FC
X 100% X 100%
<37% : indikasi ekstraksi
md M1-M1 md M1-M1 37-44%: Borderline
>44% : Tidak perlu dilakukan ekstraksi
47,5 45,7
X 100% = 50,8 % X 100% = 48,8 %
93,5 93,5

● Kesimpulan : Persentase lebar lengkung basal terhadap jumlah m-d gigi yaitu
48,8 % maka tidak perlu dilakukan ekstraksi
● Lebar lengkung gigi > lebar lengkung rahang sehingga tidak dapat dilakukan
ekspansi (relaps)
Metode Pont
1. Lebar mesio-distal 4 gigi insisif atas = 30,6 mm
2. Jarak P1-P1 pengukuran (distal pit) = 39,3 mm
3. Jarak P1-P1 perhitungan: = = 38,25 mm
4. Inferensi pengukuran regio P:
● Hasil pengukuran regio P= 39,3, sedangkan perhitungan 38,25 
hasil pengukuran > perhitungan  39,3-38,25 = 1,05mm (distraksi)
4. Jarak M1 – M1 pengukuran (central fossa) = 48 mm
5. Jarak M1-M1 perhitungan : = = 47,8 mm
6. Inferensi pengukuran regio M:
● Hasil pengukuran regio M= 48, sedangkan perhitungan yaitu 47,8
hasil pengukuran > perhitungan  48- 47,8 = 0,2 mm (distraksi)
Kesimpulan analisis model
1. Analisis ALD
● Rahang Atas: kelebihan ruang 3 mm
● Rahang Bawah: kelebihan ruang 3,4 mm
2. Analisis Bolton
● Kelebihan materi gigi anterior rahang atas sebanyak 3,1 mm
● Kelebihan perbandingan ukuran gigi keseluruhan rahang atas terhadap
bawah sebanyak 3,5
3. Analisis Howe
●Tidak dapat dilakukan ekspansi (relaps)
●Tidak perlu dilakukan ekstraksi
4. Analisis Pont
●Distraksi pada regio P sebesar 1,05 mm
●Distraksi pada regio M sebesar 0,2 mm
Sefalometri
NO Nama Rata-rata Pasien Keterangan
Analisis skeletal Steiner
1 SNA 82±2o 85o Maksila prognati

2 SNB 80±2o 83o Mandibula prognati

3 ANB 2-4o 2o Hub skeletal kelas I


(Bimaxillary protrusive)
4 MPA 32o 24o Pertumbuhan
horizontal
5 OcPA 14,5o 17o Pertumbuhan vertikal
(lebih curam)
No Nama Rata-rata Pasien Keterangan

1
Analisis
UI-NA (angle)
dental
22
Steiner
o
37 o Proklinasi

2 UI-NA (linear) 4 mm 6 mm Proposisi

3 LI-NB (angle) 25o 49o Proklinasi

4 LI-NB (linear) 4 mm 8 mm Proposisi

5 UI-LI 130-131o 95o Bimaxillary


dental proklinasi
Diagnosis
sefalometri
Maloklusi skeletal klas I dengan
Insisif RA dan RB proposisi
dan proklinasi
Diagnosis

Diagnosis Keseluruhan :
● Maloklusi skeletal klas I dentoskeletal Kls I
● Maloklusi dental Angle Kls I disertai spacing dan
● Hubungan C kanan kelas I, kiri kelas I malposisi
● I RA → proklinasi, proposisi & I RB → Proklinasi, proposisi
● Malposisi gigi

○ 12: spacing & labioversi • 33: spacing & labioversi


• 32: spacing & labioversi
○ 11: labioversi • 31: spacing & labioversi
• 41 : spacing & labioversi
○ 21 : labioversi • 42 :spacing & labioversi
○ 22 : spacing & labioversi • 43: spacing & labioversi
Rencana perawatan
Rencana Perawatan
1. Koreksi malposisi gigi individual
RA: 14-24 labial bow;
RB: 34-44 labial bow;
2. Komponen aktif
RA: labial bow 14-24
RB: Labial bow 34-44
3. Cengkeram retensi
RA: klamer Adams pada 16 dan 26
RB: klamer Adams pada 36 dan 46
4. Plat basis akrilik
Desain Alat Ortodontik Lepasan
Desain Alat Ortodontik Lepasan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai