Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI KARIES MENURUT ICDAS (International Caries Detection and

Assessment System)
ICDAS mengklasifikasikan karies berdasarkan tingkat kedalaman karies tersebut.
Menurut ICDAS, karies terbagi menjadi 7, yaitu :
 D0: gigi yang sehat.
 D1: dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.
 D2: dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada
permukaan gigi.
 D3: terdapat kerusakan email tanpa keterlibatan dentin (karies email).
 D4: lesi email dalam. Tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah
mencapai bagian dentino enamel junction (DEJ).
 D5: lesi telah mencapai dentin.
 D6: lesi telah mencapai pulpa (Ismail, dkk. 2007).

(Klasifikasi karies berdasarkan ICDAS)

B. KLASIFIKASI KARIES MENURUT MOUNT & HUME PADA KASUS


Berdasarkan lesi yang terjadi pada permukaan gigi beserta ukuran kavitasnya :
 Site 3 : Karies pada 1/3 mahkota dilihat dari arah servikal sejajar dengan
gingiva
 Size 2 : Kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang terbentuk
berukuran sedang dan masih menyisakan struktur enamel yang didukung
dengan baik oleh dentin dan cukup untuk menyokong restorasi
KLASIFIKASI KARIES MENURUT ICDAS PADA KASUS
Berdasarkan kedalamannya termasuk :
 D5 : lesi telah mencapai dentin

1. TEKNIK SANDWICH
A. DEFINISI
Teknik restorasi yang menggabungkan dua macam bahan, yaitu resin komposit
dan glass ionomer semen. Teknik ini dikenal dengan istilah restorasi laminasi dengan
menggunakan GIC sebagai bahan pengisi yang memiliki biokompatibilitas, sifat fisik
dan kekuatan perlekatan yang baik terhadap dentin.
Semen ionomer kaca memiliki sifat yang sangat menguntungkan seperti daya
adhesinya yang sangat baik serta sifat dari resin komposit yang memiliki estetis yang
memuaskan, sehingga dikembangkanlah modifikasi tumpatan yang menguntungkan
semen ionomer kaca sebagai basis untuk menutupi tepi kavitas dentin yang terbuka
dengan resin komposit sebagai tumpatannya.

B. TUJUAN
Tujuan dari restorasi Sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estetis,
pengunyahan, mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis
kita dapatkan dari bahan resin komposit sebagai tumpatan karena resin komposit
memiliki translusensi yang lebih tinggi dibanding semen ionomcr kaca.
Resin komposit selain memiliki nilai estetis yang sangat memuaskan juga dapat
menerima tekanan kunyah yang besar, untuk mencegah celah mikro, maka kita pakai
semen glass ionomer sebagai basis. Semen glass ionomer dapat melepaskan fluor
untuk mencegah terjadinya sekunder karies. Dengan mendapatkan basis yang baik
dan tumpatan yang tahan terhadap fungsi pengunyahan maka akan menambah
kekuatan gigi.
Penggabungan kedua bahan dalam satu restorasi ini bertujuan untuk
mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass ionomer
cement dan jaringan keras gigi.

Anda mungkin juga menyukai