Tampak Depan
Rahang bawah :
Gigi 31 : Mesiolinguoversi
Gigi 32 : Linguoversi
Gigi 41 : Mesiolinguoversi
II. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
A. Metode Bolton
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Rasio RB : Rasio RA = Jumlah lebar Mesiodistal 12 gigi RB x 100 = 85,9 x 100 = 90,1
Jumlah lebar Mesiodistal 12 gigi RA 95,3
Kesimpulan: Dari hasil metode Bolton maka terdapat kesalahan pada gigi rahang atas sebesar
95,3 – 94 = 1,3 mm
Rasio Anterior = Jumlah lebar Mesiodistal 6 gigi RB x 100 = 34,8 x 100 = 74,1
Jumlah lebar Mesiodistal 6 gigi RA 46,95
Kesimpulan: Dari hasil metode Bolton maka terdapat kelebihan jumlah ukuran gigi rahang
atas sebesar 46,95 – 45 = 1,95 mm
B. Metode Pont
Rahang Atas
Jumlah mesio-distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,60 mm
Jarak distal pit 14– 24 pengukuran : 36,00 mm
Jarak 14-24 perhitungan : ∑I x 100 = mm : 31,60 x 100 = 39,5mm
80 80
Diskrepansi(pengukuran - perhitungan): 36,00 – 39,5 = -3,5 mm Kontraksi
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan antara jarak distal pit P1 – P1 diperoleh hasil lebih kecil dari
perhitungan normal. Hal ini berarti pertumbuhan ke arah lateral pada regio inter P1 – M1
mengalami kontraksi dengan hasil diskrepansi P1 = -3,5 mm dan hasil diskrepansi M1 = -4,87
mm
C. Metode Howes
Rahang Atas
Jumlah lebar mesiodistal gigi 16 – 26 :95,3 mm
Jarak puncak tonjol bukal gigi 14 – 24 (pengukuran) :38,7 mm
Indeks P : (Jarak 14 –24) x 100% = 40,6 %
(md 16 - 26)
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
D. Metode Korkhaus
- Rahang atas
Jumlah mesio distal gigi 12, 11, 21, 22 : 31,6 mm
Tabel Korkhaus : 18,3 mm
Jarak I – (14- 24) Pengukuran : 19,85 mm
Diskrepansi (pengukuran-tabel) : 1,55 mm Protrusif
Kesimpulan :
Bersasarkan hasil Perhitungan dan pengukuran Metode Khorkhaus perkembangan lengkung
gigi anterior sedikit berlebih
Rahang Atas
ALD 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 Total
Panjang
24,2 7,95 15,6 16 7,4 24,15 95,3
lengkung gigi
Panjang 7,3
24,4 7,9 15,3 16,1 24,10 95,15
lengkung rahang 5
Perhitungan ALD = Panjang lengkung rahang - Panjang lengkung gigi
= 95,15 – 95,3
= -0,15 (kekurangan ruang)
Rahang Bawah
ALD 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 Total
Panjang
25,2 6,1 11,1 11,2 6,4 25,9 85,9
lengkung gigi
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Panjang
25,5 5,8 10,8 10,85 5,2 25,7 83,85
lengkung rahang
Rahang atas :
Panjang lengkung awal (MD) : 95,3 mm (Ka = 47,75 mm ; Kr = 47,55 mm)
Panjang lengkung ideal : 96,9 mm (Ka = 48,65 mm ; Kr = 48,25 mm)
Diskrepansi : -1,6 mm (Ka = -0,9 mm ; Kr = -0,7 mm)
Keterangan :
Pengukuran determinasi lengkung rahang atas khususnya untuk mengetahui jumlah
lebar mesiodistal gigi dilakukan dengan mengukur kontur terbesar gigi M1 kanan – M1 kiri.
Berdasarkan pengukuran tersebut, untuk rahang atas terdapat kekurangan ruang sebesar -
1,6mm ( Ka = -0,9 ; Ki = -0,7 ).
Rahang bawah :
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Keterangan :
Panjang lengkung awal didapatkan dari jumlah lebar mesiodistal M1 kanan – M1 kiri rahang
bawah. Berdasarkan perhitungan terdapat kekurangan ruang sebesar - 0,95 mm (Ka = -0,3
mm ; Ki = -0,65 mm)
III. DIAGNOSIS
Maloklusi Angle Klas I Dewey tipe 2 disertai dengan malposisi gigi individual pada gigi 11
labioversi, gigi 12 labioversi, gigi 21 labioversi, gigi 22 labioversi, gigi 31 mesiolinguoversi, gigi
32 linguoversi, gigi 41 mesiolinguoversi.
kuku dalam hal ini diingatkan setiap kali dilakukan kontrol, agar nantinya perawatan dapat
berjalan dengan baik dan perawatan koreksi maloklusi mendapatkan hasil yang maksimal.
C. Pencarian Ruang
Hasil perhitungan dengan menggunakan enam metode perhitungan (Analisis Bolton,
Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy dan determinasi lengkung) diperoleh
nilai yang berbeda-beda namun hasilnya sama yaitu diskrepansi kekurangan ruang pada RA
dan RB. Pada kasus ini metode yang digunakan untuk menentukan perawatan yang akan
dilakukan nantinya ialah determinasi lengkung. Hal ini dilakukan karena determinasi
lengkung sifatnya individual dan hasilnya lebih akurat. Sedangkan metode Analisis Bolton,
Pont, Korkhaus, Howes, Arch Length Diskrepancy hanya dijadikan acuan.
Distribusi ruang akan menggunakan piranti ortodontik lepasan yaitu plat dasar, klamer
Adam, busur labial, pir pembantu, dan skrup ekspansi untuk RA dan RB.
-
Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer Adam
dan busur labial, dengan ketebalan plat ± 2 mm.
-
Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan diameter
kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi molar kanan dan kiri pada
rahang atas dan rahang bawah.
-
Busur labial tipe medium sebagai komponen aktif untuk rahang atas dan
rahang bawah digunakan untuk mempertahankan gigi-gigi anterior
rahang atas dan rahang bawah. Diameter kawat yang digunakan adalah
0,8 mm.
-
Sekrup Ekspansi (expansion screw), digunakan untuk melebarkan
lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Tiap sekrup mempunyai 4
lubang, dilengkapi kunci pemutar. Gambar anak panah menunjukkan
arah pemutaran ¼ putaran (90o) memberikan pembukaan 0,18-0,20 mm.
Pemutaran sekrup dilakukan ¼ putaran setiap minggu.
ekspansi.
a. Plat dasar berupa plat akrilik sebagai tempat tertanamnya klamer
Adam dan busur labial.
b. Klamer Adam berfungsi sebagai komponen retentif dengan diameter
kawat 0,7 mm yang diletakkan pada gigi 16 dan 26.
c. Busur labial tipe medium berfungsi sebagai komponen aktif untuk
mempertahankan lengkung gigi anterior serta mendorong malposisi
gigi 11, 12, 21 dan 22 ke arah palatal. Diameter kawat yang digunakan
0.8 mm. Adapun cara mengaktifkan busur labial ini sebagai berikut :
- Gunakan tang adam universal untuk mengaktifkan busur labial
- Lup dipegang dengan tang kemudian sempitkan lup dengan tang agar
busur labial akan bergerak
- Kaki lengkung perlu dibetulkan dengan menahan lup dan menempatkan
busur labial dekat servikal gigi
2. Rahang bawah
a. Gunakan alat semaksimal mungkin dalam sehari, lepaskan alat hanya ketika
makan dan sikat gigi.
b. Bersihkan alat sebelum digunakan.
c. Untuk menghindari kerusakan alat, tempatkan alat dalam wadah yang berisi air
saat tidak digunakan.
d. Jika alat rusak atau tidak nyaman, lakukan konsultasi kepada operator.
e. Hindari mengunyah permen karet atau makanan keras.
G. Pembuatan Retainer
1. Dipakai siang dan malam dalam keadaan pasif selama 3 – 6 bulan tergantung
keadaan maloklusi dan lama perawatan. Kontrol tiap 3 bulan untuk mengetahui
derajat kegoyahan.
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Rahang Bawah :
Gigi 31 →Mesiolinguoversi Dikoreksi
dengan simple Terkoreksi
spring
Gigi 41 → Mesiolinguoversi
Dikoreksi Terkoreksi
dengan simple
spring
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Sekrup Ekspansi
Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm
B. Rahang Bawah
Klamer Adamdengan
kawat berdiameter 0,7
mm
Sekrup Ekspansi
B. Rahang Bawah
IX. PROGNOSIS
Baik
Laporan Analisis Kasus Ortodontik Lepasan
Keterangan : Prognosis dikatakan baik karena dilihat dari pemeriksaan subjektif dan objektif,
maloklusi pada pasien termasuk maloklusi Angel klas I. Selain itu pasien kooperatif dan juga
masih dalam usia muda dengan kesehatan gigi dan jaringan periodontal yang baik, dimana hal
ini sangat membantu dalam jalannya perawatan sehingga bisa menunjang keberhasilan
perawatan.
Indikasi perawatan : Kuratif