Anda di halaman 1dari 11

MODUL MAHASISWA

SEMESTER VII
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

BLOK MALOKLUSI
MODUL 1 . DIAGNOSIS ORTODONTI

DISUSUN OLEH :

1. Bambang Sucahyo,drg.,Sp.Ort (PJM)


2. Dr. Arya Brahmanta,drg.,Sp.Ort
3. Sarianoferni, drg.,M.Kes
4. Endah Wahjuningsih,drg.,MKes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2022

MODUL 1
DIAGNOSIS ORTODONTI
A. MATA KULIAH TERINTEGRASI
1. ORTODONSIA
2. RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
3. ANATOMI

B. TOPIK MODUL 1
• DIAGNOSIS ORTODONTI

C. SASARAN PEMBELAJARAN AKHIR MODUL 1


Mahasiswa mampu menggunakan analisis model dan analisis sefalometri dalam menegakkan diagnosis
ortodonti

D. SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG/LINGKUP BAHASAN


1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang relasi gigi posterior jurusan sagital (neutroklusi, distoklusi,
mesioklusi, gigitan tonjol dan tidak ada relasi), jurusan transversal (gigitan fisura luar RA), jurusan
vertical (gigitan terbuka/tidak)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang relasi gigi anterior (tumpang gigit dan jarak gigit)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan Maloklusi menurut klasifikasi Angle
4. Mahasiswa dapat menjelaskan Diagnosis gigitan terbuka anterior RA dan diastema multipel

E. NARASUMBER MATERI MODUL 1:


1. Bambang Sucahyo,drg.,Sp.Ort (0811347343)
2. Dr.Arya Brahmanta,drg.,Sp.Ort (081233660077)
3. Sarianoferni, drg.,M.Kes (081332804827)
4. Endah Wahjuningsih,drg., MKes (08315808899)

F. METODE PEMBELAJARAN:
DISKUSI KELAS KECIL

G. BENTUK PEMBELAJARAN
Diskusi Kelas Kecil (DKK)
Catatan mahasiswa wajib membawa busur

H. DKK 1 :
Kasus : Gigi Shareen Maju
Pemicu 1 :
Anak perempuan berusia 11 tahun datang ke RSGM didampingi ibunya dengan keluhan gigi depan
atasnya maju dan renggang renggang. Ibunya pun tampaknya memiliki kelainan serupa meski tidak
terlalu parah. Pemeriksaan intra oral terlihat fase gigi permanen, gigi anterior RA maju dan jarak gigit
besar. Kemudian dilakukan pencetakan gigi rahang atas dan bawah, serta penderita dirujuk untuk
dilakukan radiografi sefalometri. Dokter gigi melakukan analisis model berdasarkan relasi Molar 1
permanen untuk menentukan diagnosis maloklusinya menurut klasifikasi maloklusi Angle. Poin
analisis pada kasus meliputi : Bentuk lengkung geligi, Pengukuran lebar 4 insisivus RA, Pengukuran
Diskrepansi, Kurva of spee, Diastema, Simetri Gigi, Gigi yang terletak salah, Pergesaran garis
median, Kelainan kelompok gigi, Relasi gigi posterior dan Relasi gigi anterior.
Dari model studi didapat lebar mesio distal gigi sebagai berikut : 22 = 8 mm, 21= 10 mm, 11=9 mm, 12=6 mm,
42=7mm, 41= 7mm, 31= 7mm dan 32= 7mm. Tempat yang tersedia RA =78mm, RB=70mm. (tabel prediksi)
Instruksi :
1. Apa yang menjadi masalah di atas ? Susun terminologi istilah, identifikasi masalah, prioritas
masalah dan rumusan masalah !
2. Tentukan hipotesis dan sebutkan dasar pemikiran untuk masalah ini! Buat peta konsepnya
3. Susun pokok-pokok masalah (learning issues) yang berkaitan dengan keluhan pasien
berdasarkan prioritasnya!
DKK 1
Pemicu 2
Pemeriksaan Intra oral
Dokter gigi melakukan analisis pada foto rontgen sefalometri dari Adele sebagai rangkaian pemeriksaan
untuk menentukan diagnosis. Hasil akhir dari analisis model studi dan analisis sefalometri didapatkan
diagnosis pasien adalah Maloklusi kelas I Angle disertai protrusi RA dan multiple diastema.

Instruksi :
1. Apakah informasi di atas mengubah hipotesis anda?
2. Apakah mekanisme perlu dikembangkan? Peta konsep
3. Susun pokok masalah baru (learning issues) dan tentukan prioritasnya

LAMPIRAN KARTU STATUS ORTODONSIA

Analisis Model :
a. Bentuk lengkung gigi : Rh. Atas : normal/tidak normal (parabola)
: Rh. Bawah : normal/tidak normal (parabola)
b. Jumlah lebar 4 incisivi RA 27 mm. normal/tidak normal

c. Kurva spee : positif / datar / negatif


d. Diastema : Rh. Atas
Rh. Bawah t.a.k

e. Gigi-gigi yang terletak salah :


Rh. Atas : 11 labioversi Rh. Bawah : 32 distolingual rotasi eksentri
13 mesiolabial rotasi eksentris 33 distolabial rotasi eksentris
15 bukoversi 35 distobukal rotasi eksentris
21 labioversi 42 mesiolabial rotasi eksentris
23 mesiolabial rotasi eksentris 45 distobukal rotasi eksentris
25 bukoversi

f. Pergeseran garis median terhadap muka :


Rh. Atas : t.a.k mm, ke kanan / kiri
Rh. Bawah : t.a.k mm, ke kanan / kiri
g. Kelainan kelompok gigi :
Letak berdesakan : anterior : Rh. Atas / Rh. Bawah.
Posterior : Rh. Atas kiri / kanan.
Rh. Bawah kiri / kanan.

Supra posisi : Rh. Atas, regio ……t.a.k


Rh.Bawah, regio ……t.a.k
Infra posisi : Rh. Atas, regio ……t.a.k
Rh. Bawah, regio ……t.a.k

Retrusi anterior : Rh. Atas / Rh. Bawah

Protrusi anterior : Rh. Atas / Rh. Bawah

h. Relasi geligi Rahang atas terhadap geligi Rahang bawah :


i.1. Relasi gigi posterior dari bidang Sagital :
Kaninus Kanan : Kaninus kiri :

Neutroklusi

Distoklusi

Mesioklusi

v Gigitan tonjol v

Tak ada relasi

Molar Kanan : Molar kiri :

Neutroklusi

Distoklusi

Mesioklusi

v Gigitan tonjol v

Tak ada relasi


i.2. dari bidang Transversal :-normal / gigitan silang : gigitan fisura luar RA

i.3.dari bidang Vertikal :- normal / gigitan terbuka :

i. Relasi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah :


- Tumpang gigit : 3mm bertambah / normal / berkurang.
- Jarak gigit : 6mm bertambah / normal / berkurang.

Diagnosis :
Klasifikasi maloklusi menurut Angle : Skeletal / dental

v Klas I, disertai Protrusi rahang atas dan multiple diastema.

Klas II/1,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….
Klas II/2,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….
Klas III,
.............……………………………………………………………………………………………
…………………………….

Analisa Sefalometri
Hasil Pengukuran Rentang
2. Anaisis skeletal
A.1. Sudut SNA 79 79-89
A.2. Sudut SNB 75 74-89
A.3. Sudut ANB 4 0-4

B. Analisis Dental
B.1 Sudut I RA terhadap NA 390 26
B.2. Sudut I RB terhadap NB 260 29
B.3. Sudut antarinsisif 112 118

C. Analisis jaringan lunak


C.1.Jarak bibir atas thd Garis E 2 mm didepan Bibir atas 2-3 mm di blkg grs E

C.2Jarak bibir bawah thd Garis E 1 mm didepan Bibir bawah 1-2 mm diblkg grs E
( Estetic line: garis yg menghubungkan titik ujung hidung dengan pogonion jar lunak)
INTERPRETASI
A. Skeletal
A.1. Letak maksila terhadap basis kranii 79 (protrusif/normal/ retrusif)
A.2. Letak mandibula terhadap basis kranii 75 (protrusif/normal/retrusif)
A.3. Hubungan maksila dan mandibula terhadap basis kranii menunjukkan relasi skeletal klas I
B. Dental
B1. Letak insisif RA terhadap NA: 39 (protrusi/normal/retrusi)
B2. Letak insisif RB terhadap NB: 26 (protrusi/normal/retrusi)
B3. Letak insisif dilihat dari sudut antarinsisal cenderung tegak/ cenderung protrusif
C.Jaringan Lunak
C.1. Bibir atas maju/normal/mundur
C.2. Bibir bawah maju/normal/mundur

Kesimpulan analisis sefalometri :


- Hubungan maksila dan mandibula terhadap basis kranii menunjukkan relasi skeletal
kelas IIdengan Insisif RA cenderung protrusi (kelainan dental)
- Bibir atas dan bibir bawah maju

Anda mungkin juga menyukai