Anda di halaman 1dari 13

CAST METAL RESTORATION

Restorasi logam cor merupakan restorasi serbaguna, dimana proses


pembuatannya memiliki banyak step dan mengharuskan operator untuk teliti.
Restorasi logam cor terdiri dari 2 yaitu inlay dan onlay. Kelas II Inlay adalah
keadaan dimana karies mengenai permukaan oklusal dan satu atau lebih
permukaan proximal di gigi posterior. Sedangkan kelas II Onlay adalah keadaan
dimana ketika ujung cusp telah terestorasi, tetapi bagian lingual dan facial nya
tidak terinfeksi. Prosedur dari restorasi logam cor terdiri dari dua yaitu
mempreparasi gigi dan membuat cetakan dari hasil preparasi, setelah itu
memasang restorasi indirect yang telah dibuat.
Bahan yang diguanakan untuk restorasi logam cor terdiri dari berbagai
macam casting alloys, dimana casting alloys nya ini memilih high compressive
dan tesnile strength yang berguna untuk restorasi yang membentuk kembali
sebagian banyak permukaan oklusal. Empat alloy yang digunakan untuk cast
alloy, yaitu :
a. Traditional high-gold alloys
b. Low gold alloys
c. Palladium silver alloys
d. Base metal alloys
Indikasi pernggunaan restorasi logam cor, yaitu :
a. Restorasi yang lebar
Pada restorasi inlay kekuatan yang lebih tinggi pada castig alloy
dibutuhkan dan untuk mengkontrol bentuk superior dam kontak pada gigi.
Pada restorasi onlay mahkota pada gigi yang sudah lemah karena karies
atau karies sudah lebar atau restorasi yang gagal tetapi bagian permukaan
facial dan lingualnya tidak terinfeksi, juga digunakan untuk menahan daya
yang diberikan pada permukaan oklusal restorasi untuk mencegah
terjadinya fraktur.
b. Gigi yang sudah dilakukan perwatan endodontik
c. Gigi yang memiliki resiko fraktur
d. Rehabilityasi gigi dengan cast metal alloy
Bila gigi tetangga taau gigi lawan sudah menggunakan restorasi logam cor,
maka gunakan bahan yang sama untuk restorasi selanjutnya agar
meminimalisir arus listrik, juga aktifasi korosi yang kadang terjadi dalam
mulut pada saat restorasi saling berkontak.
e. Diastema closure and occlusal corection
f. Removable prostodontic abutment
Kontraindikasi penggunaan restorasi logam cor, yaitu :
a. High caries rate
b. Young patient
c. Esthetic
d. Small restoration
Keuntungan penggunaan restorasi logam cor, yaitu :
a. Strength
Menjaga gigi terjadinya fraktur.
b. Biocompability
Tidak reaktif dilingkungan oral.
c. Low wear
d. Control of contour and contact
Kerugian penggunaan restorasi logam corm yaitu :
a. Banyaknya kunjungan dan lamanya waktu preparasi
b. Restorasi sementara
Sebelum pengaplikasian restorasi logam cor, pasien diberi tambalan
sementaram dan tambalan tersebut dapat hilang atau risak sebelum jadwal
bertemu dokter.
c. Biaya
d. Teknik yang rumit
e. Splitting forces
Initial Procedure
a. Oklusi
Seebelum di anastesi di cek kontak oklusalnya untuk menentukan apakah
hubungan oklusi dapat diperbaiki menggunakan cast metal restoration atau
tidak. Evaluasi yang dilakukan meliputi :
1. Kontak oklusi makximum intercuspation dimana gigi berintegrasi
secara penuh
2. Kontak oklusal yang terjadi pada saat pergeseran mandibula
b. Anesthesia
Anastesi yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
produksi air ludah
c. Consideration for temporary restoration
Sebelum dipreparasi, dibuat cetakan pre-operative terlebih dahulu
menggunakan bahan cetakan elastik, bisa menggunakan alginat atau
polyvinil siloxane (lebih akurat, stabil, dan durability). Teknik yang
diguanakan yaitu :
1. Oleskan bahan adesif pada quadrant tray
2. Buat cetakan pre-operatif
3. Cek cetakan pre-opreatif
4. Apabila menggunakan alginat lapisi menggunakan tisu basah

Preparasi Kelas II Logam Cor


Initial Preparation
a. Occlusal Step
1. Membuat outline form pada daerah yang terkena infeksi karies.
2. Lakukan preparasi menggunakan karbid bur No. 271 untuk membuat initial
dept terlebih dahulu yaitu 1,5 mm pada aera yang terkena infeksi. Untuk
gigi posterior rahang atas panjang sumbu daru bur paralel atau sejajar
dengan panjang mahkota gigi. Sedangkan untuk molar dan premolar pada
rahang bawah panjang sumbu bur agar dimiringkan secara lingual sejajar
dengan panjang gigi.
3. Perluasan ke mesial wall harus dilakukan sekonservatif mungkin untuk
dentin yang mendukung marginal ridge.
4. Membuat bevel marginal
5. Perluasan ke mesiofacial triangular groove menggunakan bur slender No.
169L.

6. Membuat bentuk retensi dovetail agar menghasilkan restorasi yang pas


hanya untuk gigi tersebut.
b. Proximal Step
1. Perluas ke daerah proximal hingga terlihat pertemuan enamel dan dentin.

2. Cutting atau memotong proximal ditch.


3. Proximal ditch diperluas kearah distal dimana lebar ditch mesio-distal yaitu
0,8mm dimana 0,5 dentin dan 0,3 enamel.
4. Membuka enamel yang terisolasi atau tersisa di bagian proximal
menggunakan bur atau ekskavator.

5. Gunakan modofied palm and thumb grasp untuk melakukan perluasan di


distofacial dan distolingual dan untuk mengikir dinding gingiva.
6. Buat cutting retention grooves pada facial dan lingual.

Final Preparation
a. Removal of infected carious dentin and pulp protection
1. Evaluasi kembali internal wall secara visual atau dibantu dengan sonde.
2. Apabila masih ditemukan karies, ambil karies yang tersisa menggunakan
bur bulat No. 2 atau No. 4 dengan kecepatan rendah atau bisa juga
menggunakan ekskavator. Pada saat pengambilan karies yang tersisa di
dinding axial, tidak boleh memperdalam seluruh axial wall karena pulpa
akan terinfeksi sebagai hasil dari dekatnya gingivoaxil daerah preparasi.
3. Setelah karies diambil, gunakan light-cured GIC dan aplikasikan pada
kavitas yang lebih dalam dari preparasi awal, dan buat preparasi tidak
undercut karena light-cured GIC berikatan dengan struktur gigi.
4. Aplikasikan base untuk meminimalisir iritasi pada pulpa.
b. Preparation of bevels and flares
1. Gunakan retraction cord pada gingival sulcus dan diamkan beberapa menit
2. Sulcus gingiva terbuka setelah cord dihilangkan
3. Buat bevel margin ginggiva dengan mesial tilting untuk menghasilkan bevel
30o marginal metal.

4. Buat secondary flare dengan carbide bur No. 169L atau dengan paperdisk,
untuk menghasilkan 40o marginal metal dan 140o pada marginal enamel.

5. Buat bevel pada margin occlusal 40o marginal metal, namun apabila lereng
cusp sudah curam tidak usah di bevel karena bevel sudah terbentuk 40o
tanpad perlu di bevel.
6. Buat bevel pada axio pulpa line angle dan margin mesial 40o marginal
metal.
TEKNIK RESTORATIF UNTUK RESTORASI CAST METAL

A. Interoklusal record (pencatatan interoklusal)


Sebelum mempreparasi gigi, oklusal kontak dan semua pergerakan ke
lateral serta protusif harus dievaluasi dengan hati-hati dan benar. Jika
pasien mempunyai cukup canine guidance untuk menetapkan disoklusi
dari gigi posterior, oklusi pasien diperoleh dari :
a) Membuat catatan maximum intercuspation interocclusal dengan
commercially available bite registration pastes.
b) Membuat cetakan full arch dan membuat model di cetakan dan
artikulasi.
Cara pertama biasanya digunakan jika operator akan mempreparasi
satu gigi, sedangkan yang kedua jika mempreparasi 2 gigi. Membuat
catatan maximum intercuspation interocclusal dengan commercially
available bite registration pastes. Komposisi dari bite registration
pastesnya adalah PVS (polyvinyl siloxane) impression material. Beberapa
material tersedia dalam sistem catridge yang secara otomatis mencampur
pasta base dan accelerator dan dikeluarkan melalui dissposible mixing tip
khusus.
Gambar A dan B. Menggunakan cartridge dispenser dan disposable
automixing tip, base dan accelerator pasta secara otomatis tercampur dan
bisa langsung di aplikasikan untuk mencetak bagian gigi yang dituju
beserta gigi sebelah dan gigi yang berlawanannya.
Gambar C. Instruksikan pasien untuk beroklusi sehingga tercapai posisi
maximum intercuspation interocclution.
Gambar D. Setelah setting, ambil the maximum intercuspal interocclusal
record dan lakukan inspeksi.
maximum intercuspal interocclusal record ini dapat membantu teknisi untuk
mendapatkan informasi mengenai bagaimana membentuk bentuk permukaan
oklusal gigi dan posisi dari kontak oklusi pada restorasi, namun tidak memberikan
informasi bagaimana struktur dan posisi ketika mandibula bergerak. Jika kita
ingin mendapatkan informasi untuk kontak gigi saat mandibula bergerak, maka
teknisi harus membuat full-arch impressions dan mounting casts made from these
impressions on a properly adjusted semi-adjustable articulator. Kegunaan dari
full-arch impressions dan mounting casts on a properly adjusted semi-adjustable
articulator adalah untuk restorasi luas pada pasien yang oklusal posterornya
menggunakan restorasi cast metal.

Full-arch impressions dan mounting casts made from these impressions on a


properly adjusted semi-adjustable articulator

B. Restorasi Sementara
Ketika diantara waktu kita menunggu gigi telah dipreparasi dan menunggu
restorasi cast metal dikirim, sangat penting untuk membuat pasien nyaman
dan gigi harus diproteksi dan distabilisasi dengan restorasi sementara yang
adekuat. Restorasi sementara biasanya dilakukan secara direct di dalam
mulut pasien. Namun bisa juga dilakukan secara indirect, namun
langkahnya lebih rumit. Restorasi sementara harus mempunyai ketentuan:
a) Tidak boleh mengiritasi dan melindungi gigi
b) Harus melindungi jaringan periodontium
c) Harus sesuai dan menjaga gigi yang di preparasi, gigi sebelahnya
dan gigi yang berlawanan
d) Harus sesuai dengan fungsi estetik fonetik dan mastikasi
e) Harus kuat dan proteksinya baik

Terdapat 2 teknik restorasi sementara :


1. Tekhnik restorasi sementara Indirect
Tekhnik restorasi sementara Indirect memiliki beberapa keuntungan :
a. Tekhnik restorasi sementara Indirect menghindari kemungkinan locking
on pada saat setting di undercuts pada preparasi gigi.
b. Tekhnik restorasi sementara Indirect menghindari polimerisasi metrial
sementara secara langsung pada dentin dan menghindari potensi iritasi.
c. Bisa mengevaluasi preparasi
Untuk membentuk indirect temporary, pertama-taman impresi dari gigi
yang dipreparasi dibuat dengan fast setting impression material. Sendok cetak
plastik impression yang telah diolesi dengan tray adhesive digunakan.
Gunakan alginate, pastikan gigi tersebut sedikit terbasahi saliva, kemudian
alginate diaplikasikan berlebih dan tekan dengan jari untuk memastikan tidak ada
udara yang terperangkap. Jika sudah elastis, impression tersebut dilepas. Dan
inspeksi cetakan kemudian isi dengan gips plaster atau stone.

Setelah setting, lepaskan cetakan gips dari alginate dan pre-operative impression
material yang mencatat gingival sulcus harus dibuang. Selain sulcus gingiva juga
jaringan lunak yang tercetak harus dibuang karena akan mengganggu ketika
seating the post-operative cast in the impression. Kemudian coba setting the post-
operative cast into the pre-operative impression. Buat margin dengan pensil
berwarna. Aplikasikan release agent pada cast, kemudian isi pre-operative
impression dengan material sementara di area gigi yang di preparasi. Posisikan
kembali cast pada impression (cetakan), pastikan cast tidak over seat, kemudian
bentuk cast sesuai anatomi.
Kemudian, dengan menggunakan bur no 271 (small acrylic bur atau
diamond), buanglah material yang berlebih dispanjang facial dan lingual margin.
Garis berwarna yang dibuat diawal membantu untuk proses trimming material
berlebih. Untuk bagian interproksimal gunakan thin diamond instrument atau
slender no 169L. Setelah semua material berlebih hilang, dokter gigi harus
memotong batas gigi yang tidak di preparasi 1mm dari proximal contact.
Kemudian kontur bagian permukaan yang akang berkontak dengan batas gigi
yang tidak terpreparasi pada pasien. Kemudian setelah halus, insersikan temporary
restoration pada gigi pasien. Dan lihat ketika pasien beroklusi semua bagian gigi
harus beroklusi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai