SEMESTER VII
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BLOK MALOKLUSI
MODUL 1 . DIAGNOSIS ORTODONTI
DISUSUN OLEH :
MODUL 1
DIAGNOSIS ORTODONTI
A. MATA KULIAH TERINTEGRASI
1. ORTODONSIA
2. RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
3. ANATOMI
B. TOPIK MODUL 1
• DIAGNOSIS ORTODONTI
F. METODE PEMBELAJARAN:
DISKUSI KELAS KECIL
G. BENTUK PEMBELAJARAN
Diskusi Kelas Kecil (DKK)
Catatan mahasiswa wajib membawa busur
H. DKK 1 :
Kasus : Gigi Shareen Maju
Pemicu 1 :
Anak perempuan berusia 11 tahun datang ke RSGM didampingi ibunya dengan keluhan gigi depan
atasnya maju dan renggang renggang. Ibunya pun tampaknya memiliki kelainan serupa meski tidak
terlalu parah. Pemeriksaan intra oral terlihat fase gigi permanen, gigi anterior RA maju dan jarak gigit
besar. Kemudian dilakukan pencetakan gigi rahang atas dan bawah, serta penderita dirujuk untuk
dilakukan radiografi sefalometri. Dokter gigi melakukan analisis model berdasarkan relasi Molar 1
permanen untuk menentukan diagnosis maloklusinya menurut klasifikasi maloklusi Angle. Poin
analisis pada kasus meliputi : Bentuk lengkung geligi, Pengukuran lebar 4 insisivus RA, Pengukuran
Diskrepansi, Kurva of spee, Diastema, Simetri Gigi, Gigi yang terletak salah, Pergesaran garis
median, Kelainan kelompok gigi, Relasi gigi posterior dan Relasi gigi anterior.
Dari model studi didapat lebar mesio distal gigi sebagai berikut : 22 = 8 mm, 21= 10 mm, 11=9 mm, 12=6 mm,
42=7mm, 41= 7mm, 31= 7mm dan 32= 7mm. Tempat yang tersedia RA =78mm, RB=70mm. (tabel prediksi)
Instruksi :
1. Apa yang menjadi masalah di atas ? Susun terminologi istilah, identifikasi masalah, prioritas
masalah dan rumusan masalah !
2. Tentukan hipotesis dan sebutkan dasar pemikiran untuk masalah ini! Buat peta konsepnya
3. Susun pokok-pokok masalah (learning issues) yang berkaitan dengan keluhan pasien
berdasarkan prioritasnya!
DKK 1
Pemicu 2
Pemeriksaan Intra oral
Dokter gigi melakukan analisis pada foto rontgen sefalometri dari Adele sebagai rangkaian pemeriksaan
untuk menentukan diagnosis. Hasil akhir dari analisis model studi dan analisis sefalometri didapatkan
diagnosis pasien adalah Maloklusi kelas I Angle disertai protrusi RA dan multiple diastema.
Instruksi :
1. Apakah informasi di atas mengubah hipotesis anda?
2. Apakah mekanisme perlu dikembangkan? Peta konsep
3. Susun pokok masalah baru (learning issues) dan tentukan prioritasnya
Analisis Model :
a. Bentuk lengkung gigi : Rh. Atas : normal/tidak normal (parabola)
: Rh. Bawah : normal/tidak normal (parabola)
b. Jumlah lebar 4 incisivi RA 27 mm. normal/tidak normal
Neutroklusi
Distoklusi
Mesioklusi
v Gigitan tonjol v
Neutroklusi
Distoklusi
Mesioklusi
v Gigitan tonjol v
Diagnosis :
Klasifikasi maloklusi menurut Angle : Skeletal / dental
Klas II/1,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….
Klas II/2,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….
Klas III,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….
Analisa Sefalometri
Hasil Pengukuran Rentang
2. Anaisis skeletal
A.1. Sudut SNA 79 79-89
A.2. Sudut SNB 75 74-89
A.3. Sudut ANB 4 0-4
B. Analisis Dental
B.1 Sudut I RA terhadap NA 390 26
B.2. Sudut I RB terhadap NB 260 29
B.3. Sudut antarinsisif 112 118
C.2Jarak bibir bawah thd Garis E 1 mm didepan Bibir bawah 1-2 mm diblkg grs E
( Estetic line: garis yg menghubungkan titik ujung hidung dengan pogonion jar lunak)
INTERPRETASI
A. Skeletal
A.1. Letak maksila terhadap basis kranii 79 (protrusif/normal/ retrusif)
A.2. Letak mandibula terhadap basis kranii 75 (protrusif/normal/retrusif)
A.3. Hubungan maksila dan mandibula terhadap basis kranii menunjukkan relasi skeletal klas I
B. Dental
B1. Letak insisif RA terhadap NA: 39 (protrusi/normal/retrusi)
B2. Letak insisif RB terhadap NB: 26 (protrusi/normal/retrusi)
B3. Letak insisif dilihat dari sudut antarinsisal cenderung tegak/ cenderung protrusif
C.Jaringan Lunak
C.1. Bibir atas maju/normal/mundur
C.2. Bibir bawah maju/normal/mundur