Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MAHASISWA

SEMESTER IV
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

BLOK ILMU KEDOKTERAN GIGI TERPADU III


MODUL 2. DIRECT ESTHETIC RESTORATIVE MATERIAL
DISUSUN OLEH :
1. Maria Listya ( 20190710006 )
2. Rezon Shanahan ( 20190710010 )
3. Feline Monica ( 20190710018 )
4. Erza Nandia ( 20190710035 )
5. Faradila A’izza Nabila Nuro ( 20190710052 )
6. Muhammad Ridwan Firdansyah ( 20190710057 )
7. Muhammad Alvin Alfarisi ( 20190710064 )
8. Denadia Rouselabertha W. ( 20190710066 )
9. Fatimah Hanin ( 20190710077 )
10. Rahmadiah Amihani ( 20190710088 )

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, makalah diskusi
kelompok kecil blok Biomaterial mengenai Modul Direct Esthetic Restorative Material ini dapat kami
selesaikan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kharinna Widowati, drg., M.Kes selaku fasilitator


2. Teman-teman kelompok DKK 9
3. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberi informasi yang berguna bagi seluruh pihak yang
membaca dan membutuhkan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pemilihan kata maupun penulisan
dalam makalah ini dan kami menerima kritik serta saran yang membangun demi memperbaiki makalah
kami ini di masa yang mendatang. Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Anda
membaca makalah ini.

Surabaya, 5 Mei 2021


A. TOPIK MODUL
Direct Esthetic Restorative Material

B. PENDAHULUAN
I. Jabaran Pemicu
● Pemicu 1
Seorang perempuan berusia 28 th, datang ke RSGM Nala Husada ingin menambal Gigi
belakang kanan bawah yang berlubang, pasien ingin perawatan gingiva selesai dilakukan
dalam satu kali kunjungan. Anamnesis pasien merasa gingiva tidak nyaman jika dipakai
makan dan tidak ada keluhan spontan. Pasien ingin ditambal dengan bahan sewarna gigi,
pemeriksaan kavitas: Gigi 46 karies media pada bagian pit dan fissure, tes palpasi dan
perkusi (-), vitalitas (+). Dokter gigi mendiagnosis gigi 46 pulpitis reversibel dengan
klasifikasi karies menurut black adalah kelas I. Dokter gigi menentukan rencana perawatan
dengan memilih bahan restorasi direct esthetic posterior. Dokter gigi juga menentukan
bahan restorasi yang tepat dengan mempertimbangkan sifat dan karakteristik bahan
restorasi.

● Pemicu 2
Dokter gigi merencanakan melakukan preparasi kavitas seminimal mungkin dalam
rencana perawatan, dokter gigi memilih bahan restorasi esthetic posterior. Bahan yang
sesuai untuk gigi posterior tidak hanya memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik sehingga
mampu menahan beban kunyah, namun juga memiliki sifat estetik yang baik. Bahan
komposit mikrohibrid memiliki kandungan filter yang besar dan kandungan matriks resin
yang sedikit sehingga memiliki sifat komprehensif strength yang tinggi dan polymerization
shrinkage yang minimal.

II. Terminologi Istilah


● Terminologi Istilah 1
1. Menambal gigi : adalah prosedur medis untuk menutup kembali gigi yang berlubang
menggunakan bahan Restorasi yang sesuai dengan kondisi gigi.
2. Karies media : karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah
dentin.
3. Tes Palpasi : pemeriksaan gigi yang dilakukan dengan cara meraba, guna
mengetahui kondisi akut atau kronis dan suku di daerah yang sakit.
4. Tes perkusi : pemeriksaan IO yang dilakukan dengan cara memberikan pukulan
cepat tetapi tidak keras dengan menggunakan ujung instrument untuk menentukan
adanya inflamasi periapikal.
5. Tes vitalitas : adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
Gigi masih bisa dipertahankan atau tidak. Terdiri dari tes thermal, tes kavitas, tes
jarum Miller, dan tes elektris.
6. Pulpitis reversible : radang Pulpa yang ringan dan Pulpa dapat kembali ke kondisi
normal jika penyebab radang dihilangkan.
7. Karies kelas 1 (black) : karies terdapat pada bagian oklusal (pit dan fissure) dari gigi
premolar dan molar (gigi posterior). pada gigi anterior di foramen caecum.
8. Sifat mekanik : kemampuan bahan untuk menahan gaya / tegangan.
9. Sifat fisik bahan : segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya.
10. Sifat estetik : kualitas rupa suatu obyek yang membuat objek disebut baik.
11. Komponen matriks resin : komponen dari bahan komposit yang merupakan
campuran monomer aromatic dan atau aliphatic dimetacrylate.
12. Direct esthetic posterior : Bahan restorasi yang digunakan pada gigi posterior, selesai
dalam satu kali kunjungan dan sewarna dengan gigi.

● Terminologi Istilah 2
1. Preparasi Kavitas : Pembuangan enamel dan dentin yang karies dengan
membentuk Kavitas sehingga bahan Restorasi dapat diletakkan di dalamnya
dengan sempurna.
2. sifat fisik : perubahan suatu benda tanpa membentuk zat baru.
3. sifat mekanik : kemampuan bahan untuk membawa atau menahan gaya atau
tegangan.
4. Sifat estetik : nilai keindahan dari suatu bahan komposit mikrohibrid : generasi
terbaru komposit mikrofil sebelumnya yang diproses dalam laboratorium dengan
meningkatkan rasio Filler Resin dan menunjukkan perkembangan signifikan dalam
sifat mekanis komposit.
5. Filler : komponen bahan pengisi anorganik yang dimasukkan pada matriks resin
untuk mengurangi kontraksi Polimerisasi, mengurangi koef muai Termal komposit,
dan meningkatkan sifat mekanik komposit.
6. Matriks resin : komponen dari bahan komposit yang merupakan campuran Monomer
an matriks dan atau aliphatic dimethacrylate.
7. Compressive strength : maksimal stress (tegangan) untuk menekan suatu benda
hingga akan putus.
8. Polymerization shrinkage : volume resin komposit yang menyusut setelah
Polimerisasi akibat pemampatan molekul-molekul Monomer menjadi Polimerisasi.

III. Identifikasi Masalah


● Identifikasi Masalah 1
1. Seorang perempuan berusia 28 th, datang ke RSGM Nala Husada ingin
menambal Gigi belakang kanan bawah yang berlubang
2. Pasien ingin perawatan gingiva selesai dilakukan dalam satu kali kunjungan.
3. Anamnesis pasien merasa gingiva tidak nyaman jika dipakai makan dan tidak ada
keluhan spontan.
4. Pasien ingin ditambal dengan bahan sewarna gigi.
5. pemeriksaan kavitas: Gigi 46 karies media pada bagian pit dan fissure, tes palpasi
dan perkusi (-), vitalitas (+).
6. Dokter gigi mendiagnosis gigi 46 pulpitis reversible dengan klasifikasi karies
menurut black adalah kelas I
7. Dokter gigi menentukan rencana perawatan dengan memilih bahan restorasi
direct esthetic posterior.
8. Dokter gigi juga menentukan bahan restorasi yang tepat dengan
mempertimbangkan sifat dan karakteristik bahan restorasi.
● Identifikasi Masalah 2
1. Dokter gigi merencanakan melakukan preparasi kavitas seminimal mungkin.
2. dalam rencana perawatan, dokter gigi memilih bahan restorasi esthetic posterior.
3. Bahan yang sesuai untuk gigi posterior tidak hanya memiliki sifat fisik dan mekanik
yang baik sehingga mampu menahan beban kunyah, namun juga memiliki sifat
estetik yang baik.
4. Bahan komposit mikrohibrid memiliki kandungan filter yang besar dan kandungan
matriks resin yang sedikit sehingga memiliki sifat komprehensif strength yang
tinggi dan polymerization shrinkage yang minimal.

IV. Rumusan Masalah


● Rumusan Masalah 1
1. Mengapa pasien datang ke RSGM?
2. Mengapa pasien ingin perawatan giginya selesai dilakukan dalam satu kali
kunjungan?
3. Mengapa pasien terkadang merasa giginya tidak nyaman jika dipakai makan dan
tidak ada keluhan spontan?
4. Mengapa pasien ingin ditambal dengan bahan sewarna gigi?
5. Apa yang dapat disimpulkan dari hasil pemeriksaan klinis?
6. Mengapa dokter gigi mendiagnosis gigi 46 pulpitis reversibel dengan klasifikasi
karies menurut black adalah kelas 1?
7. Apa bahan restorasi direct esthetic posterior yang tepat pada kasus?
8. Bagaimana sifat dan karakteristik bahan restorasi yang digunakan pada kasus?
● Rumusan Masalah 2
1. Mengapa preparasi kavitas dilakukan seminimal mungkin?
2. Mengapa drg memilih bahan restorasi direct esthetic posterior?
3. Bagaimana suatu bahan dikatakan memiliki sifat fisik yang baik dan
bagaimanakah yang memiliki sifat mekanik yang baik dan bagaimanakah yg
memiliki sifat estetik yg baik?
4. Apa hubungan kandungan filler dan matriks resin dengan compressive strength
dan polymentation shrinkage?
C. HIPOTESIS DAN PETA KONSEP
● Hipotesis 1
1. Karena pasien ingin memperbaiki giginya yang berlubang agar dapat makan dengan
nyaman.
2. Karena pasien menginginkan penatalaksanaan yang praktis agar pasien tidak perlu
kembali di kemudian hari.
3. Karena terdapat lubang/celah pada giginya namun belum mencapai ruang pulpa.
4. Agar keestetikan gigi pasien tetap terjaga.
5. Kondisi gigi pasien tidak mengalami inflamasi periapikal, gigi masih vital/masih
dapat dipertahankan dan perlu dilakukan restorasi pada karies media.
6. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis.
7. Bahan komposit.
8. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi dan nilai estetika bagus.
● Hipotesis 2
1. Karena kaner hanya pada pit dan fissure.
2. Karena dapat diselesaikan dalam 1x kunjungan, estetik dan untuk gigi posterior.
3. ketika bahan tersebut memiliki compressive strength yang tinggi, shrinkage
polimerisasinya rendah, dan dari segi warna juga memiliki warna yg sama dengan
gigi sekitarnya dok sehingga sifat estetik dianggap baik.
4. Semakin tinggi kekuatan filler maka semakin tinggi compressive strength.Semakin
tinggi matriks resin, semakin banyak polymerization shrinkage.
● Peta Konsep
Learning Issue

1. Klasifikasi karies :
A. Menurut Black
B. Menurut Mount and hume
C. Menurut ICDAS

2. Direct Esthetic Restorative


A. Definisi
B. Persyaratan
C. Macam

3. komposit microhybrid
A. Komposisi
B. Sifat dan karakteristik
C. Kegunaan dan indikasi
D. Cara manipulasi

4. komposit nanofiller
A. Komposisi
B. Sifat dan karakteristik
C. Kegunaan dan indikasi
D. Cara manipulasi

5. Bahan yang dipilih pada kasus dan alasan


A. JABARAN LEARNING ISSUE
1. Klasifikasi Karies
A. Menurut Black
Berdasarkan lokasi terjadinya yaitu:
1) Klas I
Karies yang terdapat pada permukaan pit dan fissure gigi.
2) Klas II
Karies yang terdapat pada gigi posterior yang meliputi permukaan mesial,
distal, maupun oklusal.
3) Klas III
Karies yang terdapat pada gigi anterior yang melibatkan sisi mesial atau
distal gigi tanpa melibatkan permukaan insisal.
4) Klas IV
Karies yang terdapat pada gigi anterior yang melibatkan sisi mesial atau
distal gigi yang melibatkan permukaan insisal.
5) Klas V
Karies yang terdapat pada permukaan labial, bukal, atau lingual gigi dan
dapat terjadi pada gigi anterior maupun posterior.
6) Klas VI
Karies yang terdapat pada permukaan insisal gigi insisivus ataupun pada
tonjol cusp bukal gigi posterior (Kharismawan, 2018).

B. Menurut Mount and Hume


Berdasarkan site (lokasi)
1) Site 1
Karies terletak pada pit dan fissure (oklusal)
2) Site 2
Karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun
posterior
3) Site 3
Karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel atau permukaan akar
yang terbuka
Berdasarkan size (ukuran)
1) Size 0
Lesi dini
2) Size 1
Kavitas minimal, belum melibatkan dentin
3) Size 2
Adanya keterlibatan dentin
4) Size 3
Kavitas yang berukuran lebih besar
5) Size 4
Sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti cusp atau
sudut insisal (Kurniasari, 2018).
C. Menurut ICDAS
ICDAS (International Caries Detection and Assessment System)
mengklasifikasikan karies berdasarkan tingkat kedalaman karies tersebut.
Menurut ICDAS, karies terbagi menjadi 7, yaitu :
a. D0: gigi yang sehat
b. D1: dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.
c. D2: dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada
permukaan gigi.
d. D3: terdapat kerusakan email tanpa keterlibatan dentin (karies email).
e. D4: lesi email dalam. Tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah
mencapai bagian dentino enamel junction (DEJ).
f. D5: lesi telah mencapai dentin.
g. D6: lesi telah mencapai pulpa (Kurniasari, 2018).

2. Direct Esthetic Restorative


A. Definisi
Pengertian bahan direct esthetic restorative kedokteran gigi adalah bahan
restorasi yang secara langsung dapat diaplikasikan pada suatu kavitas pada
rongga mulut dengan memperhatikan faktor estetik dan karakteristik bahan antara
lain meliputi wear resistance, fluoride release, kekuatan dan mudah manipulasinya
(Powers & Wataha, 2008).

B. Persyaratan
1. Pertimbangan biologis :
- Tidak mengiritasi pulpa dan gingival
- Toksisitas sistemik rendah
- Bersifat kariostatis
2. Tidak larut atau erosi dalam saliva/dalam cairan yang biasa dimasukkan ke
dalam mulut. Juga penting agar jangan mengabsorbsi air terlalu banyak.
3. Sifat-sifat mekanis :
- Harus kuat menerima beban pengunyahan dan modulus elastisitas
- Kekuatannya sebaiknya sama dengan kekuatan enamel dan dentin.
- Tidak mudah abrasi oleh pasta gigi dan konstitusi makanan. Abrasi karena
pemakaian dapat terjadi terutama pada restorasi gigi belakang.
4. Sifat-sifat termis :
- Koefisien ekspansi termis sebaiknya sama dengan koefisien
ekspansi termis enamel dan dentin.
- Mempunyai diffusivitas termis yang rendah
5. Mempunyai sifat estetik yang baik , terutama untuk tambalan gigi anterior.
Restorasi hendaknya dapat menyamai gigi asli dalam hal warna,
translusensi,dan indeks refraksi. Tidak terjadi staining / perubahan warna
dalam jangka cukup lama.
6. Terjadi adhesi antara bahan tambal dengan enamel dan dentin.
7. Perubahan dimensi selama setting hendaknya sangat kecil.
8. Bahan hendaknya mudah dipoles dan permukaan licin yang diperoleh sebagai
hasil pemolesan hendaknya dapat dipertahankan.
9. Bahan tambal hendaknya cukup radiopaque sehingga memungkinkan
dilakukannya :
- Deteksi adanya sekunder karies
- Identifikasi adanya overhanging pada suatu restorasi
- Deteksi adanya tambalan kavitet yang tidak penuh disebabkan oleh
karena udara yang terperangkap.
10. Pertimbangan rheology :
Bahan tambal sebaiknya mempunyai waktu kerja yang cukup dan selama
itu sedikit / tidak terjadi perubahan viskositas kemudian disertai
dengan waktu pengerasan yang cepat.

C. Macam
- Bahan Komposit
- Compomer
- Glass ionomer
- Hybrid ionomer

3. Komposit microhybrid
A. Komposisi
• 22% berat monomer bis - GMA
• Triethyene glycol : dimethacrylate (TEGDMA)
B. Sifat dan karakteristik
• Sifat : penyerapan air & kelarutan yang mempunyai pengaruh dalam kekuatan,
daya tahan terhadap abrasi
• Karakteristik : mempengaruhi tingkat keausan, kekasaran permukaan,
keestetisan, penyimpan air & kelarutan
C. Kegunaan dan indikasi
Kegunaan :
● Restorasi untuk seluruh kavitas gigi
● Menutup diastema
● Pit dan fissure sealant
● Pembuatan bridge di anterior

Indikasi : Hybrid ionomer/ resin modifikasi glass ionomer digunaan untuk restorasi
low-stress-bearing area dan direkomendasikan untuk pasien dengan resiko tiinggi
karies. Restorasi ini lebih mempunyai estetika yang lebih bagus dari pada glass
ionomer karena kandungan resinnya.
D. Cara manipulasi
● Hybrid ionomer terdiri atas bubuk dan cairan
● Manipulasinya sama dengan glass ionomer
● Tidak seperti restorasi glass ionomer, Hybrid ionomer setting lebih cepat ketika
light cured dan dapat lebih cepat selesai (Arifin & Dudi, 2006)
4. komposit nanofiller
A. Komposisi
Komposisi bahan komposit ini terdiri sistem resin yang bersifat dapat mengurangi
penyusustan , yaitu BIS-GMA , BIS-EMA , UDMA dan sejumblah kecil
TEGDMA.Sedangkan fillernya berisi kombinasi antara filler nanosilica 20 mm yang
tidak berkelompok , dan nanoluster zircoma / silica yang mudah berkaitan
membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari partikel zircoma /
silica dengan 5-20 mm.(Tais, 2017)

B. Sifat dan karakteristik


Komposit nanofiller memiliki kandungan filler yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan sifat fisik tanpa meningkatkan viskositasnya, memiliki estetik yang
baik, memiliki kekuatan dan ketahanan yang hampir sama dengan mikrofiller, dan
memiliki partikel kecil dengan ukuran rata-rata 0,02-0,1 mikrometer. Nanofiller juga
memiliki resistensi aus yang tinggi dan mengurangi penyusutan polimerisasi, serta
ketahanan hasil poles yang sangat baik (Tjuatja et al., 2011).
C. Kegunaan dan indikasi
Komposit nanofiller dapat digunakan untuk membuat produk dengan
dimensi komposisinya 0,1-100 nm, meningkatkan properti material polimerik untuk
aplikasi pada alat penyimpanan energi, dan digunakan pada restorasi kelas I, II,
III, IV, dan V (Anders, 2005; Powers & Wataha, 2008).
Indikasi penggunaan komposit nanofiller untuk restorasi gigi anterior
maupun posterior, sandwich technique bersama dengan resin glass ionomer, cusp
build up, core build up, splinting, restorasi indirect gigi anterior maupun posterior
termasuk inlay, onlay, dan veneer (Permatasari, 2008).
D. Cara manipulasi
1. Etching & Bonding
Dengan menggunakan bonding agent, enamel dan dentin pada kavitas preparasi
dietsa dengan asam selama 30 detik, yang mengandung 10 – 15 % atau 34 –
37% cairan asam asetat. Asam tersebut kemudian dibasuh dengan aliran udara.
2. Single paste composite
Keuntungan menggunakan composite adalah mudah dalam peletakan paste
komposit, menurunkan infeksi dan proteksi pasta dari paparan sinar lingkungan
sekitar
3. Two paste composite
Pasta inisiator peroxide / catalis dan pasta akselerator amin dicampur dengan
mixing tip khusus dan dapat langsung diaplikasikan pada preparasi menggunakan
intraoral tip. Setelah bercampur, working time self cured composite selama 1 s/d 1
½ menit. Campuran tersebut akan mengeras, dan dibiarkan sampai setting kira –
kira 4 - 5 menit mulai dari 5 awal pencampuran. Tersedia juga auto mixed
cartridges yang mengandung akselerator kimia dan aktivator sinar sehingga
polimerisasi dapat diinisiasi oleh sinar dan dilanjutkan dengan mekanisme self
cured
4. Proteksi pulpa
Sebelum komposit diletakkan pada kavitas, pulpa harus dilindungi menggunakan
liner ( Ca (OH)2) / GI, hybrid ionomer, compomer base.
5. Penumpatan
Peletakkan komposit pada kavitas preparasi dengan berbagai cara :
a. Diletakkan menggunakan instrumen plastik / instrumen dengan
disposable elastomeric tips, yang tidak melekat pada komposit.
b. Diletakan dalam tip plastik jarum suntik, kemudian diinjeksikan pada
kavitas preparasi
c. Menggunakan plastic agar tidak ada kontaminasi yang dapat
menyebabkan perubahan warna.
6. Finishing dan polishing
a. Untuk mengurangi, menggunakan : diamond, carbide finishing burst,
finishing disk, strips alumina
b. Untuk finishing akhir : abrasive impregnated rubber rollary instrument, disk
/ rubber cup dengan berbagai paste polishing
c. Finishing ditunjukkan dengan area basah dan pelicin water – soluble
d. Finishing akhir dari komposit light cured dimulai segera setelah light cured
(Powers, John ; Wataha,2008)
5. Bahan yang dipilih pada kasus dan alasan
Pada kasus, gigi yang akan ditumpat adalah gigi posterior yang memerlukan
bahan restorasi dengan sifat mekanik yang baik untuk dapat menahan beban kunyah
sehingga dibutuhkan sifat mekanis yang baik, serta pasien ingin tambalannya sewarna
dengan gigi sehingga dibutuhkan bahan yang memiliki estetik yang baik.
Dari sifat-sifat yang dibutuhkan, maka dokter gigi memutuskan untuk memilih bahan
komposit microhybrid.
Alasannya antara lain :
- Memiliki estetik yang baik
- Ketahanan sifat fisis yang baik
- Jika dipoles memiliki warna menyerupai enamel/warna sesungguhnya dan
berjangka waktu lama
- Sifat mekanis (flexural strength dan compressive strength) yang baik
- Polymerization shrinkage rendah
Komposit microhybrid memiliki kombinasi ukuran 2 filler yaitu mikro partikel glass ukuran
0.04-1 mikrometer dan mikro filler silica ukuran 0.04. Komposit memiliki kandungan filler
yang lebih besar dibandingkan kandungan matriks resinnya yang mana jika semakin besar
kandungan filler maka kekuatan mekaniknya semakin besar, dan jika semakin kecil
kandungan matriks resinnya maka semakin rendah polymerization shrinkage nya
(Hervas-Garcia et al, 2006; Powers dan Wataha, 2008).

Kesimpulan
Pasien datang ke RSGM ingin menambal gigi 46 nya yang berlubang dengan satu kali kunjungan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis dokter mendiagnosis gigi 46 pasien pulpitis
reversible dengan karies menurut Black kelas 1. Dalam rencana perawatan dokter gigi
merencanakan melakukan preparasi kavitas seminimal mungkin dan memilih bahan restorasi direct
esthetic posterior berupa resin komposit hybrid microfiller karena memiliki sifat compressive
strength yang tinggi dan polymerization shrinkage yang minimal sehingga mampu menahan beban
kunyah yang berat selain itu bahan ini memiliki sifat estetik yang baik yaitu sewarna pada gigi serta
sesuai dengan indikasinya untuk restorasi pit dan fissure.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniasari, D. 2018. Profil Tingkat Kebersihan Rongga Mulut dan Persentase Karies Gigi pada
Lansia di Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
2. Kharismawan, YN. 2018. Gambaran Status Karies Gigi Geraham Pertama Permanen Berdasarkan
Pengetahuan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 11 - 12 Tahun di SD Labschool
Unnes Semarang. Undergraduate Thesis. Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Powers, J.M., Wataha, J.C., and Craig, R.G., 2008, Dental Materials Properties and Manipulation.
9th ed., Missouri: Mosby Elsevier, p.286-293;299-300.
4. Dental Materials Properties and Manipulation, Powers, John ; Wataha, John,
Ninth Edition, Mosby 2008
5. Andres, Lindberg. 2005. Resin composites sandwich restorations and curing technique.
Odontological dissertations.
6. Tjuatja L, Mulyawati E, Halim FS. 2011. Perbedaan Kekerasan Mikro Permukaan Resin Komposit
Mikrofil dan Nanofil Pada Penggunaan Bahan Karbamid Peroksida 45% dan Hidrogen Peroksida
38% secara In Office Bleaching. J Ked Gi, Vol.2, No.4, Oktober 2011; 264-270.
7. Permatasari, Rina, Munyati Usman. 2008. PENUTUPAN DIASTEMA DENGAN MENGGUNAKAN
KOMPOSIT NANOFILLER (Laporan Kasus). Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3): 239-246
8. Hervas-Garcia A., Martinez-Lozano M.A., Cabanes-Vila J., Barjau-Escribano, A., dan Fos-Galve P.
(2006). ‘Composite resins. A review of the materials and clinical indications’. Med Oral Patol Oral
Cir Bucal. 11. E215-20.
9. Tais, M. J. (2017) ‘Kekuatan tekan resin komposit nanofiller pada suhu penyimpanan yang
berbeda’.
10. Arifin, Dudi, Indikasi dan cara Aplikasi berbagai tipe resin composite yang beredar di pasaran,
Jurnal Kedokteran Gigi, Volume 18, Edisi khusus, UNPAD Press, 2006.

Anda mungkin juga menyukai