Anda di halaman 1dari 72

RESTORASI SATU GIGI

Drg. ROSMALADEWI TALLI


Apa itu restorasi gigi ?
Restorasi gigi adalah perawatan perbaikan gigi
yang berlubang atau rusak, untuk
mengembalikannya kepada fungsi bentuk,
dan penampilan normalnya.
Mengapa gigi yang berlubang atau
rusak harus direstorasi ?
• Gigi diperbaiki untuk melindungi bagian gigi yang
belum terkena karies (= penyakit yang
menyebabkan gigi berlubang) atau trauma.
• Mencegah kehilangan gigi, karena karies dapat
menyebar dan menghancurkan keseluruhan gigi.
• Dengan direstorasi maka fungsi mengunyah dan
bicara dapat kembali normal.
• Selain mengembalikan bentuk gigi, restorasi juga
dapat meningkatkan penampilan pasien.
Apa saja jenis-jenis restorasi gigi ?
A. Tumpatan Komposit

• Tumpatan resin komposit merupakan tumpatan


plastis sewarna gigi yang diaplikasikan kedalam
kavitas gigi selapis demi selapis sampai terbentuk
gigi yang ideal. Proses pengerasannya dibantu
oleh sinar ultraviolet, sehingga setelah
penambalan dilakukan maka pasien dapat
langsung melakukan fungsi pengunyahan pada
gigi tersebut.

• Tumpatan ini dapat digunakan baik untuk gigi


anterior (depan) ataupun posterior (belakang).
B. Restorasi Onlay / Inlay

• Onlay/Inlay merupakan restorasi gigi yang


solid yang disementasi kedalam kavitas gigi
yang telah disediakan / dipreparasi
sebelumnya oleh dokter gigi.

• Restorasi ini dibuat khusus oleh laboratorium


tekniker gigi, dengan sebelumnya gigi yang
telah dipreparasi dibuatkan cetakannya oleh
dokter gigi.
Terdapat beberapa jenis Onlay/Inlay,
yaitu :
• Onlay/Inlay Metal
• Onlay/Inlay Porcelain
• Onlay/Inlay Emax
• restorasi-gigi-2
• Onlay Metal
• restorasi-gigi-3
• Inlay Porcelain
C. Full Veneer Crown (FVC / Crown /
Jaket )
• FVC merupakan restorasi gigi berupa gigi
tiruan yang disementasi menutupi seluruh
permukaan gigi yang telah dipreparasi
sebelumnya oleh dokter gigi.

• Restorasi ini juga dibuat khusus oleh


laboratorium tekniker gigi, dengan
sebelumnya gigi yang telah dipreparasi
dibuatkan cetakannya oleh dokter gigi.
Terdapat beberapa jenis FVC, yaitu :

• FVC Metal Porcelain (Gigi tiruan cekat berbahan dasar


metal dengan lapisan porcelain / keramik)
• FVC Full Porcelain (Gigi tiruan cekat berbahan dasar
porcelain / keramik sewarna gigi dan tidak
menimbulkan garis kebiruan atau garis abu-abu hitam
pada gusi)
• FVC Emax (Gigi tiruan cekat berbahan dasar resin
sewarna gigi generasi baru dengan keunggulan lebih
tipis dibandingkan dengan metal porcelain dan
porcelain akan tampak lebih natural dan tidak
menimbulkan garis kebiruan atau garis abu-abu hitam
pada gusi)
D. Implant

• Gigi tiruan yang ditanamkan ke dalam tulang


rahang. Terbuat dari bahan titanium yang
dapat diterima baik oleh jaringan tulang
penyangga gigi.
Restorasi rigid

• Restorasi rigid merupakan restorasi yang


dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang
dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi.
Umumnya restorasi ini membutuhkan
kunjungan berulang dan penempatan
tumpatan sementara sehingga lebih mahal
untuk pasien. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid
terdiri dari inlay, onlay, dan crown/ mahkota. Inlay
adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas
diantara tonjol gigi/ cusp, sedangkan onlay
merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas
meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. Crown/
mahkota adalah penggantian sebagian atau
seluruh mahkota klinis yang disemenkan. (Putri
Sari H. USU. 2006: 1)
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang,
porselen, porselen fuse to metal, resin komposit, dan
kombinasi keduanya. Logam merupakan bahan restorasi
rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang
membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel
sebagai retensi, tetapi memiliki masalah estetik.

Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid


estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif
yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar biasanya,
dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam
atau komposit plastis selain waktu pembuatan di
laboratorium. (Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah
terbukti mampu memperbaiki beberapa
kekurangan restorasi komposit plastis. Hal ini
dibuktikan dengan penenlitian Scheibenbogen-
Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang
menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3
integritas marginal dan bentuk anatomi pada
restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari
restorasi plastis.
Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi
marginal restorasi rigid resin komposit terbukti
labih baik dari restorasi plastis komposit.
Menurut Burke tahun 1994, porselen
menghasilkan restorasi dengan integritas
marginal yang sangat memuaskan tetapi
membutuhkan waktu pembuatan dalam
laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan
lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen.
(Putri Sari H. USU. 2006: 1)
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct,
semidirect, dan indirect.
1. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay
resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung
ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di
post-cured sebelum dibonding pada gigi.
2. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi
rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel
dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.
3. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang
dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan
model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan
tumpatan sementara dan kunjungan berulang. (Putri Sari H. USU.
2006: 3)
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan
polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur yang
lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat
diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi
rigid teknik indirect, celah dalam restorasi dapat
diminimalkan dengan memberikan tekanan pada
restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis
resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran
ekstraoral dengan menaikkan panas dan tekanan.
(Putri Sari H. USU. 2006: 3)
1. Inlay
• Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara
tonjol gigi/ cusp.
• Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan
(pegangan), misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang
perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke
puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang
mengalami kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :
1. frekuensi karies tinggi
2. OH pasien jelek
Tahap Pembuatan dan Pemasangan Inlay komposit
1. Preparasi Kavitas
· membuang semua jaringan karies atau bahan
tumpatan yang lama
· preparasi dengan membentuk dinding kavitas
3-5 derajat divergen ke oklusal
· seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan
dasar kavitas, semua sudut kavitas dibuat
membulat
· tidak dilakukan pembuatan bevel pada
permukaan oklusal
· dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di
dapat kekuatan dari bahan komposit
2. Pembuatan Inlay
· secara direct
· secara indirect
3. Insersi Inlay Komposit
4. Teknik Sementasi
· persiapan inlay
· persiapan kavitas
· aplikasi semen resin
5. Penyelesaian dan Pemolesan
(http://www.researchgate.net/publication/42349
869_Restorasi_Rigid_Resin_Komposit_Pada_Gigi_
Posterior)
2. Onlay

• Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas


meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp.
• Apabila morfologi oklusal telah mengalami
perubahan karena restorasi sebelumnya, karies,
atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua
permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini
memerlukan suatu restorasi yang meliputi
seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini,
onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Indikasi ONLAY :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai
penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima
tekanan oklusal yang kuat.
• Adalah mungkin bagi amalgam atau inlay untuk mengurangi
kerentanan gigi terhadap fraktur tonjol.
• Aset utama dari restorasi yang meliputi permukaan oklusal adalah
merestorasi kekuatan gigi dengan menghubungkan tonjol-tonjol
sebagai unit tunggal. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
• Indikasi yang populer bagi onlay adalah menggantikan restorasi
amalgam yang rusak. Juga berguna untuk merestorasi lesi karies
yang mengenai kedua permukaan proksimal.
• Ciri-ciri utama dari restorasi ini adalah mempertahankan sebagian
besar jaringan gigi yang berhubungan dengan gingival dan hal ini
merupakan suatu pertimbangan periodontal yang sangat
membantu. (Baum, Lloyd dkk. 1997 : 544)
Tahapan Preparasi Onlay:
Langkah-langkah preparasi onlay adalah:
· Pemasangan isolator karet.
· Akses ke karies
Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat
yang digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup
dengan kekuatan tinggi.
· Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai
pertautan email-dentin yang sehat.
· Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan
terhadap kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat
dengan kemiringan minimal sekitar 6-10o terhadap sumbu gigi
dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur
sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway, kavitas
dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa
kavitasnya sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
· Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan
rendah dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk
amalgam dengan jalan membuang dentin karies pada pertautan
email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah
dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat dan tepi
kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva.
Preparasi dibuat miring 10oterhadap sumbu gigi dengan bur fisur
tunsten carbide kecepatan tinggi.
· Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang
dengan bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika
dentin karies telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak
adanya undercut. Jika masih ada undercut, maka undercut tersebut
ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi berikutnya
sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
· Pembuatan bevel
Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur
pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi
yang sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil
tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi
tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan
mengurangi retensi dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan
adalah bur fisur kuncup untuk preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk mempermudah penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya beradaptasi dengan baik dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan menciptakan
undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian
gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus
dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup
dalam kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan
mneingkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling
kritis.
( Baum, Lloyd dkk. 1997 : 374)
3. Mahkota (pasak)
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang
disemenkan. Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih
besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi
pada bagian mukosa palatal.
7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam
artian masih mampu menerima beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi MAHKOTA (PASAK):
1. Karies pada gigi masih belum meluas masih
tergolong pit dan fissure
2. Jaringan pendukung tidak memungkinkan
adanya mahkota karena adanya periodontitis
kronis
3. Tidak adanya gigi antagonis sehingga
menyebabkan mukosa palatal iritasi
4. Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital
artinya tidak sampai perforasi.
5. Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak
crowded.
Metode untuk membentuk inti pada gigi insisiv
atas sebelum membuat mahkota pasak
a. Inti komposit yang ditahan dengan pasak
dentin pada gigi masih vital
b. Pasak cor dan inti
c. Pasak kawat wiptam dan inti cor
d. Pasak dan inti siap pakai tipe Charlton
e. Pasak ulir dan inti siap pakai tipe kurer
Preparasi gigi untuk pasak cord mahkota jaket
porselen dengan inti pada gigi yang sudah dirawat
saluran akar:
A. preparasi saluran akar
B .preparasi permukaan akar
C .mahkota jaket porselen yang sudah selesai
dengan pasak cor dan inti
Pertimbangan Untuk Membuat Restorasi
1. Gigi yang telah dirawat PSA mungkin lebih
getas dan mudah patah. Hal ini dikarenakan
kandungan air pada jarinagn keras lebih sedikit
disbanding dengan gigi dengan pulpa vital.
2. Sesudah jaringan keras diangkat dan
perawatan endodontik, dindind email tidak
mendapat dukungan yang baik dank arena
preparasi ruang pulpa.
3. Sedikit tidaknya jarinagan gigi pada mahkota
sehingga dipilihlah perencanaan restorasi dengan
retensi intraradikuler (pasak).
Beberapa Pertimbangan Untuk Rancangan Pasak Dan
Preparasinya
Tujuan pasak intraradikuler adalah menyediakan retensi dan
kekuatan bagi restorasi mahkota.
1. Jika preparasi pasak terlalu pendek maka akan meyebabkan
kemungkinan patah akar. Tekanan yang ada akan diterima
mahkota dan pasak didesak ke akar.
2. Jika preparasi pasak cukup panjang (idealnya 1-1,5 kali
panjang mahkota) tekanan yang diterima akan tersebar ke
seluruh akar yang berkontak dengan pasak.
3. Jika preparasi pasak terlalu lebar, kar akan menjadi lemah
dan fraktur. Preparasi yang terlalu lebar mungkin akan
menyebabkan perforasi akar. Pasak yang pendek dan lebar sering
mengakibatkan fraktur akar.
4. Jika preparasi dan pasak sempit, kesukaran mungkin akan
dijumpai untuk mencetaknya dank arena fleksibilitas pasaknya,
gigi tidak akan menjadi lebih kuat.
Bahan-Bahan Yang Dapat Digunakan Untuk Membuat Pasak
Pencetakan saluran akar yang telah dipreparasi sangat sulit
dilakukan karena ukurannnya yang panjang dan sempit.
Untunglah sekarang didapat 2 macam bahan yang memungkinkan
dilakukannya pencetakan saluran akar dengan panjang yang
maksimum dan tepat.
1. Endopost
Campuran logam yang bertitik lebur tinggi dan dibuat dengan
standar endodontik dari ukuran 70-140; dapat dituang dengan
emas atau logam tuang lainnya.
2. Endowel
Pin plastic berukuran standar 80-140. jika telah pas dengan
preparasi pasak dan dibuat pada malam atau pola resin, akan
menguap keluar dari investment dan meninggalkan cetakan yang
dapat dituang dengan logam.
Macam- macam Bahan Restorasi Rigid
1. Logam Tuang
Restorasi Tuang / Logam Tuang adalah restorasi
yang dibuat dengan menuang logam campur
(alloy).
Indikasi:
1. Karies dalam dan besar
2. Penyangga suatu jembatan
3. Abrasi yang luas
4. Tekanan oklusal besar
5. Untuk perlindungan jaringan periodontal
Kontraindikasi:
1. Frekuensi karies tinggi
2. Usia muda
3. Oral higien buruk
Teknik Preparasi :
- Model malam penuangan
· Penanaman
· Bumbung tuang
· Bahan tanam
· Logam
· Api
· Hasil tuangan
Teknik Restorasi Tuang / Logam Tuang
# Direk
- preparasi
- malam dicetakkan langsung
- pada kavitas gigi dlm mulut
- dibentuk
- ditanam
- dicor
- dicoba, poles, semen
# Indirek
- preparasi
- cetak”double impression” pada preparasi
kavitas
- model kerja “die”
- model malam
- ditanam, dicor, dituang
- dicocokkan pada model kerja pada lab
- pada pasien, sedikit dikoreksi saja
- baik untuk kompleks kavitas
Restorasi Tuang Inlay Direk

• Indikasi:
- baik untuk kavitas yang kecil atau karies
proksimal yang lebar
- untuk retensi klamer gigi tiruan atau
pegangan
- inlay distal atau mesial untuk rest seat gigi
tiruan
- kelas I dan kelas II bila bentuk dan fungsi
tidak dapat diaplikasikan amalgam
Restorasi Tuang Onlay

• Indikasi:
- preparasi bidang oklusal 1,5 – 2 mm
- gigi post endo
- slicing pada bidang proksimal
Indikasi MOD onlay:

- kerusakan restorasi amalgam


- restorasi proksimal gigi posterior (kavitas
mesial dan distal)
- restorasi gigi posterior (tekanan oklusal
yang berat)
- bila restorasi perlu memasukkan bagian
bukal dan lingual
Dua macam restorasi tuang :
1. Intra koronal:
Adalah restorasi yang ada di dalam kavitas
2. Ektra koronal:
Adalah restorasi yang meliputi bagian luar
gigi (mahkota)
Macam restorasi intra koronal:
· Restorasi tuang inlay → teknik direk /
indirek
· Restorasi tuang onlay → teknik indirek
· Inlay porselen → teknik indirek
· Veneer → teknik indirek
Syarat Preparasi:
- Umum:
1. Outline form
2. Retention form
3. Resistence form
- Khusus:
1. Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5°
2. Tidak ada undercut
3. Bevel pada cavosurface Angle → agar inlay
dapat diburnish, mendapatkan adaptasi yang
baik
Retensi
- Utama:
· Frictional retention
di dapat gesekan antara dinding kavitas. gesekan yang
besar, bias memberikan retensi yang besar
- Tambahan:
· Line Angle tajam pada alas kavitas
· outline form kavitas yang sempit dan bersudut tajam
· pinhole
· semen
· reserve bevel di gingivo axial line angle
· bevel (short) pada cavo surface line angle
(http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/i
ndex.php?option=com_journal_review&id=5055&task=vi
ew)
2. Resin Komposit
Resin Komposit yang digunakan Dalam Restorasi Rigid
Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung
teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan
adalah hibrida atau mikrohibrida.
Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an
yang mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang
disebut midifil. Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida
partikel sedang dengan kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih
besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari mikrofil. Komposit
hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang
kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi
anterior.
Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit
mikrifil sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk
inlay, onlay, veneer , dan restorasi crown penuh.
Teknik pembuatan restorasi regid resin komposit
Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan tekink
semidirect intra oral:
1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis
lubricant larut air pada gigi. Kemudian tempatkan matrix
band untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.
2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari
secara terpisah.
3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45
detik.
4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver
5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajad konfersi,
stabilitas dimensional juga mencegah tekanan penyusutan
yang muncul setelah sementasi inlay.
6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan perikasa kontak
interproksimal.
7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50mikro
meter alumina atau larutran metakrilat untuk
meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen
komposit, etsa silane untuk permukaan restorasi dan
biarkan kering diudara. Tempatkan matrix tofflemire
pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan bahwa etsa
tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya.
8. Kafitas preparasi dietsa dengan gel asam phospor
30/40% selama 20 detik, cuci selama 5 detik dan
keringkan dengan udara untuk menjamin etsaenamel
yang adekuat.
9. Dentin diremoister dan coat dentin primer
ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
10. Dentin diremoister dan coat dentin primer
ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.
11. Matrix tofflemire dipindahkan
12. Dual cure adhesif dicampur dan ditempatkan pada
permukaan dalam restorasi yang tidak disinari sebelum
penempatan restorasi
13. Dual cure resin komposit luting sement
dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan
permukaan dalam restorasi dengan srynge.
14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan
dengan hand instrument.
15. Komposit luting sement berlebih dibuang dengan
brus pada permukaan oklusal dan interproksimal
16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen
pada permukaan oklusal secara perlahan
17. Margin interproksimal dibersihkan dengan
eksplorer dan pisau scalpel nomer 12.
18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari
permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik
pada setiap permukaan proksimal.
19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur
carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.
20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi
dengan kertas artikulasi.
21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium
okside
22. Etsa dengan asam phosfor 30% selama 30
detik dan rebonding.
3. Porselen
Langkah preparasi restorasi rigid porselen:
Ø Kunjungan Pertama
1. Tumpatan amalgam dibongkar
2. Kavitas dibersihkan
3. Preparasi kavitas
· Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh
akses ke dentin karies dengan menggunkan bur
fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan
kecepatan tinggi. Penggunaan bur kuncup dan
bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah
terbentuknya undercut.
· Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa
dilebarkan kearah bukopalatal sampai dicapai
pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini
menentukan lebar boks arah bukopalatal.
· Desain Preparasi Kavitas
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi
seperti dinding vertikal kavitas utama yang hampir
sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan
lingual pada bagian proksimal masing-masing
adalah 50-100. Jika sudut kurang 50, struktur gigi
yang masih ada berada pada keadaan yang terlalu
banyak tekanan selama prosedur sementasi dan
jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.
· Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar
100 memakai bus fisur kuncup dan dijaga agar
sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar
keyway diantara tonjol merupakan daerah yang
paling sempit dan melebar kearah yang
berlawanan dengan letak karies aproksimalnya
dan dengan mengikuti kontur fisurnya. Setelah
membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk
memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini
dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan
sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak
tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
· Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya.
Dibagian ini kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat
kecepatan rendah dan dengan cara yang sama dengan jalan
membuang dentin karies pada daerah pertautan email-dentin.
Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang,
dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi
gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur
fisur runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks
untuk melindunginya dari kemungkinan terkena bur. Menjaga
agar sumbu bur sejajar dengan waktu pembuatan keyway
merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan
keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah
gingiva hanya dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan
pertautan email-dentin dari karies, demikian juga halnya dalam
arah bukolingual. Setiap email yang tak terdukung dentin sehat,
hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
· Pembuangan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding
aksial. Jika dinding karies telah terbuang,
periksalah kemungkinan masih adanya
daerah undercut. Undercut padadaerah
pertautan email-dentin seharusnya telah
dibersihkan. Jika masih terdapat undercut
pada dinding aksial, maka undercut tersebut
biasanya terletak seluruhnya pada dentin dan
ditutup dengan semen pelapik pada tahap
preparasi berikutnya sehingga preparasi
mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
· Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur
fisur. Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang
cukup bagi pola malam yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai
kritis. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email agar tepi tipis hasil
tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan
gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam lagi
karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan
supaya tepi tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel
biasanya tidak dibuat didinding aproksimal karena akan
menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas
terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi
dinding gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat
penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya
merupakan hal yang paling kritis.
4. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara
langsung dalam satu kali kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang
dilakukan di laboratorium dan berkali-kali
kunjungan
5. Gigi direstorasi rigid sementara dengan
menggunakan semen perekat sementara, seperti
zinc oksid eugenol.
Ø Kunjungan Kedua
6. Tumpatan rigid sementara dibongkar
7. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis
lubricant larut air atau separating medium (cairan agar
atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matriks
band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan
kontak proksimal yang baik.
8. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi
oklusal dengan menggunkan bur untuk menghasilkan pit
dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan
sistemis.
9. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
10. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah
ditrial disemenkan pada gigi tersebut.
11. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat
dijangkau dibersihkan dengan eskavator
sementara benang gigi digunakan untuk
membuang kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi
restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite
untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-
jam pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan
oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang
diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting
yang diletakkan pada berbagai sikat.
4. Porselen Fuse to Metal
Restorasi all kramik sangat baik penampilannya
dan terlihat natural atau sewarna dengan gigi
tetapi brittle dan cendrung mudah fraktur.
Berbeda degan restorasi metal restorasi cendrung
kuat namun tidak bisa digunakan pada gigi
anterior karena pertimbangan estetik. Sehingga
kombinasi keduanya metal kramik restorasi
memiliki kekuatan yanga baik dan penampilan
yang diharapkan.
Ø Perlekatan Logam pada Porselen
Dua jenis ikatan utama:
a) Chemical bonding
b) Mechanical interlocking
Ø Kegagalan pada Restorasi Kramik Metal
a) Mayoritas kasus yang terjadi oleh karenan
- Kegagalan biologis: fraktur gigi, periodontal
disease, karies sekunder
- Fraktur prothesisi dan kegagalan estetik, 20%
dari kasusu retretment
b) Fraktur pada protesis (crown) terletak pada
adhesif kramik coping.

Anda mungkin juga menyukai