PEMBAHASAN
1. Splint Ekstrakoronal
Splint ekstrakoronal sangat sederhana dan reversibel karena tidak membutuhkan
pengurangan struktur gigi. Splint tersebut membutuhkan waktu kunjungan yang lebih sedikit
dan lebih ekonomis. Kerugian splint ekstrakoronal antara lain dapat menghambat
pembersihan plak dan pemeliharaan kebersihan mulut. Splint ekstrakoronal juga buruk secara
kosmetik akibat kontur yang bulky.
1. Welded Band Splint
Untuk stabilisasi sementara gigi posterior maupun anterior. Memperbaiki gigi dengan
menempatkan ligatur brasswire pada interdental selama 24 jam sebelum splinting.
Adaptasikan strip stainless steel dengan ketebalan 0,003 sampai 0,005 inch ke gigi dan
disambung menjadi bentuk band. Sambungkan strips selanjutnya ke permukaan mesial
band pertama. Beberapa strip dapat ditambahkan dan dibentuk menjadi band untuk gigi
permanen. Band tidak boleh mengenai gingiva. Splint juga dapat dibuat pada model dan
disementasi pada gigi.
2. Continuous Clasps
Terbuat dari akrilik, emas, atau cast stainless steel. Splint diposisikan dan dipindahkan
pada gigi tiruan sebagian. Ujung yang tajam harus dibulatkan. Tipe splint ini
memungkinkan oral hygiene yang adekuat.
3. Night Guards
Terbuat dari heat cured akrilik dan menutupi seluruh permukaan oklusal gigi. Splint
ini dapat dibuat cukup tipis agar nyaman digunakan. Splint harus menutupi permukaan
oklusal gigi dan meluas 1-2 mm melewati permukaan fasial gigi. Permukaan oklusal
harus didesain untuk menyediakan ekskursi mandibula yang menaikkan dimensi vertikal
tidak lebih dari 1 mm pada regio molar.
4. Rochette Splint
Gigi yang akan di splint dicetak dan dibuat chrome-cobalt splint yang sesuai dengan
permukaan lingual gigi. Permukaan lingual gigi dikeringkan dan dietsa dan splint di lem
pada posisinya dengan bahan komposit.
5. Ligasi Kawat
Splint ini memuaskan untuk stabilisasi gigi anterior. Digunakan kawat stainless steel
dengan ketebalan 0,007 sampai 0,010”. Kawat dengan panjang 12 inch digunakan sebagai
arch wire dan bengkokkan pada 6 gigi anterior. Kawat harus diposisikan apikal terhadap
titik kontak dan insisal terhadap cingulum dan kemudian putar dengan longgar ujung
bukal dan ujung lingual pada ujung yang sama. Tempatkan kawat pada interdental
mengelilingi kawat pertama dan dibawah titik kontak. Kencangkan dengan memutar
searah jarum jam dengan needle holder. Kencangkan ligatur interdental terakhir setelah
semua ligatur interdental lain dan arch wire telah dikencangkan. Potong ujung wire
sekitar 2-3 mm dan bengkokkan pada celah interdental. Self-cure acrylic atau composite-
acid etch resin diletakkan diatas kawat.
2. Splint Intrakoronal
Splint Intracoronal merupakan salah satu contoh splinting yang dapat digunakan sebagai
splinting semipermanen. Splinting intracoronal dapat digunakan pada gigi posterior maupun
gigi anterior juga dapat dilakukan pada kasus periodontitis lanjut yang diperberat oleh trauma
oklusi sekunder, dimana pendekatan restorative yang kompleks dan mahal tidak
memungkinkan bagi pasien, misalnya keadaan keuangan aatau kesehatan pasien yang
kemungkinan konsekuensi dan keuntungan yang ada harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
a. Splint Acrylic
Merupakan jenis splinting yang memerlukan preparasi pada cingulum dan tepi insisal gigi.
Lebarnya sekitar 3mm dan kedalamannya 2mm pada aspek lingual gigi lalu ditempatkan
platinized knurled wire (22-16 gauge) atau kawat stainless steel, lalu di atas kawat tersebut
ditempatkan self cure acrylic. Splint jenis ini merupakan salah satu metode efektif untuk
menstabilkan gigi untuk periode waktu yang lama namun dapat terjadi kebocoran acrylic.
b. Splint Komposit
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan perawatan splinting
seperti posisi gigi antagonis, gigi berjejal, spacing, rotasi, dan ukuran embrasure. Pada splint
jenis ini, pemilihan warna komposit merpakan hal yang penting. Splint komposit memerlukan
preparasi pada enamel tanpa mengenai dentin, sedikit lebih apical dari titik kontak. Splinting
ini menggunakan single atau double wire 0,010 yang diletakkan pada groove.
Splint jenis ini umumnya digunakan pada gigi posterior dengan mempreparasi mesio-okluso-
distal yang kemudian direstorasi menggunakan amalgam yang terdapat kawat dengan
diameter 0,05 inch yang ditanam kemudian dikondensasi.