SEMESTER IV
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, makalah diskusi
kelompok kecil blok Biomaterial mengenai Modul Direct Esthetic Restorative Material ini dapat kami
selesaikan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
Kami berharap makalah ini dapat memberi informasi yang berguna bagi seluruh pihak yang
membaca dan membutuhkan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan pemilihan kata maupun penulisan
dalam makalah ini dan kami menerima kritik serta saran yang membangun demi memperbaiki makalah
kami ini di masa yang mendatang. Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Anda
membaca makalah ini.
B. PENDAHULUAN
I. Jabaran Pemicu
● Pemicu 1
Seorang perempuan berusia 28 th, datang ke RSGM Nala Husada ingin menambal Gigi
belakang kanan bawah yang berlubang, pasien ingin perawatan gingiva selesai dilakukan
dalam satu kali kunjungan. Anamnesis pasien merasa gingiva tidak nyaman jika dipakai
makan dan tidak ada keluhan spontan. Pasien ingin ditambal dengan bahan sewarna gigi,
pemeriksaan kavitas: Gigi 46 karies media pada bagian pit dan fissure, tes palpasi dan
perkusi (-), vitalitas (+). Dokter gigi mendiagnosis gigi 46 pulpitis reversibel dengan
klasifikasi karies menurut black adalah kelas I. Dokter gigi menentukan rencana perawatan
dengan memilih bahan restorasi direct esthetic posterior. Dokter gigi juga menentukan
bahan restorasi yang tepat dengan mempertimbangkan sifat dan karakteristik bahan
restorasi.
● Pemicu 2
Dokter gigi merencanakan melakukan preparasi kavitas seminimal mungkin dalam
rencana perawatan, dokter gigi memilih bahan restorasi esthetic posterior. Bahan yang
sesuai untuk gigi posterior tidak hanya memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik sehingga
mampu menahan beban kunyah, namun juga memiliki sifat estetik yang baik. Bahan
komposit mikrohibrid memiliki kandungan filter yang besar dan kandungan matriks resin
yang sedikit sehingga memiliki sifat komprehensif strength yang tinggi dan polymerization
shrinkage yang minimal.
● Terminologi Istilah 2
1. Preparasi Kavitas : Pembuangan enamel dan dentin yang karies dengan
membentuk Kavitas sehingga bahan Restorasi dapat diletakkan di dalamnya
dengan sempurna.
2. sifat fisik : perubahan suatu benda tanpa membentuk zat baru.
3. sifat mekanik : kemampuan bahan untuk membawa atau menahan gaya atau
tegangan.
4. Sifat estetik : nilai keindahan dari suatu bahan komposit mikrohibrid : generasi
terbaru komposit mikrofil sebelumnya yang diproses dalam laboratorium dengan
meningkatkan rasio Filler Resin dan menunjukkan perkembangan signifikan dalam
sifat mekanis komposit.
5. Filler : komponen bahan pengisi anorganik yang dimasukkan pada matriks resin
untuk mengurangi kontraksi Polimerisasi, mengurangi koef muai Termal komposit,
dan meningkatkan sifat mekanik komposit.
6. Matriks resin : komponen dari bahan komposit yang merupakan campuran Monomer
an matriks dan atau aliphatic dimethacrylate.
7. Compressive strength : maksimal stress (tegangan) untuk menekan suatu benda
hingga akan putus.
8. Polymerization shrinkage : volume resin komposit yang menyusut setelah
Polimerisasi akibat pemampatan molekul-molekul Monomer menjadi Polimerisasi.
1. Klasifikasi karies :
A. Menurut Black
B. Menurut Mount and hume
C. Menurut ICDAS
3. komposit microhybrid
A. Komposisi
B. Sifat dan karakteristik
C. Kegunaan dan indikasi
D. Cara manipulasi
4. komposit nanofiller
A. Komposisi
B. Sifat dan karakteristik
C. Kegunaan dan indikasi
D. Cara manipulasi
B. Persyaratan
1. Pertimbangan biologis :
- Tidak mengiritasi pulpa dan gingival
- Toksisitas sistemik rendah
- Bersifat kariostatis
2. Tidak larut atau erosi dalam saliva/dalam cairan yang biasa dimasukkan ke
dalam mulut. Juga penting agar jangan mengabsorbsi air terlalu banyak.
3. Sifat-sifat mekanis :
- Harus kuat menerima beban pengunyahan dan modulus elastisitas
- Kekuatannya sebaiknya sama dengan kekuatan enamel dan dentin.
- Tidak mudah abrasi oleh pasta gigi dan konstitusi makanan. Abrasi karena
pemakaian dapat terjadi terutama pada restorasi gigi belakang.
4. Sifat-sifat termis :
- Koefisien ekspansi termis sebaiknya sama dengan koefisien
ekspansi termis enamel dan dentin.
- Mempunyai diffusivitas termis yang rendah
5. Mempunyai sifat estetik yang baik , terutama untuk tambalan gigi anterior.
Restorasi hendaknya dapat menyamai gigi asli dalam hal warna,
translusensi,dan indeks refraksi. Tidak terjadi staining / perubahan warna
dalam jangka cukup lama.
6. Terjadi adhesi antara bahan tambal dengan enamel dan dentin.
7. Perubahan dimensi selama setting hendaknya sangat kecil.
8. Bahan hendaknya mudah dipoles dan permukaan licin yang diperoleh sebagai
hasil pemolesan hendaknya dapat dipertahankan.
9. Bahan tambal hendaknya cukup radiopaque sehingga memungkinkan
dilakukannya :
- Deteksi adanya sekunder karies
- Identifikasi adanya overhanging pada suatu restorasi
- Deteksi adanya tambalan kavitet yang tidak penuh disebabkan oleh
karena udara yang terperangkap.
10. Pertimbangan rheology :
Bahan tambal sebaiknya mempunyai waktu kerja yang cukup dan selama
itu sedikit / tidak terjadi perubahan viskositas kemudian disertai
dengan waktu pengerasan yang cepat.
C. Macam
- Bahan Komposit
- Compomer
- Glass ionomer
- Hybrid ionomer
3. Komposit microhybrid
A. Komposisi
• 22% berat monomer bis - GMA
• Triethyene glycol : dimethacrylate (TEGDMA)
B. Sifat dan karakteristik
• Sifat : penyerapan air & kelarutan yang mempunyai pengaruh dalam kekuatan,
daya tahan terhadap abrasi
• Karakteristik : mempengaruhi tingkat keausan, kekasaran permukaan,
keestetisan, penyimpan air & kelarutan
C. Kegunaan dan indikasi
Kegunaan :
● Restorasi untuk seluruh kavitas gigi
● Menutup diastema
● Pit dan fissure sealant
● Pembuatan bridge di anterior
Indikasi : Hybrid ionomer/ resin modifikasi glass ionomer digunaan untuk restorasi
low-stress-bearing area dan direkomendasikan untuk pasien dengan resiko tiinggi
karies. Restorasi ini lebih mempunyai estetika yang lebih bagus dari pada glass
ionomer karena kandungan resinnya.
D. Cara manipulasi
● Hybrid ionomer terdiri atas bubuk dan cairan
● Manipulasinya sama dengan glass ionomer
● Tidak seperti restorasi glass ionomer, Hybrid ionomer setting lebih cepat ketika
light cured dan dapat lebih cepat selesai (Arifin & Dudi, 2006)
4. komposit nanofiller
A. Komposisi
Komposisi bahan komposit ini terdiri sistem resin yang bersifat dapat mengurangi
penyusustan , yaitu BIS-GMA , BIS-EMA , UDMA dan sejumblah kecil
TEGDMA.Sedangkan fillernya berisi kombinasi antara filler nanosilica 20 mm yang
tidak berkelompok , dan nanoluster zircoma / silica yang mudah berkaitan
membentuk kelompok, dimana kelompok tersebut terdiri dari partikel zircoma /
silica dengan 5-20 mm.(Tais, 2017)
Kesimpulan
Pasien datang ke RSGM ingin menambal gigi 46 nya yang berlubang dengan satu kali kunjungan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis dokter mendiagnosis gigi 46 pasien pulpitis
reversible dengan karies menurut Black kelas 1. Dalam rencana perawatan dokter gigi
merencanakan melakukan preparasi kavitas seminimal mungkin dan memilih bahan restorasi direct
esthetic posterior berupa resin komposit hybrid microfiller karena memiliki sifat compressive
strength yang tinggi dan polymerization shrinkage yang minimal sehingga mampu menahan beban
kunyah yang berat selain itu bahan ini memiliki sifat estetik yang baik yaitu sewarna pada gigi serta
sesuai dengan indikasinya untuk restorasi pit dan fissure.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniasari, D. 2018. Profil Tingkat Kebersihan Rongga Mulut dan Persentase Karies Gigi pada
Lansia di Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.
2. Kharismawan, YN. 2018. Gambaran Status Karies Gigi Geraham Pertama Permanen Berdasarkan
Pengetahuan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 11 - 12 Tahun di SD Labschool
Unnes Semarang. Undergraduate Thesis. Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Powers, J.M., Wataha, J.C., and Craig, R.G., 2008, Dental Materials Properties and Manipulation.
9th ed., Missouri: Mosby Elsevier, p.286-293;299-300.
4. Dental Materials Properties and Manipulation, Powers, John ; Wataha, John,
Ninth Edition, Mosby 2008
5. Andres, Lindberg. 2005. Resin composites sandwich restorations and curing technique.
Odontological dissertations.
6. Tjuatja L, Mulyawati E, Halim FS. 2011. Perbedaan Kekerasan Mikro Permukaan Resin Komposit
Mikrofil dan Nanofil Pada Penggunaan Bahan Karbamid Peroksida 45% dan Hidrogen Peroksida
38% secara In Office Bleaching. J Ked Gi, Vol.2, No.4, Oktober 2011; 264-270.
7. Permatasari, Rina, Munyati Usman. 2008. PENUTUPAN DIASTEMA DENGAN MENGGUNAKAN
KOMPOSIT NANOFILLER (Laporan Kasus). Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (3): 239-246
8. Hervas-Garcia A., Martinez-Lozano M.A., Cabanes-Vila J., Barjau-Escribano, A., dan Fos-Galve P.
(2006). ‘Composite resins. A review of the materials and clinical indications’. Med Oral Patol Oral
Cir Bucal. 11. E215-20.
9. Tais, M. J. (2017) ‘Kekuatan tekan resin komposit nanofiller pada suhu penyimpanan yang
berbeda’.
10. Arifin, Dudi, Indikasi dan cara Aplikasi berbagai tipe resin composite yang beredar di pasaran,
Jurnal Kedokteran Gigi, Volume 18, Edisi khusus, UNPAD Press, 2006.